BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika. Melalui pemecahan masalah siswa dapat. memahami masalah dari soal yang ada dengan benar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas belajar merupakan hal penting yang wajib dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas belajar siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tujuan sadar yang bertujuan untuk mengembangkan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Belajar telah dijadikan alat hidup dan wajib belajar selama

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. keberanian, siswa akan senantiasa untuk mau mencoba hal-hal yang baru,

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. proses pengembangan potensi dirinya agar dapat menghadapi perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

UPAYA PENINGKATAN KEBERANIAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL GEOMETRI DI DEPAN KELAS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau sederajat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan siswa dalam melakukan langkah - langkah pembelajaran dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi erat kaitannya dengan hasil belajar yang dicapai siswa, semakin

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang interaktif dan inovatif. dan kreatifitas melalui kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang kurang diminati atau kalau bisa dihindari oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

Kata Kunci: Pendekatan pembelajaran, RME, Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini juga tak dapat dipungkiri terjadi karena peran

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ketrampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan bagi guru dalam mengelola proses pembelajaran. Padahal, jelas. sekali bahwa keaktifan belajar siswa sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai oleh segenap warga negara sebagai sarana untuk memecahkan. yang berteknologi maju di saat sekarang maupun yang akan datang

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIK BERBASIS MEDIA BERKONTEKS LOKAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata I Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan adanya motivasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi pada dirinya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu,

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar dengan kata lain

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan di Indonesia ataupun di setiap negara. Indonesia selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Undang - Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap tiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari taman. kanak-kanak sampai sekolah menengah atas.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara diberbagai belahan dunia manapun akan selalu. mengutamakan pendidikan karena keberhasilan suatu pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Memecahkan masalah merupakan pekerjaan rutin manusia, sebab. dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan pada masalah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE

USAHA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI AKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION

BAB I PENDAHULUAN. saing di ajang internasional, rendahnya rata-rata nilai UAN (Ujian Akhir. guru menerangkan sementara murid mencatat.

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KUMON UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(PTK di kelas VIII Semester Genap MTs Negeri Karanganyar)

Bambang Supriyanto 36

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan mampu membentuk individu-individu yang. pendidikan masih rendah terutama pada pendidikan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan bagian penting lembaga formal, dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ALIMAH AMIN A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keaktifan dalam pembelajaran matematika itu penting. Karena merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Belajar adalah berbuat, oleh karena itu tidak ada belajar tanpa aktifitas. Pengalaman akan diperoleh apabila siswa aktif berinteraksi. Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa dapat membiasakan pemikiran siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan pengamatan awal serta wawancara dengan guru matematika kelas VIII A SMP N 2 Jenawi, mengenai pembelajaran matematika di SMP N 2 Jenawi ditemukan keragaman masalah yang bervariasi. Siswa kelas VIII A SMP N 2 Jenawi berjumlah 30 siswa sedangkan siswa yang mempunyai keaktifan tinggi pada saat pembelajaran yang meliputi: 1) Mengajukan pertanyaan (10%), 2) Menjawab pertanyaan (16,67%), 3) Mengerjakan latihan soal (40%), 4) Mengerjakan soal di depan kelas (2%), 5) Siswa yang mencapai nilai KKM sebesar (33,33%). Akar penyebab bervariasinya keaktifan dan hasil belajar siswa bersumber dari guru, siswa dan peralatan belajar. Akar penyebab masalah juga berasal dari pola guru dalam mengajar. Guru kurang tepat dalam memilih strategi atau metode yang digunakan dalam 1

2 proses belajar mengajar matematika. Guru juga kurang melibatkan siswa dalam mengikuti setiap tahap pembelajaran. Siswa hanyalah pasif dalam menerima pelajaran dari guru. Akar penyebab masalah juga ditemukan pada siswa misalnya banyak siswa yang malas mengerjakan soal - soal latihan, maupun pekerjaan rumah. Banyak pula siswa yang ramai ketika guru menerangkan, sehinggaketika diberi kesempatan oleh guru untuk menjawab maupun mengajukan pertanyaan tidak banyak siswa yang menggunakan kesempatan tersebut. Hal tersebut mengakibatkan siswa menjadi tidak paham akan materi yang diajarkan oleh guru. Tidak adanya metode maupun strategi pembelajaran yang menarik bagi siswa dalam mengikuti pelajaran juga akan berpengaruh terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mempelajari suatu materi. Kurang memadainya sarana dan prasarana sekolah berpengaruh pula terhahap semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar matematika dapat dilihat dari tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi keaktifan serta prestasi belajar siswa maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Dibandingkan mata pelajaran lain, matematika dipandang sebagai mata pelajaran menyeramkan. Mata pelajaran yang sulit untuk dipahami, kurang menyenangkan, ditakuti dan dihindari oleh sebagian siswa karena pada umumnya siswa juga beranggapan guru matematika adalah guru yang

3 galak. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik untuk mengikuti dan kurang aktif dalam menerima pelajaran matematika. Keaktifan dalam pembelajaran yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1)Siswa jarang mengajukan pertanyaan, meskipun guru sering meminta siswa bertanya jika ada hal yang belum dimengerti. 2) Minimnya keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan. 3) Kurangnya keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas. 4) Siswa masih cenderung malas dan pasif dalam menyelesaikan soal. Dalam mengikuti pembelajaran siswa tidak hanya bergantung pada apa yang disampaikan oleh guru, sehingga menjadikan siswa yang pasif. Siswa harus berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan mampu berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu perlu dikembangkan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Kurangnya keaktifan siswa di dalam kelas dapat terjadi karena model pembelajaran yang digunakan dalam mengajar kurang tepat. Guru dalam melaksanakan proses belajar harus mampu memilih metode dan strategi pembelajaran yang tepat. Dari banyak strategi pembelajaran yang berkembang saat ini salah satu strategi yang dapat merangsang keaktifan siswa didalam kelas adalah Realistic Mathematics Education ( RME ). Strategi pembelajaran Realistic Mathematics Education ( RME ) merupakan konsep belajar yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika

4 atau pengetahuan matematika formal. Siswa mempunyai kesempatan untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika dan siswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari. Keunggulan strategi pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) antara lain: a) Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana tidak tegang b) Materi dapat dipahami oleh sebagian besar siswa c) Alat peraga berupa benda yang berada di sekitar, sehingga mudah didapatkan d) Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan berani mengemukakan pendapat. Berdasar kepada keunggulan strategi Realistic Mathematics Education ( RME ) diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika karena dengan strategi pembelajaran ini siswa dapat menyerap informasi dengan mudah, hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yang sesungguhnya. B. Rumusan Masalah a) Apakah penerapan strategi pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII A SMP N 2 Jenawi dalam pembelajaran matematika? b) Apakah penerapan strategi pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP N 2 Jenawi dalam pembelajaran matematika? C. Tujuan Penelitian a) Secara Umum

5 1) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas VIII A SMP N 2 Jenawi. 2) Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII A SMP N 2 Jenawi. b) Secara Khusus Tujuan penelitian ini yaitu mendiskripsikan peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran RME. Keaktifan dalam belajar matematika diamati dari indikator 1) mengajukan pertanyaan 2) menjawab pertanyaan 3) mengerjakan latihan soal dan 4) mengerjakan soal didepan kelas. Hasil belajar siswa diamati dari indikator Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM). D. Manfaat Penelitian a) Manfaat teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang strategi RME bagi dunia pendidikan dan guru untuk memilih strategi yang tepat, sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika. Dan juga Sebagai referensi bagi penelitian - penelitian sejenis. b) Manfaat praktis Hasil penelitian ini juga bermanfaat dari segi praktis, sebagai berikut. 1) Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

6 belajar dalam pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran RME. 2) Bagi guru, penelitian ini daharapkan sebagai acuan bagi guru untuk memilih model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar dan memberi kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 3) Bagi sekolah, sebagai masukkan serta sebagai bahan pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran guna memperbaiki sistem pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. E. Definisi Istilah 1. Keaktifan belajar matematika Keaktifan adalah kegiatan atau tindakan. Berasal dari kata aktif yang artinya bekerja. Aktifitas adalah keaktifan, kegiatan, tindakan, kerja atau kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian tertentu. Keaktifan siswa adalah sejauh mana siswa berperan dan berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Sriyono (1992: 75), keaktifan adalah pada waktu guru mengajar harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif secara jasmani maupun rohani, keaktifan jasmani maupun rohani itu meliputi antara lain;

7 a. Keaktifan indera : pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain. Murid harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin. b. Keaktifan akal : akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat dan mengambil keputusan. c. Keaktifan ingatan : pada waktu mengajar, anak harus aktif menerima bahan pelajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam otak, kemudian pada suatu saat ia siap mengutarakan kembali. d. Keaktifan emosi : dalam hal ini murid hendaknya senantiasa berusaha mencintai pelajarannya. Melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran matematika sangatlah penting, karena dalam matematika banyak kegiatan pemecahan masalah yang menuntut keaktifan siswa. Siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan melaksanakan belajar untuk dirinya sendiri. Wujud keaktifan dari siswa adalah perilakuperilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, aktif dalam mengemukakan pendapat, antusias dalam bertanya. Agar siswa dapat tertarik dalam proses pembelajaran guru perlu membangun hubungan baik dengan siswa yaitu dengan menjalin rasa simpati dan saling mengerti. Hubungan yang baik akan menjadi

8 jembatan menuju kesuksesan, serta tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan secara maksimal. Dalam pembelajaran matematika keaktifan berpengaruh terhadap hasil belajar, siswa aktif memiliki rasa ingin tahu yang lebih dibandingkan siswa pasif. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, berpartisipasi dalam diskusi kelompok dan lain sebagainya. Agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka diperlukan berbagai upaya dari guru untuk dapat membangkitkan keaktifan mereka. 2. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukkan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menurut Abdurrahman dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008 : 14) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan menurut Juliah (2008 : 15) hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Menurut Hamalik (2008

9 : 15) hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian dan sikap- sikap, serta apersepsi dan abilitas. 3. Strategi pembelajaran RME Strategi RME dalam pembelajaran matematika merupakan proses pembelajaran matematika dengan memberi kesempatan siswa untuk berfikir kreatif untuk menemukan, memilih, membangun kembali dan menggunakan ide matematika yang telah didapat untuk menyelesaikan masalah. Menurut Sujadi dalam Kusumaningrum (2009: 20) langkahlangkah pembelajaran Matematika dengan RME terbagi atas lima langkah sebagai berikut. a. Memahami soal kontekstual. Guru memberikan masalah (soal) kontekstual dalam kehidupan sehari-hari siswa. b. Menjelaskan masalah kontekstual. Setelah siswa memahami masalah kontekstual yang diberikan, beberapa siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan apa yang dipahami dari masalah tersebut. c. Menyelesaikan masalah kontekstual. Siswa secara kelompok menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri. d. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban. Guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban secara berkelompok, kemudian diperiksa dan diperbaiki selanjutnya didiskusikan di dalam kelas.

10 e. Menyimpulkan. Dari hasil diskusi guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan terhadap suatu konsep atau prosedur yang mereka pelajari. Adapun keunggulan dari strategi RME yaitu a) Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana tegang tidak tampak. b) Materi dapat dipahami oleh sebagian besar siswa. c) Alat peraga adalah benda yang berada di sekitar, sehingga mudah didapatkan. d) Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan berani mengemukakan pendapat.