BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat penting. Seperti ditemukan dalam berbagai studi baik di. nasional Universitas Pendidikan Indonesia, 2012:10).

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. alam, melainkan pada keunggulan sumberdaya manusianya. Perkembangan global

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan salah satu tenaga kependidikan yang dituntut

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru. Namun,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani. hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu sekolah tidak lepas dari pengaruh bagaimana. kemampuan kepala sekolah dalam mengelola seluruh sumber daya yang ada

BAB I PENDAHULUAN. perubahan organisasi baik yang terencana maupun tidak terencana, aspek yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui,

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan sarana terciptanya sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan adanya peningkatan standar kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Arti berkualitas disini adalah mereka yang

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sektor pendidikan secara terarah, bertahap dan terpadu.

BAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengedalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU No 20 tahun 2003). Definisi ini menunjukkan bahwa pendidikan mencakup ranah pengetahuan, ketrampilan, dan afektif, yang kuncinya adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan untuk hidup di masyarakat. Pendidikan memegang peran penting dalam kehidupan di masyarakat, Melalui pendidikan, kehidupan seseorang akan menjadi lebih baik, karena mampu bekerja secara efektif dan efisien, mampu menghasilkan produk yang bermanfaat, dan mampu mengelola sumber daya alam secara efektif, dan efisien. Bahkan yang lebih penting lagi pendidikan membuat orang berpikir rasional dan mampu mengendalikan emosi, sehingga hubungan antar individu dan dengan masyarakat terjalin harmonis dan saling menyenangkan. Pendidikan akan membuat masyarakat sejahtera lahir dan batin, tata 1

2 tenteram karta raharja. Oleh karena itu semua negara berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan (Mardapi, 2012). Keberhasilan suatu bangsa terletak pada pendidikan, karena hanya dengan pendidikan, bangsa atau negara dapat berkembang seperti yang diinginkan rakyatnya. Kemajuan bangsa tersebut secara otomatis akan membawa kesejahteraan bagi bangsanya sendiri. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai modal pembangunan dan investasi jangka panjang. Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan menjadi kebutuhan mutlak bagi rakyat mencapai bangsa yang maju adil dan makmur sesuai dengan tujuan hidup bangsa. Pendidikan yang dicapai merupakan salah satu indikator kualitas hidup manusia serta menunjukan status sosial dan status kesejahteraan seseorang. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai seseorang diharapkan semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan dari orang yang bersangkutan dan kalau tiap individu masyarakat memiliki pendidikan yang tinggi maka kualitas bangsa ini semakin tinggi dan bermartabat di mata dunia. Peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya ditempuh melalui jumlah peserta didik atau jumlah lulusan satuan pendidikan saja. Jumlah lulusan yang banyak belum menjamin kondisi eknomi menjadi lebih baik. (Hanushek & Wobmann, 2007). Namun ada bukti kuat bahwa keterampilan kognitif populasi sangat berkaitan dengan penghasilan seseorang, dengan distribusi penghasilan, dan dengan pertumbuhan ekonomi. Masalahnya adalah

3 negara-negara berkembang cenderung menekankan pada jumlah yang sekolah dan pencapaian sekolah saja, bukan pada kemampuan kognitif. Salah satu komponen utama yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah guru. Peran guru sangat menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki guru dan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Guru yang memiliki kompetensi sebagai pendidik akan lebih berhasil dalam melaksanakan pembelajaran dibanding dengan guru yang tidak memiliki kompetensi. Keberhasilan dalam melaksanakan pembelajaran akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang selanjutnya akan meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kualitas pendidikan harus dimulai dari peningkatan kualitas guru (Mardapi, 2012). Guru yang berkualitas adalah guru yang profesional dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Guru yang profesional mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran, serta menilai hasil pembelajaran. Untuk itu seorang guru yang profesional harus menguasai bahan ajar, memahami karakteristik peserta didik, dan terampil dalam memilih metode pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu,ada pembahasan tentang strategi meningkatkan profesionalisme guru (Mardapi, 2012).

4 Kemajuan dan perkembangan suatu sekolah serta profesionalisme guru sangat ditentukan oleh atensi dan dorongan kepala sekolah kepada guru-gurunya. Pada tingkat paling operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Kepala sekolah diangkat untuk menduduki jabatan yang bertanggung jawab mengkoordinasikan upaya bersama untuk mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah masing-masing. Dalam praktik di Indonesia, kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi menduduki jabatan itu (Wagiman, 2005). Kepala Sekolah harus dapat memotivasi para guru untuk berprestasi di dalam tugas kependidikannya. Kepala mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai secara berkualitas yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah terutama guru secara simultan dan kolektif. Jika guru sudah termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan kepala sekolahnya maka kegiatan belajar mengajar di sekolah akan berjalan sesuai dengan program dan rencana yang telah ditetapkan. Misalnya, kepala sekolah memberikan motivasi kepada guru untuk memiliki perangkat pengajaran yang lengkap. Sebab dengan perangkat pengajaran yang lengkap, seluruh bahan ajar akan dapat diterjemahkan dengan mudah dalam tindakan-tindakan pembelajaran sehingga siswa akan mengerti isi mata pelajaran yang disampaikan secara sistematik dan berkesinambungan serta meraih hasil yang memuaskan. Kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat signifikan bagi keberhasilan

5 sekolah, karena kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional yang diberi tugas memimpin suatu lembaga sekolah yang menyelenggarakan proses belajar mengajar (Wagiman, 2005). Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan kepemimpinan yang handal sehingga dapat mengarahkan dan mengatur semua warga sekolah menuju tujuan yang dicita-citakan. Motivasi yang diberikan kepala sekolah kepada guru-gurnya merupakan cermin kiprah kepala sekolah di dalam menjalankan visi, misi dan strategi sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah sangat diharapkan dapat mengarahkan guru kepada bentuk prestasi pendidikan yang unggul. Misalnya, siswa lulus pada Ujian Nasional dengan predikat dan prestasi yang baik karena gurunya mengajar dengan motivasi yang tinggi untuk meraih tujuan tersebut. Urgensi dari masalah itu adalah kepala sekolah sebagai pelaksana suatu tugas yang sarat dengan harapan dan pembaharuan, oleh sebab itu kepala sekolah adalah inovator. Kemasan cita-cita mulia pendidikan kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah. Pendapat lain juga mengatakan bahwa kepala sekolah mempunyai dua peran utama, pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru, dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen. Karakter dan pola sikap yang tercermin dari kemampuan kepemimpinan seorang kepala sekolah selalu mendapatkan penilaian dari para guru dan warga sekolah lainnya. Hal itu sangat tergantung kepada

6 sejauhmana intensitas kepala sekolah berinteraksi dengan guru dan memberikan motivasi agar guru selalu berprestasi. Kepala sekolah setidaknya memiliki paradigma dan visi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di tempat dia mengabdi. Kepala sekolah haruslah profesional yang memahami tentang rencana strategi peningkatan mutu sekolah, merumuskan program mutu pembelajaran, serta memiliki analisa SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) yang aktual tentang lingkungan sekolah dan interaksi belajar-mengajar di sekolah. Kompetensi seorang kepala sekolah di dalam menjalankan roda organisasi sekolah mesti ada. Kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah di samping yang disebutkan di atas, diantaranya adalah konseptor, negosiator, administrator, motivator. Seorang kepala sekolah juga memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional, dan ini terkait erat dengan program sertifikasi bagi kepala sekolah. Suatu hal yang harus melekat erat pada seorang kepala sekolah adalah memiliki visioner, punya pandangan dan wawasan, intelektual, dan bertanggungjawab. Selain pola kepemimpinan kepala sekolah yang mampu membentuk persepsi guru, motivasi berprestasi guru juga merupakan salah satu faktor yang mampu memberikan kontribusi pada peningkatan profesionalisme guru. Seorang guru akan bekerja dengan semangat jika mendapatkan breafing dan arahan yang jelas dari seorang kepala sekolah yang visioner, yang memahami betul apa yang menjadi keluhan dan hambatan guru dalam menjalankan

7 tugasnya. Kegiatan belajar mengajar akan terlaksana dengan baik jika bersemangat dan mempunyai motivasi untuk melakukan perubahan perubahan ke arah kemajuan agar pembelajaran selalu baik hasilnya dan up to date dengan zaman. Harapan kepala sekolah tak lain adalah agar guru yang dibinanya menjadi guru yang profesional (mampu dan ahli) dan berdedikasi tinggi. Dimana hal tersebut akan memberikan imbas kepada kegiatan belajar mengajar di sekolah secara baik dan benar. Seorang guru yang memiliki motivasi yang tinggi, dia akan berusaha melakukan yang terbaik, merencanakan pembelajaran dengan matang,melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan menarik, melaksanakan evaluasi dengan tepat. Dia akan memiliki kepercayaan diri untuk bekerja mandiri dan bersikap optimis. Dia tidak akan merasa puas dengan prestasi yang telah diraih serta mempunyai tanggung jawab yang besar atas tugas dan kewajibanya sebagai seorang guru. Dia selalu ingin meningkatkan prestasi yang telah diraihnya. Guru yang memiliki motivasi berprestasi, umumnya lebih baik dan berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran (Abahdedi, 2010). Guru yang handal dan berkompeten merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi, seiring dengan semakin meningkatnya persaingan yang semakin ketat dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Diperlukan orang-orang yang memang benar benar-benar ahli di bidangnya, sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya agar setiap orang dapat berperan

8 secara maksimal, termasuk guru sebagai sebuah profesi yang menuntut kecakapan dan keahlian tersendiri. Di Jawa Tengah, Kabupaten Batang masih menempati urutan bawah dalam ukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sebuah parameter untuk melihat upaya dan kinerja pembangunan sebuah daerah dalam hal kelangsungan hidup, intelektualitas dan standar hidup layak. Parameternya ditakar dari tiga variabel, yakni kesehatan (angka harapan hidup), pendidikan (angka melek hudruf dan rata-rata lama sekolah), dan kesejahteraan (pengeluaran perkapita). Berdasarkan 35 kabupaten/kota di Jateng, Kabupaten Batang hanya menempati peringkat 32 di tahun 2010, dengan IPM 70,41. Selain itu, hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2011 yang menempatkan nilai rata-rata tingkat SMP di dasar urutan se Jawa Tengah, pun menambah daftar keprihatinan dunia pendidikan di kota ini. Khusus untuk variabel pendidikan, maka angka melek huruf penduduk dewasa masyarakat Batang adalah 88,09 %. Sementara rata-rata lama sekolah penduduknya hanya 6,71 tahun. Dari data ini, artinya rata-rata penduduk hanya mampu bertahan sekolah di kelas VI sampai kelas VII. Meski demikian tren IPM Kabupaten Batang selama lima tahun terakhir memang menunjukkan peningkatan indeks. Tahun 2006 IPM daerah ini hanya 68,9, lalu meningkat pada 2008 menjadi 68,9, menjadi 69,84 pada 2009 dan data terakhir di tahun 2010 lalu menunjukkan angka 70,41 (Radar Pekalongan, 2 Mei 2012).

9 Bertolak dari fakta-fakta di atas maka penulis mengangkat penelitian ini dengan judul Peran Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap Profesionalisme Guru SD Negeri Se- Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Keberhasilan suatu bangsa terletak pada pendidikan, karena hanya dengan pendidikan, bangsa atau negara dapat berkembang seperti yang diinginkan rakyatnya; 2. Guru yang berkualitas adalah guru yang profesional dalam melaksanakan tugas pembelajaran; 3. Seorang kepala sekolah memiliki kemampuan kepemimpinan yang handal sehingga dapat mengarahkan dan mengatur semua warga sekolah menuju tujuan yang dicita-citakan; dan 4. Guru yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, akan berusaha melakukan yang terbaik; merencanakan pembelajaran dengan matang, melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan menarik, melaksanakan evaluasi dengan tepat.

10 C. Pembatasan Masalah Penelitian tentang peran persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap profesionalisme guru membutuhkan suatu pembahasan yang luas dan terperinci. Untuk itu dalam penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan peran persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap profesionalisme guru SD Negeri se-kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap profesionlisme guru SD Negeri se-kecamatan Warungasem Kabupaten Batang? 2. Apakah motivasi berprestasi guru berpengaruh terhadap profesionlisme guru SD Negeri se-kecamatan Warungasem Kabupaten Batang? 3. Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru berpengaruh terhadap profesionlisme guru SD Negeri se-kecamatan Warungasem Kabupaten Batang?

11 E. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya pelaksanaan penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap profesionlisme guru SD Negeri se-kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. 2. Menganalisis pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap profesionlisme guru SD Negeri se-kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. 3. Menganalisis pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap profesionlisme guru SD Negeri se-kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memberikan kontribusi yang berharga bagi dunia pendidikan sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian yang relevan di bidang pendidikan khususnya pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah. 2. Untuk memberikan informasi sekaligus bahan pemikiran yang positif bagi penyelenggaraan pendidikan bahwa mutu pendidikan juga sangat ditentukan oleh profesionalisme guru.

12 3. Sekolah merasa termotivasi untuk meningkatkan taraf pendidikan yang layak dan akuntabel. 4. Sekolah dapat mengevaluasi dirinya sendiri berdasarkan acuan penelitian ini sejauh mana manajemen yang sudah diterapkan, khususnya kepala sekolah kepada sekolahnya, dan perhatian bagi profesionalisme gurunya.