PERANCANGAN SOLAR WATER HEATER JENIS PLAT DATAR TEMPERATUR MEDIUM UNTUK APLIKASI PENGHANGAT AIR MANDI

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN SOLAR WATER HEATER JENIS PLAT DATAR TEMPERATUR MEDIUM UNTUK APLIKASI PENGHANGAT AIR MANDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR...

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS

Kualitas Air Panas. Alat Pemanas yang sering digunakan :

Eddy Elfiano 1, M. Natsir Darin 2, M. Nizar 3

PERFORMANCE ANALYSIS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR WITH ADDITION OF DIFFERENT DIAMETER PERFORATED FINS ARE COMPILED BY STAGGERED

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING

Penyediaan air panas ke dalam bangunan

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY

STUDI PERFORMANSI ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR STUDY OF WATER HEATER PERFORMANCE USING FLAT PLAT SOLAR COLLECTOR

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Energi surya merupakan energi yang didapat dengan mengkonversi energi radiasi

PRESTASI SISTEM DESALINASI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN BERBAGAI TIPE KACA PENUTUP MIRING

Pengaruh variasi jenis pasir sebagai media penyimpan panas terhadap performansi kolektor suya tubular dengan pipa penyerap disusun secara seri

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA KOLEKTOR PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN TURBULENCE ENHANCER

RANCANG BANGUN ALAT PENGUMPUL PANAS ENERGI MATAHARI DENGAN SISTEM TERMOSIFON [DESIGN OF SOLAR THERMAL COLLECTOR TOOL WITH THERMOSIFON SYSTEM]

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BESAR LAJU ALIRAN AIR TERHADAP SUHU YANG DIHASILKAN PADA PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN PIPA TEMBAGA MELINGKAR

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS PERHITUNGAN LAJU PERPINDAHAN PANAS ALAT PENUKAR KALOR TYPE PIPA GANDA DI LABORATORIUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

collectors water heater menggunakan

Analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara

PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR

PENGARUH JENIS KACA PENUTUP DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER SEDERHANA ABSTRAK

PEMBUATAN ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP PRISMA SEGITIGA

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Analisa Performansi Kolektor Surya Plat Datar Dengan Penambahan Sirip Berlubang Berdiameter Berbeda Yang Disusun Secara Staggered

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

Perbandingan Konfigurasi Pipa Paralel dan Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

PEMINAR PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. Oleh: Ir. Harman, M.T.

BAB II TEORI DASAR 2.1 Perancangan Sistem Penyediaan Air Panas Kualitas Air Panas Satuan Kalor

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Energi Matahari

PENGARUH LAJU ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA KOLEKTOR PANAS MATAHARI JENIS PLAT DATAR

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik TAMBA GURNING NIM SKRIPSI

PENENTUAN EFISIENSI KOLEKTOR PELAT DATAR DENGAN PENUTUP KACA PADA SISTEM PEMANAS AIR SURYA

ANALISIS KOLEKTOR SEDERHANA BERGELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER

Pengaruh jumlah haluan pipa paralel pada kolektor surya plat datar absorber batu kerikil terhadap laju perpindahan panas

EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE WL 110 MODEL CONSENTRIS TUBE MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Analisa Pengaruh Konfigurasi Pipa Pemanas Air Surya Terhadap Efisiensi

PEMBUATAN KOLEKTOR PARABOLIK DENGAN DUA LALUAN UNTUK PEMANAS AIR DENGAN TEMPERATUR KELUARAN 80 LAPORAN TUGAS AKHIR

Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN :

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

TUGAS AKHIR PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA

TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA PEMANAS AIR TENAGA SURYA TIPE PLAT DATAR DENGAN SISTEM SINGLE DAN DOUBLE CUTOFF

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

PENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N.

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON

Kaji Eksperimental Pemisah Garam dan Air Bersih Dari Air LAut Mengunakan Kolektor Plat Alumunium Dengan Mengunakan Energi Surya

BAB IV. HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA

EFEKTIFITAS KOLEKTOR ENERGI SURYA PADA KONFIGURASI PARALEL- SERPENTINE

PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB

PENGARUH PENAMBAHAN TEKANAN DIATAS PELAT PENYERAP TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA

ANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR DENGAN LIMA SIRIP BERDIAMETER SAMA YANG DISUSUN SECARA EJAJAR. : I Wayan Sudiantara ABSTRAK

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN ENERGI LISTRIK

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS

Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System

RANCANG BANGUN EVAPORATOR UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1PK SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

PERANCANGAN SOLAR WATER HEATER JENIS PLAT DATAR TEMPERATUR MEDIUM UNTUK APLIKASI PENGHANGAT AIR MANDI Subur Edi Sudrajat 1, Irfan Santosa 2 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal Jalan Halmahera KM.1 Tegal 1) soeboer_javanese@yahoo.com, 2) irfan@upstegal.ac.id/ci_ulya@yahoo.co.id ABSTRACT The need of warm water for bathing purposes for household and hospitality scale is very important. All this time those needs are fulfill with hot water heated by furnace and heating using electricity. One alternative to fulfill the hot water needs is to use solar media as energy supply. Based on the background described the problem to be studied are: Calculating the length of the heating pipe specifications required on the solar water heater out so that the water temperature reaches 45 C and Designing also making solar water heater Flat plate collectors are able to produce water temperature 45 C. Based on the test results, that the length of the heating pipe is needed to make a solar water heater with the water exit temperature (Tout) 45 C is 1.63 m, made of a type of copper.5 inch diameter and some testing of solar water heater able to work as expected with reaches a minimum temperature of the water out 45 K (318 K) where the average temperature - average obtained is 52 C (325 K) and declare technical feasibility tool. Keywords : Heating Pipe, Solar Water Heater, Water Temperature, Shower Water Heater INTISARI Kebutuhan air hangat untuk keperluan mandi, baik untuk skala rumah tangga maupun skala perhotelan sangatlah penting. Selama ini kebutuhan tersebut terpenuhi dengan air panas yang dipanaskan dengan tungku maupun pemanasan menggunakan listrik. Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan air panas adalah dengan menggunakan media surya sebagai supply energinya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan yang akan diteliti adalah: Menghitung spesifikasi panjang pipa pemanas yang dibutuhkan pada solar water heater (SWH) supaya suhu air keluar mencapai 45 C dan Merancang dan membuat solar water heater kolektor plat datar yang mampu menghasilkan temperatur air 45 C. Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan panjang pipa pemanas keseluruhan untuk membuat solar water heater dengan temperatur air keluar (Tout) 45 C adalah 1,63 m, dan terbuat dari bahan jenis tembaga, berdiameter,5 inchi dan beberapa pengujian solar water heater mampu bekerja sesuai harapan dengan mencapai temperatur minimal air keluar 45 C (318 K), dimana temperatur rata rata selama pengujian adalah 52 C (325) K dan dengan demikian alat dinyatakan layak secara teknis Kata kunci : Pipa pemanas, Solar Water Heater, Temperatur air, penghangat air mandi PENDAHULUAN Dewasa ini kebutuhan air hangat untuk keperluan mandi, baik untuk skala rumah tangga maupun skala perhotelan sangatlah penting. Selama ini kebutuhan tersebut terpenuhi dengan air panas yang dipanaskan dengan tungku maupun pemanasan menggunakan listrik. Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan air panas adalah dengan menggunakan media surya sebagai supply energinya. Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan energi surya secara langsung, dapat dikembangkan dengan menggunakan pengumpul pengumpul panas yang biasa disebut kolektor, salah satunya adalah koletor pemanas air.(nurhalim, 211). Adapun pemanas air yang menggunakan energi surya disebut Solar Water Heater ( SWH ) yaitu pemanas air yang memanfaatkan kolektor plat datar dimana terdapat pipa-pipa aliran fluida berfungsi mengalirkan fluida yang akan dipanaskan serta isolasi untuk mengurangi kerugian konduksi ke lingkungan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15/menkes/sk/xi/22 standar temperatur air panas untuk keperluan mandi dan mencuci tangan adalah 45 C, maka solar water heater harus mencapai suhu 118 Sudrajat, Perancangan Solar Water Heater Jenis Plat Datar Temperatur Medium untuk Aplikasi Penghangat Air Mandi

tersebut, berikut dibawah ini adalah tabel suhu standar penggunaan air untuk : keperluan rumah tangga Tabel 1. Suhu Standar Penggunaan Air Untuk Keperluan Rumah Tangga (Sumber: Nurhalim, 211) NO JENIS PEMAKAIAN TEMPERATUR ( C) 1 Minum 5 55 2 Mandi : Dewasa 42 45 Mandi : Anak Anak 42 3 Pancuran Mandi -43 4 Cuci Muka Dan Tangan 42 5 Cuci Tangan Untuk Pengobatan 43 6 Bercukur 46 52 7 Dapur : Macam Macam Keperluan 45 Pencucian Mesin Cuci 45-6 Pembilasan Mesin Cuci 7 8 8 Cuci Pakaian : Macam Macam Pakaian 6 Bahan Sutra Dan Wol 33 49 Bahan Linen Dan Katun 49-6 9 Kolam Renang 21-27 1 Cuci Mobil 24-3 Pipa-pipa pada kolektor surya merupakan peralatan yang penting pada alat Solar Water Heater (SWH) ini karena pipa merupakan media pemindah panas konduksi dan konveksi dari panas matahari sekaligus tempat untuk aliran air dari temperatur rendah sampai ke temperatur air panas yang diinginkan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan yang akan diteliti adalah: 1. Menghitung spesifikasi panjang pipa pemanas yang dibutuhkan pada solar water heater (SWH) supaya suhu air keluar mencapai 45 C. 2. Merancang dan membuat solar water heater kolektor plat datar yang mampu menghasilkan temperatur air 45 C Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kebutuhan panjang pipa pemanas yang dibutuhkan. 2. Membuat solar water heater dengan kolektor plat datar. Manfaat penelitian ini adalah : 1. Dapat mengetahui kebutuhan panjang pipa pemanas supaya temperatur air keluar bisa tercapai. 2. Memanfaatkan alat solar water heater dengan tenaga surya sebagai pemanas air untuk kebutuhan mandi. Penelitian yang akan dilakukan dibuat diagram alur untuk memudahkan proses pengerjaan penelitian dari awal sampai akhir pengerjaan. Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 214, 118-127 119

Mulai Studi Data Awal : T in = 25 C 1. Menghitung Panjang Pipa. 2. Merancang & Uji Coba Y Pengolahan Kesimp Tidak Gambar.1. Metodologi Penelitian 1. Basri ( 211 ) Pada Jurnal Mekanikal, Vol. 2 No. 1: Januari 211: 16 22 ISSN 286 33, yang berjudul Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Terhadap Koefisien Perpindahan Panas Rata-rata Pada Pipa Kapiler di Mesin Refrigerasi Focus 88, diperoleh hasil hubungan antara laju aliran massa refrigerant dengan koefisien perpindahan panas rata-rata pada pipa bahwa koefisien perpindahan panas rata rata makin besar seiring dengan makin besarnya laju aliran massa refrigerant. Hal ini terjadi karena jika laju aliran massa refrigerant bertambah, berarti kecepatan rata rata aliran refrigerant juga bertambah yang menyebabkan koefisien perpindahan panas rata ratanya juga bertambah. Akibat dari bertambahnya kecepatan rata ratanya, maka percampuran antara refrigerant panas dengan refrigerant dingin makin cepat sehingga meningkatkan koefisien perpindahan panas rata ratanya. Hal ini menunjukan bahwa makin cepat percampuran antara fluida panas dengan fluida dingin akan menambah perpindahan panas yang terjadi akibatnya terjadi kenaikan koefisien perpindahan panas. 2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Philip Kristanto dan Yoe Kiem San yang tertuang dalam Jurnal Teknik Mesin Vol. 3, No. 2, Oktober 21: 47 51 dengan judul penelitian Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar, di simpulkan bahwa semakin tebal plat penyerap dan semakin rapat jarak antar pipa, maka semakin besar efisiensi sirip kolektor. Hal ini terjadi pada jarak antar pipa 73.6 mm dengan ketebalan plat penyerap 1.2 mm dengan efisiensi sirip 99.53 %. 3. Budiman Sudia DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Haluoleo, Kendari. Jurnal yang berjudul Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar Menggunakan Konsentrator Dua Cermin Datar. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah : Penggunaan konsentrator dua cermin datar akan meningkatkan energi berguna kolektor. Untuk kolektor yang menggunakan cermin energi berguna rata-rata = 57.8 Watt sedangkan kolektor tanpa cermin energi berguna rata-rata = 351.8 Watt. Hal ini menjadi pertimbangan bahwa penggunaan dua cermin datar terhadap energi berguna pada kolektor pemanas air, ternayata dapat meningkatkan energi berguna kolektor. Jenis Jenis Kolektor Surya Kolektor surya merupakan suatu bagian dari peralatan yang dibutuhkan untuk mengubah energi radiasi matahari ke bentuk energi panas untuk berbagai keperluan, misalnya sebagai pemanas air. Salah satu bentuk dari kolektor surya adalah bentuk prisma yang memiliki kemampuan untuk menerima intensitas radiasi matahari dari segala posisi matahari, sehingga diharapkan pemanfaatan energi tersebut sebagai 12 Sudrajat, Perancangan Solar Water Heater Jenis Plat Datar Temperatur Medium untuk Aplikasi Penghangat Air Mandi

pemanas air dapat lebih efektif. Kolektor surya akan menyerap energi dari radiasi matahari dan mengkonversikannya menjadi panas yang berguna untuk memanaskan air di dalam pipa-pipa kolektor, sehingga suhu air akan meningkat dan terjadi konveksi alami berdasarkan efek termosipon karena adanya perbedaan masa jenis fluida.(james Laeyadi, 2). a. Kolektor Surya Prismatik Keunggulan dari kolektor surya tipe prismatik ini adalah kemampuannya untuk dapat menerima energi radiasi matahari dari segala posisi matahari. Kolektor surya tipe prismatik dapat digolongkan dalam kolektor plat datar dengan permukaan kolektor berbentuk prisma yang tersusun dari 4 bidang yang membentuk prisma, 2 bidang berbentuk segi-tiga sama kaki dan dua bidang yang lain berbentuk segi-empat sikusiku. Untuk mendapatkan hasil yang optimal permukaan kolektor dicat dengan warna hitam kusam yang berfungsi untuk menyerap radiasi surya yang datang dan mentransfer kalor yang diterima ke fluida kerja. Untuk menjaga agar tidak terjadi kerugian panas secara radiasi dan konveksi ke atmosfir, maka digunakan kaca pelindung sehingga terjadi efek rumah kaca sedangkan bagian bawah plat kolektor diberi isolator untuk meminimalisir kerugian panas pada bagian bawah plat kolektor. Sebagai titik tolak dalam melakukan perhitungan untuk mendesain kolektor surya tipe prismatik disamping data intensitas radiasi matahari pada lokasi dimana kolektor tersebut ditempatkan hal terpenting lainnya adalah perhitungan geometris dari kolektor (luasan permukaan kolektor, kemiringan kolektor terhadap intensitas radiasi matahari langsung), efek termosipon pada pipa-pipa sirkulasi untuk menentukan kemampuan sistim melakukan konveksi alami, serta suhu masuk dan keluar pipa sirkulasi. Prinsip kerja dari sistim pemanas air dengan kolektor surya prismatik ini ditunjukkan dalam gambar. (James Laeyadi, 2 ). Air dingin yang berada dalam tangki penampung mengalir masuk ke kolektor melalui pipa sirkulasi dan akan mendapatkan transfer kalor baik secara konveksi maupun radiasi akibat terperangkapnya radiasi surya dalam kolektor yang dibatasi oleh plat dan kaca bening tembus cahaya. Karena adanya transfer kalor tersebut maka suhu air di dalam pipa yang ditimpa radiasi surya langsung akan lebih tinggi dibandingkan suhu air pada bagian pipa yang lain. Perbedaan suhu air di dalam pipa ini akan menimbulkan adanya perbedaan masa jenis dari air, dimana air yang bersuhu lebih tinggi memiliki masa jenis yang lebih kecil, sehingga memiliki kecenderungan untuk bergerak ke posisi yang lebih tinggi, demikian pula air di dalam pipa yang memiliki suhu lebih rendah memiliki masa jenis yang lebih besar dan cenderung untuk bergerak ke bawah sehingga terjadi peristiwa konveksi secara alami. (James Laeyadi, 2 ). Gambar 2. Kolektor Surya Prismatik (James Laeyadi, 2) Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 214, 118-127 121

b. Kolektor Surya Plat Datar Gambar 3. Kolektor Surya Plat Datar (Sumber : Philip Kristanto, 21) Kolektor surya plat datar adalah sebuah kolektor surya berbentuk memanjang, dengan kemiringan tertentu untuk menangkap energi radiasi matahari. Proses penggunaannya lebih mudah dan sederhana dibanding dengan kolektor surya prismatik. Komponen-komponen sebuah kolektor surya plat datar terdiri dari permukaan hitam sebagai penyerap energi radiasi matahari yang kemudian dipindahkan ke fluida. Penutup tembus cahaya (kaca) berfungsi mengurangi efek radiasi dan konveksi yang hilang ke atmosfir. Pipa-pipa aliran fluida berfungsi mengalirkan fluida yang akan dipanaskan serta isolasi untuk mengurangi kerugian konduksi ke lingkungan. Skema kolektor surya plat datar ditunjukkan pada gambar. Performansi kolektor dinyatakan dengan keseimbangan energi yang menggambarkan distribusi energi matahari yang datang terhadap energi yang bermanfaat dan beberapa energi yang hilang. ( Philip Kristanto, 21 ). Prinsip kerja pada solar water heater dengan menggunakan plat datar, yaitu bahwa air yang masuk kedalam kolektor melalui pipadistribusi yang akan mendapatkan panas yang baik melalui radiasi langsung matahari maupun konveksi. Hal ini di sebabkan energi radiasi matahari didalam kolektor yang dibatasi kaca bening tembus cahaya. Terjadinya perpindahan panas terhadap pipa pipa distribusi maka suhu air di dalam pipa tersebut akan secara langsung bertambah, hal tersebut mengakibatkan adanya perbedaan masa jenis. Air yang bersuhu tinggi meilik massa jenis yang lebih kecil, sehingga cenderung akan mengalir kearah yang lebih tinggi. Sebaliknya air yang bersuhu rendah memiliki massa jenis lebih besar dan cenderung akan bergerak kebawah, sehingga terjadi konveksi secara alami. (Marbun, 29). Gambar 4. Skema Kolektor Surya Plat datar (Sumber : Philip Kristanto, 21 ) Beda Suhu Rata Rata Log ( LMTD ) Beda Suhu Rata Rata Log (LMTD) yaitu beda suhu pada ujung penukar kalor lagi dibagi logaritma alamiah daripada perbanding beda suhu tersebut ( Holman J.P, 1994 ).... ( 1 ) dikurangi beda suhu pada ujung yang satu 122 Sudrajat, Perancangan Solar Water Heater Jenis Plat Datar Temperatur Medium untuk Aplikasi Penghangat Air Mandi

Dimana : U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh W/m 2.K A = Luas permukaan ( m 2 ) T m = Beda suhu rata rata Gambar. 5. Profil Suhu Untuk Aliran Sejajar dan Aliran Lawan Arah (Sumber : Holman, 1997) Pada gambar (5a) adalah aliran pipa sejajar dan gambar (5b) adalah aliran lawan arah. Hal ini dapat dirumuskan dengan persamaan : ( ) ( ) (2) Biasanya untuk memberikan koreksi atas pengaruh pengaruh tersebut perlu digunakan metode numerik. Jika suatu alat penukar kalor yang bukan jenis pipa ganda digunakan, perpindahan kalor digunakan dengan menerapkan faktor koreksi terhadap LMTD untuk susunan pipa ganda aliran lawan arah dengan suhu fluida panas dan suhu fluida dingin yang sama. (Holman, 1997). Persamaannya menjadi : q UAF T m.(3) Dimana : U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh W/m 2.K A = Luas permukaan ( m 2 ) F = Faktor Koreksi T m = Beda suhu rata rata Gambar 6. Grafik Faktor Koreksi untuk Penukar Kalor (Sumber : Holman, 1997) Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 214, 118-127 123

Sedangkan besarnya laju energi panas yang diterima aliran air dapat dinyatakan dengan persamaan : (4) q c m ( ) cc p Ti To diketahui bahwa :.. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Spesifikasi Pipa Yang Dipakai Bahwa suhu air masuk pada sistem solar water heater dianggap 25 o C. Perhitungan dimulai dengan menghitung besarnya laju energi panas yang diterima oleh aliran air adalah : q mcc p( To Ti ) Pada tabel Sifat sifat fisik gas, cairan dan logam (Sumber : Holman, 1997) yang dievaluasi pada temperatur 35 o C menunjukan data : pada 9 F pada F Karena 35 o C = 95 o F, maka C p pada 95 o F adalah : m c : Laju Aliran Massa Fluida Dingin ( kg/s ). T i : Temperatur Aliran Fluida Dingin Masuk ( o C ). T o : Temperatur Aliran Fluida Dingin Keluar ( o C ). : Kalor Spesifik Pada Tekanan Konstan ( kj/kg. o C ) ( ) ( ) Bagi keperluan perhitungan perancangan, harga koefisien global perpindahan panas ( U ) pada tabel untuk penukar panas dari air ke air adalah :11 35 W/m C. Koefisien perpindahan panas global U = 11 35 W/m C. = =,8 Luas total perpindahan panas D o : diameter permukaan luar pipa,5 inchi = 1,27 cm =,127 m. L : panjang pipa = 1,63 m Jadi panjang Pipa yang dibutuhkan adalah sepanjang 1,63m. diketahui : Maka : Diketahui : m c = 9 kg/s T i = 25 o C T o = 45 o C kj/kg. o C q m c c q m c c p( To i T ) p( To i T ) = 9 x 4,176 ( 45-25 ) = 37,584 ( 2 ) = 751,68 Watt kemudian melakukan perhitungan beda temperature rata-rata logaritmik / LMTD ( ). Gambar 7. Solar Water Heater 124 Sudrajat, Perancangan Solar Water Heater Jenis Plat Datar Temperatur Medium untuk Aplikasi Penghangat Air Mandi

% PENGUJIAN SOLAR WATER HEATER Hasil Pengamatan Solar Water Heater Tanggal 5 Mei 214 C % 35 3 25 2 15 1 5 25 Grafik Perbandingan T Air Masuk dengan Intensitas Matahari Untuk Pengujian Tanggal 5 Mei 214 25 3 33 8_9 9_1 1_11 11_12 12_13 13_14 14_15 35 Jam 29 19 12 8 6 2 T Air Masuk Intensitas Matahari Gambar 8. Grafik Perbandingan Tair masuk dengan Intensitas Matahari C 6 5 3 2 1 Grafik Perbandingan T Air Keluar dengan Intensitas Matahari Untuk Pengujian Tanggal 5 Mei 214 32 34 52 55 33 8_9 9_1 1_11 11_12 12_13 13_14 14_15 Jam 12 8 6 2 T Air Keluar Intensitas Matahari Gambar 9. Grafik Perbandingan T Air Keluar dengan Intensitas matahari Kesimpulan pengujian tanggal 5 Mei 214 yaang dilaksanakan mulai jam 8: WIB sampai dengan jam 15: WIB adalah keadaan cuaca lebih sering mendung sehingga temperatur air keluar yang di hasilkan solar water heater kurang optimal, hanya menghasilkan rata rata temperatur air keluar C. Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 214, 118-127 125

% % Hasil Pengamatan Solar Water Heater Tanggal 6 Mei 214 C 36,5 36 35,5 35 34,5 34 33,5 33 55 Grafik Perbandingan T Air Masuk dengan Intensitas Matahari Untuk Pengujian Tanggal 6 Mei 214 34 36 45 55 35 35 36 45 34 8_9 9_1 1_11 11_12 12_13 13_14 14_15 Jam 35 12 8 6 2 T Air Masuk Intensitas Matahari Gambar 1. Grafik Perbandingan Tair masuk dengan Intensitas Matahari C 8 6 2 55 37 Grafik Perbandingan T Air Keluar dengan Intensitas Matahari Untuk Pengujian Tanggal 6 Mei 214 53 54 45 55 63 45 87 43 8_9 9_1 1_11 11_12 12_13 13_14 14_15 Jam 61 12 8 6 2 T Air Keluar Intensitas Matahari Gambar 11. Grafik Perbandingan T Air Keluar dengan Intensitas matahari Kesimpulan pengujian tanggal 6 Mei 214 yang dilaksanakan mulai jam 8: WIB sampai dengan jam 15: WIB adalah keadaan cuaca lebih sering mendung, meskipun demikian temperatur air keluar yang di hasilkan solar water heater cukup optimal, dan menghasilkan rata rata temperatur air keluar 58,3 C. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian tersebut d simpilkan bahwa : 1. Panjang pipa pemanas keseluruhan yang di butuhkan untuk membuat solar water heater dengan temperatur air keluar (Tout) 45 C adalah 1,63 m, dengan terbuat dari bahan jenis tembaga, berdiameter,5 inchi. 2. Dari beberapa pengujian solar water heater mampu bekerja sesuai harapan dengaan mencapai temperatur minimal air keluar 45 C (318 K ), dimana temperatur rata rata diperoleh adalah 52 C (325) K dan dengan demikian alat dinyatakan layak secara teknis. DAFTAR PUSTAKA Arismunandar, Wiranto, Teknologi Rekayasa Surya, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1995. Basri, Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Terhadap Koefisien Perpindahan Panas Rata-Rata Pada Pipa Kapiler Di Mesin Refrigerasi Focus 88 Jurnal Mekanikal, Vol. 2 No. 1: 126 Sudrajat, Perancangan Solar Water Heater Jenis Plat Datar Temperatur Medium untuk Aplikasi Penghangat Air Mandi

Januari 211: 16 22, ISSN 286 33. J.P. Holman. Perpindahan Kalor Edisi Enam. Erlangga, Jakarta,1997. Kristanto, Philip. James Laeyadi, Kolektor Surya Prismatik. Jurnal Teknik Mesin Vol. 2, No. 1, April 2 : 22 28. Marbun, M. Nesten. Rancang Bangun Sebuah Pemanas Air Tenagan Surya Dengan Menggunakan Kolektor Surya Plat Datar. Karya Akhir, Jurusan Program Studi Teknologi Mekanika Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatra Utara,Medan,29. Nurhalim, Ichwan. Rancang Bangun Dan Pengujian Unjuk Kerja Alat Penukar Kalor Tipe Serpentine Pada Split Air Conditioning Water Heater. Skripsi, Fakultas Teknik, Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia, Depok, 211. San, Yoe Kiem. Philip Kristanto, Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar. Jurnal Teknik Mesin Vol. 3, No. 2, Oktober 21: 47 51. Sudia, Budiman. Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar Menggunakan Konsentrator Dua Cermin Datar. Dinamika Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Vol. 1, No. 2, Mei 21, ISSN : 285-8817. Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 214, 118-127 127