Penerapan Metode Problem Posing (Pramudita Rahmanto) 1

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Oleh: IMA NUR FITRIANA A

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

RAHMAT FAUZI NIM. K

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

LINDA ROSETA RISTIYANI K

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

UPAYA MENINGKATAN PERHATIAN BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MIND MAPPING DI KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH 14 DANUKUSUMAN SURAKARTA TAHUN 2015/2016

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS, MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTISIPATIF. Suparmi¹, John Sabari².

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN BELAJAR KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SD NEGERI KEPEK ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PAIKEM METODE GUIDED NOTE TAKING

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 2013/2014

Lilik Anton Susilo (1) & Tarto Sentono (2) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

ISSN Oleh. (I Dewa Made Warnita) Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Selemadeg

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD

Rosyidatul Nur Laily Universitas Muhammadiyah Jember, Jl. Karimata No

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

Oleh : A A Gde Wahyu Wicaksana, Universitas Negeri Yogyakarta,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

Keywords: Class Action Research, Audio Visual Video Media, Learning Outcome

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

Skripsi. Oleh: Puput Dwi Maret Tanti K

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN MELALUI PENGGUNAAN METODE TEAM QUIZ

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Peningkatkan Sikap Ilmiah Siswa Melalui Penerapan Model Discovery Learning

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Pendahuluan. Keywords: Scramble, time token, motivation learning, learning outcomes.

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling dengan Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Pendidikan Biologi Volume 3, Nomor 3 September 2011 Halaman 72-78

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Transkripsi:

Penerapan Metode Problem Posing (Pramudita Rahmanto) 1 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI BERKOMUNIKASI BAHASA INGGRIS KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO Penulis 1: Pramudita Rahmanto Penulis 2: Siti Umi Khayatun Mardiyah Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Email : protaba@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan motivasi belajar, (2) meningkatkan minat belajar (3) mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan metode problem posing pada Standar Kompetensi Berkomunikasi Bahasa Inggris Kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKK Negeri 1 Pengasih Kulon Progo. Penelitian ini merupakam penelitian tindakan kelas, yang berlangsung dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan setiap pertemuan ada 4 (empat) tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian adalah guru mata pelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris dan siswa kelas XI. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dalam persentase dan analisis data kualiatif. Skor keberhasilan sejumlah 75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) metode dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, siklus I motivasi belajar siswa sebesar 68,35%, pada siklus II naik menjadi 81,64%, (2) dapat meningkatkan minat belajar siswa, siklus I minat belajar siswa sebesar 73,12%, pada siklus II naik menjadi 84,99%. (3) kendala-kendala yang dihadapi: a) pengaturan waktu dalam pembelajaran belum optimal, b) perencanaan guru sebelum pembelajaran memakan banyak waktu karena menyiapkan informasi apa yang akan disampaikan, c) guru tidak variatif dalam pembelajaran. Kata Kunci: metode problem posing, motivasi belajar, minat belajar THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM POSING METHOD FOR INCREASING LEARNING MOTIVATION AND LEARNING INTEREST FOR STUDENS ON ENGLISH COMUNICATION STANDART COMPETENTION CLASS XI OF OFFICE ADMINISTRATION SKILL COMPTENTION IN SMK NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO ABSTRACT This research aims to:(1) improving motivation learning, (2) improving interest learning on English Comunication Standart Competention, (3) to identification the constrains encountered in implementation of problem posing method class XI on English Communication Standard Competition of Office Administration Skill Comptention in SMK N 1 Pengasih Kulon Progo. This research is a classroom action research, which takes place in two cycles. Each cycle consists of 4(four) phases: planning, action, observation, and reflection. The subjects of this study were the teacher of English Communication and grade students XI. Data collection techniques used observation and documentation. Its analysis techniques used quantitative data analysis in percent and qualitative data analysis. Succes score is 75%. The results showed that: 1)method can improve motivation students learning, in cycle I Motivation learning at 68,35%, an increase in cycle II to be 81,64%, (2) can improve students interest learning, in cycle I Motivation learning at 73,12%, an increase in cycle II to be 84,99% (3) the constraints encountered: a) in learning the timing is not optimal, b) teacher planning before study must be more because to be prepare information what the share, c) in learning teacher not to variation. Key words: problem posing method, learning motivation, learning interest

Penerapan Metode Problem Posing (Pramudita Rahmanto) 2 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat harus diiringi usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan sesuai perkembangan zaman. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran, karena proses pembelajaran merupakan salah satu segi terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu mengantar siswa mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Banyak kendala yang dihadapi oleh sistem pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah rendahnya mutu pendidikan yang disebabkan oleh proses pembelajaran yang kurang efektif, sehingga siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran sebaiknya selalu mengikutsertakan peserta didik secara aktif guna mengembangkan koemampuan mengamati, merencanakan, melaksanakan penelitian sehingga guru mengetahui kesulitan yang dialami peserta didik dan selanjutnya mencari alternatif pemecahannya. Pada umumnya permasalahan yang umum yaitu masih banyak sekolah yang masih menggunakan pola pendidikan tradisional yang kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, siswa hanya mendengarkan dan memperhatikan apa yang di sampaikan guru. Guru dianggap orang yang paling tahu dan yang menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Tugas guru adalah menyampaikan materi yang ada dalam buku dan siswa hanya menerima dengan sikap pasif dan tidak aktif bertanya meskipun belum mengerti. Beberapa komponen yang mempengaruhi kualitas pembelajaran di kelas antara lain adalah siswa, guru, kurikulum, lingkungan, dan sarana prasarana. Faktor guru merupakan salah satu faktor utama dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini guru berperan sangat strategis sebab guru yang mengelola komponen-komponen lain sehingga tercipta pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang selama ini berlangsung di sekolah banyak yang masih menggunakan metode ceramah tanpa diselingi metode lain sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi monoton, yaitu

Penerapan Metode Problem Posing (Pramudita Rahmanto) 3 kegiatan mendengarkan ceramah atau mencatat. Proses belajar mengajar seperti ini tidak mendorong siswa untuk menjadi aktif dan kreatif. Paradigma yang lama adalah guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif (Anita Lie, 2010: 3). Hal ini menyebabkan siswa kurang termotivasi menerima informasi dari guru. Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di SMK Negeri 1 Pengasih dengan subyek penelitian kelas XI. Berdasarkan observasi di SMK Negeri 1 Pengasih ternyata motivasi dan minat belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris masih rendah dan ini berpengaruh terhadap tingkat prestasi belajar siswa. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) pelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Pengasih sebesar 70. Dalam proses pembelajaran diketahui motivasi siswa dalam belajar Berkomunikasi Bahasa Inggris rendah dan lebih banyak membuat siswa bosan atau jenuh. Hal ini dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa rendah ditandai dengan semangat belajar siswa yang kurang, sebagian siswa mengantuk dan melamun saat pelajaran, siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik, siswa tidak ulet dalam mengerjakan tugas, cepat bosan pada tugastugas rutin, tidak senang memecahkan soalsoal, mereka sering tidak teliti, siswa cenderung diam dan jarang bertanya, ketertarikan dalam pelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris kurang, siswa sering ngobrol dengan teman sebangkunya ketika pembelajaran berlangsung. Metode pembelajaran konvensional tanpa diselingi metode lain tentu akan mempengaruhi motivasi belajar dan minat belajar menjadi rendah. Melalui observasi diperoleh gambaran minat belajar rendah ditandai dengan ketidaksenangan siswa pada mata pelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris, kurang tertariknya siswa saat proses pembelajaran, kurangnya perhatian siswa pada penjelasan guru, dan kurang terlibatnya siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Minat belajar siswa akan turut menentukan pencapaian prestasi belajar. Adanya minat pada diri siswa akan membuat siswa tidak mudah putus asa, tekun, dan selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Untuk itulah dengan didasari oleh minat yang baik, maka akan menimbulkan kesadaran dalam diri siswa untuk selalu belajar atas kemauan sendiri tanpa paksaan orang lain. Referensi guru tentang metode pembelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar

Penerapan Metode Problem Posing (Pramudita Rahmanto) 4 masih kurang. Guru yang mengajar masih menggunakan metode ceramah secara penuh, meskipun pernah dilakukan diskusi kelompok untuk memberikan suasana baru bagi siswa, namun proses belajar mengajar masih terasa membosankan dikarenakan guru hanya menerapkan metode diskusi biasa tanpa adanya variasi yang dapat membuat siswa lebih bersemangat belajar. Alasan lain adalah tidak terjadi pemerataan pembagian kelompok tersebut. Anggota yang kurang aktif hanya menggantungkan jawaban dari temannya yang dianggap pintar sedangkan siswa yang dianggap pintar oleh anggota kelompoknya tidak berusaha memotivasi anggotanya untuk menyumbangkan pikiran. Banyak siswa kurang memperhatikan ketika ada kelompok yang sedang mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. Mereka cenderung bercerita dengan teman satu kelompok, dan jika ada materi yang kurang jelas, siswa cenderung diam. Penyajian materi pada pembelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Pengasih pada umumnya masih dalam teori-teori yang tekstual dan siswa hanya mencatat serta menghafal apa yang diberikan guru. Setiap materi selesai disampaikan, siswa cenderung lupa saat guru menanyakan kembali. Aktivitas pembelajaran cenderung pasif dan siswa kurang termotivasi mengikuti pelajaran. Guru tidak memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada misal dengan penggunaan LCD untuk dapat menunjang kegiatan dalam proses pembelajaran. Atas dasar permasalahan tersebut maka diperlukanlah suatu cara agar motivasi dan minat belajar tinggi. Cara yang dilakukan oleh guru mata pelajaran tersebut melalui metode pembelajaran yang semakin beragam sehingga diharapkan mampu membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. Peneliti ingin menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman mata pelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris dan sekaligus dapat meningkatkan motivasi dan minat peserta didik serta memberikan iklim yang kondusif dalam perkembangan daya nalar dan kreativitas peserta didik yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran Problem Posing. Peneliti memilih metode Problem Posing dan tidak memilih metode yang lain karena metode Problem Posing ini sesuai dengan masalah yang ada di Sekolah. Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran ini adalah metode yang biasa digunakan masih metode ceramah secara utuh sehingga siswa menjadi pasif, motivasi siswa masih rendah, dan jika ada materi yang kurang jelas siswa cenderung diam. Sebenarnya metode ceramah itu baik

Penerapan Metode Problem Posing (Pramudita Rahmanto) 5 seandainya dikombinasikan dengan metode yang lain. Pemilihan metode Problem Posing karena dalam pembelajaran ini guru mewajibkan siswa untuk membuat soal atau mengajukan masalah. Dari soal-soal yang dibuat siswa guru dapat mengetahui materi yang belum dipahami siswa atau masalahmasalah yang dihadapi oleh siswa. Sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat. Problem Posing merupakan metode pembelajaran dengan meminta siswa untuk mengajukan soal atau masalah. Masalah yang diajukan dapat berdasarkan pada soal yang luas ataupun soal yang sudah dikerjakan. Metode berdasarkan masalah atau Problem Posing memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam mempelajari dan menemukan sendiri informasi atau data untuk diolah menjadi konsep, teori atau kesimpulan. Berdasarkan uraian di atas, penggunaan metode pembelajaran Problem Posing dapat dijadikan salah satu metode yang inovatif dan mengefektifkan proses pembelajaran, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Implementasi Metode Problem Posing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Minat Belajar Pada Standar Kompetensi Berkomunikasi Bahasa Inggris Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pengasih Kulon Progo Tahun Ajaran 2014/2015 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Pengasih pada bulan Agustus 2014. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 32 siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran 1 Semester I dan guru mata pelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris Tahun Ajaran 2014/2015 di SMK Negeri 1 Pengasih. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: 1. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data skor persentase motivasi dan minat belajar. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan metode problem posing dalam meningkatkan motivasi dan minat belajar.

Penerapan Metode Problem Posing (Pramudita Rahmanto) 6 2. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang kongkrit untuk mengetahui peningkatan motivasi dan minat belajar. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: lembar observasi, dan catatan lapangan. siswa mengikuti pelajaran sebesar 45%, keuletan dan loyal terhadap pendapatnya sebesar 40%, senang bekerja mandiri dan senang dalam pembelajaran sebesar 50%. Sedangkan untuk yang di atas 60% hanya ada 2 indikator yaitu tidak bosan saat pembelajaran berlangsung 60%, dan mampu pertahankan pendapatnya 65%. Skor rata-rata dari semua indikator adalah 49,37%. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dari penelitian ini terdiri dari dua jenis analisis yaitu : a. Analisis Data Kualitatif 1) Reduksi data 2) Penyajian data 3) Penarikan kesimpulan b. Analisis Deskriptif dengan Persentase HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Data Sebelum Tindakan Motivasi belajar siswa pra penelitian berdasarkan observasi dapat dilihat bahwa motivasi belajar siswa masih rendah yaitu mayoritas masih kurang dari 50%. Hal ini dapat dilihat dari ketekunan dan memperhatikan Tabel 3. Skor Persentase Motivasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan Keterangan Skor Persentase Ketekunan 45% Keuletan 40% Memperhatikan 45% Senang bekerja mandiri 50% Tidak bosan 60% Dapat pertahankan pendapat 65% Loyal terhadap pendapatnya 40% Senang 50% Rata-rata 49,37% Minat belajar juga masih dirasa masih sangat rendah Berdasarkan tabel di bawah, diketahui semua indikator kurang dari 60%. Ini bisa dilihat dari beberapa Persentase masing-masing indikator yaitu ketertarikan untuk belajar sebesar 45%, perhatian untuk belajar sebesar 40%, keaktifan dalam belajar 45%, keinginan belajar dengan baik 50%, kesiapan menerima pelajaran

Penerapan Metode Problem Posing (Pramudita Rahmanto) 7 sebesar 60%. Rerata skor indikator hanya Tabel 4. Skor Persentase Minat Belajar Siswa Sebelum Tindakan Keterangan Skor Persentase Ketertarikan untuk belajar 45% Perhatian untuk belajar 40% Keaktifan dalam belajar 45% Keinginan belajar dengan baik 50% Kesiapan menerima pelajaran 60% Rata-rata 48% 2. Peningkatan Motivasi Belajar Setelah Tindakan Berdasarkan data utama dari lembar observasi, terjadi peningkatan skor motivasi belajar siswa setelah menjalani metode Problem Posing. Pada siklus I, rata-rata persentase skor indkator motivasi belajar adalah 68,35%. Skor tersebut kemudian mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 81,64%, atau meningkat 13,29%. Dengan kata lain telah diperoleh skor diatas kriteria motivasi belajar yaitu 75%. Oleh karena itu, dengan ini telah terbukti bahwa penelitian ini dikatakan telah meningkatkan motivasi belajar siswa selama penerapan Metode Problem Posing dalam Standar Kompetensi Berkomunikasi Bahasa Inggris Kelas XI AP 1 di SMK Negeri 1 Pengasih. Tabel 9. Skor Persentase Motivasi Belajar Siswa Kelas XI AP I Siklus I dan Siklus II dari Lembar Observasi Keterangan Siklus I Siklus II Peningkatan Ketekunan 71,09% 82,03% 10,94% Keuletan 70,31% 78,90% 8,59% Memperhatikan 69,14% 84,37% 15,23% Senang bekerja mandiri 65,62% 82,03% 16,41% Tidak bosan 65,62% 82,03% 16,41% Dapat pertahankan pendapat 71,87% 78,90% 7,03% Loyal terhadap pendapatnya 67,18% 83,59% 16,41% Senang 67,96% 80,46% 12,5% Skor rata-rata 68,35% 81,64% 13,29% 3. Peningkatan Minat Belajar Setelah Tindakan Terjadi peningkatan skor akhir pada setiap indikatornya. Pada siklus I, ratarata persentase skor indikator minat belajar adalah 66,24%. Skor tersebut kemudian mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 84,99%, atau meningkat 18,75%. Untuk skor kriteria keberhasilan penelitian minat belajar secara yaitu 75% di akhir setiap siklus. Dengan demikian metode Problem Posing dinilai telah mampu mencapai target dari skor keberhasilan tindakan. Dengan demikian dapat disimpulkan metode problem posing dapat meningkatkan minat belajar siswa. Tabel 10. Skor Persentase Minat Belajar Siswa Kelas dari Lembar Observasi XI AP I Siklus I Keterangan Siklus I Siklus II Peningkatan Ketertarikan untuk belajar 50% 87,5% 27,5% Perhatian untuk belajar 58,3% 65,62% 7,32% Keaktifan dalam belajar 63,88% 90,62% 26,74% Keinginan belajar dengan baik 81,25% 93,75% 12,5% Kesiapan menerima pelajaran 77,77% 87,5% 9,73% Skor rata-rata 66,24% 84,99 18,75%

Penerapan Metode Problem Posing (Pramudita Rahmanto) 8 Pembahasan 1) Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan data utama dari lembar observasi, terjadi peningkatan skor motivasi belajar siswa setelah menjalani metode Problem Posing. Pada siklus I, rata-rata persentase skor indkator motivasi belajar adalah 68,35%. Skor tersebut kemudian mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 81,64%, atau meningkat 13,29%. Dengan kata lain telah diperoleh skor diatas kriteria motivasi belajar yaitu 75%. Oleh karena itu, dengan ini telah terbukti bahwa penelitian ini dikatakan telah meningkatkan motivasi belajar siswa selama penerapan Metode Problem Posing dalam Standar Kompetensi Berkomunikasi Bahasa Inggris Kelas XI AP 1 di SMK Negeri 1 Pengasih. Siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari lembar observasi. Hal ini juga dapat dilihat dari catatan lapangan (field note) yang menjelaskan perubahan motivasi belajar siswa kelas XI AP 1 ke arah yang lebih baik yang ditunjukkan dari tiap-tiap indikator yang meliputi ketekunan, keuletan, memperhatikan, senang bekerja mandiri, tidak bosan, dapat mempertahankan pendapat, loyal terhadap pendapatnya, dan senang dalam pembelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris. 2) Peningkatan Minat Belajar Siswa Dalam pelaksanaan pembelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris melalui penerapan metode Problem Posing peneliti dan observer telah mengamati aktivitasaktivitas siswa yang mencerminkan adanya minat untuk belajar. Dari pengamatan dapat dilihat pada siklus I diperoleh gambaran bahwa minat belajar rendah ditandai dengan ketidaksenangan siswa pada mata pelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris, kurang tertariknya siswa saat proses pembelajaran, kurangnya perhatian siswa pada penjelasan guru, dan kurang terlibatnya siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus II siswa mulai memahami dan dapat mengaplikasikan metode Problem Posing dengan baik, hal ini dengan siswa tidak mudah putus asa, tekun, dan selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Siswa juga mampu membuat soal dan mengerjakan dengan mayoritas benar sesuai materi yang telah diajarkan. Pada siklus I, rata-rata persentase skor indikator minat belajar adalah 66,24%. Skor tersebut kemudian mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 84,99%, atau meningkat 18,75%. Untuk skor kriteria keberhasilan penelitian minat belajar yaitu 75% di akhir setiap siklus. Dengan demikian metode Problem Posing dinilai mampu meningkatkan minat belajar karena telah mencapai kriteria keberhasilan tindakan.

Penerapan Metode Problem Posing (Pramudita Rahmanto) 9 Penilaian dari lembar catatan lapangan (field note) juga diperoleh data bahwa ketertarikan untuk belajar, perhatian untuk belajar, keaktifan dalam belajar, keinginan belajar dengan baik, dan kesiapan menerima pelajaran telah mengalami peningkatan. Hasil penelitian tersebut menandakan bahwa metode Problem Posing dirasa mempunyai keberhasilan dalam mendongkrak minat belajar siswa. Melalui pemaparan tersebut terjadi peningkatan secara signifikan selama dalam proses pembelajaran menggunakan metode Problem Posing. Sesuai dengan pendapat Agus Triyono (2007) yang menyatakan bahwa pendekatan ketrampilan proses melalui teknik Problem Posing dapat meningkatkan minat belajar siswa. Oleh karena itu, dengan ini terbukti bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Problem Posing dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam Standar Kompetensi Berkomunikasi Bahasa Inggris Kelas XI AP 1 di SMK Negeri 1 Pengasih. 3) Kendala-Kendala yang Dihadapi a. Waktu yang digunakan dalam pembelajaran lebih banyak untuk membuat soal dan penyelesaiannya sehingga materi yang disampaikan lebih sedikit. b. Perencanaan guru sebelum pembelajaran harus lebih banyak karena menyiapkan informasi apa yang akan disampaikan. c. Guru tidak variatif dalam pembelajaran KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 32 siswa kelas XI AP 1 di SMK Negeri 1 Pengasih Kulon Progo dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris melalui metode Problem Posing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI AP 1 SMK Negeri 1 Pengasih. Hasil observasi siklus I motivasi belajar siswa rata-rata indikator motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 68,35% meningkat pada siklus II menjadi 81,64%, atau naik sebesar 13,29%. 2. Pembelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris melalui metode Problem Posing dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas XI AP 1 SMK Negeri 1 Pengasih. Hasil observasi siklus I minat belajar siswa rata-rata indikator motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 66,24% meningkat pada siklus II menjadi 84,99%, atau naik sebesar 18,75%. 3. Kendala-Kendala yang Dihadapi Siswa terhadap Metode Problem Posing dalam Mata Pelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris yaitu :

Penerapan Metode Problem Posing (Pramudita Rahmanto) 10 a. Waktu yang digunakan dalam pembelajaran lebih banyak untuk membuat soal dan penyelesaiannya sehingga materi yang disampaikan lebih sedikit. b. Perencanaan guru sebelum pembelajaran harus lebih banyak karena menyiapkan informasi apa yang akan disampaikan. c. Guru tidak variatif dalam pembelajaran. Saran Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru diharapkan menggunakan metode Problem Posing dalam pembelajaran Berkomunikasi Bahasa Inggris sebagai alternatif metode pembelajaran karena terbukti mampu meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. 2. Siswa hendaknya menghargai guru dengan cara memperhatikan penjelasan guru saat proses belajar mengajar supaya dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar. 3. Bagi peneliti selanjutnya untuk terus mengembangkan penelitian tindakan kelas, karena masih banyak metode pembelajaran lain yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Anita Lie. (2010). Cooperatif Learning: Mempraktekan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Raja Widia. Agus Triyono. (2007). Pendekatan Ketrampilan Proses Melalui Teknik Problem Posin untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Penguassaan Konsep Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bayat Klaten Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi: UAD.