PENINGKATAN KECERDASAN DAN KREATIVITAS SISWA (Improving Students Intelligence and Creativity)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem. didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pengertian pendidikan,

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga dibutuhkan individu-individu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 tentang System Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : Pendidikan Nasional befungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah pesatnya perkembangan zaman sekarang ini, tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

I. PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan yang sangat penting pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Kemakmuran Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi tantangan perkembangan IPTEK dalam era. melibatkan motivasi, komitmen organisasi, kepuasan pelanggan, saling

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wahyu Handining Tyas, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan. mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang. pada pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara di dunia dan membawa berbagai perubahan pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak didik dikaruniai potensi kreatif sejak lahir. Hal ini dapat dilihat

Seri Pengabdian Masyarakat 2015 ISSN: Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 4 No. 3, September 2015 Halaman

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kristi Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

MODUL PERKULIAHAN KREATIF FUNDAMENTAL. Tingkatan Kreativitas. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

PENGELOLAAN KOMPETENSI SISWA BERBASIS MUTU DI SMK LEONARDO KLATEN. (Studi Kasus di SMK Leonardo Klaten) TESIS

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG

2015 PEMBINAAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM PENGGUNAAN MEDIA SEARCH ENGINE BAGI PENINGKATAN CIVIC INTELLIGENCE SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKN

Transkripsi:

PENINGKATAN KECERDASAN DAN KREATIVITAS SISWA (Improving Students Intelligence and Creativity) Sri Saparahayuningsih Lecturer at FKIP Bengkulu University email: srisaparahayu@yahoo.co.id Abstract Improving students intelligence and creativity is very important for our country s development. It will be formed when educational process gives students opportunity to think convergently and divergently. So far, improving students intelligence and creativity has not been done satisfactorily. As a result, students intelligence and creativity cannot develop optimally. This writing offers the psycologists to optimize their activities so that students intelligence and creativity will be able to develop optimally. Teachers who can optimize students intelligence and creativity will be able to deliver students who can stand alone in the future. They will be positive value for their country. Keywords: intelligence, creativity, and education. PENDAHULUAN Tantangan pembangunan nasional pada abad 21 sangat unik dan kompleks. Pada abad ini pembangunan nasional tidak hanya dihadapkan pada persoalan bagaimana meningkatkan taraf hidup rakyat menjadi lebih baik, namun juga dihadapkan kepada era globalisasi dalam segala hal. Ciri utama pada era ini adalah terjadi persaingan terbuka yang sangat ketat. Kekayaan sumberdaya alam dari suatu negara bukan lagi merupakan unggulan utama untuk mampu bersaing. Kemampuan bersaing sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam mempersiapkan dan memiliki sumberdaya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas, yakni SDM yang mampu menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Sanusi, 1995: 8) kecerdasan dan kreativitas), berkepribadian (memiliki daya juang yang tinggi dan bermoral), berketerampilan hidup (life skills). Dengan kata lain kemampuan bersaing itu sangat ditentukan oleh kemampuannya mempersiapkan SDM yang adaptif, maupun menerima, menyesuaikan, mengembangkan, menentukan, menciptakan, dan mengantisipasi kebutuhan atau arus perubahan lingkungannya (Wiryosumarto, 1995:35). Menurut Mulyani (1996) dimensi utama yang perlu diperhatikan dalam era globalisasi ini bukan hanya penguasaan dan kreatifitas Iptek dalam memproduksi sesuatu, namun juga kreativitas bagaimana kita Volume 1, Nomor 1, September 2010 1

mampu menjalankan bisnis itu dengan baik dan profesional. Dengan alasan pemikiran tersebut, kemampuan yang diperlukan dalam menghadapi era globalisasi dan informasi ini adalah kemampuan generasi muda yang memiliki kecerdasan dan kreativitas dalam Iptek, memiliki kepribadian (moral dan daya juang yang tinggi) dan keterampilan hidup. Generasi yang demikian akan bisa terwujud apabila semua orang di negara ini, khususnya para pendidik, berpartisipasi menciptakan lingkungan yang kondusif yaitu lingkungan maupun membelajarkan siswa menjadi generasi muda yang memiliki daya juang, moral, kecerdasan, kreativitas dan keterampilan hidup. Suatu bangsa dalam suatu negara tanpa memiliki generasi muda yang andal dengan karakteristik tersebut, bangsa ini akan menjadi bangsa yang tidak memiliki jati diri, tidak produktif, bahkan konsumtif dan semakin miskin. Hal ini terjadi karena suatu negara yang warga negaranya tidak memiliki jati diri, kreatif dan keterampilan dalam hidup, mereka akan mudah terombang-ambingkan bangsa lain, bergantung pada produk negara lain, memiliki kebergantungan yang berat untuk membeli produk lain sehingga devisa negara habis untuk membeli produk bangsa lain. Selain itu, mereka tidak memiliki daya tahan dan daya tangkal untuk membendung informasi yang mempengaruhi dan menghancurkan budaya dan kepribadian bangsa. Sebaliknya, mereka akan menjadi bangsa yang kokoh, memiliki kesejahteraan yang semakin meningkat. Ini berarti bahwa para pendidik dan para pemerhati pendidikan memiliki tanggung jawab untuk memilkirkan bagaimana mengembangkan generasi muda (siswa) menjadi generasi bangsa yang memiliki karakteristik bermoral, berdaya juang tinggi, kreatif dan berketerampilan dalam hidup, sehingga bangsa ini tidak menjadi bangsa konsumtif dan semakin miskin. Kali ini penulis hanya menekankan pada beberapa aspek karakteristik tertentu dari warga negara yang diperlukan dalam mengahadapi era global dan informasi, walaupun dalam pelaksanaan pendidikan untuk membentuk warga negara yang diharapkan ini saling terkait dengan aspek karakteristik yang lain. Tekanan bahasan ini ada pada pengembangan kecerdasan dan kreativitas. Sehubungan dengan pengembangan kreativitas, penulis akan membahas secara urut sebagai berikut: Hakikat pendidikan; kebutuhan akan kreativitas; peran intelegensi dan kreativitas terhadap prestasi sekolah; sikap guru dan orang tua mengenai kreativitas. Volume 1, Nomor 1, September 2010 2

PEMBAHASAN Hakikat Pendidikan Pendidikan memiliki peran yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan kebudayaan suatu negara sangat ditentukan oleh bagaimana budaya pendidikan di suatu negara itu diperankan, terutama dalam mengenali, menghargai dan mengembangkan peserta didik menjadi sumberdaya manusia yang diharapkan oleh masyarakatnya serta cara bagaimana memanfaatkan sumberdaya manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuan pendidikan secara umum adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan kecerdasan, kreativitas, kemampuan dan keterampilan hidup sehingga mampu berkembang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat serta mampu terjun di masyarakat baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik bahwa potensi anak baik yang berupa bakat dan tingkat kreativitas yang dimiliki berbeda. Namun ini semua perlu dikembangkan sesuai dengan kadar maksimal potensi yang dimiliki sehingga mereka bisa berkembang sepenuhnya menjadi cerdas, kreatif, bermoral dan cakap dalam hidup. Dulu, orang mendambakan bahwa yang paling menentukan keberhasilan (keberbakatan) seseorang adalah intelegensi. Namun sekarang telah disadari bahwa yang menentukan keberbakatan adalah bukan hanya intelegensi (kecerdasan) melainkan kreativitas dan motivasi berprestasi (dayajuang). Hal ini disebabkan bahwa kreativitas dan daya juang atau motivasi berprestasi akan memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua usaha manusia dalam hidupnya. Pentingnya Kebutuhan / Kreativitas Kebutuhan kreativitas semakin terasa dalam kehidupan dunia mana pun, baik dalam dunia perusahaan, entertainment, kesehatan, politik, budaya dan sosial. Tanpa adanya kreativitas yang bermakna, semuanya akan tertinggal oleh perkembangan dunia yang sangat dinamis. Sebagai contoh kalau suatu produk perusahaan atau entertainment selalu monoton atau tidak ada kreativitas baru maka konsumennya akan semakin menghilang karena bosan dan beralih ke produk lain. Apalagi dalam era global dan informasi ini, persaingan atau kompetisi semakin ketat dan perubahan terjadi secara Volume 1, Nomor 1, September 2010 3

dinamis, orang cenderung beralih ke hal yang lain yang dirasakan lebih bermakna baginya. Supaya bangsa ini tidak tertinggal dan menjadi penonton terhadap dinamika dunia ini maka kreativitas dan kecerdasan anak perlu dikembangkan. Peran Kecerdasan dan Kreativitas terhadap Prestasi Sekolah Hasil penelitian Torrance (1959), Getzels dan Jackson (1962), Yamamoto (1964) dan Umanandar (1977) menunjukan bahwa kreativitas dan kecerdasan secara berkombinasi sangat menentukan prestasi sekolah maupun prestasi yang lain. Implikasinya bagi pendidikan adalah bahwa prestasi siswa disekolah atau prestasi seseorang manapun meningkat perlu dibina atau dikembangkan kecerdasan dan kreativitas para siswa. Ini berarti bahwa peningkatan prestasi siswa tidak hanya bisa dilakukan melalui strategi proses pendidikan (pembelajaran) yang mampu mengembangkan kecerdasan tetapi juga melalui strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan kreativitas siswa. Proses pembelajaran akan mampu meningkatkan kecerdasan dan kreativitas siswa apabila siswa diberikan kesempatan untuk berfikir bukan hanya secara konvergen tetapi juga divergen. Dalam arti para siswa diberikan kesempatan untuk berpendapat, berfikir dan mengambil kesimpulan secara alternatif atas dasar pengamatan, pengumpulan data, klasifikasi, analisis, sisntesis dan evaluasi yang mereka lakukan sendiri. Dengan cara yang demikian, kecerdasan dan kreativitas mereka untuk menentukan dan menciptakan sesuatu akan berkembang, bukan hanya mengikuti logika berfikir orang lain bahwa itu benar tetapi mampu menyatakan sendiri mengapa hasil berfikirnya dikatakan benar atau lebih benar dari yang dikatakan orang lain, atau dapat mengatakan sesuatu itu alternatif lain dari hasil pemikirannya untuk memecahkan sesuatu. Apabila setiap guru memiliki komitmen melakukan proses pembelajaran yang demikian maka akan terjadi perubahan perilaku hasil belajar yang bukan hanya mengekor pendapat orang dan hasil pengamatan orang secara logis bahwa itu benar namun para siswa akan benar-benar memilki kompentensi yang dipelajari secara kokoh sebagai dasar untuk berfikir lebih jauh dan berkreasi untuk memberikan alternatif pemikiran sebagai sesuatu yang baru dan itu bermanfaat bagi kehidupan di zamannya. Sikap dan Peran Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Tidak banyak orang menyangkal bahwa kepribadian sampai taraf tertentu dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga Volume 1, Nomor 1, September 2010 4

lingkungan pendidikan itu dapat berfungsi sebagai pendorong dan pengembang kreativitas anak. Dalam era globalisasi dan arus informasi yang demikian pesat dan mempengaruhi perkembangan Iptak yang begitu cepat, pendidik sulit dapat meramalkan dengan tepat macam dan pengetahuan dan teknologi apa yang akan dibutuhkan seorang anak berusia sepuluh tahun mendatang atau lewat untuk mengahadapi masalah-masalah kehidupan ketika mereka dewasa. Suatu hal yang mungkin dap dilakukan pendidik adalah mengembangkan kreativitas anak untuk mampu menciptakan dan menemukan teknik dan strategi yang secara kreatif dan inventif dapat dimanfaatkan untuk menghadapi persoalan-persoalan kehidupan di masa mendatang. Menjejalkan bahan pengetahuan semata-mata tak banyak menolong anak didik, karena belum tentu dimasa mendatang ia dapat menggunakan informasi tersebut. Namun yang kita amati dalam masyarakat kita dewasa ini adalah, kita menerima begitu banyak cekokan dalam arti instruksi bagaimana melakukan sesuatu di sekolah, keluarga dan masyarakat (dalam pekerjaan), sehingga dari kita kehilangan hampir setiap kesempatan untuk kreatif. Kemampuan kreatif seorang sering begitu ditekan oleh pendidikan dan pengalamannya (di keluarga, sekolah dan masyarakat) sehingga ia tidak dapat mengenali potensi sepenuhnya apalagi mewujudkannya. Jika ia dapat dibantu dalam hal ini, ia dapat mencapai apa pun tingkat kapasitas pembawaannya. Banyak orang memiliki benih-benih kekreatifan, tetapi lingkungannya gagal untuk memberikan pupuk yang tepat untuk pertumbuhannya. Akibatnya, para siswa setelah dewasa ia tidak pernah hidup sepenuhnya. Penelitian menunjukan bahwa perkembangan optimal dari kemampuan berfikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar (Direktorat PLP, 2003). Dengan suasana nonotoriter, ketika belajar atas prakasa sendiri dapat berkembang, karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak berfikir dan berani mengemukakan gagasan baru dan ketika diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat dan kebutuhannya, dalam suasana inilah kemampuan kreatif dapat tumbuh dengan subur. PENUTUP Sebagai negara berkembang, Indonesia sangat membutuhkan tenaga-tenaga kreatif yang mampu memberi suatu sumbangan bermakna kepada ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta kesejahteraan bangsa pada umumnya. Sehubungan dengan Volume 1, Nomor 1, September 2010 5

ini pendidikan hendaknya tertuju pada pengembangan kreativitas peserta didik agar kelak dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan berkembang pada zamannya. DAFTAR PUSTAKA Achmad Sanusi. 1984. Beberapa Kecendrungan Dalam Studi Perkembangan Moral dan Moralitas. Bandung : Forum Sosial Budaya, UNINUS.. 1986. Produktivitas Pendidikan Nasional. Bandung: Seminar Nasional Pembangunan Pendidikan. IKIP Bandung. Deetje J Solang. 2004. Pengukuran Kreativitas Non. Tipikel, makalah Konvensi Nasional II Divisi-Divisi Abkin, tanggal 12-14 Agustus 2004 di Malang. Utama Munandar.1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan PT Rineka Cipta. Volume 1, Nomor 1, September 2010 6