PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB 1 PENDAHULUAN. Delia Nurjanah, 2014 PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPENMELALUI PENDEKATAN SAINTIFIKDENGAN

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sebuah keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa terbagi

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan dalam kehidupan manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Tugas Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh RAHMAWATI A 310 060 211 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bagian dari kebudayaan. Sastra adalah sebuah karya yang merupakan hasil imajinasi, kreativitas, dan ekspresi dari penciptanya yang mengandung nilai-nilai estetis, karena sastra disusun dengan menggunakan bahasa-bahasa yang indah dan unik sehingga pembaca secara tidak langsung dapat belajar, merasakan, dan menghayati berbagai permasalahan kehidupan yang secara sengaja ditawarkan pengarang. Sebab di dalam sastra mengandung nilainiai yang ingin disampaikan oleh penciptanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Lukens dalam Nurgiyantoro (2007: 3) bahwa tujuan memberikan hiburan, tujuan menyenangkan dan memuaskan pembaca adalah hal yang esensial dalam sastra. Selain itu, Stewig dalam Nurgiyantoro (2007:4) mengungkapkan bahwa sastra mampu menstimulasi imajinasi anak, mampu memberikan kesenangan juga memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap kehidupan ini. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka sastra perlu diajarkan di sekolah karena pengajaran sastra tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam bidang akademik saja, tetapi juga dapat mengembangkan emosi, kepribadian, kreativitas, serta merangsang seseorang untuk lebih menghayati dan memahami kehidupan. Rahmanto (2001: 16) mengungkapkan beberapa manfaat pembelajaran sastra, yaitu: (1) membantu 1

keterampilan berbaasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3) mengembangkan cipta dan rasa, dan (4) menunjang pembentukan watak. Pembelajaran sastra di sekolah diharapkan dapat membimbing siswa agar memiliki wawasan tentang sastra, mampu mengapresiasi sastra, bersikap positif terhadap sastra, dapat mengembangkan kemampuan, wawasan, serta sikap positif bagi kepentingan pendidikan. Upaya untuk mengembangkan kemampuan, wawasan, kreativitas, serta sikap positif itu diwujudkan dengan menciptakan karya sastra. Salah satu pengajaran sastra di sekolah yang berkaitan dengan penciptaan karya sastra adalah menulis cerpen. Siswa dituntut mengembangkan kretivitasnya dengan membuat sebuah ide yang akan dijadikan topik dari cerpennya tersebut. Ide itu bisa berasal dari daya imajinasi siswa atau dari pengalaman-pengalaman yang terjadi pada dirinya atau pun yang ada disekitarnya. Siswa juga dituntut mengembangkan idenya tersebut menjadi sebuah karangan yang runtut dan padu. Oleh karenanya, pembelajaran sastra di sekolah sebenarnya sangat bermanfaat bagi siswa. Namun demikian, berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, diketahui bahwa pembelajaran sastra adalah bahan-bahan yang sulit untuk dimengerti. Selain itu, guru mata pelajaran bahasa Indonesia juga enggan mengajarkan sastra karena beranggapan bahwa karya sastra itu sulit sehingga kebanyakan guru mengambil jalan pintas dengan hanya mengajarkan teorinya. Hal seperti itu juga terjadi dalam pembelajaran sastra di kelas X SMA Al-Islam 3 Surakarta tahun ajaran 2009/2010 terutama dalam pembelajaran menulis cerpen. Pembelajaran menulis cerpen masih didominasi tentang cerpen 2

dan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, sedangkan praktik menulis cerpen masih minim sehingga siswa kurang terlatih untuk menulis cerpen. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis cerpen 25% atau 8 siswa belum mencapai batas ketuntasan belajar sebesar 65. Hal tersebut disebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menentukan ide untuk cerpen dan mengembangkannya menjadi satu kesatuan yang baik. Siswa kurang bisa menemukan ide cerita yang menarik dan mengembangkannya secara kraetif, kurang mampu menguasai bahasa, belum bisa mengorganisasikan cerita dengan baik, dan masih sering melakukan kesalahan ejaan dan tanda baca. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat tidak mempunyai minat dan motivasi untuk mengikuti pembelajaran menulis cerpen. Beberapa siswa terlihat berbicara sendiri dengan temannya, beberapa terlihat bosan dan tampak mengantuk, bahkan ada siswa yang mengerjakan tugas mata pelajaran lain, walaupun ada juga yang memperhatikan informasi yang disampaikan guru. Kurangnya minat dan motivasi tersebut disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru masih mengajar secara konvensional, pembelajaran masih berpusat pada guru meskipun siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Metode yang diterapkan pun kurang bervariasi. Metode ceramah adalah metode yang dominan digunakan oleh guru. Selain menyebabkan kejenuhan, metode tersebut tidak memudahkan siswa untuk memahami materi cerpen meskipun materi tersebut diajarkan berulang-ulang oleh guru. Penugasan digunakan guru sebagai kegiatan evaluasi pembelajaran. 3

Guru tidak menggunakan media pembelajaran lain untuk memberi variasi terhadap pembelajaran sehingga pembelajaran sangat membosankan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti merasa perlu menggunakan sebuah media pembelajaran untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran serta meningkatkan kemampuan siswa menulis cerpen. Sebab Hamalik dalam Arsyad (2009:15-16) mengungkapkan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Peneliti memilih menggunakan media gambar berseri dalam proses pembelajaran menulis cerpen. Gambar berseri ini digunakan untuk membantu siswa dalam menentukan ide. Siswa dapat menentukan ide untuk penulisan cerpennya berdasarkan peristiwa pada gambar berseri tersebut. Namun demikian, siswa tidak harus menulis cerpen sama persis dengan apa yang terdapat pada gambar berseri, siswa bisa mengembangkan ceritanya. Sebab gambar dapat menimbulkan krativitas siswa sehingga menjadi beragam dalam membahasakannya. Kebebasan siswa dalam membahasakan gambar dapat 4

memunculkan perbedaan dalam menulis cerpen. Jadi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain bisa bervariasi dalam membahasakannya. Penulis memilih menggunakan media gambar berseri sebab gambar memiliki beberapa kelebihan, seperti yang diungkapkan Sadiman (2009, 29-31) antara lain: (1) sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata, (2) gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, (3) dapat mengatasi pengamatan kita, (4) dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman, (5) harganya murah dan gampang di dapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus. Dengan dipilihnya gambar berseri sebagai media dalam pembelajaran menulis cerpen, diharapkan siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mencari ide untuk penulisan cerpen dan dapat lebih mudah mengembangkannya menjadi sebuah cerpen yang menarik. Dengan demikian media gambar berseri dapat meningkkatkan minat dan motivasi saswa dalam pembelajaran menulis cerpen serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen siswa kelas X SMA Al-Islam 3 Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 5

1. Apakah penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa kelas X SMA Al-Islam 3 Surakarta dalam pembelajaran menulis cerpen? 2. Apakah penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Al-Islam 3 Surakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk. 1. Meningkatkan minat dan motivasi siswa kelas X SMA Al-Islam 3 Surakarta dalam pembelajaran menulis cerpen dengan media gambar berseri. 2. Meningkatkan kemampuan siswa kelas X SMA Al-Islam 3 Surakarta dalam menulis cerpen dengan menggunakan media gambar berseri. D. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; 1. Minat dan motivasi siswa meningkat ditandai dengan timbulnya antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen, meliputi 30% siswa aktif bertanya, 20% memberikan tanggapan, 30% menjawab pertanyaan dari guru, dan 80% siswa mengerjakan tugas. 2. Kemampuan siswa meningkat ditandai dengan 65% siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal sebesar 6,5. 6

E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini terbagi dalam manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk: a. referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pembelajaran menulis cerpen, b. memberikan inovasi dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media gambar berseri. 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk. a. Bagi Peneliti 1) Memperoleh wawasan dan pengalaman pembelajaran menulis cerpen. 2) Mendapatkan fakta bahwa dengan media gambar berseri dapat meningkatkan pembelajaran menulis cerpen. 3) Memberikan sumbangan perbaikan pembelajaran menulis cerpen di SMA. b. Bagi Guru Bidang Studi 1) Dapat digunakan sebagai media dalam mengajarkan penulisan cerpen kepada siswa. 2) Dapat menjadi bahan kajian untuk mengatasi berbagai masalah dalam mengajarkan penulisan cerpen kepada siswa. 7

3) Dapat menjadi masukan tentang cara yang tepat agar siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. 4) Dapat menambah wawasan guru mengenai media alternatif yang dapat digunakan sebagai media dalam mengajar. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis cerpen, baik proses maupun hasil. d. Bagi Siswa 1) Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam menulis cerpen. 2) Dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa. e. Bagi Pembaca atau Peneliti Lain 1) Memperoleh fakta bahwa media gambar berseri dapat digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen. 2) Dapat digunakan sebagai bahan acuan mengembangkan pembelajaran menulis cerpen. 8