PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2012 Seri : E

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 7 SERI E

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 03 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI POLEWALI MANDAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

===================================================== PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULELENG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN,

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 49 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2010 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

WALIKOTAA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN GANGGUANN IZIN GANGGUAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA

- 1 - PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI WONOSOBO, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

PEMERINTAH KOTA TIDORE KEPULAUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 3 SERI E

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menetapkan : PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DALAM WILAYAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI ENDE PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENDE NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 14 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP, Menimbang Mengingat : : bahwa bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam dan pola pengelolaan sampah perlu dilakukan, maka berdasarkan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah. 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 09); 3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 1

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah; 14. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2011 tentang Pedoman Materi Muatan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMENEP dan BUPATI SUMENEP MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sumenep; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Sumenep dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Kepala Daerah adalah Bupati Sumenep; Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 2

4. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroaan Terbatas, Perseroaan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau organisasi yang sejenis, Lembaga Dana Pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lainnya; 5. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat; 6. Sumber sampah adalah asal timbunan sampah; 7. Penghasil sampah asalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan timbulan sampah. 8. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah; 9. Pengelola sampah adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab dan melaksanakan pengelolaan sampah yaitu Pemerintah Daerah, pihak swasta/pelaku usaha yang bergerak dalam penyediaan jasa pengelolaan sampah dan anggota masyarakat yang melakukan swakelola pengelolaan sampah; 10. Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda mati; 11. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari benda hidup; 12. Sampah domestik adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan domestik; 13. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga; 14. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus; 15. Sampah industri adalah sampah yang dihasilkan oleh kegiatan industri; 16. Lingkungan adalah lingkungan hidup yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya; 17. Ramah Lingkungan berhubungan dengan kualitas yang dapat dipakai kembali, dapat diuraikan secara biologis atau dapat dibuat kompos, dapat didaur ulang dan tidak beracun atau berbahaya bagi lingkungan; 18. Bahan ramah lingkungan berhubungan bahan dengan kualitas yang dapat dipakai kembali dapat di uraikan secara biologis atau dapat dibuat kompos, dapat di daur ulang dan tidak beracun atau berbahaya bagi lingkungan; 19. Timbulan sampah adalah satuan kegiatan atau proses menghasilkan sampah; Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 3

20. Bak sampah adalah tempat untuk menampung sampah yang disediakan untuk menampung sampah sementara yang disediakan dan digunakan oleh pemakai persil dan publik; 21. Pengumpulan sampah adalah kegiatan mengumpulkan sampah dari setiap persil dan memindahkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS); 22. Pengangkutan sampah adalah kegiatan memindahkan sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA); 23. Daur ulang adalah kegiatan pemanfaatan materi yang terkandung dalam sampah anorganik; 24. Pengomposan adalah kegiatan pemanfaatan ulang sampah organik melalui proses pembusukan; 25. Tempat Penampungan Sementara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat sebelum sampah diangkut ketempat pendaur ulang, pengolahan dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu; 26. Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu yang selanjutnya disebut TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah; 27. Tempat Pemrosesan Akhir yang selanjutnya disebut TPA adalah tempat untuk mengisolasi sampah yang memenuhi standar teknis dan oprasional sehingga aman bagi lingkungan yang dilengkapi DPL (Dokumen Pengelolaan Lingkungan); 28. Masyarakat adalah semua orang yang secara alami dan hukum memiliki hak dan kewajiban atau menjadi subjek hukum; 29. Orang adalah orang perseorangan, sekelompok orang, dan/atau Badan Hukum; 30. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang ekonomi. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) Sampah yang dikelola dalam Peraturan Daerah ini terdiri dari: a. sampah rumah tangga; b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan c. sampah spesifik. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 4

(2) Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik; (3) Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan/atau fasilitas lainnya. (4) Sampah spesifik sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c meliputi: a. sampah yang mengandung bahan yang berbahaya dan beracun; b. sampah yang mengandung limbah yang berbahaya dan beracun; c. sampah yang timbul akibat bencana; d. puing bongkahan bangunan; e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah dan/atau; f. sampah yang timbul secara tidak perodik. BAB III AZAS, TUJUAN DAN SASARAN Pasal 3 Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan azas tanggungjawab, azas berkelanjutan, azas manfaat, azas keadilan, azas kesadaran, azas kebersamaan, azas keselamatan, azas keamanan dan azas nilai ekonomi. Pasal 4 Pengelolaan sampah bertujuan: a. mengurangi kuantitas dan dampak yang ditimbulkan oleh sampah; b. meningkatkan kesehatan masyarakat; c. meningkatkan kualitas lingkungan hidup; d. menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pasal 5 Sasaran Pengelolaan Sampah adalah : a. meningkatkan pengelolaan sampah dan mencegah terjadi pencemaran lingkungan; b. meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan; c. meningkatkan peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pengelolaan sampah; d. menerapkan hirarkhi pengelolaan sampah meliputi pencegahan dan pengurangan sampah dari sumber sampah, pemanfaatan kembali dan tempat pembuangan akhir sampah. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 5

BAB IV WEWENANG PEMERINTAH DAERAH Pasal 6 (1) Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintah daerah mempunyai kewenangan : a. menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan Nasional dan Provinsi; b. menyelenggarakan pengelolaan sampah skala Kabupaten sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah; c. melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengeloaan sampah yang dilaksanakan oeh pihak lain; d. menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah; e. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup; dan f. menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya; g. penetapan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah Kabupaten sesuai dengan peraturan perundang-undangan; h. pedoman penyusunan sistem tanggap darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f diatur dengan Peraturan Bupati. BAB V HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN Bagian Kesatu Hak Pasal 7 Setiap orang berhak : a. mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan dari pemerintah daerah dan/atau pihak lain yang diberi tanggungjawab untuk itu; b. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan, dan pengawasan di bidang pengelolaan sampah; Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 6

c. memperoleh informasi yang benar, akurat dan tepat waktu mengenai penyelenggaraan pengelolaan sampah; d. mendapatkan perlindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari kegiatan tempat pemrosesan akhir sampah; dan e. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan. Bagian Kedua Kewajiban Pasal 8 (1) Setiap orang wajib memelihara kebersihan lingkungan sampai batas bahu jalan di sekitar pekarangan masing-masing. (2) Untuk mempermudah pengendalian sampah setiap pemilik/penghuni/penanggung jawab bangunan wajib menyediakan tempat-tempat sampah sebagai tempat penampungan sampah harian yang di hasilkan. (3) Tempat-tempat sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditempatkan dalam lingkungan pekarangan masing-masing. (4) Setiap kendaraan yang ditarik dengan hewan harus melengkapi hewan penariknya dengan karung penampungan kotoran tinja dan membuangnya pada tempat yang telah ditentukan. (5) Dipinggiran jalan umum dan tempat-tempat keramaian umum lainnya ditempatkan Kotak-kotak sampah guna menampung sampah-sampah kecil dari orang-orang yang berlalu lalang di tempat itu. (6) Tempat sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) difasilitasi oleh Pemerintah Daerah. (7) Bentuk, ukuran serta letak penempatan Kotak-kotak sampah sebagaimana tersebut pada ayat (5) akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. (8) Camat dan Lurah beserta jajarannya ikut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengelolaan sampah mulai dari sumber/rumah tangga sampai dengan TPS dengan melakukan/membuat ketentuan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan khususnya sampah sesuai dengan kondisi setempat. (9) Setiap produsen wajib mengelola sampah produksinya yang tidak bisa/sulit untuk diurai oleh alam. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 7

Pasal 9 (1) Setiap pemilik/penghuni rumah tinggal, kantor, rumah sakit dan bangunan/sarana untuk kepentingan umum lainnya, diwajibkan menyediakan tempat untuk penampungan sampah dan air buangan. (2) Terhadap air buangan yang melebihi ambang batas pencemaran sebelum dibuang kesaluran umum harus terlebih dahulu diproses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 10 (1) Setiap rumah makan, restoran, hotel, rumah penginapan, apotek, bioskop, serta bangunan lainnya yang sejenis diwajibkan menyediakan tempat penampungan sampah dan/ atau air buangan; (2) Terhadap air buangan yang menimbulkan bau busuk sebelum dibuang ke saluran umum atau sungai harus terlebih dahulu diproses sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 11 (1) Setiap industri/pabrik diwajibkan menyediakan tempat penampungan sampah dan/atau tempat pembuangan air. (2) Tempat penampungan sampah dan/atau air buangan yang mengandung bahan beracun dan/atau berbahaya sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus terlebih dahulu diproses sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 12 Setiap pedagang penjaja dan pedagang kaki lima diwajibkan menyediakan tempat penampungan sampah yang berasal dari kegiatan usahanya. Pasal 13 (1) Setiap badan atau orang yang meguasai atau mengelola suatu komplek perusahaan, perkantoran, mall/pertokoan, pasar dan bangunan yang sejenis wajib memelihara kebersihan atas jalan, saluran, taman dan jalur hijau yang ada dilingkungannya; (2) Badan atau orang sebagaimana dimaksud ayat (1) di wajibkan menyediakan tempat penampungan sampah dan/ atau tempat air buangan. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 8

Pasal 14 (1) Setiap orang atau badan yang menyelenggarakan keramaian umum, atau melakukan suatu kegiatan yang mengakibatkan timbulnya keramaian, penanggung jawab penyelenggara harus menempatkan beberapa petugas kebersihan dengan tugas mengumpulkan sampah yang berasal dari pengunjung keramaian tersebut; (2) Pembersihan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat juga di laksanakan oleh SKPD yang menangani kebersihan atas permintaan penanggung jawab penyelenggara dengan membayar retribusi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 15 Setiap pemilik lahan yang belum dibangun atau belum dimanfaatkan diharuskan untuk menjaga kebersihan dan memasang pagar agar tidak dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Bagian Ketiga Larangan Pasal 16 Setiap penduduk atau pemilik/penghuni bangunan dilarang : a. membuang sampah atau yang dianggap sampah kedalam sungai, bantaran sungai, got, saluran saluran air, gang-gang, taman, lapangan serta tempat-tempat umum lainnya; b. membakar sampah di jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum di sekitar pekarangan, sehingga mengganggu ketertiban umum; c. menutup selokan di sekitar perkarangan yang dapat menghambat pembersihan sampah, tanpa izin Bupati; d. membuang air besar (hajat besar) dan buang air kecil (hajat kecil) di jalan, jalur hijau, taman, saluran dan tempat umum kecuali ditempat-tempat yang telah ditentukan instansi pelaksana; e. membuang sampah di luar lokasi pembuangan yang telah ditetapkan tanpa izin tertulis dari Bupati; f. membuang barang-barang atau kotoran yang dikategorikan sebagai sampah spesifik seperti benda tajam, pecahan kaca, batang-batang pohon, bendabenda berbau seperti bangkai hewan, rambatan pagar halaman serta bongkahan bangunan harus dimusnahkan sendiri aatau dapat meminta bantuan Dinas/Instansi terkait sengan pelayanan khusus; g. dilarang membuang sampah di Tempat Penampungan Sampah Sementara di luar jam-jam yang telah ditetapkan untuk itu. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 9

BAB VI PERIZINAN Pasal l7 (1) Pengelolaan sampah oleh pihak ketiga harus mendapatkan izin dari Bupati. (2) Kegiatan pengelolaan sampah yang memerlukan izin meliputi: a. pengangkutan; b. pengolahan; c. pemrosesan akhir. (3) Permohonan izin pengelolaan sampah harus memenuhi persyaratan administrasi yang memuat : a. data akta pendirian perusahaan; b. nama penanggungjawab kegiatan; c. nama perusahaan; d. alamat perusahaan; e. bidang usaha dan/atau kegiatan; f. nomor telepon perusahaan; g. wakil perusahaan yang dapat dihubungi; h. sertifikat kompetensi dan/atau sertifikat pelatihan. (4) Apabila kegiatan pengelolaan sampah merupakan wajib Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL- UPL), permohonan izin dilengkapi dengan izin lingkungan. Pasal 18 (1) Izin pengangkutan sampah berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang. (2) Izin pengolahan dan pemrosesan akhir sampah berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang. BAB VII PENANGANAN SAMPAH Pasal 19 Penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, meliputi: a. pemilahan; b. pengumpulan; c. pengangkutan; d. pengolahan; e. pemrosesan akhir sampah. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 10

Bagian Kesatu Pemilahan Pasal 20 (1) Kegiatan pemilahan sampah dilakukan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah. (2) Pemilahan sampah dilakukan oleh orang perseorangan, kelompok orang atau badan hukum pada sumbernya, pengelola kawasan dan pemerintah daerah. (3) Pemilahan sampah dilakukan melalui kegiatan pengelompokan sampah. (4) Sarana pemilahan sampah disediakan oleh pengelola kawasan dan pemerintah daerah. (5) Pemilahan sampah menggunakan sarana yang memenuhi persyaratan, jumlah sarana sesuai dengan jenis pengelompokan sampah, diberi simbol atau tanda dan bahan, bentuk dan warna wadah. Bagian Kedua Pengumpulan Pasal 21 (1) Pengumpulan sampah dilakukan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). (2) Pengumpulan sampah dilakukan oleh pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas lainnya dan pemerintah daerah; (3) Pengelola kawasan dalam melakukan pengumpulan menyediakan TPS, tempat pengolahan sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) yang selanjutnya disebut TPS 3R dan/atau alat pengumpul untuk sampah terpilah; (4) Dalam pengumpulan sampah SKPD yang membidangi persampahan dan lingkungan hidup menyediakan TPS dan/atau TPS 3R pada wilayah permukiman, dengan memenuhi persyaratan meliputi : a. tersedia sarana untuk pengelompokan sampah menjadi sedikit 5 jenis sampah; b. luas lokasi dan kapasitas sesuai kebutuhan; c. lokasi yang mudah diakses; d. tidak mencemari lingkungan; e. memiliki jadual pengumpulan dan pengangkutan. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 11

Bagian Ketiga Pengangkutan Pasal 22 (1) Pengangkutan sampah dilakukan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari TPS atau dari TPST menuju ke TPA. (2) Pengangkutan sampah dari TPS dan/atau TPS 3R ke TPA atau TPST dilakukan oleh pemerintah daerah dengan menyediakan alat angkut sampah terpilah paling sedikit 5 (lima) jenis sampah dan tidak mencemati lingkungan. Pasal 23 (1) Sampah yang telah ditempatkan di TPS kemudian diangkut dengan kendaraan sampah ketempat pembuangan/pemusnahan sampah. (2) Jam pengangkutan sampah dari TPS termasuk jalurjalur pengangkutan sampah ke TPA diatur dengan Keputusan Bupati. Bagian Keempat Pengolahan Pasal 24 (1) Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf d meliputi kegiatan : a. pemadatan; b. pengomposan; c. daur ulang materi; dan/atau d. daur ulang energi. (2) Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh : a. setiap orang pada sumbernya; b. pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya; c. SKPD yang membidangi persampahan dan lingkungan hidup. (3) Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas social dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pengolahan sampah skala kawasan yang berupa TPS3R. (4) SKPD yang membidangi persampahan dan lingkungan hidup menyediakan fasilitas pengolahan sampah pada wilayah permukiman yang berupa : a. TPS3R b. stasiun peralihan antara; c. TPA; dan/atau d. TPST. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 12

Bagian Kelima Pemrosesan Akhir Sampah Pasal 25 (1) Pemrosesan akhir sampah dilakukan dalm bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan seara aman. (2) Pemrosesan akhir sampah dilakukan oleh pemerintah daerah dengan menggunakan metode lahan uruk terkendali metode lahan uruk saniter dan teknologi ramah lingkungan. (3) Pemerintah Daerah menyediakan dan mengoperasikan TPA dengan melakukan : a. pemilihan lokasi sesuai rencana tata ruang wilayah (RTRW); b. menyusun analisis biaya dan teknologi; c. menyusun rancangan teknis. (4) Lokasi TPA paling sedikit memenuhi aspek: a. geologi; b. hidrologi; c. kemiringan zona; d. jarak dari lapangan terbang dan permukiman; e. tidak berada di kawasan lindung/cagar alam; f. bukan merupakan daerah banjir. (5) SKPD yang membidangi persampahan dan lingkungan hidup dalam menyediakan TPA melengkapi : a. fasilitas dasar; b. fasilitas perlindungan lingkungan; c. fasilitas operasi; d. fasilitas penunjang. (6) Apabila TPA tidak dioperasikan sesuai dengan persyaratan teknis, harus dilakukan penutupan dan/atau rehabilitasi. (7) Penyediaan fasilitas pengolahan dan pemrosesan akhir sampah dilakukan melalui tahapan : b. perencanaan; c. pembangunan; d. pengoperasian; e. pemeliharaan. (8) Pembangunan fasilitas pengolahan dan pemrosesan akhir sampah meliputi kegiatan: b. konstruksi; c. supervisi; d. uji coba. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 13

BAB VIII PEMBIAYAAN DAN KOMPENSASI Bagian Kesatu Pembiayaan Pasal 26 (1) Pemerintah Daerah wajib membiayai penyelenggaran pengelolaan sampah. (2) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (3) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kedua Kompensasi Pasal 27 (1) Pemerintah Daerah dapat memberikan kompensasi kepada orang sebagai akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempat pemrosesan akhir sampah. (2) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa : a. relokasi; b. pemulihan lingkungan; c. biaya kesehatan dan pengobatan; d. penyediaan fasilitas sanitasi dan kesehatan; e. kompensasi dalam bentuk lain. (3) Dampak negatif dan kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati. (4) Pemberian kompensasi oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. BAB IX KERJASAMA DAN KEMITRAAN Bagian Kesatu Kerjasama Pasal 28 (1) Pemerintah Daerah dapat melakukan kerjasama antar Pemerintah Kabupaten/Kota lain dalam melakukan pengelolaan sampah. (2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diwujudkan dalam bentuk kerjasama dan/atau pembuatan usaha bersama pengelolaan sampah. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 14

(3) Mengenai pedoman kerjasama dan bentuk usaha bersama antar daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kedua Kemitraan Pasal 29 (1) Pemerintah Daerah dapat bermitra dengan badan usaha pengelolaan sampah dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah. (2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk perjanjian antara Pemerintah Daerah dan badan usaha yang bersangkutan. (3) Tata cara pelaksanaan kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB X PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 30 (1) Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan dan pengawasan dalam kegiatan pengolahan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang diselenggarakan oleh SKPD yang membidangi persampahan dan lingkungan hidup. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa : a. pemberian usul, pertimbangan dan/atau saran kepada Pemerintah Kabupaten melalui SKPD yang membidangi persampahan dan lingkungan hidup dalam kegiatan pengolahan sampah; b. pemberian saran dan pendapat dalam perumusan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga; c. pelaksanaan kegiatan penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang dilakukan secara mandiri dan/atau bermitra dengan SKPD yang membidangi persampahan dan lingkungan hidup; dan/atau d. pemberian pendidikan dan pelatihan, kampanye dan pendampingan oleh kelompok masyarakat kepada anggota masyarakat dalam pengelolaan sampah untuk mengubah perilaku anggota masyarakat. (3) Peran serta Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b disampaikan melalui forum yang keanggotaannya terdiri atas pihak-pihak terkait. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 15

BAB XI PENGAWASAN Pasal 31 (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pengelola sampah dilakukan oleh Pemerintah Daerah. (2) Pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada norma, standar, prosedur dan kriteria pengawasan yang diatur oleh Bupati. (3) Pengawasan pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XII KETENTUAN SANKSI Bagian Kesatu Sanksi Administrasi Pasal 32 (1) Pengelola sampah yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam : a. Pasal 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 dan 18 dikenakan sanksi administratif; b. Pasal 17 dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berupa : a. pembekuan Izin Usaha; b. pencabutan Izin Usaha. (3) Pembekuan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a apabila telah dilakukan peringatan secara tertulis berturut-turut 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Pencabutan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan apabila pengelola sampah tidak mematuhi peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (5) Sanksi sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf b berupa tidak dapat membuka kegiatan usaha sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Bagian Kedua Sanksi Pidana Pasal 33 (1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pembuangan sampah sehingga menimbulkan kerusakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dikenakan sanksi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 16

(2) Selain sanksi sebagaimana dimaksud ayat (1) kepada pihak yang melakukan pelanggaran dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha dan izin kegiatan. (3) Setiap orang yang melanggar Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15 dan Pasal 16 dipidana dengan Pidana kurungan paling lama 6 bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). (4) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (3) adalah Pelanggaran. BAB XIII PENYIDIKAN Pasal 34 (1) Selain pejabat penyidik umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidik atas tindak pidana sebagaiaman dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat dilakukan pula oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para pejabat penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) ini berwenang : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan tersangka; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik bahwa terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana yang selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum tersangka dan keluarganya; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (3) Dalam melaksanakan tugasnya penyidik tidak berwenang melakukan penangkapan dan atau penahanan. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 17

(4) Penyidik membuat berita acara setiap tindakan tentang : a. pemeriksaan tersangka; b. pemasukan rumah; c. pemeriksaan benda; d. pemeriksaan surat; e. pemeriksaan saksi; f. pemeriksaan ditempat kejadian dan mengirimkannya kepada Pengadilan Negeri melalui penyidik Polri. BAB XIV PENYELESAIAN SENGKETA Bagian Kesatu Umum Pasal 35 (1) Sengketa yang dapat timbul dari pengelolaan sampah terdiri atas : a. sengketa antara pemerintah daerah dan pengelola sampah; dan b. sengketa antara pengelola sampah dan masyarakat. (2) Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui penyelesaian di luar pengadilan ataupun melalui pengadilan. (3) Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan Pasal 36 (1) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan dilakukan dengan mediasi, negosiasi, arbitrase, atau pilihan lain dari para pihak yang bersengketa. (2) Apabila dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai kesepakatan, para pihak yang bersengketa dapat mengajukannya kepengadilan. Bagian Ketiga Penyelesaian Sengketa di Dalam Pengadilan Pasal 37 (1) Penyelesaian sengketa persampahan di dalam pengadilan dilakukan melalui gugatan perbuatan melawan hukum. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 18

(2) Gugatan perbuatan melawan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mensyaratkan penggugat membuktikan unsur-unsur kesalahan, kerugian, dan hubungan sebab akibat antara perbuatan dan kerugian yang ditimbulkan. (3) Tuntutan dalam gugatan perbuatan melawan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berwujud ganti kerugian dan/atau tindakan tertentu. Bagian Keempat Gugatan Perwakilan Kelompok Pasal 38 Masyarakat yang dirugikan akibat perbuatan melawan hukum di bidang pengelolaan sampah berhak mengajukan gugatan melalui perwakilan kelompok. Bagian Kelima Hak Gugat Organisasi Persampahan Pasal 39 (1) Organisasi persampahan berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pengelolaan sampah yang aman bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. (2) Hak mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbatas pada tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu, kecuali biaya atau pengeluaran riil. (3) Organisasi persampahan yang berhak mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan : a. berbentuk badan hukum; b. mempunyai anggaran dasar di bidang pengelolaan sampah; dan c. telah melakukan kegiatan nyata paling sedikit 1 (satu) tahun sesuai dengan anggaran dasarnya. BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 40 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan di atur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 19

Pasal 41 Peraturan Daerah diundangkan. ini mulai berlaku pada tanggal Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkanya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumenep. Diundangkan di : Sumenep pada tanggal : 25 Maret 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMENEP ttd Drs. HADI SOETARTO, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19580618 198107 1 002 Ditetapkan di : Sumenep pada tanggal :16 Oktober 2012 BUPATI SUMENEP ttd KH. A. BUSYRO KARIM, M.Si LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2013 NOMOR 1 Salinan Perda 12 th 2012/dokhuk.setda Page 20