EKSTRAK DAUN GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Oleh: Dr. Ahmad Fadli, Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Komalasari, ST., MT. Abstralc

dokumen-dokumen yang mirip
SAT. Ekstraksi Daun Gambir Menggunakan Pelarut Metanol-Air Sebagai Inhibitor Korosi. Rozanna Sri Irianty dan Komalasari. 1.

PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN GAMBIR DENGAN PELARUT ETANOL-AIR TERHADAP LAJU KOROSI BESI PADA AIR LAUT

Korosi merupakan efek yang paling merusak pada logam, oleh karena itu untuk melindungi bagian-bagian logam dari korosi dapat digunakan banyak cara,

Ekstrak Bahan Alam sebagai Inhibitor Korosi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb)

INHIBITOR KOROSI PADA AIR LAUT MENGGUNAKAN EKSTRAK TANIN DARI DAUN GAMBIR DENGAN PELARUT ETANOL-AIR

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 4 jenis yaitu nikel titanium, kobalt-kromiun-nikel, stainless steel dan

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah

BAB III METODE PENELITIAN

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

Abstrak. Tumbuhan perdu setengah merambat dengan percabangan memanjang. Daun

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Handout. Bahan Ajar Korosi

SAT. Ekstrak Daun Pepaya sebagai Inhibitor Korosi pada Baja AISI 4140 dalam Medium Air Laut. Rozanna Sri Irianty dan Khairat. 1.

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

Laporan Tugas Akhir. Saudah Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP KOROSI BAJA KARBON SCHEDULE 40 GRADE B ERW DALAM MEDIUM AIR LAUT DAN AIR TAWAR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

Bab II Tinjauan Pustaka

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. NaOH dalam metanol dengan waktu refluks 1 jam pada suhu 60 C, diperoleh

EKSTRAKSI DAUN GAMBIR MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL-AIR Oleh: Komalasari, ST.,MT., Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Dr. Ahmad Fadli.

Elektrokimia. Sel Volta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi secara bersamaan, dan dapat melakukan penggerakan gigi yang tidak mungkin

PEMANFAATAN BIO INHIBITOR DAUN SUKUN TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN 3,5 % NaCl DAN 1 M H 2 SO 4

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

ANALISA PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK RIMPANG JAHE TERHADAP LAJU KOROSI INTERNAL PIPA BAJA ST-41 PADA AIR TANAH

REDUKSI-OKSIDASI PADA PROSES KOROSI DAN PENCEGAHANNYA Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

PENGARUH KEHADIRAN TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI BESI TUANG KELABU

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 3 No.5, Juni 2005 ISSN X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

II. TINJAUAN PUSTAKA. Korosi merupakan suatu peristiwa kerusakan atau penurunan kualitas suatu logam akibat

PENGENDALIAN LAJU KOROSI BAJA St-37 DALAM MEDIUM ASAM KLORIDA DAN NATRIUM KLORIDA MENGGUNAKAN INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEH (Camelia sinensis)

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR NATRIUM SILIKAT(Na 2 SiO 3 ) HASIL SINTESIS DARI LUMPUR LAPINDO PADA BAJA TULANGAN BETON

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

4 Hasil dan Pembahasan

Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

PENAMBAHAN EDTA SEBAGAI INHIBITOR PADA LAJU KOROSI LOGAM TEMBAGA. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

ANALISIS EFEKTIVITAS HIDRAZIN (N 2 H 4 ) SEBAGAI ALTERNATIF INHIBITOR KOROSI PADA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Ekstrak Daun Trembesi (Samanea Saman (Jacq.) Merr.) Sebagai Bahan Inhibitor Terhadap Laju Korosi Baja Plat Hitam (Base Plate) A36

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LINGKUNGAN ASAM. Irvan Kaisar Renaldi 1

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Korosi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

KIMIA ELEKTROLISIS

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

Transkripsi:

EKSTRAK DAUN GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Oleh: Dr. Ahmad Fadli, Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Komalasari, ST., MT Abstralc Secara awam icorosi ditcenai sebagai penglcaratan, merupakan suatu peristiwa kerusakan atau penurunan kualitas suatu logam yang disebabkan terjadinya reaksi dengan lingkungan. Salah satu cara pencegahan korosi adalah penambahan inhibitor. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas, seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, dan senyawa-senyawa amina. Getah gambir yang diekstrak dari daun tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb). mempunyai kandungan tanin sebesar 24,56% Tanin kaya akan senyawa polifenol yang mampu menghambat proses oksidasi. Telah dilakukan ekstraksi sokletasi daun gambir menggunakan pelarut etanol-air dan methanol-air dengan berbagai variasi. Ekstrak yang dihasilkan digunakan sebagai inhibitor korosi. Pengukuran inhibisi korosi dilakukan secara gravimetri. Hasil ekstraksi daun gambir menggunakan pelarut etanol-air 1 :4 dengan kadar tannin 94,7 ppm, laju korosi 5 lo'^gr/cm^hari menggunakan 5.000 ppm ekstrak gambir, dan inhibisi korosi 53,6 %. Kata kunci: gambir, inhibitor korosi, tannin Pendahuluan Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristai, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mempercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Mekanisme korosi tidak terlepas dari reaksi elektrokimia. Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron-elektron. Perpindahan elektron merupakan hasil reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Mekanisme korosi melalui reaksi elektrokimia melibatkan reaksi anodik di daerah anodik. Reaksi anodik (oksidasi) 16

diindikasikan melalui peningkatan valensi atau produk elektron elektron. Reaksi anodik yang terjadi pada proses korosi logam yaitu : M => Mn"^ + ne Proses korosi dari logam M adalah proses oksidasi logam menjadi satu ion (n"^) dalam pelepasan n elektron. Harga dari n bergantung dari sifat logam sebagai contoh besi : Fe => Fe2^ + 2e Reaksi katodik juga berlangsung di proses korosi. Reaksi katodik diindikasikan melakii penurunan nilai valensi atau konsumsi elektron-elektron yang dihasilkan dari reaksi anodik. Reaksi katodik terletak di daerah katoda. Beberapa jenis reaksi katodik yang terjadi selama proses korosi logam yaitu : Pelepasan gas hydrogen: Reduksi oksigen: 2H' + 2e => H2 O2 + 4H' + 4e => H2O O2 + 2H2O => 40H Reduksi Proses pencegahan korosi dapat dilakukan, diantaranya dengan pelapisan pada permukaan logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor-korosi, dan Iain-lain. Inhibitor korosi didefisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap logam. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas, seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, dan senyawa-senyawa amina. Namun demikian, pada kenyataannya bahan-bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya mahal, dan tidak ramah lingkungan, maka sering industriindustri kecil dan menengah jarang menggunakan inhibitor pada sistem pendingin, sistem perpipaan, dan sistem pengolahan air, untuk melindungi besi baja dari serangan korosi. Untuk itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan sangatlah diperlukan. Inhibitor dari ekstrak bahan alam adalah solusinya karena aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan. Ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang mengandung atom N, O. P, S, dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Unsur-unsur yang mengandung pasangan elektron bebas ini nantinya dapat berfungsi sebagai ligan yang akan membentuk 17

senyawa konpleks dengan logam. Efektivitas ekstrak bahan alam sebagai inhibitor korosi tidak terlepas dari kandungan nitrogen yang terdapat dalam senyawa kimianya Getah gambir yang di ekstrak dari daun tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb). mempunyai kandungan tanin sebesar 24,56% Tanin kaya akan senyawa polifenol yang mampu menghambat proses oksidasi. Polifenol merupakan senyawa turunan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Fungsi polifenol dapat sebagai penangkap dan pengikat radikal bebas dari rusaknya ion-ion logam. Tanin memiliki sifat antara lain dapat larut dalam air atau alkohol karena tanin banyak mengandung fenol yang memiliki gugus OH, yang dapat mengikat logam berat (Carter etal, 1978). Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan ekstrak tanin sebagai bahan inhibitor korosi logam. Dalam penelitian ini akan dilakukan ekstraksi daun gambir menggunakan pelarut etanol-air dan methanol-air, serta menghitung keefektifan inhibitor organik dari ekstrak daun gambir, berdasarkan tingkat penurunan laju korosinya terhadap logam. Metodologi Bahan: ekstrak gambir, logam besi, alkohol teknis, HCl, dan aquades Alat : peralatan utama untuk uji korosi ( Gambar 6), satu set alat ekstraksi soxhlet, satu set alat evaporator, dan alat-alat gelas. Gambar 1. Rangkaian Peralatan Utama untuk Uji korosi 18

Cara Penelitian: Keterangan Gambar: 1. aerator 6. statif 2. adaptor 7. sampel logam besi 3. labu 8. impeler 4. motor pengaduk 9. pemecah udara 5. statif Pengambilan ekstrak daun gambir dilaksanakan pada kegiatan 1 dan 2. Sampel logam besi dibersihkan menggunakan amplas selanjutnya dicelupkan dalam larutan HCl 0,1 N. Kemudian dibilas menggunakan alcohol dan dicuci menggunakan aquades, dikeringkan dan ditimbang. Perendaman sampel logam besi dalam media air laut untuk uji korosi. Merangkai alat seperti Gambar 2, kemudian air laut dan sampel logam besi dimasukkan. Selanjutnya motor pengaduk dan aerator dihidupkan dan perendaman dilakukan selama 7 hari. Setelah waktu tercapai sampel logam besi selanjutnya dibersihkan, dikeringkan, dan ditimbang. Percobaan diulangi dengan menambahkan inhibitor ekstrak gambir dengan berat ekstrak gambir divariasikan dan pada suhu yang bervariasi. Laju korosi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: [Al-Sehaibani 2000]. keterangan : r = (Wo-Wf) Axt r =laju korosi ( ^ :) WQ = berat awal besi (gr) Wf = berat akhir besi (gr) A = luas permukaan plat besiyang terkorosi (cm^) t = waktu (hari) Perhitungan luas permukaan besi : Luas permukaan besi = 2(p x 1 + p x t + 1 x t) - (2nr^) + (2nrt) = 2(5 X 2 + 5 X 0,2 + 2 X 0,2)cm2 - (2 X 3,14 X 0,l2) cm^ + 19

(2 X 3,14 X 0,1 X 0,2) cm^ = 22.8628 cm^ Langkah selanjutnya adalah menentukan kemampuan inhibisi korosi logam besi menggunakan persamaan: keterangan : % E = Efisiensi inhibisi (%) %E = X 100% Hasil dan Pembahasan Variasi Konsentrasi Inhibitor Ekstrak Daun Gambir dengan Variasi Waktu Kontak dalam Mengurangi Laju Korosi Untuk mengetahui laju korosi besi dalam lingkungan yang menggunakan air laut sebagai media korosif, maka dilakukan uji korosi dengan metode gravimetri. Dalam metode ini berat awal sampel besi ditimbang, lalu direndam dalam media korosif air laut dengan cara digantung menggunakan tali dan dialirkan udara terusmenerus. Pengujian dilakukan pada temperatur lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan perendaman besi tanpa inhibitor dan adanya variasi konsentrasi inhibitor 1000, 3000, dan 5000 ppm dengan waktu kontak 5, 10, 15 dan 20 hari. Pada perendaman besi tanpa inhibitor, dengan memvariasikan lamanya waktu kontak dalam media korosif, diperoleh hasil bahwa semakin lama waktu kontak, maka berat besi semakin berkurang. Artinya besi yang terkorosi semakin banyak karena besi berubah menjadi Fe^"*^ yang larut dalam media korosif seperti dilunjukkan dalam Tabel 1. 20

Tabel 1. Tabel Hubungan Waktu Kontak dengan Pengurangan Berat Air Laut Tanpa Inhibitor pada Suhu Kamar Besi dalam Waktu Kontak, t (hari) Kehilangan berat (gr) 5 0.16 10 0.29 15 0.43 20 0.56 Bukti lain bahwa besi telah terkorosi adalah adanya perubahan warna media korosif secara visual. Media korosif mulai berubah warna menjadi agak kuning dan warnanya semakin pekat serta terbentuk endapan berwarna kuning kecoklatan. Perubahan warna media korosif menjadi kuning mengindikasikan telah terjadinya peristiwa korosi seperti di tunjukkan pada Gambar 8. Gambar 2. Perubahan warna medium korosif menjadi kuning kecoklatan Semakin lama waktu kontak dalam media korosif menyebabkan laju korosi semakin menurun. Hal ini disebabkan produk korosi Fe(OH)2 dapat menutupi pemukaan besi membentuk lapisan pasif pada sisi katodik sehingga mempengaruhi reaksi reduksi di katoda. Apabila reaksi di katoda terhambat, maka reaksi oksidasi besi di anoda juga terhambat. 21

Berdasarkan hasil penelitian, dengan adanya penambahan inhibitor dari ekstrak daun gambir dengan pelarut etanol dan metanol ke dalam media korosif dapat mengurangi laju korosi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan perhitungan dari hasil pengujian diketahui bahwa kehilangan berat besi menurun seiring meningkatnya konsentrasi inhibitor yang ditambahkan ke dalam media korosif. Ini berarti semakin besar konsentrasi inhibitor yang ditambahkan, maka laju korosi semakin kecil. Proses inhibisi ini terjadi akibat molekul-moleku! tanin yang teradsorpsi pada permukaan besi dan membentuk selaput pelindung di permukaan logam. Selaput pelindung yang terbentuk merupakan selaput tipis yang tidak dapat dilihat secara langsung. Gugus fungsi yang berperan dalam interaksi antar molekul-molekul tanin dan permukaan besi membentuk selaput pelindung adalah gugus hidroksil. Hal ini disebabkan molekul tanin banyak mengandung gugus hidroksil yang kaya dengan pasangan elektron bebas, sehingga tanin dapat menyumbangkan elektron bebas membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan logam besi. Hal ini didukung oleh fakta bahwa semakin banyak tanin yang teradsorpsi, semakin besar daya inhibisinya, sehingga laju korosi semakin berkurang. 0.0016 0.0014 0.0012 u. 0.0010 ^ 0.0008 J 0.0006 ^^ 0.0004 5 10 15 20 Waktu Perendaman (hari) 25 - Tanpa Inhibitor - Dengan Inhibitor 1000 ppm -A-Dengan Inhibitor 3000 ppm -^Dengan Inhibitor 5000 ppm Gambar 3. Grafik Hubungan Variasi Konsentrasi Inhibitor dari Ekstrak Daun Gambir Menggunakan Pelarut Etanol dengan Laju Korosi Logam pada Variasi Waktu Kontak 22

0.0016 ^ 0.0014 «Z 0.0012 I ^ 0.0010 0.0008 o 1^.= 0.0006 a -] 0.0004 10 15 20 Waktu Perendaman (hari) 25 Tanpa inhibitor M Dengan Inhibitor 1000 ppm is- Dengan inhibitor 3000 ppm )( Dengan Inhibitor 5000 ppm Gambar 4. Grafik Hubungan Variasi Konsentrasi Inhibitor dari Ekstrak Daun Gambir Menggunakan Pelarut Metanol dengan Laju Korosi Logam pada Variasi Waktu Kontak Perendaman besi menggunakan inhibitor menghasilkan warna yang lebih pekat pada konsentrasi inhibitor tertinggi. Hal ini sesuai dengan sifat fisik tanin yaitu berwarna kekuningan sampai cokelat terang dan akan menjadi lebih gelap apabila terkena cahaya langsung atau dibiarkan di udara terbuka. Perendaman besi dalam media korosif dengan penambahan inhibitor dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 5. Perendaman besi dengan penambahan inhibitor 23

Kesimpulan «i 1. Laju korosi terendah diperoleh pada konsentrasi inhibitor dari ekstrak daun gambir menggunakan pelarut etanol dan metanol 5000 ppm dengan variasi waktu kontak 20 hari yaitu 0,000504 gr/cm^hari dan 0,000547 gr/cm^hari. 2. Efisiensi inhibisi ekstrak daun gambir menggunakan pelarut etanol dan metanol terbesar adalah 53,585% dan 51,78%. 3. Inhibitor dari ekstrak daun gambir menggunakan pelarut etanol dan metanol efektif mengurangi laju korosi pada ph 9 dengan konsentrasi inhibitor 5000 ppm dan waktu kontak 20 hari dengan nilai laju korosi terendah yaitu 0,000373 gr/cm^hari dan 0,000503 gr/cm^hari. 24

DAFTAR PUSTAKA Austin,G.T.,1966, Industri Proses Kimia, ed 5, Erlangga, Jakarta Djaprie S., 1995, Ilmu dan Teknologi Bahan, ed 5, hal. 483-510, Erlangga, Jakarta Elly S., 1989, Kimia Tumbuhan, Departemen Pendidikan & Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Institut Pertanian Bogor. Fogler. 1992, Elements of Chemical Reaction Engginering, 2"^ ed, Prentice-Hall International, Inc, USA. Gessner, G H & Hampel, C.A., 1966, The Encyclopedia of Chemistry, ed.3nt, Van Nostrand Reinhold Company, New York. Gillis, H P, Norman H.N.T, David W. Oxtoby, 1999, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, ed 4, Jilid 1, Erlangga, Jakarta. Hagerman, Ann, E, 2002, Tannin Handbook, Miami University, USA Kirk and Othmer, 1965, Encyclopedia of Chemical Technology, ed. Vol. 6, p. 320, John Willey and Sons, New York. Uhlig, H H, 1961, Corrosion Handbook, John Willey and Sons Inc, London. Vogel, 1979, Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganik Analysis, 5* ed, p.p. 257-337, Longman Group Limited, London. 25