BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 10. PT Rineka Cipta, 2008), hlm Sinar Grafis, 2009) hlm.3

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan hal paling penting dalam diri manusia untuk menjadikan kita individu yang patuh dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PEDAN TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang unik. Keunikan tersebut karena melibatkan subjek berupa manusia dengan segala keragaman dan ciri khasnya masing-masing. Mendidik tidak sepenuhnya dikatakan sama dengan mengajar. Pendidikan tidak hanya bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk bersaing dalam kehidupan sebagaimana pengertian pengajaran. Lebih dari itu, pendidikan merupakan proses yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. 1 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan diantaranya bidang pendidikan. Untuk menghadapinya dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Berbicara mengenai mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan belajar dimana aktivitas belajar peserta didik menunjukkan indikator lebih baik. Untuk mencapai pokok materi belajar peserta didik yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana kemungkinan peserta didik dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya eksplorasinya baik fisik maupun psikis. Dengan motivasi belajar pada peserta didik disaat pemberian layanan pembelajaran yang baik tidaklah mudah, banyak faktor yang memengaruhinya antara lain pendidik, orang tua, dan peserta didik. Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 bahwa Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, hlm. 2. 1 Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta, 1

2 berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak selalu berjalan dengan lancar karena penyelenggaraan pendidikan bukan suatu yang sederhana tetapi bersifat kompleks. Banyak faktor yang memengaruhi tercapainya tujuan pendidikan baik faktor dari peserta didik maupun dari pihak sekolah. Salah satu faktor yang berasal dari diri peserta didik yaitu disiplin belajar. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan salah satunya yaitu dengan meningkatkan disiplin belajar pada peserta didik. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan atau keterikatan terhadap sesuatu peraturan tata tertib. Pendidikan anak dalam keluarga sering kali berlangsung secara tidak sengaja, dalam arti tidak direncanakan atau dirancang secara khusus guna mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan metode -metode tertentu seperti dalam pendidikan di sekolah. Orang tua memegang peranan untuk menimbulkan motivasi belajar dalam diri peserta didik. Keberhasilan peserta didik dalam meningkatkan motivasi belajar tidak hanya ditentukan oleh kegiatan belajar mengajar di sekolah saja, tetapi juga perlu didukung dengan kondisi dan perlakuan orang tua (pola asuh di rumah) yang dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik. Dari pengertian tersebut tampak jelas bahwa disiplin merupakan sikap moral seseorang yang tidak secara otomatis ada pada dirinya sejak ia lahir, melainkan dibentuk oleh lingkungannya melalui pola asuh serta perlakuan orang tua, guru, serta masyarakat. Individu yang memiliki sikap disiplin akan mampu mengarahkan diri dan mengendalikan perilakunya sehingga akan menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban terhadap peran-peran yang ditetapkan. Sikap disiplin dan motivasi belajar yang tinggi penting dimiliki oleh setiap peserta didik karena dengan disiplin dan motivasi belajarnya tinggi akan 2 UU RI no 20 th 2003 tentang UU sisdiknas

3 memudahkan peserta didik dalam belajar secara terarah dan teratur. Mereka menyadari bahwa dengan disiplin belajar dan juga adanya motivasi belajar dalam dirinya akan mempermudah kelancaran di dalam proses pendidikan. Hal ini terjadi karena dengan disiplin rasa segan, rasa malas, dan rasa membolos akan teratasi. Peserta didik memerlukan disiplin belajar dan adanya motivasi dalam belajar supaya dapat mengkondisikan diri untuk belajar sesuai dengan harapan harapan yang terbentuk dari masyarakat. Peserta didik dengan disiplin belajar dan adanya motivasi yang tinggi akan cenderung lebih mampu memperoleh hasil belajar yang baik dibanding dengan peserta didik yang disiplin belajar dan kurangnya motivasi belajarnya. Tidak semua peserta didik dapat belajar dengan lancar dalam artian dalam proses belajar peserta didik terkadang menemui masalah-masalah yang perlu diselesaikan dengan membutuhkan bimbingan, baik dari pihak sekolah maupun pihak keluarga, karena untuk memberikan hasil belajar yang baik peserta didik membutuhkan bimbingan yang tepat guna. Untuk itu maka pihak sekolah memberikan wadah bagi peserta didik untuk meminta bimbingan melalui guru BK. Dengan bimbingan guru BK diharapkan peserta didik dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi serta meningkatkan kedisiplinannya. Peserta didik yang disiplin dalam belajar dan juga adanya motivasi belajar senantiasa bersungguh sungguh dan berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas, datang ke sekolah tepat waktu, dan selalu mentaati tata tertib sekolah, apabila berada di rumah peserta didik belajar secara teratur dan terarah. Sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dari Slameto yaitu : belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 3 Upaya peningkatan disiplin belajar dan motivasi belajar dapat dilakukan oleh pihak sekolah maupun oleh pihak orang tua peserta didik. 3 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm.13.

4 Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan disiplin belajar dan motivasi belajar peserta didik yaitu melalui kegiatan pembinaan peserta didik dengan memberikan layanan bimbingan belajar kepada peserta didik dengan memberikan tambahan pelajaran yang dapat dilaksanakan setelah jam pelajaran sekolah selesai. Sedangkan orang tua dapat melakukan pengawasan terhadap kegiatan belajar peserta didik. Disamping itu para pendidik dan orang tua dapat melakukan pembinaan dengan jalan memberikan contoh teladan yang berupa sikap dan perbuatan yang baik, perlu adanya kerjasam antara berbagai pihak yang terkait dengan kedisiplinan peserta didik. Menurut Abu Ahmadi, kerjasama adalah merupakan usaha bersama dari dua orang atau lebih untuk melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. 4 Kerjasama yang dimaksud peneliti adalah kerjasama antara guru bimbingan dan konseling dan orang tua. Namun untuk menjadikan pendidikan yang sesuai dengan tujuan dari UU tentang pendidikan nasional, semua pihak harus bekerjasama. Melihat pentingnya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua peserta didik, maka dari itu pihak MA Miftahul Huda Desa Tayu Wetan Kec. Tayu Kab. Pati mengadakan kerjasama dengan pihak orang tua peserta didik untuk mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan UU. Dalam hal ini pihak sekolah ingin mengatasi hambatan-hambatan yang berhubungan dengan kemajuan peserta didik, diantaranya adalah mengenai ketidakdisiplinan peserta didik. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kerjasama Guru BK dan Orang Tua Dalam Menangani Ketidakdisiplinan Peserta Didik di MA Miftahul Huda Desa Tayu Wetan Kec Tayu Kabupaten Pati. Penulis memilih judul tersebut karena keunikan yang terdapat pada kerjasama antara Guru BK dan Orang Tua Peserta didik. Unik karena ditengah kesibukan orang tua yang berprofesi sebagai nelayan dan pedagang ikan tapi guru BK mampu menjalin komunikasi secara baik dengan 4 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hlm. 101.

5 orang tua peserta didik. Sehingga orang tua dapat mengetahui perkembangan belajar anaknya di sekolah. Jika dilihat dari orang tua peserta didik yang disibukkan oleh pekerjaannya, bisa dilihat bapaknya yang berangkat pukul 04.00 13.00 WIB, sedangkan ibu berangkat ke pasar pukul 04.00 11.00 WIB. Dengan pekerjaan yang seperti itu ketika mereka pulang kerja pastilah sudah lelah kemudian istirahat. Orang tua peserta didik kurang memperhatikan kegiatan belajar anaknya, mereka beranggapan yang penting anaknya pergi sekolah, kemudian dicukupi semua kebutuhannya. B. Fokus Penelitian Untuk mengetahui lebih detail arah pembahasan dari permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini terfokus pada kerja sama guru Bimbingan dan Konseling dengan orang Tua dalam menangani ketidakdisiplinan peserta didik kelas X di MA Miftahul Huda Desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati tahun ajaran 2014/2015. C. Rumusan Masalah Berdasarkan Dari uraian di atas penulis merumuskan beberapa permasalahan yang akan di paparkan sebagai berikut: 1. Apa saja ketidakdisiplinan peserta didik kelas X di MA Miftahul Huda Desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati? 2. Bagaimana upaya kerjasama guru BK dan Orang Tua dalam menangani ketidakdisiplinan peserta didik kelas X di MA Miftahul Huda Desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati? 3. Apa hasil kerjasama guru BK dan Orang Tua dalam menangani ketidakdisiplinan peserta didik kelas X di MA Miftahul Huda Desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati? D. Tujuan Penelitian Dari ke tiga poin yang menjadi rumusan penelitian ini, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui ketidakdisiplinan peserta didik kelas X di MA Miftahul Huda Desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati

6 2. Untuk mengetahui upaya kerjasama guru BK dan Orang tua MA Miftahul Huda Desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati dalam menangani ketidakdisiplinan peserta didik kelas X. 3. Untuk mengetahui hasil upaya kerjasama guru BK dan Orang tua dalam menangi ketidakdisiplinan peserta didik kelas X di MA Miftahul Huda Desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. E. Manfaat penelitian Manfaat penelitian, peneliti mengharapkan hasilnya dapat bermanfaat : 1. Secara Teoretis a. Secara akademik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan ikut memperluas wacana keilmuan, khususnya mengenai kerja sama guru BK dan Orang tua dalam menangi ketidakdisiplinan peserta didik. b. Dalam bidang keilmuan, diharapkan dapat ikut memperkaya khasanah penelitian ilmiah yang telah ada, sehingga dapat menjadi rujukan bagi kebijakan yang akan di ambil dalam bidang ilmu pengetahuan. c. Penelitian ini dapat berguna dalam pengembangan pembangunan dan peningkatan khazanah ilmiah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sekolah. 2. Secara Praktis a. Guru BK Sebagai bahan kajian yang sesuai untuk pelaksanaan kerjasama dalam menangani ketidakdisiplinan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. b. Peneliti Penelitian ini dapat berguna bagi peneliti, karena sebagai pengalaman untuk bahan pertimbangan kelak jika sudah terjun dalam dunia bimbingan konseling. c. Peserta Didik Sebagai bahan pelajaran untuk semua peserta didik, sehingga peserta didik dapat disiplin.