BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB III METODE PENULISAN. Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung berlokasi di jalan Yos Sudarso

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B PEKANBARU. A.Sejarah KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru

BAB III. Deskripsi Instansi

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. pokok dan fungsi DJBC yang mempunyai peran strategis dalam memberikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari berbagai sektor salah satunya adalah pajak.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai. 1. Sejarah dan Perkembangan KPPBC Tipe Madya Pabean B

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seiring perkembangan jaman, pajak sangat dibutuhkan baik di perusahaan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 17 /BC/2008 TENTANG

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 17/KMK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM. tersebut bediri pada pemerintahan Kabupaten Bengkalis. Kota selatpanjang dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 16 /BC/2008 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 42 /BC/2010

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P 14/BC/2006 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 49 /BC/2011 TENTANG

Analisis penerimaan dan potensi cukai pada. kantor pelayanan bea dan cukai tipe a. Surakarta periode Disusun oleh:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-15/BC/2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Menimbang : Mengingat :

P - 39/BC/2009 PELEKATAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 57/BC/2012

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR SE - 09/BC/2017

BAB III PEMBAHASAN Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR P- 39/BC/2009

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 13/PMK.04/2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

TENTANG PELUNASAN CUKAI MENTERI KEUANGAN,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

No. SOP: 16/TMPB/2016. Revisi Ke - Tanggal Penetapan 7 Desember Tanggal Revisi: -

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 31/BC/2007

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN

, No.2069 Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Ta

SE - 26/BC/2009 PELAYANAN PITA CUKAI

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER- 43 /BC/2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.04/2011 TENTANG GUDANG BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 18/BC/2017 TENTANG DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 35/BC/2014 TENTANG TATA CARA TIDAK DIPUNGUT CUKAI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG

Tanggal Penetapan: 28 Juli 2016 Tanggal Revisi Revisi ke-

TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU DENDA ADMINISTRASI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2013 tentang Tata Cara Penagihan Bea Ma

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG

STANDAR PROSEDUR OPERASI PENERBITAN IJIN PEMBONGKARAN BARANG IMPOR DI LUAR KAWASAN PABEAN. Nomor : SOP/WBC.14/KPP.MP.02/1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 35/BC/2014 TENTANG TATA CARA TIDAK DIPUNGUT CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 53/BC/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-12/BC/2012 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.04/2014 TENTANG

Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 3 /BC/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 118/KMK. 04/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/KMK.01/2002 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang :

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 146/PMK.04/2010 TENTANG

No dan Cukai. Penting untuk digarisbawahi bahwa mekanisme perekaman ini sama sekali tidak menggantikan mekanisme pendaftaran HKI kepada Direkt

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KPPBC TIPE MADYA PABEAN C TEMBILAHAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 37/BC/1997 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Yogyakarta Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta adalah instansi vertikal DJBC yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kantor yang terletak di Jl. Solo KM.9-10 Yogyakarta ini memiliki wilayah kerja meliputi Provinsi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011Daerah Istimewa Yogyakarta (Kab.Bantul, Kab.Sleman, Kab.Kulon Progo, Kota Madya Yogyakarta, Kab.Gunung Kidul), Kab. Magelang, Kab.Temanggung, Kab.Purworejo dan Kab.Wonosobo. Ir. Muh. Sutartib adalah kepala KPPBC Tipe Madya Pabean B Yogyakarta yang membawahi 90 orang pegawai. 1

2 2. Tugas Pokok dan fungsi KPPBC Tipe Madya B Yogyakarta a. Tugas Melaksanakan sebagian tugas pokok Kementerian Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai, berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan mengamankan kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan lalu lintas barang yang masuk atau keluar Daerah Pabean dan pemungutan Bea Masuk dan Cukai serta pungutan negara lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Fungsi Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai fungsi : 1) Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang kepabeanan dan cukai, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; 2) Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan teknis operasional kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3) Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan teknis operasional di bidang pemungutan bea masuk dan cukai serta pungutan lainnya yang pemungutannya dibebankan kepada Direktorat Jenderal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3 4) Perencanaan, pembinaan dan bimbingan di bidang pemberian pelayanan, perijinan, kemudahan, ketatalaksanaan dan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. 3. Visi dan Misi KPPBC Tipe Madya Pabean B Yogyakarta Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta memiliki visi, misi, strategi dan motto sebagai berikut: a. Visi Menjadi Pengelola keuangan dan kekayaan negara bertaraf Internasional yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat serta instrumental bagi proses transformasi bangsa menuju masyarakat adil dan makmur dan berperadaban tinggi. b. Misi Memberikan pengawasan efektif, pelayanan prima dan pembinaan yang pro aktif kepada pengusaha jasa. c. Strategi Peningkatan integritas dan profesionalisme SDM, efektif dalam pengawasan, serta efisiensi dalam pelayanan dan organisasi. d. Motto Genap hati, benahi diri, layani negeri.

4 4. Struktur Organisasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta mempunyai susunan organisasi yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.3/PMK.01/2014 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan RI No. 168/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Dirjen Bea dan Cukai. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B terdiri dari: a. Bagian Umum; b. Bidang Perbendaharaan; c. Bidang Pelayanan dan Fasilitas Pabean dan Cukai; d. Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi; e. Bidang Penindakan dan Penyidikan; f. Bidang Kepatuhan Internal; g. Kelompok Jabatan Fungsional. 5. Diskripsi Jabatan Tugas masing-masing tiap bagian kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI No.206.3/PMK.01/2014 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan RI No. 168/PMK.01/2012 adalah sebagai berikut:

5 a. Bagian Umum Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, dan rumah tangga serta mengoperasi komputer dan sarana penunjangnya dan pengolahan data, penyajian informasi, dan pelaporan Kepabeanan dan Cukai. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1) Pelaksanaan urusan kepegawaian; 2) Pelaksanaan penyuluhan dan publikasi peraturan Perundang undangan Kepabeanan dan Cukai, hubungan masyarakat, urusan rumah tangga, dan perlengkapan; dan 3) Pelaksanaan urusan tata usaha, kearsipan, dan keuangan. Bagian Umum terdiri atas : 1) Subbagian Sumber Daya Manusia 2) Subbagian Keuangan 3) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga 4) Subbagian Dukungan Teknisi b. Bagian Perbendaharaan Bidang Perbendaharaan dan Keberatan mempunyai tugas melaksanakan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, bea keluar, cukai, dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal, penelitian atas keberatan di bidang kepabeanan dan cukai,

6 penyiapan administrasi urusan banding, pemberian bantuan hukum, serta pelaksanaan pelayanan atas pemberitahuan pabean pengangkutan barang. Bidang perbendaharaan dan keberatan menyelenggarakan fungsi: 1) Pengadministrasian penerimaan bea masuk, bea keluar, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal; 2) Pengadministrasian jaminan serta pemrosesan penyelesaian jaminan penangguhan bea masuk, jaminan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK), jaminan dalam rangka keberatan dan banding, serta jaminan lainnya; 3) Penerimaan, penatausahaan, penyimpanan, pengurusan permintaan, dan pengembalian pita cukai; 4) Penagihan dan pengembalian bea masuk, bea keluar, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal, serta pengadministrasian dan penyelesaian premi; 5) Penerbitan dan pengadministrasian surat teguran atas kekurangan pembayaran bea masuk, bea keluar, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, dan pungutan negara lainnya yang telah jatuh tempo; 6) Penerbitan dan pengadministrasian surat paksa dan penyitaan, serta administrasi pelelangan;

7 7) Pengadministrasian dan penyelesaian surat keterangan impor kendaraan bermotor; 8) Penyajian laporan realisasi penerimaan Bea masuk, Bea keluar, cukai, dan pungutan negara lainnya; 9) Pelaksanaan pelayanan atas pemberitahuan pabean pengangkutan barang; dan 10) Pelaksanaan pemberian bantuan hukum terhadap masalah hukum yang timbul akibat pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Bidang Perbendaharaan terdiri atas: 1) Seksi Penerimaan dan Pengembalian; 2) Seksi Penagihan dan Keberatan; dan 3) Seksi Administrasi Manifes. c. Bidang Pelayanan dan Fasilitas Pabean dan Cukai Bidang Pelayanan dan Fasilitas Pabean dan Cukai mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis, perijinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai, serta penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai. Bidang Pelayanan dan Fasilitas Pabean dan Cukai menyelenggarakan fungsi: 1) Penelitian pemberitahuan impor, ekspor, dokumen cukai dan Pengusaha Barang Kena Cukai; 2) Pemeriksaan barang dan pengoperasian sarana deteksi;

8 3) Penelitian pemberitahuan klasifikasi barang, tarif bea masuk, tarif bea keluar, nilai pabean, dan fasilitas impor; 4) Penelitian kebenaran penghitungan bea masuk, bea keluar, cukai, pajak dalam rangka impor dan pungutan Negara lainnya; 5) Penetapan klasifikasi barang, tarif bea masuk, tarif bea keluar dan nilai pabean; 6) Pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dari kawasan pabean; 7) Pelayanan dan pengawasan pemasukan, penimbunan, dan pemuatan barang ekspor ke sarana pengangkut; 8) Pengadministrasian tempat 9) Penimbunan berikat dan pengelolaan tempat penimbunan pabean;pelaksanaan administrasi penimbunan, pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan pencacahan, serta pengawasan pemasukan dan pengeluaran barang di tempat penimbunan pabean dan tempat penimbunan berikat; 10) Pelaksanaan urusan pembukuan dokumen cukai, pemusnahan, dan penukaran pita cukai; 11) Pemeriksaan Pengusaha Barang Kena Cukai, buku daftar, dan dokumen yang berhubungan dengan barang kena cukai; 12) Pengawasan dan pemantauan produksi, harga, dan kadar barang kena cukai;

9 13) Pelaksanaan urusan penyelesaian barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara; 14) Penyiapan pelelangan atas barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara; 15) Pelaksanaan urusan pemusnahan barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara dan/atau busuk; 16) Penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai; 17) Pelayanan perijinan dan kemudahan prosedur di bidang kepabeanan dan Authorized Economic Operator (AEO); 18) Pelayanan perijinan di bidang cukai; 19) Pelayanan fasilitas pembebasan, keringanan, penangguhan bea masuk, dan penundaan pembayaran cukai; 20) Pelaksanaan penelitian ulang atas penetapan di bidang kepabeanan; dan 21) Pelayanan pengeluaran barang impor untuk ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat. Bidang Pelayanan dan Fasilitas Pabean dan Cukai terdiri atas: a) Seksi Pabean dan Cukai; dan b) Seksi Fasilitas Pabean dan Cukai d. Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi

10 Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi mempunyai tugas melaksanakan pemberian bimbingan kepatuhan, konsultasi, dan layanan informasi di bidang kepabeanan dan cukai. Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi menyelenggarakan fungsi: 1) Pemberian bimbingan dalam rangka meningkatkan kepatuhan pengguna jasa di bidang kepabeanan dan cukai; 2) Pemberian konsultasi di bidang kepabeanan dan cukai; 3) Pemberian layanan informasi di bidang kepabeanan dan cukai; dan 4) Penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai. Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi terdiri atas: a) Seksi Bimbingan Kepatuhan; dan b) Seksi Layanan Informasi. e. Bidang Penindakan dan Penyidikan Bidang Penindakan dan Penyidikan mempunyai tugas melaksanakan intelijen, patroli dan operasi pencegahan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai, penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai, serta pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi dan senjata api. Bidang Penindakan dan Penyidikan menyelenggarakan fungsi: 1) Pengumpulan, pengolahan, penyajian, serta penyampaian informasi intelijen dan hasil intelijen di bidang kepabeanan dan cukai;

11 2) Pengelolaan pangkalan data intelijen di bidang kepabeanan dan cukai; 3) Pelaksanaan patroli dan operasi pencegahan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai; 4) Penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai; 5) Penghitungan bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor dan denda administrasi terhadap kekurangan/kelebihan bongkar, serta denda administrasi atas pelanggaran lainnya; 6) Pemantauan tindak lanjut hasil penindakan dan penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai; 7) Penatausahaan dan pengurusan barang hasil penindakan dan barang bukti; 8) Pengumpulan data pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai; dan 9) Pengelolaan dan pengadministrasian sarana operasi, sarana komunikasi, dan senjata api Kantor Pelayanan Utama. Bidang Penindakan dan Penyidikan terdiri atas: 1) Seksi Intelijen; 2) Seksi Penindakan; dan 3) Seksi Penyidikan.

12 f. Bidang Kepatuhan Internal dan Kelompok Bidang Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan pengawasan pelaksanaan tugas, pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, pengelolaan kinerja, analisis beban kerja, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis, serta penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas di lingkungan kantor pelayanan utama. Bidang Kepatuhan Internal menyelenggarakan fungsi: 1) Pengawasan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kepabeanan dan cukai; 2) Pengawasan pelaksanaan tugas intelijen, penindakan, dan penyidikan dibidang kepabeanan dan cukai; 3) Pengawasan pelaksanaan tugas di bidang audit; 4) Pengawasan pelaksanaan tugas di bidang administrasi; 5) Pelaksanaan pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, pengelolaan kinerja, analisis beban kerja dan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin di lingkungan kantor pelayanan utama; dan 6) Pelaksanaan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan dan perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis di lingkungan kantor pelayanan utama; dan

13 7) Pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas di lingkungan kantor pelayanan utama. Bidang Kepatuhan Internal dan Kelompok terdiri atas: 1) Seksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pelayanan; 2) Seksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pengawasan; dan 3) Seksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Administrasi. B. Latar belakang Menguatnya arus globalisasi saat ini dan dalam era pasar bebas, di Indonesia peranan cukai sangatlah penting. Cukai berperan untuk membatasai barang-barang yang berdampak negatif secara sosial dan juga kesehatan, serta mengurangi atau membatasi konsumsi barang-barang mewah dan sebagainya. Hal ini berarti adanya kontrol dan pengawasan terhadap banyaknya obyek yang beredar dan yang dikonsumsi. Dalam hal ini indonesia mempunyai institusi yang bertugas dan berwenang dalam urusan kepabeanan dan cukai yaitu Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. (id.wikipedia.org) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan institusi dibawah naungan Kementrian Keuangan. Salah satu tugas Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) yaitu melaksanakan proses pemungutan cukai, salah satunya yaitu pemesanan pita cukai yang terdiri dari pemesanan pita cukai Hasil Tembakau (HT) dan Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA). (www.beacukai.go.id)

14 Berdasarkan peraturan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-29/BC/2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-16/BC/2008 Tentang Penyediaan dan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau, Untuk mendapatkan pita cukai, pengusaha pabrik atau importir mengajukan Permohonan Penyediaan Pita Cukai yang selanjutnya disingkat P3C adalah dokumen cukai yang digunakan pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau untuk mengajukan permohonan penyedian pita cukai sebelum dokumen pengajuan pemesanan pita cukai (CK-1), sehingga pengusaha atau importir harus menenuhi syarat dan ketentuan dalam mengajukan pemesanan pita cukai yang telah ditetapkan di KPPBC Yogyakarta. Pada pita cukai yang dipesan, setiap keping pita cukai terdapat tahun anggaran dan batas waktu atau kadaluwarsa pelekatan. Batas waktu pelekatan yang diberikan pita cukai yaitu dalam tahun anggaran yang sedang berjalan dan/atau dalam 1 (satu) tahun terakhir sebelum tahun anggaran yang sedang berjalan. Apabila sudah melewati batas waktu pelekatan, keping pita cukai yang masih tersisa dan rusak akan dilakukan penarikan oleh pihak KPPBC sesuai dengan Peraturan Jenderal Bea dan Cukai Nomor Per-44/BC/2012 Tentang Pengembalian Cukai atas Pita Cukai yang Rusak atau Tidak Dipakai. Dalam prosedur pengembalian atau penarikan terhadap pita cukai yang dipesan pemerintah tetap memberikan ganti rugi berupa kompensasi terhadap sisa pita cukai atau pita cukai yang rusak, sesuai dengan Peraturan Jenderal Bea dan Cukai Nomor Per-

15 58/BC/2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor Per-47/BC/2010 Tentang Pedoman Penatausahaan Piutang di Direktoral Jendral Bea dan Cukai. Saat ini pengembalian pita cukai pada akhir tahun masih menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan penerimaan cukai di KPPBC Tipe Madya Pabean B Yogyakarta. Hal-hal yang menyebabkan pita cukai dikembalikan yaitu adanya perubahan harga jual eceran, tarif cukai, dan/atau desain pita cukai baik akibat kebijakan pemerintah maupun atas inisiatif/permintaan pengusaha pabrik atau importir, batas waktu pelekatannya sudah berakhir sesuai ketentuan yang berlaku, pengusaha pabrik tidak lagi memproduksi barang kena cukai untuk pemasaran dalam negeri, pengusaha pabrik tidak lagi memproduksi barang kena cukai sesuai pesanan pita cukainya, importir tidak lagi mengimpor barang kena cukai sesuai pesanan pita cukainya, tidak sesuai dengan pesanan pengusaha pabrik atau Importir, dan NPPBKC pengusaha pabrik atau importir dicabut. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Jenderal Bea dan Cukai Nomor Per-44/BC/2012 Tentang Pengembalian Cukai atas Pita Cukai yang Rusak atau Tidak Dipakai. Untuk mengetahui lebih dalam permasalahaan tersebut, maka dalam penyusunan Tugas Akhir penulis ingin mencoba memberikan gambaran, dan meneliti hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan pengembalian pita cukai di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta.

16 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana prosedur pengembalian pita cukai di KPPBC Tipe Madya Pabean B Yogyakarta? 2. Bagaimana pengaruh pengembalian pita cukai terhadap penerimaan cukai di KPPBC Tipe Madya Pabean B Yogyakarta? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah : 1. Mengetahui prosedur pengembalian pita cukai di KPPBC Tipe Madya Pabean B Yogyakarta dalam pengoptimalan penerimaan cukai. 2. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari pengembalian pita cukai terhadap penerimaan cukai di KPPBC Tipe Madya Pabean B Yogyakarta; E. Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian ini, manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Memberi pengetahuan dan pengalaman yang lebih terhadap realita yang ada mengenai Dampak Pengembalian Pita Cukai terhadap Penerimaan di KPPBC Tipe Madya Pabean B Yogyakarta. 2. Bagi Kantor Instansi

17 Hasil penelitian ini dapat sebagai sumber informasi, bahan pertimbangan mengambil kebijakan dalam kinerja untuk meningkatkan penerimaan cukai di Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai. 3. Bagi pembaca Sebagai informasi yang dapat digunakan untuk bahan pengamatan dan menambah pengetahuan yang bermanfaat dalam bidang yang serupa tentang Dampak Pengembalian Pita Cukai dan dapat menjadi rujukan yang bermanfaat.