BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri 8 Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan, mengembangkan kemampuan profesional dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah tenaga pengajar yang harus mempunyai dasar-dasar ilmu

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dunia dalam segala aspek kehidupan. Salah satu faktor penentu siap atau

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Japar Umar, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyiapkan tenaga ahli tingkat pemula dan terampil, harus tanggap terhadap

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bab II pasal 3). Pada UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 Bab IX. sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan. keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan antara lain meliputi proses pembelajaran, media pembelajaran,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

PENDAHULUAN. pembinaan sumber daya manusia yang berkualitas, oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

cara-cara baru dan tidak terpaku pada satu cara saja.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

Oleh : Pengaruh kreatifitas siswa dan prestasi belajar mata diklat produktif terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wenda Anggia Purnomo, 2014

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga secara tidak langsung akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat belajar dengan baik diperlukan pengelolaan yang baik. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang berkualitas pula.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah :

BAB I PENDAHULUAN. untuk melanjutkan pendidikan tingkat yang lebih tinggi. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan, perekonomian, dan

BAB I PENDAHULUAN. upaya dalam pencerdasan peserta didik. Peningkatan kualitas pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

2015 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA D ALAM UNIT PROD UKSI TERHAD AP KESIAPAN KERJA SISWA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN (THP) D I BID ANG AGROINDUSTRI

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup (Faturrahman, 2012: 2). Sedangkan

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMK Negeri 8 Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menyiapkan program-program keahlian otomotif dan telah disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Program-program keahlian otomotif tersebut adalah Teknik Sepeda Motor (TSM), Teknik Mekanik Otomotif (TMO), dan Teknik Bodi Otomotif (TBO). Setiap program keahlian otomotif memiliki program standar kompetensi yang berbeda. Salah satu sasaran mutu SMK Negeri 8 Bandung adalah meningkatkan nilai standar kelulusan pada standar kompetensi program produktif dari 70 menjadi 72,5. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga meningkatkan mutu lulusan dari sekolah. Selain meningkatkan mutu lulusan, tujuan meningkatkan nilai standar kelulusan bisa memotivasi siswa dalam meningkatkan keseriusan dalam belajar. Program produktif adalah kelompok standar kompetensi yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Depdiknas (2004:9) mengemukakan bahwa: Program produktif lebih bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.

2 Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian merupakan salah satu dari program produktif pada program keahlian TSM. Standar Kompetensi ini harus ditempuh oleh setiap peserta diklat dalam menyelesaikan studi pada program keahlian TSM. Ketuntasan belajar pada standar kompetensi ini belum sepenuhnya tercapai. Hal ini dapat dilihat dari nilai Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian tahun ajaran 2006/2007. Tabel 1.1 Nilai Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian Peserta Diklat Tingkat I di SMKN 8 Bandung Tahun Ajaran 2006/2007 INTERVAL KELAS PERSENTASE PREDIKAT NILAI 1H 1I 9,00-100 0 0 0 % Lulus Amat Baik 8,0-8,99 5 6 15% Lulus Baik 7,00-7,99 26 23 67% Lulus Cukup 0,00-6,99 5 8 18% Belum Lulus JUMLAH 36 37 100% (Sumber: Dokumentasi Nilai Pematrian SMKN 8 Bandung) Tabel 1.1 menunjukkan bahwa persentase nilai siswa yang nilainya lulus cukup sebesar 67%, dengan kata lain lebih dari setengah jumlah siswa kelas 1 program diklat TSM hanya memiliki nilai standar minimal (lulus cukup). Dari data yang diperoleh di sekolah, siswa kelas 1H dan 1I yang mendapat nilai 70 pada Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian sebanyak 29 siswa atau 40 % dan belum lulus sebanyak 13 siswa atau 18 %, sedangkan sisanya 11 siswa atau 15% lulus baik. Minimalnya nilai Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian kemungkinan disebabkan oleh metode pembelajaran yang diterapkan di SMK

3 Negeri 8 Bandung. Berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan di sekolah, metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, demonstrasi,dan penugasan (metode pembelajaran konvensional). Sudjana (1989:42) menyatakan bahwa Hasil penelitian menunjukan 76,6% hasil belajar peserta diklat dipengaruhi oleh kompetensi guru. Sesuai dengan pernyataan Sudjana, maka metode pembelajaran seorang guru mempengaruhi hasil belajar siswa. Penulis telah melakukan proses pembelajaran di kelas X TSM 4 SMK Negeri 8 Bandung pada saat Program Latihan Propesi (PLP) dengan menggunakan metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah. Pada kenyataan kondisi di lapangan, banyak siswa yang kurang berkonsentrasi memperhatikan penjelasan guru di depan karena kondisi kelas yang berada di dalam ruang praktek sehingga mempengaruhi suasana belajar. Kebanyakan dari keluhan siswa lebih menyukai langsung mempraktekan daripada memperhatikan penjelasan guru karena ruangan kelas terasa kurang nyaman dan penjelasan guru dianggap menjenuhkan. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar yang diberikan guru sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa pada nilai akhir. Suatu keharusan bagi siapa saja yang berprofesi dalam bidang pendidikan untuk melakukan pembenahan dalam proses pembelajaran di sekolah, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih aktif, bermakna, menarik dan menyenangkan bagi siswa. TANDUR adalah salah satu kerangka model pembelajaran Quantum

4 Teaching, yang sesungguhnya merupakan akronim yang terdiri dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Pada dasarnya model pembelajaran ini lebih menekankan kondisi psikologis daripada penyajian dan penamaan konsep. Diawal pembelajaran guru memulai dengan membangun ikatan emosional, menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu, menyingkirkan segala hambatan kemudian menyajikan konsep dan diakhiri dengan penguatan dan motivasi sehingga konsep yang telah dipelajari melekat dalam pikiran siswa. Menurut De Porter (2007: 89), apapun pelajaran, tingkat kelas, atau tingkat pendengarannya, konsep TANDUR ini diyakini dapat membuat siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kemampuan pemahaman konsep Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian. Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena melalui penelitian eksperimen menjanjikan dampak langsung dalam bentuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas, sehingga diharapkan model pembelajaran TANDUR dapat meningkatakan hasil belajar siswa. Maka penulis mengambil penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran TANDUR terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian.

5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimana cara mengorganisir model pembelajaran TANDUR di SMK Negeri 8 Bandung. 2. Apakah model pembelajaran TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tingkat kemampuan pemahaman konsep Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian. 3. Apakah model pembelajaran TANDUR dapat merealisasikan sasaran mutu SMK Negeri 8 untuk meningkatkan nilai standar minimal program produktif dari 70 menjadi 72,5 pada Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian. 4. Apakah model pembelajaran TANDUR dapat meningkatkan minat belajar siswa pada Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian. C. Pembatasan Masalah Merujuk pada identifikasi masalah dan untuk mencapai sasaran dalam tujuan penelitian sehingga tidak mengarah pada ruang lingkup yang lebih luas, maka peneliti membatasi pengkajian permasalahan sebagai berikut: 1. Materi yang diberikan dalam penelitian ini adalah Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Mekanik Sepeda Motor.

6 2. Kemampuan pemahaman konsep yang dievaluasi pada Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian adalah sampai konsep tingkat formal. D. Perumusan Masalah Penulis memandang perlu untuk merumuskan masalah penelitian agar tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini lebih terarah. Masalah yang akan diteliti, dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pengaruh model pembelajaran TANDUR terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa pada Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti berupa jawaban yang hendak dicari melalui proses penelitian. Tujuan penelitian berhubungan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan gambaran hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran TANDUR. 2. Mendapatkan gambaran hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. 3. Untuk memperoleh informasi ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

7 4. Untuk memperoleh informasi ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian dengan menggunakan model pembelajaran TANDUR. 5. Untuk memperoleh informasi tentang pengaruh model pembelajaran TANDUR terhadap kemampuan pemahaman konsep Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian. F. Kegunaan Penelitian Bertitik tolak dari tujuan yang dikemukakan diatas, maka setelah penelitian ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini memberikan gambaran mengenai pengaruh model pembelajaran TANDUR terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa sehingga bisa menjadi acuan dalam memilih model pembelajaran yang lebih cocok digunakan pada saat peneliti menjadi seorang guru. 2. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan hasil belajar pada Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian. 3. Bagi guru mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Mekanik Sepeda Motor, sebagai bahan masukan dalam menentukan alternatif strategi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terutama dalam kemampuan pemahaman konsep.

8 4. Bagi siswa, diharapkan menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar dan memacu keseriusan dalam belajar terutama dalam menerima materi ajar sehingga penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep atau menyelesaikan soal secara mandiri. G. Penjelasan Istilah Judul Penjelasan istilah judul dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap judul penelitian. 1. Pengaruh dalam penelitian ini diartikan sebagai akibat yang berdampak pada hasil belajar dalam tingkat kemampuan pemahaman konsep yang disebabkan oleh suatu perlakuan berupa penerapan model pembelajaran TANDUR dalam suatu proses pembelajaran. 2. Model pembelajaran TANDUR merupakan akronim yang terdiri dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Pada awal proses pembelajaran guru memulai dengan membangun ikatan emosional, menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu, menyingkirkan segala hambatan kemudian menyajikan konsep dan diakhiri dengan penguatan dan motivasi sehingga konsep yang telah dipelajari melekat dalam pikiran siswa. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang digunakan di SMK Negeri 8 Bandung yaitu Ceramah, Tanya Jawab, Demonstrasi, dan Penugasan.

9 3. Kemampuan berasal dari kata dasar mampu. Mampu dalam Kamus Pintar Bahasa Indonesia berarti dapat atau kuasa. Kemampuan berarti penguasaan terhadap suatu hal. 4. Pemahaman adalah kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari (Usman dan Setiawati, 1993:32). Pemahaman dalam penelitian ini merupakan kemampuan untuk menyerap arti dari materi Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian. 5. Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan, yang mempunyai atribut-atribut yang sama Rosser (Dahar, 1989:80). 6. Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian adalah Standar Kompetensi pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Mekanik Sepeda Motor di SMK Negeri 8 Bandung. 7. Kemampuan Pemahaman Konsep Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian adalah penguasaan dalam menyerap arti suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan, yang mempunyai atribut-atribut yang sama dari materi Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian. H. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan. Bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah judul dan sistematika penulisan.

10 Bab II Landasan Teori. Bab ini mengemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian ini, berikut asumsi dan hipotesis penelitian. Bab III Metodologi Penelitian. Berisi tentang metode penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, pengujian instrumen dan teknik pengolahan data. Bab IV Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian, berisi mengenai penjelasan deskripsi data, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran berisi hasil penelitian yang disampaikan dan sekaligus diberikan saran-saran yang perlu diperhatikan.