KONDISI SAAT INI RPPI 6. OBAT-OBATAN ALTERNATIF TANAMAN HUTAN

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI SAAT INI RPPI 6. OBAT-OBATAN ALTERNATIF TANAMAN HUTAN 6/10/2015

27/05/2015. Bogor, 26 Mei 2015

PELUANG PENGEMBANGAN HHBK PRIORITAS DAERAH DI WILAYAH KPH MODEL DI INDONESIA. TIM PENELITI HHBK DR. TATI ROSTIWATI, M.Si. YETTI HERYATI, S.HUT, M.Sc.

Sintesa Hasil

STRUKTUR ORGANISASI BPTPTH

Silvikultur intensif jenis rotan penghasil jernang (bibit, pola tanam, pemeliharaan)

CAPAIAN KEGIATAN LITBANG

MENGGALAKAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU SEBAGAI PRODUK UNGGULAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN LITBANG KEHUTANAN BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI HHBK

I. PENDAHULUAN. (MacKinnon, 1997). Hakim (2010) menyebutkan, hutan tropis Pulau Kalimantan

KODEFIKASI RPI 12. Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu Fem (Food, Energy, Medicine)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN

Brainstroming Program Litbang Disampaikan oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A

PENGEMBANGAN BIDANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

RPI 7 : PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN

Evaluasi Kegiatan

VISI : Menjadi Pusat Keunggulan IPTEK (Centre of Excellence) untuk Peningkatan Produktivitas Hutan dan Mewujudkan Pengelolaan Hutan Lestari.

KATA PENGANTAR. Ciamis, Januari 2012 Kepala Balai, Ir. Harry Budi Santoso S.,MP. NIP Rencana Strategis BPTA

LEMBAR KONTRIBUSI SINTESA RPI PENGELOLAAN HHBK FEMO

CAPAIAN OUTPUT DAN OUTCOME

Integrasi Program BLI dalam RKP 2017

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN)

RPI 8: PENGELOLAAN HHBK

Implementasi PUG Badan Litbang Kehutanan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing bagi masyarakat di Indonesia karena dapat menghasilkan minyak kayu

BUTIR-BUTIR BAHAN RUMUSAN RAKORNIS 2014 KOMISI PUSPROHUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Draft Rencana Pengembangan Integratif

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara terkaya kedua di dunia di tinjau dari

TINJAUAN PUSTAKA. tropika yang terdiri dari sub ekosistem hutan hujan tropika dataran rendah, sub

SINTESA HASIL PENELITIAN BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI SERAT TANAMAN HUTAN

PROGRAM KEGIATAN TEKNIS 2017 BP2LHK MAKASSAR. Makassar, 2017

Teknik silvikultur intensif di hutan alam bekas tebangan. Dampak penerapan sistem silvikultur terhadap perubahan lingkungan Hutan Alam Produksi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyedia bahan baku untuk industri kayu nasional dan peningkatan. ketahanan pangan masyarakat di desa sekitar hutan.

REVIEW RENCANA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INTEGRATIF (RPPI) BIDANG PENGELOLAAN HUTAN

PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DAN EKOSISTEM PANTAI

Arahan Kepala Badan Litbang dan Inovasi pada Rapat Kerja Lingkup Badan Litbang dan Inovasi Jakarta 12 Maret 2016

Overview Konsep Renstra dan Proses Focus Group Discussion

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam dari sektor kehutanan merupakan salah satu penyumbang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/SJ/2017 TENTANG

BABI PENDAHULUAN. SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi

HHBK, Potensi Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan KUNJUNGAN DPRD BOALEMO KE KAMPUS BADAN LITBANG KEHUTANAN BOGOR, 3 JULI 2014

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN

PENDAHULUAN Latar Belakang

KONSERVASI TUMBUHAN OBAT KALIMANTAN TIMUR DALAM PERSPEKTIF KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUP PENGGALIAN, PEMANFAATAN DAN PEMANFAATAN BERKELANJUTAN

I. PENDAHULUAN. Taman Hutan Raya (Tahura) Tongkoh terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.21/Menhut-II/2009 TANGGAL : 19 Maret 2009 I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PAKET KEBIJAKAN KEDAULATAN PANGAN. Tim Nawa Cita Pangan

TINJAUAN PUSTAKA. Hasil Hutan Non Kayu Hasil hutan dibagi menjadi dua bagian yaitu hasil hutan kayu dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tanaman kayu putih sebagai salah satu komoditi kehutanan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Demplot sumber benih unggulan lokal

SINTESIS RPI PUSPROHUT

I. PENDAHULUAN. peningkatan ekonomi masyarakat melalui produk yang dihasilkan. Perlebahan juga merupakan komponen penting di dalam strategi

KEMENTERIAN KEHUTANAN. DISEMINASI HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Untuk mendukung KPH. Oleh : Sekretaris Badan Litbang Kehutanan. Bogor, 12 Mei 2014

Intisari Roadmap Jamu Nasional dan Perkembangan Riset Jamu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kehidupan manusia. Menurut Undang-Undang Kehutanan No.41 tahun

RENCANA PROGRAM & RPI LINGKUP PUSPROHUT

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan kemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan community forestry

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan

PENDAHULUAN. tinggi. Keadaan ini dapat dijadikan modal Indonesia dalam menanggapi

Perjalanan Penyusunan Renstra BLI Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNOLOGI TEPAT GUNA TENGKAWANG DALAM RANGKA DIVERSIFIKASI PRODUK TENGKAWANG UNTUK MENINGKATKAN TARAF HIDUP MASYARAKAT LOKAL LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU

SALINAN KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 027/K13/PP/2007. Tentang

Proses penyusunan RPPI Kebijakan Penyusunan dan Profil RPPI Arahan Pimpinan untuk RPPI Implikasi RPPI terhadap IKK Rekomendasi dan Tindak

SINTESA RPI RPI - 10 BIOTEKNOLOGI HUTAN DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN

TINJAUAN PUSTAKA. hutan memiliki 3 fungsi utama yang saling terkait satu sama lain, yakni fungsi

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 734/Kpts/OT. 140/12/2006 TENTANG PEMBENTUKAN KOMISI NASIONAL SUMBER DAYA GENETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) SEBAGAI ELEMEN KUNCI EKOSISTEM KOTA HIJAU

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

Permasalahan. Pengelolaan HHBK belum optimal yang mengakibatkan pemanfaatan HHBK belum optimal (Permenhut No. P.19/Menhut-II/2009)

I. PENDAHULUAN. terhadap sumber daya hutan. Eksploitasi hutan yang berlebihan juga mengakibatkan

STRATEGI PENYELAMATAN EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DARI ANCAMAN KEPUNAHAN. Edi Kurniawan

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2015

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

Paket INFORMASI DAMPAK HUTAN TANAMAN TERHADAP LINGKUNGAN

2. Dinamika ekosistem kawasan terus berubah (cenderung semakin terdegradasi),

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.47/MENHUT-II/2013

Kata Kunci : Hutan rakyat, pertumbuhan tegakan, bambang lanang, kualitas tempat tumbuh, model matematik, model sistem simulasi

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990, taman hutan raya (tahura) adalah

Program Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Koordinator

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 58/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Kawasan pelestarian alam adalah kawasan yang mempunyai fungsi perlindungan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 37/Menhut-II/2007 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN MENTERI KEHUTANAN,

2 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan (Lembar

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

Transkripsi:

RPPI 6. OBAT-OBATAN ALTERNATIF TANAMAN HUTAN Koordinator : Dr. Ir. Maman Turjaman, DEA Wakil Koordinator : Dra. Lincah Andadari, M.Si Pembina : Prof riset. Dr. Nina Mindawati, M.Si KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BOGOR, 26 MEI 2015 OBAT WHO telah mendorong penggunaan obat-obat tradisional (herbal) isu back to nature Program di Indonesia saintifikasi jamu (60% sumber tanaman obat merupakan jenis tanaman hutan) KONDISI SAAT INI Tanaman obat hutan diambil dari alam (hutan) sehingga menjadi ancaman konservasi 80% tanaman obat diambil langsung dari alam, hanya 20% yang sudah dibudidayakan Perlu upaya konservasi jenis-jenis yang langka dan peningkatan minat upaya budidaya Teknik budidaya tanaman obat hutan belum banyak dikuasai Rantai pemasaran masih tertutup, hanya menguntungkan salah satu pihak 1

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NO P. 35/MENHUT-II/2007 Tentang HASIL HUTAN BUKAN KAYU KOMODITI HASIL HUTAN BUKAN KAYU YANG MENJADI URUSAN KLHK 157 JENIS TANAMAN OBAT 1. RPI HHBK FEMO 2010 2014 : 9 jenis 2. Informasi kandungan fitokimia telah diketahui 3. Kajian-kajian etnobotani Penurunan income masyarakat baik lokal & nasional (devisa negara) Peningkatan populasi penduduk dan penurunan kualitas kesehatannya Kelangkaan sumber obat-obatan untuk kesehatan manusia Terdegradasinya lahan hutan secara massive & kepunahan sumber genetik Percepatan kerusakan hutan tropika dan punahnya keanekaragaman obat-obatan alternatif tanaman hutan Minimnya Data Dasar Tanaman obat Minimnya pengetahuan ttg Budidaya tanaman obat hutan Minimnya Pengetahuan & pemanfaatan tanaman obat hutan Kurangnya data Potensi tanaman obat ekologi Sebaran tanaman di tipe Ekosistem hutan yg berbeda Tentang teknik perbenihan/ persemain tentang produktivitas Tanaman obat hutan Tentang kandungan Fitokimia setiap jenis Tanaman obat hutan teknologi pengolahan tanaman obat hutan identifikasi tanaman obat/ Kearifan lokal tentang budidaya tanaman obat Hutan skala massal Teknologi pemanfaatan Obat hutan (medicinal uses) tentang sosial ekonomi tanaman obat hutan Diagram Problem Tree RPPI 6. OBAT-OBATAN ALTERNATIF TANAMAN HUTAN 2

KONSERVASI GENETIK & KELESTARIAN JENIS TANAMAN OBAT PRODUKTIVITAS TANAMAN OBAT NILAI EKONOMI PRODUK TANAMAN OBAT EKOLOGI : POTENSI,SEBARAN DAN IDENTIFIKASI SILVIKULTUR & PEMULIAAN PENGOLAHAN &PEMANFAATAN SOSIAL EKONOMI TANAMAN OBAT JENIS-JENIS TANAMAN BERPOTENSI OBAT DARI HUTAN TROPIKA INDONESIA Diagram POHON SASARAN RPPI 6. OBAT-OBATAN ALTERNATIF TANAMAN HUTAN 157 kajian etnobotani RPI HHBK FEMO 2010-2014 Dalam RPI HHBK FEMO (Food, energy, medicine and other), tanaman obat menjadi salah satu aspek yang diteliti 1. Masohi (Cryptocaria massoia) 2. Tengkawang (Shorea stenoptera) 3. Rotan jernang (Daemonorops draco) 4. Ganitri (Elaeocarpus ganitrus) 5. Bidara laut (Strychnos ligustrina) 6. Mimba (Azadirachta indica) 7. Kulilawang (Cinamommum cullilawan) 8. Kilemo (Litsea cubeba) 9. Pasak bumi (Eurycoma longifolia) STATE OF THE ART 3

Penanganan komoditas untuk pengelolaan TANAMAN OBAT Preliminary: penanganan komoditas tanaman obat pada aspek eksplorasi, sebaran dan potensi, identifikasi prospek pemanfaatan serta aspek konservasi genetik untuk yang terancam punah; Intermediate: penanganan komoditas tanaman obat terfokus pada pemuliaan, budidaya penanganan paska panen dan pengolahan; dan Advance: penanganan komoditi tanaman obat yang terfokus pada peningkatan kualitas, diversifikasi dan daya saing produk, pengelolaan secara berkelanjutan. Sasaran tersedianya IPTEK Pengelolaan jenis tanaman obat dalam rangka meningkatkan produktivitas, konservasi jenis dan nilai ekonomi produk di Indonesia. Tujuan menyediakan paket telaahan ilmiah dan teknis pengelolaan jenis HHBK tanaman obat berdasarkan status riset terkini Output 1. Menyediakan Paket informasi tumbuhan hutan berkhasiat obat (jenis, tempat tumbuh, etnobotani, etnofarmakologi, dan kandungan aktif senyawa kimia) 2. Menyediakan informasi teknologi budidaya jenis tumbuhan hutan berkhasiat obat) 3. Menyediakan Paket informasi ekonomi, pasar dan kelembagaan 4

KEGIATAN 2015 1. Memetakan status penanganan jenis tanaman obat hutan 2. Mengakomodir seluruh kegiatan yg sudah diusulkan, yg dinilai penting, prospektif & mendukung IKK Eselon I KLHK KEGIATAN 2016 Melakukan kegiatan lanjutan terhadap kegiatan-kegiatan yang penanganan komoditas belum mencakup 3 tahapan penanganan komoditas 5

METODOLOGI Eksplorasi : potensi, sebaran & identifikasi Koleksi materi tanaman obat Silvikultur & Pemuliaan Skrining dan analisis kandungan fitokimia Pengolahan dan pemanfaatan Kajian sosial ekonomi tanaman obat Thank you Terimakasih 6

Status Riset: 1. Informasi potensi dan sebaran serta kearifan lokal pemanfaatan HHBK (Kratum Mytragina speciosa, Bidara laut Strichnos liguistrina, Masoi Cryptocarya massoia) 2. IPTEK BUDIDAYA (kilemo/antarasa Litsea cubeba, ganitri Elaeocarpus ganitrus, kemenyan Styrax benzoid, rotan jernang Daemonorops draco, cendana Santalum album) 3. IPTEK SILVIKULTUR INTENSIF (Mimba dan Sukun) 4. Informasi populasi dasar, populasi pemuliaan dan bioteknologi (tengkawang Shorea stenoptera, mimba Azadirachta indica, kayu putih Melaleuca cajuputi) 5. Analisis kelembagaan dan tata niaga (rotan jernang, lebah madu) 7