II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem posing adalah istilah dalam bahasa Inggris yaitu problem dan pose,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Efektivitas erat kaitannya dengan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan zaman, siswa dituntut menjadi individu yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Everett M Rogers dalam Latifah (2011:12) mengemukakan bahwa komunikasi

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

BAB II KAJIAN TEORETIS. matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam surat Mujadalah: 11 yaitu sebagai berikut: 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media.

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh guru matematika, kesulitan siswa dalam menalar dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam menunjang. kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Setiap orang berhak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang semakin maju, menyadarkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut

II. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

Kata Kunci : Problem Posing, Prestasi, aktivitas Belajar.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika pada umumnya identik dengan perhitungan

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik dalam hal pengetahuan maupun sikap. Salah satu pembelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam belajar matematika. Kesulitan siswa tersebut antara lain: kesulitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. pada komunikasi siswa dengan guru saja, tetapi adanya interaksi siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang memiliki peranan penting dalam berbagai ilmu serta berperan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang berkualitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi merupakan komponen penting karena membantu dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB II KAJIAN TEORETIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DASAR OTOMOTIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN. menurut National Council of Teachers of Mathematics tahun 1989 (dalam Yuliani,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat komunikasi sangat dibutuhkan untuk beraktivitas. Seseorang

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang lain. Kedua kegiatan tersebut merupakan proses pembelajaran. Dari proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tunas Mekar Indonesia yang terletak di Jalan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan mampu mengkomunikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008), efektivitas berasal dari

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan pengetahuan yang bersifat universal dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB II KAJIAN TEORITIK. NCTM (2000) menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Problem Posing Problem posing adalah istilah dalam bahasa Inggris yaitu problem dan pose, sehingga dapat diartikan sebagai pengajuan masalah, dalam artian ini masalah yang dimaksud adalah soal (Mulyatiningsih, 2012: 238). Respon siswa yang diharapkan dari situasi atau informasi problem posing adalah respon berupa soal buatan siswa. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan siswa membuat yang lain, misalnya siswa hanya membuat pernyataan (Agustina 2013: 5). Kemudian Hamzah (2003:17) mengemukakan bahwa dalam pustaka pendidikan, problem posing (pengajuan masalah) adalah rumusan masalah matematika sederhana atau perumusan ulang masalah yang telah diberikan dengan beberapa cara dalam rangka menyelesaikan masalah yang rumit. Menurut Mulyatiningsih (2012: 238) langkah-langkah pembelajaran dengan problem posing dapat dirancang sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian memberi soal-soal latihan secukupnya. 2) Siswa mengerjakan soal latihan di kelas kemudian membahas hasilnya secara bersama-sama supaya siswa tahu cara mengerjakan soal yang benar.

3) Siswa diberi tugas mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. 4) Guru menyuruh siswa secara acak atau selektif untuk menyelesaikan soal buatannya sendiri di depan kelas. 9 Silver dan Cai dalam Herdian (2009) menjelaskan bahwa pengajuan soal mandiri dapat diaplikasikan dalam 3 bentuk aktivitas kognitif matematika yakni sebagai berikut: a. Pre solution posing Pre solution posing yaitu jika seorang siswa membuat soal dari situasi yang diadakan. Jadi guru diharapkan mampu membuat pertanyaan yang berkaitan dengan pernyataan yang dibuat sebelumnya. b. Within solution posing Within solution posing yaitu jika seorang siswa mampu merumuskan ulang pertanyaan soal tersebut menjadi sub-sub pertanyaan baru yang urutan penyelesaiannya seperti yang telah diselesaikan sebelumnya.jadi, diharapkan siswa mampu membuat sub-sub pertanyaaan baru dari sebuah pertanyaan yang ada pada soal yang bersangkutan. c. Post solution posing Post solution posing yaitu jika seorang siswa memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru yang sejenis. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan Problem posing dalam pembelajaran matematika adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengajuan soal oleh siswa yang berkaitan dengan syarat-syarat pada masalah yang akan dipecahkan. Oleh karena itu, pendekatan problem posing dapat menjadi salah satu alternatif penelitian ini.

10 2. Komunikasi Matematis Komunikasi tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia karena komunikasi merupakan kebutuhan tiap-tiap individu. Dengan komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuan melalui belajar dari pengalaman, maupun melalui informasi yang mereka terima dari orang lain atau dari lingkungannya. Komunikasi memungkinkan manusia menembus jarak, ruang dan waktu. Komunikasi berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan berkembangnya zaman. Untuk dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi, seseorang dapat menyampaikan dengan berbagai bahasa termasuk dalam bahasa matematis. Sedangkan kemampuan komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa menyampaikan sesuatu yang diketahui melalui beberapa peristiwa dialog atau hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tertulis. Komunikasi matematis sangat penting dalam pembelajaran matematika, sebab melalui komunikasi matematis siswa dapat mengorganisasikan dan mengonsolidasikan pemikiran matematis mereka. Pernyataan NCTM (Karlimah, 2010:4) menulis: Menuliskan hasil penyelesaian masalah matematika kemudian mendorong siswa untuk merefleksikan pekerjaan mereka dan menglarifikasi ide-ide untuk mereka. Ketika siswa dilibatkan secara komunikatif dalam mengerjakan masalah matematis, berarti mereka diminta untuk memikirkan ide-ide mereka sendiri, atau berbicara dan mendengarkan siswa lain, dalam berbagi

ide, strategi dan solusi. Oleh karena itu keterampilan komunikasi matematis perlu pula dimiliki oleh siswa. 11 Dinyatakan pula oleh NCTM (Qohar, 2010: 46) bahwa: a. Mengorganisasikan dan mengonsolidasikan berpikir matematis (mathematical thinking) mereka melalui komunikasi. b. Mengomunikasikan mathematical thinking mereka secara koheren (tersusun secara logis) dan jelas kepada teman-temannya, guru dan orang lain. c. Menganalisis dan mengevaluasi berpikir matematis (mathematical thinking) dan strategi yang dipakai orang lain. d. Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara benar. Menurut Wihatma (2004: 20) aspek-aspek untuk mengungkapkan kemampuan komunikasi matematika siswa antara lain: a. Kemampuan memberikan alasan rasional terhadap suatu pernyataan Siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dalam menjawab pertanyaan, bagaimana (how) dan mengapa (why). Dalam berpikir rasional, siswa dituntut supaya menggunakan logika (akal sehat) untuk menganalisis, menarik kesimpulan dari suatu pernyataan, bahkan menciptakan hukum-hukum (kaidah teoritis) dan dugaan-dugaan. b. Kemampuan mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika Model matematika merupakan abstraksi suatu masalah nyata berdasarkan asumsi tertentu ke dalam simbol-simbol matematika. Kemampuan mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika tersebut misalnya mampu untuk menyatakan suatu soal uraian ke dalam gambar-gambar, menggunakan rumus matematika dengan tepat dalam menyelesaikan masalah dan memberikan permisalan atau asumsi dari suatu masalah ke dalam simbo-simbol. c. Kemampuan mengilustrasikan ide-ide matematika dalam bentuk uraian yang relevan ini berupa kemapuan menyampaikan ide-ide atau gagasangagasan dan pikiran untuk menyampaikan masalah dalam kata-kata, menerjemahkan maksud dari suatu soal matematika, dan mampu menjelaskan maksud dari gambar secara lisan maupun tertulis. Proses komunikasi matematis yang baik diharapkan dapat menstimulasi siswa untuk mengembangkan berbagai ide matematika atau membangun pengetahuannya. Oleh karena itu, problem posing menjadi salah satu alternatif

12 untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa, dengan indikator kemampuan komunikasi matematis sebagai berikut: a) Memberikan alasan rasional terhadap suatu pernyataan b) Mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika c) Mengilustrasikan ide-ide matematika dalam bentuk uraian yang relevan 3. Penelitian Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain peneliatan yang dilakukan oleh Merry (2013: 39) yang berjudul pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Hasil yang diperoleh adalah kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pendekatan pembelajaran problem posing lebih tinggi dari pembelajaran konvensional. Penelitian lainnya dilakukan oleh Hidayah (2013: 10) yang berjudul Penggunaan Metode Problem Posing Dalam Proses Pembelajaran Matematika. Hasil yang diperoleh adalah siswa lebih aktif, kreatif, dan mandiri tanpa harus banyak bergantung kepada guru dalam membuat soal. B. Kerangka Pikir Penelitian tentang pengaruh pendekatan pembelajaran problem posing terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa ini merupakan penelitian yang terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pendekatan pembelajaran problem posing (X), sedangkan kemampuan komunikasi matematis sebagai variabel terikat (Y).

13 Tingkat keberhasilan kegiatan belajar matematika tergantung dari bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi dan selain itu juga tingkat keberhasilan kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Salah satu aspek dari hasil belajar matematika adalah tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa. Semakin besar tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa menunjukkan semakin besarnya tingkat keberhasilan pembelajaran dan begitupun sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran menentukan tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa. Dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa diperlukan pendekatan yang tepat dengan situasi siswa yang diteliti, sehingga dapat memberikan untuk siswa agar dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah problem posing (pengajuan soal). Problem posing diterapkan secara berkelompok untuk melatih siswa aktif bekerjasama dengan teman kelompoknya agar siswa yang mengalami kesulitan dapat berkomunikasi dengan teman yang berkemampuan lebih agar mengetahui dan memahami masalah yang telah dibuat bersama sehingga dapat menyelesaikan secara bersama-sama pula. Disamping itu dapat membiasakan siswa aktif berpikir kritis dengan menganalisis beberapa pendapat dan akhirnya menemukan suatu solusi terbaik sehingga siswa dapat menguasai pela-jaran secara tuntas agar hasil yang diperoleh dapat meningkat. Kegiatan pengajuan soal (problem posing) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif di dalam pembelajaran. Kegiatan yang termuat dalam pendekatan problem posing adalah pre solution

14 posing yaitu siswa membuat pertanyaan berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh guru. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk aktif dalam mengetahui materi dasar yang telah dijelaskan oleh guru dan mengomunikasikannya secara tertulis dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Bila siswa tidak mengetahui materi dasar dalam pembelajaran tersebut maka siswa akan terpacu untuk mencari informasi yang dibutuhkan dalam membuat suatu pertanyaan. Atas dasar pemikiran diatas maka diharapkan pendekatan pembelajaran problem posing yang dilakukan secara berkelompok dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis belajar siswa kelas VII SMP Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung Semester Genap. C. Anggapan Dasar Penelitian ini, bertolak pada anggapan dasar sebagai berikut: 1. Setiap siswa kelas VII semester genap SMP Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 memperoleh materi pelajaran matematika sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. 2. Faktor-faktor lain yang memengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa selain pendekatan problem posing diabaikan. D. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah pendekatan problem posing berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung.