HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU DENGAN TERJADINYA KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMA KRISTEN 1 TOMOHON

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN PERINEAL DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWA PUTRI DI SMA NEGERI 1 PINELENG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

UPAYA MENINGKATKAN KEBERSIHAN GENETALIA REMAJA PUTRI UNTUK MENCEGAH KEJADIAN FLOUR ALBUS DI SMA DALAM MUHAMMADIYAH KALIREJO LAMPUNG TENGAH

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN VAGINAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PATOLOGIS PADA SISWI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) MODEL 1 MANADO

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE DI ACEH BESAR KNOWLEDGE OF YOUNG WOMEN IN READINESS TO FACE MENARCHE STATE OF ACEH BESAR

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

KOSALA JIK. Vol. 3 No. 2 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

HUBUNGAN SIKAP DAN PERILAKU REMAJA PUTRI DENGAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA N 3 TAHUNA BARAT KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kental dari vagina (Holmes et al, 2008) dan rongga uterus (Dorland, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE OF FEMALE TEENAGERSON REPRODUCTIVE HEALTH AND THE INCIDENCE OF FLUOR ALBUS AT SMPN 2 BANGLI BALI

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENANGANAN DISMENORE DI SMA NEGERI 7 MANADO

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

PERILAKU SANTRI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL EKSTERNA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA WANITA PERIMENOPAUSE

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG VULVA HIGIENE

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN JERAWAT PADA SISWA KELAS 3 MTS NU MIFTAHUL FALAH KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (leukorhea, white discharge atau flouralbus) merupakan

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTRI DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA SUTOMO 2 MEDAN TAHUN 2015 SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI WANITA PADA SISWI SMP NASIONAL BANTUL DIY TAHUN 2011

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DENGAN SIKAP PERSONAL HYGIENE DI SMK NEGERI 1 NGAWEN GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL KB KOMBINASI DENGAN HIPERTENSI PADA AKSEPTOR PIL KB DI PUSKESMAS ENEMAWIRA KABUPATEN SANGIHE

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN CARA PENCEGAHAN FLOUR ALBUS

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Ria Mistika Mardalena 1, Sri Rahayu Sanusi 2, Asfriyati 2

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI KEBERSIHAN GENITALIA EKSTERNA DAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 1 SUKODONO

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

Selfi Elisabeth Kansil Rina Kundre Yolanda Bataha

HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PERAWATAN VULVA HYGIENE PADA WANITA DI LAPAS SEMARANG TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Kata kunci : Pengetahuan, remaja puteri, kebersihan, genetalia eksterna PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI SISWA-SISWI SMA SWASTA X DI KOTA BANDUNG

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU GENITAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU DENGAN TERJADINYA KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMA KRISTEN 1 TOMOHON Christine Winnie Kumendong Tulus Rina M. Kundre Yolanda B. Bataha Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email : christine.winnie17@gmail.com Abstract : Vaginal discharge is one of the clinical disorder that is often complained by all women. For adolescent girls who are just entering puberty with all forms of phenomenon changes in them, if this problem is not treated early will have a negative impact in the future. The purpose of this study was to determine the correlation between knowledge and behaviour with the incidence of vaginal discharge of adolescent girls in eleventh grade of SMA Kristen 1 Tomohon. This study methods using Observasional Analytic with cross sectional approach. The population in this study were all adolescent girls in eleventh grade of SMA Kristen 1 Tomohon with sample of 4 people by using Purposive Sampling technique. The instrument used was questionnaires. The results of this study using Chi-Square test for knowledge with the incidence of vaginal discharge obtained value (p=1, > α,5) and behaviour with the incidence of vaginal discharge obtained value (p=,1 < α,5). The conclusion is there is no correlation between knowledge wtih the incidence of vaginal discharge and there is a correlation between bahaviour with the incidence of vaginal discharge. Advicefor adolescent girlstobe more notice ofgoodpersonal hygienetopreventthe occurrence ofvaginal discharge. Keywords : Knowledge, Behaviour, Vaginal Discharge. Abstrak : Keputihan merupakan salah satu gangguan klinis yang sering dikeluhkan oleh semua wanita. Bagi remaja putri yang baru memasuki masa pubertas dengan segala bentuk fenomena perubahan pada diri mereka, bila masalah ini tidak ditangani sejak dini akan berdampak negatif dikemudian hari. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku dengan terjadinya keputihan pada SMA Kristen 1 Tomohon. Metode Penelitian ini menggunakan metode Observasional Analytic dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas XI di dengan sampel sebanyak 4 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil Penelitian dengan menggunakan uji statistik Chi-Square untuk pengetahuan dengan terjadinya keputihan diperoleh nilai (p=1, > α,5) dan untuk perilaku dengan terjadinya keputihan nilai yang diperoleh (p=,1 < α,5). Kesimpulan ialah tidak ada hubungan pengetahuan remaja putri dengan terjadinya keputihan dan ada hubungan perilaku remaja putri dengan terjadinya keputihan. Saran bagi remaja putri agar lebih memperhatikan personal hygiene yang baik untuk mencegah terjadinya keputihan. Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku, Keputihan.

PENDAHULUAN Menurut World Health Organization (WHO), masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanakkanak menuju masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan perkembangan, baik fisik, mental maupun peran sosial (Kumalasari dan Andhyantoro, 212). Pembentukkan hormon menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup besar pada tubuh, terutama fungsi dari hormon tersebut. Salah satu hormon yang penting pada remaja putri adalah hormon estrogen yang memiliki 2 fungsi penting, yaitu : pemicu timbulnya karakteristik seksual pada wanita (pertumbuhan alat reproduksi) dan mengatur siklus bulanan (Samadi, 24). Pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal remaja dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab, namun tidak semua remaja memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi. Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman ini dapat membawa remaja ke arah perilaku beresiko (Kumalasari dan Andhyantoro, 212). Salah satu gangguan klinis dari infeksi atau keadaan abnormal alat kelamin adalah keputihan (leukorrhea / flour albus) (Manuaba, 29). Keputihan (leukorrhea, vaginal discharge) adalah keluarnya sekret / cairan dari vagina. Sekret tersebut dapat bervariasi dalam konsistensi, warna dan bau. Keputihan dapat merupakan suatu keadaan yang normal (fisiologis) atau sebagai tanda dari adanya suatu penyakit (patologis).jumlah wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan sekitar 75% sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25% dan berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), untuk wanita Indonesia yang mengalami keputihan sekitar 75%. Angka ini berbeda tajam dengan Eropa karena cuaca di Indonesia yang lembab (Octaviyanti, 2). Bacterial Vaginosis (BV) adalah penyebab tersering keputihan patologis (4% - 5% kasus infeksi vagina) (Endang, 27). Dari hasil pengamatan di SMA Kristen 1 Tomohon, keadaan kamar kecil atau toilet khususnya untuk wanita kurang memadai. Air yang digunakan untuk membersihkan daerah kewanitaan selesai menggunakan toilet tertampung dalam satu wadah bak besar. Sedangkan untuk membersihkan daerah kewanitaan seharusnya menggunakan air yang mengalir. Dalam wawancara singkat dengan beberapa siswi kelas XI di SMA Kristen 1 Tomohon didapatkan bahwa mereka masih belum paham tentang apa itu keputihan. Pada saat dilakukan wawancara tersebut mereka mengatakan sering mengalami keputihan. Keputihan yang dialami kadang-kadang gatal dan terkadang berbau. Pada saat terjadi keputihan, mereka mengatakan tidak melakukan tindakan penanganan ataupun pencegahan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen 1 Tomohon. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswi kelas XI di SMA Kristen 1 Tomohon yang berjumlah 193 siswi. besar sampel yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling didapatkan sampel sebanyak 4 responden, dengan kriteria inklusi sebagai berikut : siswi kelas XI di SMA Kristen 1 Tomohon dan bersedia menjadi responden dan untuk kriteria

eksklusi yaitu : tidak bersedia menjadi responden. Penelitian ini sudah dilaksanakan di SMA Kristen 1 Tomohon pada bulan Juli 213. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yaitu alat pengumpul data yang berisi daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden dan sudah tersusun dengan baik sehingga responden tinggal memberikan jawaban pada daftar tersebut. Pengolahan data dilakukan dengan cara yaitu : editing, coding, tabulating, cleansing. Analisis data dapat dibagi menjadi dua tahapan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Setelah mendapat lembaran rekomendasi barulah dilakukan penelitian dengan menekankan etika penelitian yang meliputi : informed consent (lembar persetujuan), anonimity (tanpa nama), confidentiality (kerahasiaan). HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil 1. Analisis Univariat a) Umur Tabel 4. Distribusi frekuensi berdasarkan umur pada Umur n % 15 Tahun 14 21,9 1 Tahun 37 57,9 17 Tahun 13 2,3 Jumlah 4 1 214 b) Sumber Informasi Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi pada Sumber Informasi n % Orang Tua 1 25 Media 18 28,1 Tenaga 1 15, Kesehatan Teman 2 31,3 Jumlah 4 1 214 c) Terjadinya Keputihan Tabel. Distribusi frekuensi responden berdasarkan terjadinya keputihan pada Terjadi n % Keputihan Ya 5 87,5 Tidak 8 12,5 Jumlah 4 1 214 d) Pengetahuan dengan terjadinya keputihan Tabel 7. Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan dengan terjadinya keputihan pada Pengetahuan n % Baik 2 9,9 Sedang 2 3,1 Jumlah 4 1 214 e) Perilaku dengan terjadinya keputihan Tabel 8. Distribusi frekuensi responden menurut perilaku dengan terjadinya keputihan pada remaja putri kelas XI di Perilaku n % Baik 22 34,4 Sedang 42 5, Jumlah 4 1 Sumber : Data Primer 214

2. Analisa Bivariat Tabel 9. Hubungan pengetahuan dengan terjadinya keputihan pada SMA Kristen 1 Tomohon Terjadinya Pengeta Keputihan Total huan Ya Tidak p n % n % n % Baik 5 87 8 12 1 4,1,9 2 1, Sedang 2 1 2 1 Jumlah 5 87,5 8 12,5 4 1 Tabel 1. Hubungan perilaku dengan terjadinya keputihan pada remaja putri kelas XI di SMA Kristen 1 Tomohon. Terjadinya Perila Keputihan Total ku Ya Tidak p n % n % n % Baik 1 72, 27, 2 1 7 3 2,1 Sedan g 4 95, 2 2 4,8 4 2 1 Jumla h 5 87, 5 8 12, 5 4 1 b. Pembahasan Menurut World Health Organization (WHO), masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan perkembangan baik fisik, mental maupun peran sosial (Kumalasari dan Andhyantoro, 212). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Kristen 1 Tomohon menunjukkan remaja putri yang menjadi responden berumur 15 tahun sebanyak 14 orang (21,9%), yang berumur 1 tahun sebanyak 37 orang (57,9%) sedangkan remaja putri yang berumur 17 tahun sebanyak 13 orang (2,3%), dapat dilihat pada tabel 4. Pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal remaja dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab. Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman dapat membawa remaja ke arah perilaku beresiko (Kumalasari dan Andhyantoro, 212). Berdasarkan distribusi frekuensi responden menurut sumber informasi menunjukkan bahwa responden yang mendapat sumber informasi tentang keputihan dari orang tua sebanyak 1 orang (25%), dari media 18 orang (28,1%), dari tenaga kesehatan 1 orang (15,%) dan sumber informasi yang berasal dari teman sebanyak 2 orang (31,3%), dapat dilihat pada tabel 5. Berdasarkan distribusi frekuensi responden berdasarkan terjadinya keputihan menunjukkan bahwa 5 orang (87,5%) responden mengalami keputihan dan 8 orang (12,5%) responden tidak mengalami keputihan. Dapat dilihat pada tabel. Kejadian keputihan terjadi pada sebagian besar responden (87,5%) hal itu tidak jauh berbeda dengan data penelitian dimana 75% wanita di dunia mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup (Ayuningtyas, 211). Hubungan Pengetahuan dengan Terjadinya Keputihan pada Remaja Putri Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa Latin adolescere yang berarti tumbuh ke arah

kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan psikolog (Kumalasari dan Andhyantoro, 212). Pada tabel 9. hubungan pengetahuan dengan terjadinya keputihan dilakukan penggabungan sel dalam bentuk 3x3 menjadi 2x2 dengan hasil responden dengan pengetahuan baik dan mengalami keputihan ada 54 orang (87,1%) dan yang memiliki pengetahuan baik namun tidak mengalami keputihan ada 8 orang (12,9%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan sedang dan mengalami keputihan ada 2 orang (1%) dan tidak ada responden yang memiliki pengetahuan sedang dan tidak mengalami keputihan. Berdasarkan hasil analisis uji statistik menggunakan chi-square dengan bantuan pengolahan data Software Program for Social Science (SPSS) 2 pada tingkat kemaknaan 95% (α =,5) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan terjadinya keputihan pada remaja putri. Nilai signifikan yang diperoleh p = 1, lebih besar dari nilai α =,5. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden yang mengalami keputihan dan tidak mengalami keputihan sama-sama memiliki pengetahuan yang baik. Meskipun responden yang berpengetahuan baik tentang keputihan, akan tetap mengalami keputihan yang diakibatkan perilaku yang kurang baik dalam menjaga kebersihan organ genitalia. Selainitu, remaja putri di SMA Kristen 1 Tomohonberpengetahuanbaiktentang keputihan dikarenakan fasilitas sekolah yang memadai sepertitersedianya fasilitas internet (WiFi) gratis di lingkungan sekolah yang membuat siswa dapat dengan bebas mengakses sumber informasi dan sebagianbesarremaja putri yang menjadi responden dari jurusan IPA yang dalam kurikulum mata pelajaran biologi telah mendapatkan materi tentang system reproduksi. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di Akademi Kebidanan Nadhirah Banda Aceh padatahun 212 menunjukkan 57 responden (54,8%) berada dalam ketegori tinggi dan 47 responden (45,2%) dengan kategori rendah. Hasil penelitian tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian keputihan (Fajrin, 212). Hal ini mendukung hasil penelitian yang didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan terjadinya keputihan. Hubungan Perilaku dengan Terjadinya Keputihan pada Remaja Putri Perilaku manusia yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu, perilaku yang terwujud sengaja atau sadar dan perilaku yang disengaja atau tidak disengaja merugikan atau tidak disengaja membawa manfaat bagi kesehatan baik bagi diri individu yang melakukan perilaku tersebut maupun masyarakat. Sebaliknya ada perilaku yang disengaja atau tidak disengaja merugikan kesehatan baik bagi diri individu yang melakukan maupun masyarakat (Notoatmodjo, 23). Pada tabel 1. hubungan perilaku dengan terjadinya keputihan dilakukan penggabungan sel dalam bentuk 3x3 menjadi 2x2 dengan hasil responden yang memiliki perilaku yang baik dan mengalami keputihan ada 1 orang (72,7%) dan yang memiliki perilaku baik namun tidak mengalami keputihan ada orang (27,3%), sedangkan responden dengan perilaku sedang dan mengalami keputihan ada 4 orang

(95,2%) dan responden dengan perilaku sedang namun tidak mengalami keputihan ada 2 orang (4,8%). Berdasarkan hasil analisis uji statistik menggunakan chi-square dengan bantuan pengolahan data Software Program for Social Science (SPSS) 2 pada tingkat kemaknaan 95% (α =,5) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku dengan terjadinya keputihan pada remaja putri. Nilai signifikan yang diperoleh p =,1 lebih kecil dari nilai α =,5. Hal ini dapat disimpulkan bahwa remaja putri masih kurang memperhatikan perilaku personal hygine yang baik terhadap terjadinya keputihan. Meskipun pengetahuan tentang keputihan sangat baik, namun perilakuremaja putri menunjukkan hal sebaliknya dan meskipun ada responden yang memiliki perilaku yang baik, tidak menutup kemungkinan akan tetap mengalami keputihan. Hal inibisa dikarenakan sistem pengairan di lingkungan yang tidak bersih. Seperti halnya fasilitas toilet yang ditemui di sekolah dimana keadaan kamar kecil atau toilet khususnya untuk wanita kurang memadai. Air yang digunakan untuk membersihkan daerah kewanitaan selesai menggunakan toilet tertampung dalam satu wadah bak besar. Sedangkan, untuk membersihkan daerah kewanitaan seharusnya menggunakan air bersih yang mengalir dari keran. Berdasarkanteori, remaja pada tahap menengah dengan rentang usia 15 1 tahun ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai diri sendiri dan labil (Sembiring, 211). Perilaku yang kurang baik ini juga bisa dikarenakan remaja putri lebih mementingkan penampilan. Seperti halnya penggunaan celana ketat / jeans dalam kuesioner dimana rata-rata responden menjawab sering menggunakannya.celana jeans tidak dianjurkan karena pori-porinya sangat rapat yang menyebabkan sirkulasi udara disekitar organ intim tidak dapat bergerak leluasa. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di SMA Negeri 1 Seunuddon Kab. Aceh Utarapadatahun 212 denganjumlah 8 responden menunjukkan bahwa responden yang berperilaku positif dengan tidak adanya kejadian keputihan pada remaja putri sebanyak 3 orang (93,8%) dan responden yang berperilaku negatif dengan adanya kejadian keputihan sebanyak 38 orang (95%) dengan hasil penelitian ada hubungan antara perilaku remaja putri terhadap kejadian keputihan (Sari, 212).Hal ini mendukung hasil penelitian yang didapatkan bahwa ada hubungan antara perilaku dengan terjadinya keputihan. SIMPULAN Dari hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan perilaku dengan terjadinya keputihan pada SMA Kristen 1 Tomohon, maka dapat diambil kesimpulan : 1. Pengetahuan secara umum remaja putri kelas XI di SMA Kristen 1 Tomohon berada pada kategori baik. 2. Perilaku secara umum remaja putri kelas XI di SMA Kristen 1 Tomohon berada pada kategori sedang. 3. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan terjadinya keputihan pada remaja putri. 4. Ada hubungan perilaku dengan terjadinya keputihan pada remaja putri. DAFTAR PUSTAKA Ayuningtyas, D. N. 211. Hubungan antara Pengetahuan dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genitalia Eksterna dengan

Kejadian Keputihan pada Siswi SMA Negeri 4 Semarang. http://eprints.undip.ac.id/32942/ 1/Donatila.pdf. Diakses 12 Juli 214, pukul 21. WITA. Endang, S. W. 27. Wanita dan Keputihan Serta Penyebabnya. http://www.balipost.co.id/balipo stcetak/27/2/25/kel2.html. Diakses pada tanggal 11 Mei 214, pukul 19.25 WITA. Fajrin, R. 212. Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Terhadap Kejadian Flour Albus di Akademi Kebidanan Nadhirah Banda Aceh Tahun 212. http://www.scribd.com/doc/1332 18741/hubungan-tingkatpengetahuan-dengan-kejadianfluor-albus-pada-mahasiswiakbid-nadhirah-banda-acehtahun-212. Diakses 1 Juli 214, pukul 23.3 WITA. Kumalasari dan Andhyantoro. 212. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Manuaba. 29. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, S. 23. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Octaviyanti, D. 2. Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM (online). http://library.usu.ac.id/download /fkm/ fkmsiti%2khadijah.pdf. Diakses 27 April 214, pukul 22.3 WITA. Samadi, F. 24. Bersahabat dengan Putri Anda : Panduan Islami dalam Memahami Remaja Putri Masa Kini. Jakarta : Pustaka Zahra. Sari, R. P. 212. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Remaja Putri dengan Kejadian Keputihan di Kelas XII SMA Negeri I Seunuddon Kabupaten Aceh Utara.http://lppm.stikesubudiya h.ac.id/jurnal- J97.html.Diakses 27 April 214, pukul 21.15 WITA. Sembiring, K. 211. Tahap-Tahap Perkembangan Remaja. http://id.shvoong.com/social- sciences/psychology/2177452- tahap-tahap-perkembanganremaja/#ixzz2yj8dpzk.diakses April 214, pukul 18.25 WITA.