BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV ALAT DAN BAHAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. dengan kebutuhan, ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

TINJAUAN ALAT & BAHAN BANGUNAN. yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah proyek menjadi lebih efisien. Alat

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop


BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT


BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang


BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

IV Material. Bab. dan peralatan BAB IV BAHAN. diperoleh. pelaksanaan. Pada proyek. Excavator tanah ke. ditempat lain.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti :

PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PENDADARAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSEMBAHAN... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan peralatan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di Rumah susun KS Tubun, maka di

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB IV BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

Bab V. Metode Pelaksanaan Kerja

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB III BAHAN BANGUNAN DAN ALAT

Transkripsi:

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah disyaratkan. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan, ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang tersedia. Demikian pula cara penggunaannya, harus mengikuti prosedur pengoperasian dan perawatannya, sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan untuk pekerjaan pembangunan proyek Wang Residence ini yaitu : 4.1.1 Tower Crane Dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan bertingkat, Tower Crane (TC) sering digunakan sebagai alat bantu untuk pemindahan material secara vertikal dan horisontal. Untuk efisiensi biaya proyek, perkiraan jadwal dan waktu penggunaan TC perlu dilakukan sebelum pelaksanaan konstruksi. Pada proyek bangunan bertingkat TC pada umumnya digunakan untuk pekerjaan pengangkatan material-material (seperti baja tulangan, semen/mortar, dan kolom/balok baja) dan pengangkatan alat-alat (seperti Excavator, Concrete Bucket, bekisting dan scafolder). Dalam penggunaan TC untuk banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan TC maka dibutuhkan program yang dapat menghitung efektivitas penggunaan TC. Perkiraan waktu penggunaan TC mencakup waktu untuk gerakan IV - 1

vertikal (hoist), berputar (swing) dan horisontal (trolley) dapat dihitung secara matematis untuk setiap jenis pekerjaan TC, dengan memperhitungkan faktor kondisi pekerjaan dan kondisi manajemen. 1. Cara Kerja Tower Crane a. Mekanisme Pengangkat (hoisting mechanisme). Digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang dikehendaki. Cara kerja mekanisme pengangkat pada tower crane adalah motor penggerak menggerakkan atau memutar drum penggulung kabel baja yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja. Kemudian dari drum penggulung tersebut diteruskan ke sistem puli. Setelah itu kabel baja tersebut pada ujungnya dipasang kait, yang fungsinya untuk menaruh muatan yang akan dipindahkan. Apabila mau melakukan pengangkatan atau penurunan muatan maka kita tinggal menghidupkan motor penggerak yang akan memutar drum penggulung kabel baja tersebut. b. Mekanisme Penjalan (traveling mechanisme). Digunakan untuk memindahkan muatan (beban) sepanjang lengan crane (pengangkat) secara horizontal. Cara kerja mekanisme gerak berjalan (trolley) pada tower crane adalah motor penggerak yang dihubungkan lengan drum penggulung kabel baja pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja yang dihubungkan dengan sistem puli yang pada ujung kabel baja tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang lengan pengangkat tersebut. IV - 2

c. Mekanisme Pemutar (slewing mechanisme). Digunakan untuk memindahkan beban sejauh radius lengan pengangkatannya. Cara kerja mekanisme pemutar adalah motor penggerak pada mekanisme pemutar yang dihubungkan dengan sistem roda gigi yang tujuanya untuk menurunkan putaran yang dihasilkan dari motor penggerak. Dari putaran yang masih tinggi dari motor penggerak menjadi putaran yang diinginkan (direncanakan). Roda gigi tersebut dihubungkan dengan meja putar yang ada pada bagian sambungan antara menara atau tiang utama dengan lengan. Apabila kita ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka kita tinggal menghidupkan motor penggerak yang akan memutar roda gigi tersebut. 2. Bagian Utama Tower Crane Bagian-bagian Tower Crane terdiri dari : a. Rangka b. Kabel Baja (Ropes) c. Kait (Hook) d. Pulley (Shave) e. Drum penggulung kabel baja f. Motor Penggerak g. Bobot penyeimbang (Counter Weight) IV - 3

Gambar 4.1 Tower Crane 4.1.2 Mobile crane Mobile crane diperlukan untuk proses pemasangan tower crane. Mobile crane yang digunakan dalam proyek Apartemen Wang Residence ini berkapasitas 50 Ton. IV - 4

Gambar 4.2 Mobile Crane 4.1.3 Passenger Hoist Passenger Hoist adalah alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan dalam proyek. Fungsi alat ini sebagai alat transfer material maupun pekerja/tukang. Alat ini digunakan dalam pekerjaan di bangunan yang tinggi. Gambar 4.3 Passenger Hoist IV - 5

4.1.4 Excavator (Back hoe) Excavator (Backhoe) merupakan jenis alat berat yang digunakan untuk memindahkan material tanah ke tempat lainnya. Backhoe ini sangat berguna dalan proyek karena manfaat excavator adalah menggali tanah dan memindahkan bebatuan. 4.1.5 Truck Mixer Gambar 4.4 Back hoe Truck mixer digunakan untuk mengangkut beton campuran dari batching plant ke lokasi proyek yang akan dilakukan pengecoran. Pembuatan beton campuran tidak dapat dilakukan di dalam proyek, sehingga diperlukan truck mixer untuk mengangkutnya. Truck mixer berguna karena pada saat pengangkutan campuran beton terus diputar, sehingga beton tidak mengeras. Truck mixer yang digunakan berkapasitas 7 m 3. Truck mixer dilengkapi tangki air yang berfungsi untuk membersihkan pengaduk dari sisa-sisa campuran beton. Untuk pengecoran ini PT Pembangunan Perumahan (Persero) ini bekerjasama dengan PT Pionir Beton dan PT Adhimix Beton. IV - 6

Gambar 4.5 Truck Mixer 4.1.6 Concrete Pump Alat ini digunakan untuk mengecor, dimana lokasi yang akan dicor tersebut jauh atau berada pada ketinggian tertentu. Alat ini dilengkapi dengan pipa-pipa yang dapat disambung sehingga campuran beton dapat menuju ke lokasi yang akan di cor. Cara kerja alat ini yaitu dengan cara memberikan tekanan udara ke pipa yang akan dimasukkan campuran beton, sehingga adukan dapat sampai ke lokasi pengecoran. Concrete pump truck biasanya digunakan untuk pengecoran lantai atau slab dengan kapasitas yang besar, alat ini mempunyai kapasitas pengecoran ± 25 m 3 per jam. Keberadaan alat ini pun menjadi salah satu hal yang penting dalam berjalannya suatu proyek mengingat fungsi dari concrete pump truck adalah sebagai pemompa cor, sehingga apabila alat ini mengalami kerusakan akan menyebabkan schedule pekerjaan menjadi lama. IV - 7

Gambar 4.6 Concrete Pump 4.1.7 Concrete Bucket Alat ini digunakan untuk menampung ready mix yang berada di truck mixer, kemudian diangkut oleh tower crane untuk dibawa ke lokasi pengecoran. Alat ini hanya bisa melakukan pengecoran dalam kapasitas kecil dengan campuran beton yg lebih encer, biasa digunakan untuk mengecor kolom, shear wall, dan core wall. Gambar 4.7 Concrete Bucket IV - 8

4.1.8 Bar Bender Bar Bender digunakan untuk membengkokkan baja tulangan sesuai dengan peruntukkan, seperti membuat sengkang, kait, dan sebagainya. Alat ini menggunakan sistem hidrolis, sehingga dapat dengan mudah membengkokkan besi baja. Gambar 4.8 Bar Bender 4.1.9 Bar Cutter Bar Cutter digunakan untuk memotong baja tulangan sesuai dengan kebutuhan panjang dari baja tulangan itu sendiri. Cara kerja dari bar cutter ini yaitu dengan menggunakan tenaga listrik, dan membutuhkan dua orang pekerja, dimana seorang pekerja mengarahkan posisi besi, dan seorang lagi mengoperasikan bar cutter. IV - 9

Gambar 4.9 Bar Cutter 4.1.10 Genset Genset adalah singkatan dari Generating Set. Fungsi alat ini adalah membangkitkan tenaga listrik, dengan menggunakan bahan bakar berupa solar. Pada saat listrik di sekitar lokasi proyek sedang padam, alat ini sangat berguna untuk kelangsungan jalannya pelaksanaan proyek tanpa harus menunggu listrik nyala. Gambar 4.10 Genset IV - 10

4.1.11 Concrete Vibrator Concrete Vibrator digunakan untuk memadatkan beton pada saat pengecoran supaya tidak ada rongga udara di dalam adukan beton dan alat ini digunakan untuk meratakan beton supaya tidak menumpuk di satu tempat pada saat pengecoran. Alat ini bekerja dengan bantuan tenaga listrik, pada saat dinyalakan ujung dari vibrator dimasukkan ke dalam adukan beton, karena pada ujung vibrator inilah yang bergetar. Sedangkan pada saat pengecoran kolom dan corewall vibrator diletakkan pada bekisting. Gambar 4.11 Concrete Vibrator 4.1.12 Air Compressor Alat ini digunakan untuk membersihkan area yang akan dilakukan pengecoran, dan juga untuk membersihkan bekisting dari debu-debu yang menempel di atas bekisting. IV - 11

Gambar 4.12 Air Compressor 4.1.13 Scaffolding Alat ini digunakan untuk penyangga, biasanya digunakan untuk menyangga bekisting pada saat pengecoran plat lantai dan balok. Dan juga dapat di fungsikan sebagai tangga. Tinggi rendah dari scaffolding dapat diatur sesuai dengan kebutuhannya. Scaffolding atau yang biasa disebut stegger adalah alat yang terbuat dari besi dan berbentuk rangka yang berfungsi untuk menahan atau menyangga bekisting pada saat pengecoran balok, pelat, maupun tangga. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Tinggi rendah dari scaffolding dapat diatur sesuai dengan kebutuhannya. Adapun fungsi scaffolding adalah sebagai berikut : 1. Sebagai struktur sementara untuk menahan beton yang belum mampu memikul beratnya sendiri (pada pelaksanaan pengecoran). IV - 12

2. Sebagai struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan bata, plesteran, pengecatan. Dalam satu set scaffolding terdiri dari : 1. Main Frame yang merupakan penyangga utama, berfungsi memikul beban yang diterima dari bekisting. 2. Bracing Diagonal yang digunakan sebagai pengaku dari Main Frame sehingga tidak berubah tempat dan stabil. 3. U Head Jack, adalah bagian yang dipasang pada bagian paling atas dari Main Frame sebagai tempat untuk meletakkan Horry Beam. 4. Base Plat adalah bagian yang dipasang pada bagian paling bawah dari Main Frame sebagai alat untuk menyalurkan beban dari Main Frame ke tanah atau pelat lantai di bawahnya. Gambar 4.13(a) Bagian-bagian Scaffolding IV - 13

Gambar 4.13(b) Scaffolding 4.1.14 Waterpass Waterpass ini digunakan oleh surveyor untuk memastikan letak / kedudukan serta kerataan permukaan struktur. Gambar 4.14 Waterpass IV - 14

4.1.15 Theodolit Theodolit digunakan untuk pengukuran area dan menentukan as bangunan sedangkan waterpass digunakan untuk mengukur ketinggian (leveling) pada pekerjaan proyek konstruksi. Gambar 4.15 Theodolit 4.1.16 Pompa Air Pompa air adalah alat yang digunakan untuk (dewatering) memompa air tanah yang keluar dari rembesan di diafragma wall dan air hujan yang menggenang pada saat pekerjaan basement berlangsung. Alat ini digunakan pada saat pekerjaan basement agar air tanah yang keluar tidak mengganggu pekerjaan, dan agar tidak ada genangan air saat pekerjaan pengecoran. Pompa ini biasanya diletakkan di permukaan tanah yang memiliki elevasi tertendah, supaya air mengalir ke satu arah dan berkumpul dalam satu genangan, sehingga mudah untuk dipompa keluar. IV - 15

Gambar 4.16 Pompa Air 4.1.17 Trafo Las Alat ini digunakan untuk mengelas (menyambung) baja tulangan dengan baja tulangan yang lain. Alat ini bekerja dengan bantuan listrik. Gambar 4.17 Trafo Las IV - 16

4.1.18 Trowel Alat ini digunakan untuk meratakan permukaan pelat lantai yang dicor. Penggunaannya setelah pelat lantai beton setengah mengering, ditaburkan bahan tambah pengeras lantai beton (floor hardener) secara merata, lalu digunakan alat trowel ini. Gambar 4.18 Trowel 4.1.19 Stamper Stamper adalah alat mesin yang dipergunakan untuk pemadatan tanah. Alat ini merupakan alat yang sangat membantu untuk mempercepat proses pemadatan tanah timbun maupun pemadatan tanah asli kohesif. Gambar 4.19 Stamper IV - 17

4.1.20 Bekisting Bekisting dipasang sebelum dilakukan pengecoran. Guna dari bekisiting adalah untuk menampung dan membentuk beton di tempatnya sesuai dengan bentuk yang telah didesain. Bekisting sebelum dipasang bagian ratanya diberi cairan pelumas, supaya pada saat pelepasan bekisting beton tidak menempel pada bekisting. Gambar 4.20 Bekisting 4.1.21 Peralatan Pendukung Disamping alat di atas, untuk kelancaran pekerjaan digunakan pula alat bantu konvensional lainnya, seperti : 1. Helm 2. Tang/Pemotong 3. Sekop 4. Ember 5. Kakatua /Gegep 6. Cangkul 7. Lampu Lapangan 8. Palu 9. Sendok Semen 10. Dan Lain-lain IV - 18

Gambar 4.21 Peralatan Pendukung 4.2 Material Selain Peralatan-peralatan seperti diatas, dalam suatu pekerjaan proyek juga membutuhkan material sebagai bahan dasar. Material adlah suatu zat atau bahan yang dapat digunakan untuk membuat sesuatu yang lebih berguna. Dimana dalam suatu proyek pembangunan gedung maupun infrastruktur lainnya membutuhkan material sebagai bahan dasarnya. 4.2.1 Beton Ready Mix Beton Ready Mix merupakan material utama untuk sebuah bangunan. Pengunaan beton ready mix dipandang lebih praktis dan lebih efisien, hal ini dikarenakan pengadaannya lebih cepat sesuai kebutuhan, tempat / lapangan kerja yang diperlukan lebih efisien, serta mutu yang dihasilkan lebih terjamin karena merupakan hasil pabrikasi. Beton ini terdiri dari beberapa campuran material berupa kerikil, pasir, semen dan dapat ditambah zat aditif atau pun bila diperlukan ditambah dengan beton integral dengan kadar sesuai kebutuhan kekuatan. Kekuatan beton yang digunakan dalam proyek ini berbeda-beda sesuai dengan IV - 19

strukturnya. Proses pengadaan material beton ini sama dengan proses diatas dan telah disesuaikan dengan schedule pemesanan beton yang telah dibuat oleh Supervisor Gudang. Saat beton datang ke proyek, proses pengujian slump akan dilakukan dengan ketentuan nilai slump yang telah ditentukan dalam spesifiasi teknis. Pengujian slump ini dilakukan oleh Quantity Control untuk dibuatkan laporan ceklis slump. Bila nilai slump yang di lakukan tidak sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis, maka beton tersebut akan dikembalikan ke supplier. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengunaan beton ready mix dalam pekerjaan kontruksi, yaitu : 1. Pihak kontraktor sebagai instansi yang memesan beton ready mix sebaiknya meminta kepada pabrik pembuat beton untuk melakukan mix design sesuai spesifikasi yang direncanakan. 2. Untuk langkah selanjutnya pihak pabrik pembuat beton supaya melaukan trial mix atau membuat beberapa contoh beton dengan melakukan beberapa percobaan percampuran antara semen, agregat kasar, agregat halus, dan air. Setelah jadi kemudian dilakukan proses curing dengan cara direndam di dalam air, setelah masa curing selesai, ketika umur beton 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari supaya dilakukan pengujian kuat tekan beton di laboratorium, tujuannya adalah untuk mengetahui kekuatan beton untuk mendapatkan campuran beton yang sesuai dengan mutu beton yang dipesan. 3. Pihak penyedia beton ready mix yang melakukan mix design dan trial mix harus melaporkan hasil pengujian kepada pihak kontraktor untuk meyakinkan bahwa beton yang dipesan sudah dilakukan pengujian dan sesuai dengan mutu beton yang dipesan. IV - 20

4. Setelah mendapatkan campran material beton yang sudah sesuai dengan mutu beton yang diinginkan maka spesifiksi tersebut dapat digunakan di lapangan. Gambar 4.22 Beton Ready Mix 4.2.2 Besi Material ini juga merupakan material utama dalam sebuah proyek pembangunan. Besi ini akan dijadikan sebagai tulangan untuk memperkuat struktur. Jumlah tulangan dan diameter tulangan yang digunakan telah ditentukan di dalam shop drawing. Dalam pengunaan besi sebagai tulangan, besi itu harus melalui beberapa pengujian seperti pengujian tarik dan uji bending. Setelah dua pengujian itu berhasil maka besi tersebut dapat digunakan. Besi yang digunakan sebagai tulangan dalam proyek pembangunan apartemen ini adalah besi ulir dengan ukuran diameter tulangan sesuai dengan spesifikasi struktur, sebagai berikut : IV - 21

1. Besi ulir D29 : Tulangan Utama Kolom, Shear Wall, dan Core Wall 2. Besi ulir D25 : Tulangan Utama Balok Induk 3. Besi ulir D19 : Tulangan Utama Balok Anak 4. Besi ulir D16 : Tulangan Sengkang Tumpuan Kolom 5. Besi ulir D13 : Tulangan Sengkang Lapangan Kolom 6. Besi ulir D10 : Tulangan Pelat Lantai, Tulangan Sengkang Balok, dan Tulangan Pinggang Balok Penyimpanan material besi tidak boleh langsung menyentuh muka tanah dan tidak boleh terkontaminasi dengan material lain seperti air ataupun zat yang mengandung minyak, karena untuk menghindari cacat besi sepeti karat atau retak. Gambar 4.23 Besi Ulir 4.2.3 Kayu multipleks (Plywood) Multipleks merupakan bahan bekisting yang berfungsi untuk membentuk permukaan struktur yang akan dicor. IV - 22

Gambar 4.24 Kayu Multipleks 4.2.4 Besi Hollow Besi hollow merupakan besi yang dibuat berbentuk kotak dengan menggunakan bahan besi galvanis, stainless ataupun besi baja. Dalam proyek ini besi hollow digunakan untuk pembuatan batasan lantai kerja serta pembatas antar tumpukan modul half slab yang ada di tempat stock precast. Gambar 4.25 Besi Hollow IV - 23

4.2.5 Besi Siku Besi siku adalah besi pelat yang berbentuk siku 90 derajat yang panjangnya sekitar 6 meter. Dalam proyek apartemen ini besi siku digunakan untuk pembuatan panel modul half slab dan penghubung antara pelat dan wall precast. Gambar 4.26 Besi Siku 4.2.6 Kayu Kayu yang digunakan merupakan balok berdimensi 5/10 cm dan 6/12 cm dan papan yang digunakan untuk pekerjaan cetakan dan perancah. Gambar 4.27 Kayu IV - 24

4.2.7 Water Stop Water stop ini digunakan untuk beton kedap air. Biasanya digunakan pada retaining wall dan dinding-dinding luar. Agar air dari luar tidak meresap ke dalam beton merembas ke dalam bangunan. Water stop ini dipasang di bawah dinding sebelum proses pengecoran dilakukan. Gambar 4.28 Water Stop 4.2.8 Beton Decking Setelah pembesian selesai maka akan dipasang tahu beton atau beton decking yang di ikatkan pada tulangan dengan menggunakan bendrat, tahu beton berfungsi untuk menahan posisi tulangan sekaligus menjaga jarak antara tulangan dengan bekisting. IV - 25

Gambar 4.29 Beton Decking 4.2.9 Paku Paku digunakan untuk menyatukan polywood dengan balok. Polywood yang akan digunakan untuk bekisting juga disatukan dengan girder bekisting dengan paku. Ukuran paku yang digunakan dalam proyek ini disesuaikan dengan kebutuhan dan ukuran dari polywood dan baloknya. Gambar 4.30 Paku IV - 26

4.2.10 Kawat Ayam Kawat ayam berfungsi untuk batas area atau zona yang akan dilakukan pengecoran pada pelat lantai. Gambar 4.31 Kawat Ayam 4.2.11 Kawat Baja/Kawat Bendrat Kawat baja berfungsi untuk mengikat tulangan sehingga kedudukan tulangan dalam beton tidak berubah. Kawat baja biasanya berbentuk gulungan yang harus dipotong sebelum penggunaan. Gambar 4.32 Kawat Bendrat IV - 27

4.2.12 Styrofoam Styrofoam digunakan untuk menghalangi beton ready mix supaya tidak masuk dalam area yang telah direncanakan untuk tulangan balok, mekanikal elekrikal, perpipaan sehingga ketika beton sudang kering mudah dalam proses pembobokan. Gambar 4.33 Styrofoam 4.2.13 Busa Material tambahan ini dibutuhkan pada saat proses pekerjaan pengecoran. Pengunaan busa ini dimaksudkan agar air beton tidak keluar lewat sela-sela bekisting tapi dapat diserap oleh busa agar air betonnya tetap bertahan. Karena kekuatan beton sangat dipengaruhi oleh kadar air. IV - 28

Gambar 4.33 Busa IV - 29