BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan salah satu aspek penting dalam dunia pendidikan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. negaranya. Hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk menciptakan generasi

PENGEMBANGAN MODUL MENULIS CERPEN BERDASARKAN TEKNIK 3M UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. menuliskan kembali dengan kalimat sendiri teks narasi dengan menggunakan pola

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan pembelajaran di sekolah dapat dikatakan berhasil apabila

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL MENULIS TEKS CERPEN BERDASARKAN TEKNIK STORYBOARD UNTUK SISWA SMA/MA KELAS XI ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjawab perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 dalam pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa menengah

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dengan baik dan benar dalam berbagai kegiatan komunikasi.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis teks pidato pada hakikatnya menuangkan gagasan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN [1]

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diberlakukan untuk meningkatkan mutu serta hasil pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi inti dari pengajaran Bahasa Indonesia secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara negosiasi, diskusi dan musyawarah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 956) dijelaskan bahwa negosiasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aep Rohimat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kurikulum 2013 tercatat sebagai perubahan ketiga selama era politik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Sastra tumbuh, hidup, dan berkembang seiring dengan kemajuan peradaban

BAB 1 PENDAHULUAN. memprihatinkan. Guru dengan lancarnya menerangkan berbagai macam teori,

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. hasil berpikir yang paling penting dan mendukung masa adalah bahasa. Dengan. kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Bahan ajar merupakan salah satu aspek penting dalam dunia pendidikan, karena bahan ajar merupakan salah satu sarana untuk mendukung berjalannya proses belajar. Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran apabila dikembangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa serta dimanfatkan secara benar akan merupakan salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Menurut Widodo & Jasmadi (dalam Lestari, 203: ) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dan subkompetensi dengan segala kompleksitasnya. Dengan adanya bahan ajar maka peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran bergeser. Semula guru di anggap sebagai satu-satunya sumber informasi di kelas, sementara siswa diposisikan sebagai penerima informasi pasif. Dengan bahan ajar ini pula, maka guru tidak lagi merupakan satu-satunya sumber belajar di dalam kelas. Dalam hal ini, guru lebih diarahkan untuk berperan sebagai fasilitator yang membantu dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran. Serta dengan memanfaatkan bahan ajar yang telah dirancang sesuai kebutuhan pembelajaran, siswa diarahkan lebih lagi untuk menjadi pelajar aktif yang

2 mempelajari setiap materi dalam bahan ajar dahulu sebelum mengikuti pembelajaran di kelas. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri Jetis dalam penelitian skripsi seorang mahasiswa FX. Dalu Pradhah Prasaja, ditemukan beberapa masalah mengenai pengadaan bahan ajar. Seiring dengan pergantian kurikulum KTSP menjadi kurikulum 203, bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya menggunakan satu bahan ajar utama, yaitu bahan ajar berjudul Bahasa IndonesiaEkspresi Diri dan Akademik yang diperuntukkan bagi siswa kelas XI. Bahan ajar tersebut adalah bahan ajar yang diproduksi oleh tim dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Namun, berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia yang menggunakan bahan ajar tersebut diketahui bahwa masih ada beberapa kesalahan konsep pada materinya. Guru juga masih mengandalkan referensi dari bahan ajar dari kurikulum lama, dan sumber lain seperti internet. Selain itu, guru juga belum berkeinginan untuk mengembangkan bahan ajar baru dengan alasan kurikulum yang digunakan masih baru. Terkait dengan penelitian yang mengangkat materi menulis cerpen, berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung di sekolah SMA Negeri 5 Medan, penulis melakukan analisa tentang pembelajaran cerpen dengan menyebarkan angket kepada siswa dan wawancara dengan guru. Hasilnya, sebagian besar siswa mampu menguasai teori cerpen, beserta unsur dan kaidahnya. Akan tetapi, dari segi praktiknya, minat siswa terhadap menulis cerpen tergolong rendah. Hal ini bisa disebabkan guru yang cakap dalam memberi teori

3 tentang cerpen, namun belum tentu bisa menunjukkan kemampuannya dalam menulis cerpen. Sehingga belum adanya keberanian dari guru untuk mengembangkan bahan ajar dalam bentuk modul. Dalam pembelajaran menulis cerpen pun, guru terkadang masih menggunakan metode pembelajaran yang cenderung monoton seperti penggunaan metode diskusi. Dalam hal ini pun sangat diperlukan teknik yang menarik untuk menbangkitkan kembali minat siswa dalam keterampilan menulis cerpen. Faktor lainnya adalah minimnya sarana dan prasarana penunjang kebutuhan siswa dalam menulis cerpen. Selain itu, siswa hanya menulis cerpen di saat ada tugas dari guru. Terdapat dalam penelitian yang relevan juga yang pernah di bahas oleh peneliti FX. Dalu Pradhah Prasaja Pengembangan Bahan Ajar Modul Menulis Teks Cerpen Berdasarkan Teknik Storyboard Untuk Siswa SMA/MA Kelas XI bahwa data dari sastrawan Taufik Ismail (dalam Suroso, 2009) tentang perbandingan tugas mengarang di SMA di negara lain dengan SMA di Indonesia menunjukkan adanya ketimpangan. Tugas mengarang siswa SMA di berbagai negara rata-rata satu karangan per minggu, 8 karangan per semester, 36 karangan per satu tahun, 08 karangan per tiga tahun. Keadaan mencolok terjadi di SMA di Indonesia. Dalam rentang waktu 950-2008, siswa SMA di Indonesia rata-rata diberi tugas mengarang lima karangan dalam satu tahun, dan 5 karangan dalam tiga tahun. Bahkan di banyak sekolah di Indonesia, tugas mengarang hanya dilakukan satu kali dalam setahun.

4 Berdasarkan kasus tersebut, penulis terdorong untuk melakukan pengembangan bahan ajar dengan materi menulis cerpen. Pengembangan bahan ajar menulis cerpen nantinya diintegrasikan dengan teknik3m (Meniru-Mengolah- Mengembangkan). Pada kurikulum 203, menulis cerpen terdapat pada pembelajaran kelas XI SMA. Berikut disajikan tabel kompetensi inti dan kompetensi dasar menulis cerpen. Tabel KI dan KD Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMA/MA KOMPETENSI ISI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. KOMPETENSI DASAR 4.2 Memproduksi teks ceritapendek, pantun, cerita ulang,eksplanasi kompleks, danfilm/drama yang koheren sesuaidengan karakteristik teks yangakan dibuat baik secara lisan mupun tulisan. Untuk mendukung tercapainya kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebagaimana tercantum dalam kompetensi dasar, maka dilakukan pengembangan. Pengembangan berarti menciptakan sesuatu yang baru atau mengembangkan konsep yang telah ada menjadi lebih baik dengan inovasi. Penelitian ini akan mengembangkan bahan ajar modul menulis cerpen untuk siswa kelas XI. Pengembangan ini nantinya dapat digunakan sebagai tambahan materi atau referensi buku teks Bahasa Indonesia yang sudah ada. Materi menulis cerpen dalam kompetensi dasar seperti yang disajikan pada tabel di atas diintegrasikan dengan teknik 3M (Meniru-Mengolah-

5 Mengembangkan). Jadi, dalam pengembangan bahan ajar modul menulis teks cerpen berdasarkan teknik 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan)nantinya berisi dua pembelajaran, yaitu berkenalan dengan cerpen, dan berlatih menulis cerpen menggunakan teknik 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan). Oleh karena itu pengembangan bahan ajar modul ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan kreativitas siswa dalam menulis cerpen. Selain itu modul menulis teks cerpen berdasarkan teknik 3M (Meniru-Mengolah- Mengembangkan)dapat membantu guru dalam mengelola pembelajaran yang efektif dan efisien, dan juga dapat menjadi referensi dalam pembelajaran menulis cerpen. Sebelum dilakukan penelitian dan pengembangan ini, telah dilakukan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian dan pengembangan ini. Penelitian tersebut di antaranya, penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Baharudin Adnan tahun 203 dalam laporan skripsinya yang berjudul PeningkatanKeterampilan Menulis Cerpen Melalui Teknik Papan Cerita (Storyboard) SiswaKelas X. SMA Negeri Minggir, Sleman Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis cerpen siswa kelas X. di SMA Negeri Minggir dengan menggunakan teknik papan cerita (storyboard). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis cerpen menggunakan teknik papan cerita dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran menulis cerpen pada subjek tersebut. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan penulis teliti. Relevansinya terletak pada keterampilan yang di teliti dan berbeda teknik yang digunakan peneliti dalam

6 penelitian ini. Peneliti akan menggunakan teknik 3M(Meniru-Mengolah- Mengembangkan). Berdasarkan latar belakangan tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat suatu penelitian yang berjudul Pengembangan Modul Menulis Teks Cerpen Berdasarkan Teknik 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 206/207..2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, ditemukan beberapa masalah sebagai berikut:. masih terbatasnya sumber pembelajaran menulis cerpen sesuai kurikulum 203 bagi guru dan siswa, 2. belum adanya keberanian dari guru untuk mengembangkan bahan ajar/modul, 3. masih minimnya minat siswa terhadap kegiatan menulis cerpen, 4. masih minimnya sumber pembelajaran menulis cerpen yang menggunakan teknik tertentu, 5. perlunya referensi lain bagi siswa agar mampu meningkatkan keterampilan menulis cerpen, 6. perlunya sebuah inovasi berupa teknik yang bisa menciptakan suasanapembelajaran menulis cerpen berjalan secara menyenangkan dan kreatif.

7.3 Batasan Masalah Berdasarkan indentifikasi masalah yang telah diuraiakan di atas, terlihat banyak masalah yang muncul berkaitan dengan penelitian ini. Oleh karena itu peneliti membatasi masalah dengan memfokuskan permasalahan pada, perlunya refrensi lain bagi siswa seperti modul menulis cerpen dan didasarkan pada sebuah inovasi berupa teknik 3M dalam meningkatkan pembelajaran menulis cerpen yang menyenangkan dan kreatif. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Modul Menulis Teks Cerpen Berdasarkan teknik3m (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) untuk siswa kelas XI SMA Negeri 5 Medan tahun pembelajaran 206/207..4 Rumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :. Bagaimanakah kelayakan bahan ajar modul menulis teks cerpen berdasarkan teknik3m (Meniru-Mengolah-Mengembangkan)untuk siswa SMA kelas XI? 2. Bagaimanakah keefektifan bahan ajar modul menulis cerpen berdasarkan teknik 3M sebagai sumber belajar untuk siswa?

8.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini dirumuskan yaitu sebagai berikut:. mengembangkan kelayakan bahan ajar modul menulis teks cerpen berdasarkan teknik 3M (MeniruMengolah-Mengembangkan)untuk siswa kelas XI SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 206/207, 2. mendeskripsikan keefektifan bahan ajar modul menulis cerpen berdasarkan teknik 3M untuk meningkatkan pembelajaran siswa..6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini dilakukan adalah :. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, memberikan gambaran yang jelas mengenai pengembangan bahan ajar modul menulis cepen berdasarkan teknik 3M guna meningkatkan pembelajaran siswa. 2. Manfaat Praktis a) manfaat bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pengembangan bahan ajar modul menulis cerpen berdasarkan teknik 3M, b) manfaat bagi siswa, mempermudah siswa dalam memahami konsepkonsep pada setiap pembelajaran, khususnya pada menulis cerpen.

9 Selain itu juga untuk meningkatkan minat dan kreativitas siswa dalam menulis cerpen, c) manfaat bagi guru, sebagai alternatif sumber belajar yang efektif dan efisien untuk pembelajaran dan penguasaan materi menulis cerpen sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar menurut standar isi kurikulum 203, d) manfaat bagi sekolah, menambah referensi bahan ajar Bahasa Indonesia di sekolah yang nantinya dapat menampung kebutuhan guru dan siswa akan sumber pembelajaran, e) manfaat bagi pembaca, penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan yang membutuhkan refrensi dan yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.