PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI DI DAERAH SOLO BARU, SUKOHARJO DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH SUKOHARJO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH SUKOHARJO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN 4 LANTAI SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SURAKARTA

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG KULIAH 5 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DI WILAYAH SURAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SUKOHARJO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH WONOGIRI

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 2. Naskah Publikasi

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh: AGUNG PRABOWO NIM : D

PERANCANGAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI DI DAERAH SOLO BARU SUKOHARJO DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 6 LANTAI (+1 BASEMENT) DI SUKOHARJO DENGAN SISITEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK)

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa)


PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN GEDUNG PARKIR 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH SURAKARTA

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PENUH DI WILAYAH GEMPA TIGA. Naskah Publikasi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SUKOHARJO.

PERENCANAAN ULANG GEDUNG RUMAH SAKIT AN-NUR YOGYAKARTA DENGAN BETON BERTULANG. Naskah Publikasi

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

KONTROL ULANG PERENCANAAN PORTAL AS-7 GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR SEWAKA DHARMA MENGGUNAKAN SRPMK BERDASARKAN SNI 1726:2012 DAN SNI 2847:2013 ( METODE LRFD )

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

PERENCANAAN APARTEMEN 7 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SPRMM) DI WILAYAH SURAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL 4 LANTAI SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SURAKARTA. Tugas Akhir

PERANCANGAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI DI DAERAH SOLO BARU, SUKOHARJO DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH. Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA MAHASIWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Oleh : CAN JULIANTO NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR KANTOR INDOSAT SEMARANG. Oleh : LIDIA CORRY RUMAPEA NPM. :

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

T I N J A U A N P U S T A K A

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN 5 LANTAI +1 BASEMENT DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI SUKOHARJO.

Home LOGO. 1. Latar Belakang. 2. Batasan Masalah. 3. Metodologi. 4. Pembahasan

PERENCANAAN STRUKTUR STADION MIMIKA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DENGAN STRUKTUR ATAP SPACE FRAME

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL CEMPAKA, KRANGGAN TEMANGGUNG

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

PERENCANAAN GEDUNG PERHOTELAN EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI PACITAN DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

DETEKSI DINI POLA KERUNTUHAN STRUKTUR PORTAL GEDUNG H UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA AKIBAT GEMPA. Tugas Akhir

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN APARTEMEN 7 LANTAI (+1 BASEMENT) DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR KONDOTEL GRAND DARMO SUITE SURABAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG WISMA ATLIT BONTANG KALIMANTAN TIMUR. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : LUSIA NILA KUSUMAWATI

REDESAIN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA T-24 PARAKAN DI TEMANGGUNG

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PERENCANAAN GEDUNG SMA EMPAT LANTAI DENGAN SISTEM PERENCANAAN DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM PROPINSI KEPULAUAN RIAU. Oleh : DEDE FAJAR NADI CANDRA NPM :

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN EMPAT LANTAI SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

Transkripsi:

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Oleh: IKA NOVIYANTI D 100 120 090 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HALAMAN PERSETUJUAN AAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 4 LAI\TAI RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SUKOI{ARJO PUBLIKASI ILMIAH oleh: IKA NOYIYANTI D 100 120 090 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Ir. Aliem Sudiatmiko. MT NrK.131683033

HALAMAN PENGESAHAN AAl\ STRUKTUR GEDUNG PERKAIITORAN 4 LANTAI SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DT WILAYAH SUKOI{ARJO OLEH IKA NOVIYANTI D 100 120 090 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Selasa, 15 November 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji: 1.Ir. Aliem Sudjatmiko, IVI.T. (Pembimbing Utama) 2.Yenny Nurchasanah, ST., M.T. (Anggota I Dewan Penguji) 3. Ir. Suhendro Trinugroho, M.T. (Anggota II Dewan Penguji) ll

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah pubiikasi ini tidak terdapat karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjaruum di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di ataso maka akan saya pertang gungi awabkan sepenuhnya. Surakarta, 15 November 2016 lll

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI SUKOHARJO Abstrak Kabupaten Sukoharjo merupakan bagian dari kawasan Solo Raya yang memiliki banyak potensi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dibidang pertanian, pariwisata, maupun industri. Pembangunan gedung perkantoran menjadi salah satu pilihan untuk menunjang aktifitas industri dan memberikan kenyamanan bagi penghuninya dengan memanfaatkan lahan yang tersedia. Tujuan tugas akhir ini adalah untuk merencanakan struktur gedung perkantoran 4 lantai dengan sistem rangka pemikul momen menengah (SRPMM) di wilayah Sukoharjo. Perencanaan gedung perkantoran ini mengacu pada peraturan (SNI) terbaru yang telah diterbitkan pemerintah, yaitu SNI 1726 2012 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung). Perencanaan gedung perkantoran ini mencakup struktur pelat atap, pelat lantai, kolom, balok, pondasi dan sloof. Lokasi gedung perkantoran berada diwilayah Sukoharjo (koordinat latitude -7,602 longitude 110,810) dan perhitungan klasifikasi situs tanah termasuk kategori SD (tanah sedang), gedung tahan gempa dengan faktor modifikasi respons (R) sebesar 5, faktor keutamaan bangunan Ie dengan nilai 1,0. Mutu beton yang digunakan f c = 25 Mpa, serta tulangan longitudinal fy = 400 MPa dan tulangan geser (begel) fyt = 300 MPa serta 320 MPa untuk pelat atap, lantai. Hasil perencanaan menunjukkan bahwa untuk pelat atap menggunakan pelat dengan tebal 10 cm dan pelat lantai dengan tebal 12 cm, balok utama berdimensi 400/600 mm dan balok anak berdimensi 200/400 mm. Sedangkan untuk kolom menggunakan dimensi 450/450 mm. Untuk Struktur bawah menggunakan pondasi tiang pancang berkedalaman -16 m dengan dimensi poer 2,5 x 2,5 m. Kata Kunci: gedung perkantoran, perencanaan, sistem rangka pemikul momen menengah, struktur. Abstract Sukoharjo regency is part of Solo Raya region that has a lot of potential to improve the welfare of people in agriculture, tourism, and industry. Construction of office buildings into one option to support the activities of the industry and provide comfort for occupants by utilizing the available land. Therefore, it will be planned 4 floors with Intermediate Moment Resisting Frame (IMRF). Planning a office building refers to the regulations (SNI) has published the latest government, namely SNI 1726 2012 (the rules of building structure earthquake for building structure and non structure). Planning a office building includes roof slabs, slabs, columns, beams, foundations and sloof. The location building in Sukoharjo (latitude -7,602 longitude 110,810) and soil site clasification is SD (intermediate soil), earthquake resistant building with the response modification factor (R) amounted to 5, the primary factor building Ie with a value of 1,0. Concrete quality used f c = 25 MPa, steel reinforcement for longitudinal bars fy = 400 MPa, shear bars f yt = 300 MPa and 320 MPa for roof slabs, slabs. The results of planning for roof slabs with a thickness 10 cm and a slab with 12 cm, beam structure with dimensions 200/400 mm. As for column using with dimensions of 450/450 mm. For bottom structure using pile foundations depth of -16 m with poer dimensions of 2,5 x 2,5 m. Keywords: building structure, intermediate moment resisting frame, planning, structure. 1

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Sukoharjo menjadi bagian dari sebuah kawasan dinamis yang disebut Solo Raya, memiliki banyak potensi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Bukan hanya sektor pertanian, berbagai macam sektor diantaranya bidang pariwisata, dan industri dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk mengelola potensi daerah, meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) sangat penting demi kelancarannya.bagian pendahuluan berisi pengantar topik penelitian yang dibahas, latar belakang permasalahan, deskripsi permasalahan, rumusan tujuan penelitian serta rangkuman kajian teoritik yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada bagian ini kadang-kadang juga dimuat harapan akan hasil dan manfaat penelitian. Pembangunan gedung perkantoran berguna untuk menunjang aktifitas industri dalam hal penanganan sistem informasi, melindungi aset/ harta, serta memanajemen kegiatan industri. Kantor yang nyaman bagi penghuninya, memberikan nilai tambah dalam melaksanakan tugastugas kantor. Sehingga gedung perkantoran perlu direncanakan dengan tata ruang yang baik, dilengkapi fasilitas penunjang seperti ruang arsip, ruang kerja, kantin dan ruang penunjang lainnya. Gedung Perkantoran direncanakan 4 lantai di Kabupaten Sukoharjo dengan desain portal sebagai Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) yang ditentukan dalam Pasal 21.3 SNI Beton-2013 dengan koefisien modifikasi respons R sebesar 5. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada bagian latar belakang, dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut : 1). Bagaimana merencanakan gedung perkantoran tahan gempa menggunakan desain portal Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)? 2). Bagaimana menganalisis struktur gedung dengan prinsip desain portal Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)? 1.3 Tujuan Perencanaan Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk merencanakan struktur bangunan gedung perkantoran 4 lantai tahan gempa yang berlokasi di Sukoharjo sesuai dengan prinsip desain portal Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) berdasarkan Pasal 21.3 SNI Beton-2013. 2

1.4 Manfaat Perencanaan Manfaat pada perencanaan ini ada 2 macam yaitu manfaat secara teoritis dan secara praktis, dengan penjelasan sebagai berikut : 1). Secara teoritis, perencanaan gedung ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dibidang perencanaan struktur, khususnya dalam perencanaan struktur beton bertulang tahan gempa dengan prinsip desain portal Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) berdasarkan Pasal 21.3 SNI Beton-2013. 2). Secara praktis, perencanaan gedung ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu referensi pada sistem perencanaan struktur tahan gempa dalam suatu bangunan gedung. 1.5 Batasan Masalah Agar tidak terjadi pelebaran pembahasan dalam perencanaan ini dibatasi pada permasalahan berikut ini: 1). Gedung yang direncanakan adalah gedung perkantoran 4 lantai dengan menggunakan prinsip desain portal Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). 2). Perencanaan meliputi pada perhitungan struktur atap (pelat atap) dan beton bertulang (pelat lantai, tangga, balok, kolom, dan perencanaan pondasi) 3). Digunakan beton bertulang dengan mutu beton: a). Mutu beton f c = 25 MPa b). Mutu baja fy tangga, kolom dan balok = 400 MPa (tulangan longitudinal) c). Mutu baja fy pelat atap dan pelat lantai = 320 MPa (tulangan longitudinal) 4). Bangunan berada di Wilayah Sukoharjo (wilayah gempa 3), dengan jenis tanah sedang. 5). Ketinggian kolom rencana lantai 1 sampai lantai 4 adalah 4,00 m dan lantai 2 sampai lantai 4 masing-masing adalah 3,70 m. 6). Tebal pelat lantai rencana 12 cm dan plat atap rencana 10 cm. 7). Konstruksi lift tidak direncanakan. 8). Struktur pondasi direncanakan menggunakan pondasi tiang pancang. 9). Pada perencanaan ini digunakan peraturan-peraturan sebagai berikut : a). Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung Dan Struktur Lain SNI 1727 2013 b). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726-2012 c). Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung, SNI 2847-2013 3

10). Semua fasilitas dalam perencanaaan ini disesuaikan fasilitas yang dipersyaratkan untuk gedung perkantoran. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Daktilitas Daktilitas adalah kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa diatas beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi diambang keruntuhan (Pasal 3.1.3.1 SNI 1726 2002). Sistem struktur pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap, sedangkan beba lateral yang diakibatkan oleh gempa dipikul oleh rangka pemikul momen melalui mekanisme lentur, sistem ini terbagi menjadi 3, yaitu SRPMB (Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa), SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah), dan SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus) (Pasal 3.53 SNI 1726 2012). Menurut Pasal 21.1.4.2 SNI 2847 2013, desain gedung dengan portal SRPMM direncanakan tempat-tempat yang berpotensi membentuk leleh lentur (membentuk sendi plastis) pada jarak tertentu, yaitu sebagai berikut (Asroni, 2015 : 38). 2.2 Kekuatan dan Kemampuan Layan Struktur dan komponen struktur harus didesain agar mempunyai kekuatan desain di semua penampang paling sedikit sama dengan kekuatan perlu yang dihitung untuk beban dan gaya terfaktor dalam kombinasi sedemikian rupa seperti ditetapkan dalam SNI 2847-2013. Kekuatan perlu U harus dipenuhi ketentuan dari kombinasi kombinasi beban terfaktor berikut : 1). U = 1,4 D (1) 2). U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau R) (2) 3). U = 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + (1,0 L atau 0,5 W) (3) 4). U = 1,2 D + 1,0 W + 1,0 L + 0,5 (Lr atau R) (4) 5). U = 1,2 D + 1,0 E + 1,0 L (5) 6). U = 0,9 D + 1,0 W (6) 7). U = 0,9 D + 1,0 E (7) dengan : U = Kekuatan perlu (kekuatan struktur minimum yang diperlukan) D = Beban mati 4

L = Beban hidup Lr = Beban hidup atap R = Beban air hujan W = Beban angin E = Beban gempa Kekuatan desain yang disediakan oleh suatu komponen struktur, sambungannya dengan komponen struktur lain, dan penampangnya, sehubungan dengan lentur, beban normal, geser, dan torsi, harus diambil sebesar kekuatan nominal dihitung sesuai dengan persyaratan dan asumsi dari SNI 2847 2013, yang dikalikan dengan faktor reduksi kekuatan ϕ dalam Pasal 9.3, sebagai berikut: 1). Pasal 9.3.2.1: ϕ = 0,90 untuk struktur dengan penampang terkendali tarik (8) 2). Passal 9.3.2.2: Struktur dengan penampang terkendali tekan: a). ϕ = 0,75 untuk komponen struktur dengan tulangan spiral (9) b). ϕ = 0,65 untuk komponen struktur dengan tulangan lainnya (10) 3). Pasal 9.3.2.3: ϕ = 0,75 untuk gaya geser dan torsi (11) 4). Pasal 9.3.2.4: ϕ = 0,65 untuk tumpuan pada beton (12) 2.3 Beban Geser Dasar Statis Ekuivalen Akibat Gempa (V) Beban geser dasar akibat gempa dengan analisis statis ekuivalen (V) ditentukan berdasarkan ketentuan Pasal 7.8.1 SNI 1726 2012, dengan persamaan: V = Cs. W (13) dengan: V = beban (gaya) geser dasar statis ekuivalen akibat gempa, kn Cs = koefisien respons seismik W = berat seismik efektif C s = S DS ( R Ie ) (14) dengan: SDS = parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentang perioda pendek R Ie = faktor modifikasi respons = faktor keutamaan gempa bangunan gedung dan non gedung 2.4 Beban gempa pada lantai (Fi) F i = k W i.h i (W i.h k.v n i=1 i ) 5

dengan: Fi Wi = beban gempa yang bekerja pada lantai ke-i, kn. = berat seismik efektif struktur pada lantai tingkat ke-i, kn hi = ketinggian lantai tingkat ke-i dari dasar (penjepitan lateral), m. n = nomor lantai tingkat paling atas. k = faktor mode tinggi = 1 jika T 0,5 detik = 2 jika T 2,5 detik = 1+(T-0,5)/2 jika 0,5 T 2,5. 2.5 Perencanaan Struktur Pelat Atap dan Pelat Lantai Pelat merupakan struktur bidang datar (tidak melengkung) yang jika ditinjau secara 3 dimensi mempunyai tebal yang jauh lebih kecil daripada ukuran bentang panjang/ lebar bidangnya. 2.6 Perencanaan Tangga Tangga merupakan salah satu sarana penghubung dari dua tempat yang berbeda level/ ketinggiannya. Pada bangunan gedung bertingkat, umumnya tangga digunakan sebagai sarana penghubung antara lantai tingkat yang satu dengan lantai tingkat lainnya (Asroni. A, 2010 : 233). 2.7 Perencanaan Balok Balok merupakan bagian dari struktur bangunan yang menerima beban berupa momen dan gaya geser, sehingga dipasang tulangan longitdinal (searah panjang balok) dan tulangan geser (dipasang vertikal yang melingkupi tulangan longitudinal). 2.8 Perencanaan Kolom Kolom adalah komponen struktur bangunan yang bekerja menerima beban aksial, momen, dan gaya geser, sehingga dipasang tulangan longitudinal (searah tinggi batang kolom) dan tulangan geser (dipasang horisontal melingkupi tulangan longitudinal). 2.9 Perencanaan Pondasi Pondasi yang digunakan pada gedung perkantoran yaitu pondasi tiang pancang dengan kedalaman 16 m. Gaya yang bekerja pada pondasi tiang pancang adalah tahanan ujung dan tahanan gesek/ daya hambat lekatan pada sisi-sisi tiang pancang terhadap tanah. 2.10 Data Perencanaan Data yang ditentukan untuk perencanaan gedung adalah sebagai berikut: 1). Struktur gedung yang direncanakan adalah gedung perkantoran 4 lantai dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). 6

2). Lokasi gedung yang direncanakan berada di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Jenis tanah di lokasi adalah tanah sedang (kelas situs SD) menurut data boring test yang diperoleh. 3). Spesifikasi bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : a). Mutu beton f c = 25 MPa. b). Mutu baja fy = 400 MPa (BJTS tulangan utama). c). Mutu baja fyt = 300 MPa (BJTP tulangan geser). 4). Tebal pelat atap diambil 10 cm, pelat lantai 12 cm. 5). Dimensi awal balok dan kolom sebagai berikut: a.) Dimensi balok dan sloof 400/600 mm, b.) Dimensi balok anak 200/400 mm, c.) Dimensi kolom 450/450 mm. Dimensi balok dan kolom di atas hanyalah perencanaan awal dan bisa berubah sesuai dengan perhitungan dimensi yang paling optimal. 6). Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang dengan kedalaman 16 m. Gambar 1. Bentuk portal bagunan 1 2.11 Alat Bantu Perencanaan Alat bantu yang digunakan dalam perencanaan berupa: 1). Aplikasi SAP2000 v.18 Aplikasi ini digunakan untuk membantu dalam perhitungan analisa mekanika struktur pada portal beton bertulang. 7

2). Aplikasi AutoCAD 2010 Aplikasi ini digunakan untuk mendesain gedung yang akan direncanakan serta menggambar detail-detail struktur yang diperlukan dalam perencanaan. 3). Aplikasi Microsoft Office Word 2016 Aplikasi ini digunakan untuk menyusun laporan, bagan alir, analisa data, serta untuk membuat tabel. 4). Aplikasi Microsoft Office Excel 2016 digunakan untuk perhitungan dan tabulasi pembebanan, serta sebagai alat bantu perhitungan tulangan pada struktur. 2.12 Tahap Perencanaan Alat bantu yang digunakan dalam perencanaan berupa: 1). Tahap I : Pengumpulan data Pada tahap paling awal ini, hal yang dilakukan adalah mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam perencanaan struktur. Data-data tersebut meliputi data tanah baik berupa daya dukung tanah (sondir atau N-SPT) maupun jenis tanah, spesifikasi bahan yang digunakan serta peraturan-peraturan yang dipakai dalam perencanaan struktur. 2). Tahap II : Desain gambar rencana awal Tahap ini adalah menggambar gedung meliputi denah, tampak, potongan serta siteplan. 3). Tahap III : Perencanaan pelat dan tangga Tahap ini adalah menghitung struktur atap yang berupa atap pelat beton, struktur tangga, maupun struktur pelat lantai. 4). Tahap IV : Perencanaan balok dan kolom awal Pada tahap ini akan direncanakan struktur balok dan kolom meliputi penentuan dimensi awal balok dan kolom, kontrol kecukupan dimensi balok dan kolom, pembebanan, analisa mekanika serta kombinasi gaya-gaya dalam yang diderita oleh balok dan kolom. 5). Tahap V : Menentukan kecukupan dimensi balok dan kolom Pada tahap ini, dimensi awal yang ditentukan pada balok dan kolom diperiksa apakah dimensi tersebut sudah cukup untuk digunakan dalam mendesain balok dan kolom beton bertulang sesuai dengan gaya-gaya dalam yang terjadi. Jika dimensi awal tidak cukup, maka perhitungan pada Tahap IV harus direncanakan ulang dengan mencoba dimensi balok dan kolom yang baru. Jika dimensi awal sudah cukup, maka dilanjutkan dengan langkah mendesain balok dan kolom menggunakan beton bertulang. 6). Tahap VI : Perencanaan struktur bawah 8

Pada tahap ini akan dihitung kecukupan dimensi pondasi tiang pancang, penulangan pondasi dan penulangan sloof. 7). Tahap VII : Pembuatan gambar detail Pada tahap terakhir ini, dilakukan penggambaran detail-detail struktur gedung serta memperbaiki gambar rencana awal sesuai dengan hasil hitungan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perencanaan Pelat Atap dan Pelat Lantai 1). Perencanaan struktur pelat atap beton bertulang type A (2,5 m x 5 m) dengan ketebalan 100 mm menggunakan tulangan pokok D10 200 dan menggunakan tulangan bagi D 8 200. Untuk pelat kantilever (0,5 m x 5 m) dengan ketebalan 100 mm menggunakan tulangan pokok D10 230 dan D10 270 serta tulangan bagi D8 250. 2). Pelat lantai 2 sampai dengan 4 digunakan pelat beton bertulang dengan tebal 120 mm. Pelat lantai dipasang tulangan pokok D10 180 dan D10 200 serta tulangan bagi D8 180 dan D8 200. Gambar 2. Penulangan pelat lantai type A 3.2 Perencanaan Tangga 1). Konstruksi tangga beton bertulang dengan tebal 120 mm dengan optrade T = 16 cm dan antrade I = 30 cm. 2). Pada boerdes dipasang tulangan pokok D10 120 dan tulangan bagi D8 200. 9

3). Pada badan tangga dipasang tulangan pokok daerah lapangan D10 100 dan tulangan bagi D8 200, tulangan pokok daerah kiri D10-70 tulangan bagi D8-200, tulangan pokok daerah kanan D10-65 tulangan bagi D8-200. Gambar 3. Penulangan Tangga Lantai 1 3.3 Perencanaan Balok Anak Perencanaan struktur balok anak digunakan dimensi 200/400 mm, tulangan longitudinal menggunakan D16 sedangkan tulangan geser (begel) menggunakan 8. Gambar 4. Penulangan pada balok anak BA1 3.4 Perencanaan Balok dan Kolom Balok dan kolom didesain menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) dengan pemasangan sendi plastis di ujung-ujung balok dan kolom. 10

1). Balok utama lantai 1-4 menggunakan dimensi 400/600 mm dengan tulangan longitudinal D19 dan D22 serta tulangan geser (begel) 8 dan 10. 2). Kolom lantai 1-4 menggunakan dimensi 450/450 mm dengan tulangan longitudinal D22, tulangan geser (begel) didaerah sendi plastis 10 190, dan tulangan geser (begel) diluar sendi plastis 10 15. Gambar 5. Penulangan pada balok B141 Gambar 6. Penulangan kolom K77 didaerah sendi plastis dan diluar sendi plastis 3.5 Perencanaan Pondasi Tiang Pancang 1). Berdasarkan perhitungan, tiang tunggal 300/300 mm dengan panjang 16 m mempunyai daya dukung 571,261 kn. Dengan beban Pu kolom 1994,503 kn, maka dibutuhkan 5 buah tiang yang setiap tiang tunggal dipasang tulangan longitudinal 4 D19 dan begel 10 120. 2). Poer pondasi dengan ukuran 2,5x2,5x0,8 m, menerima moment arah x dan y masing-masing 576,977 knm dan 641,962 knm. Pada arah x dan y, poer pondasi dipasang tulangan pokok D22-180 dan tulangan bagi D16-150. 11

3). Sloof dengan dimensi 400/600 mm pada as B dipasang tulangan longitudinal bawah (+) 2 D22 dan atas (-) 2 D22 serta dipasang begel 10 250, 10 250, 10 250. Gambar 7. Penulangan pondasi pada portal as B 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perencanaan dan perhitungan struktur gedung perkantoran 4 lantai dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) di wilayah Sukoharjo, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1). Perencanaan pelat atap dan pelat lantai digunakan sebagai berikut : a). Pelat atap beton bertulang type A (2,5 m x 5 m) dengan ketebalan 100 mm menggunakan tulangan pokok D10 200 dan menggunakan tulangan bagi D 8 200. Untuk pelat kantilever (0,5 m x 5 m) dengan ketebalan 100 mm menggunakan tulangan pokok D10 230 dan D10 270 serta tulangan bagi D8 250. b). Pelat lantai 2 sampai dengan 4 digunakan pelat beton bertulang dengan tebal 120 mm. Pelat lantai dipasang tulangan pokok D10 180 dan D10 200 serta tulangan bagi D8 180 dan D8 200. 2). Perencanaan konstruksi tangga beton bertulang bertulang dengan tebal 120 mm dengan optrade T = 16 cm dan antrade I = 30 cm. Pada boerdes dipasang tulangan pokok D10 120 dan tulangan bagi D8 200. Sedangkan untuk badan tangga dipasang tulangan pokok D10 70, D10 100 dan D10 65 serta dipasang tulangan bagi D8 200. 3). Perencanaan struktur balok anak digunakan dimensi 200/400 mm dipasang tulangan longitudinal D16 sedangkan tulangan geser (begel) menggunakan 8 4). Perencanaan balok dan kolom digunakan sebagai berikut : 12

a). Balok utama lantai 1-4 menggunakan dimensi 400/600 mm dengan tulangan longitudinal D19 dan D22 serta tulangan geser (begel) 8 dan 10. b). Kolom lantai 1-4 menggunakan dimensi 450/450 mm dengan tulangan longitudinal D22 serta tulangan geser (begel) 10. 5). Perencanaan pondasi dan sloof digunakan sebagai berikut : a). Dimensi tiang tunggal adalah 300/300 mm dengan tulangan longitudinal 4 D19 dan begel 10-120. b). Poer pondasi berukuran ukuran 2,5x2,5x0,8 m, dipasang tulangan pokok D22-180 dan tulangan bagi D16 150. c). Sloof dengan dimensi 400/600 mm pada as B dipasang tulangan longitudinal bawah (+) 2 D22 dan atas (-) 2 D22 serta dipasang begel 10 250, 10 250, 10 250. 4.2 Saran Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam suatu perencanaan struktur gedung bertingkat sebagai berikut : 1). Dalam merencanakan struktur gedung hendaknya diperhatikan konfigurasi/ tata letak yang baik, sehingga diperoleh desain struktur yang aman, dan ekonomis tanpa kehilangan aspek arsitektural. 2). Menggunakan standar peraturan terbaru yang telah diterbitkan pemerintah (SNI) baik perencanaan beban gempa maupun desain beton bertulang agar hasil perencanaan struktur gedung yang direncanakan sesuai dengan kondisi terkini. 3). Perencanaan dimensi struktur (balok, kolom, pondasi maupun sloof) hendaknya memperhatikan perbandingan beton dan rasio tulangan pada struktur agar mendapatkan hasil perencanaan yang efisien. 4). Proses pemodelan struktur, pembebanan dan pengambilan hasil output aplikasi SAP 2000 hendaknya dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk mendapatkan hasil output yang benar. DAFTAR PUSTAKA Asroni, A. 2010. Perencanaan Portal Beton Bertulang dengan Sistem Elastik Penuh Berdasarkan SNI 03-2847-2002. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Asroni, A. 2015. Rumus Hitungan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847-2013. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. 13

Asroni, A. 2014a. Teori dan Desain Balok Pelat Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847-2013. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Asroni, A. 2014b. Teori dan Desain Kolom Fondasi dan Balok T Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847-2013. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Asroni, A. 2015. Struktur Beton Lanjut Sesuai SNI 2847-2013. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. SNI 1726-2012. ICS 91.120.25;91.080.01. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Struktur Bangunan Gedung. SNI 2847-2013. ICS 91.080.40. Jakarta. DSN. 1989. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung. SNI 03-1727- 1989. UDC. Jakarta. Isnaini, Muhamad. 2011. Perencanaan Gedung Perkantoran 4 Lantai (+1 Basement) dengan Prinsip Daktail Penuh di Daerah Sukoharjo. Skirpsi. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. 14