I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstuktur dan berjenjang yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan pada Masing-masing Tingkatan

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 31 TAHUN 2007 (31/2007) TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kementerian Kelautan dan Perikanan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 177, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3898)

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung

BAB 2 KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

d) mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan e) membina pemerintahan kelurahan di wilayah kerjanya.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

RGS Mitra 1 of 5 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS,

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 2014

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

~ 53 ~ PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup Jelas. Pasal 2 Cukup Jelas. Pasal 3 Cukup Jelas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FUNGSI DAN TUGAS KECAMATAN BOJONGLOA KIDUL KOTA BANDUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

PENDAHULUAN Latar belakang

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PESAWARAN DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PESAWARAN DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PRINGSEWU DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara kesatuan, seperti yang terdapat dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA SORONG PERIODE

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan negara. Hal ini tercermin semakin meningkatnya kebutuhan

1. PENDAHULUAN. tiga prasyarat yaitu kompetisi didalam merebutkan dan mempertahankan

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan taraf pembangunan,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I P E N D A H U L U A N Latar Belakang RTRW Kabupaten Serdang Bedagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Daerah. Hal ini tertuang dalam pasal 6 ayat (1) dan (2) yang. berbunyi:.daerah dapat dihapus dan digabung dengan daerah lain, dan

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MESUJI DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN TAHUN

I. PENDAHULUAN. segala sesuatu tentang peta. Mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan,

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PIDIE JAYA DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan

BAB II PENATAAN RUANG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN A. Definisi Penataan Ruang dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MESUJI DI PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundangundangan. Hal ini sesuai dengan UU No 32 tahun 2004 yang menyatakan bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksana otonomi daerah, dalam hal ini pemerintah provinsi maupun kabupaten kota mempunyai kewenangan dalam mengatur daerahnya. Kewenangan tersebut terdapat didalam UU No. 32 tahun 2004 yang menyatakan bahwa: Kewenangan pemerintah daerah meliputi perencanaan dan pengendalian pembangunan, perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, penyediaan sarana dan prasarana umum, penanganan bidang kesehatan, penyelenggaraan pendidikan, penanggulangan masalah sosial, pelayanan bidang ketenagakerjaan, fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah, pengendalian lingkungan hidup, pelayanan pertanahan.

2 Pemerintah daerah dalam mengatur daerahnya mempunyai kewenangan tertentu. Kewenangan tersebut dalam hal perencanaan pembangunan, tata ruang wilayah, ketentraman dan ketertiban masyarakat, penyediaan sarana umum dan penyelenggaraan pendidikan, ketenagakerjaan, ekonomi serta lingkungan hidup. Kewengan di atas tentunya dilakukan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat sebagai partisipasinya. Pelaksanaan kewenangan yang dimiliki pemerintah kabupaten kota harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik. Hal tersebut didasarkan mengingat pentingnya perencanaan dalam berbagai aspek, termasuk aspek pembangunan wilayah. Pemerintah harus menyelengarakan pembangunan daerahnya dengan sebaik mungkin, supaya tidak terjadi kesalahan dalam proses pelaksanaan pembangunan wilayah. Hal itu sesuai dengan pengertian perencanaan, yang menjelaskan bahwa perencanaan dapat dibagi atas dua versi, yaitu versi melihat perencanaan adalah suatu teknik atau profesi yang membutuhkan keahlian dan versi yang satu lagi melihat perencanaan (pembangunan) adalah kegiatan kolektif yang harus melibatkan seluruh masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung (Robinson Tarigan, 2010). Sedangkan perencanaan ruang wilayah sendiri adalah perencanaan penggunaan atau pemanfaatan ruang wilayah yang intinya adalah perencanaan penggunaan lahan (land use planning) dan perencanaan pergerakan pada ruang tersebut (Robinson Tarigan, 2010). Untuk mewujudkan perencanaan wilayah yang baik dibutuhkan sebuah konsep perencanaan tata ruang wilayah.

3 Konsep tersebut akan mengatur dan merencanakan yang berkaitan dengan rencana pembangunan suatu wilayah. Konsep atau rencana tersebut diwujudkan dalam bentuk RTRW atau lebih dikenal sebagai rencana tata ruang wilayah. Dalam peraturan daerah Kota Bandar Lampung No 10 tahun 2011 disebutkan bahwa ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk hidup lain, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya, sedangkan tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang serta rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Berdasarkan materi yang cukup, perencanaan ruang wilayah ataupun penyusunan tata ruang wilayah dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu perencanaan yang mencakup keseluruhan wilayah perkotaan dan non perkotaan (wilayah belakang) dan perencanaan yang khusus untuk wilayah perkotaan. Rencana tata ruang yang menyangkut keseluruhan wilayah misalnya Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), Rencan Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK). Selanjutnya Rencan Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut diwujudkan dalam bentuk peta RTRW. Pada peta RTRW termuat rencana pemerintah kabupaten atau kota dalam menyusun rencana pembangunan di wilayahnya. Dalam pemanfaatannya seharusnya ketika melakukan sebuah pembangunan berupa bangunan fisik harus terlebih dahulu melihat rencana tata ruang wilayah.

4 Selain itu komponen terpenting pada suatu RTRW salah satunya adalah zona. Zona atau kawasan merupakan bagian terpenting dalam penyususnan suatu RTRW. Fungsi utama sebuah zona adalah sebagai instrumen pengendalian pembangunan dan sebagai panduan teknis pengembangan serta pemanfaatan lahan. Selain itu tujuan akhir dari peraturan zonasi adalah menjamin bahwa pembangunan yang akan dilaksanakan dapat mencapai standar kualitas lokal minimum. Salah satu zona yang ada dalam sebuah RTRW adalah zona pendidikan. Hal itu sesuai dengan kewenangan pemerintah kabupaten kota yang termuat dalam UU No 32 tahun 2004 disebutkan bahwa salah satu kewenangan pemerintah daerah adalah penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan tersebut dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pendidikan untuk semua warganya. Selain itu dalam peraturan daerah Provinsi Lampung tahun 2010 pasal 54 menyebutkan bahwa rencana pengembangan sarana pendidikan di Provinsi dilakukan melalui peningkatan kualitas sekolah dan jumlah guru yang akan disesuaikan dan pengembangan sektor pendidikan tersebut diarahkan di kota Bandar Lampung, Terbanggi Besar dan Metro dengan tetap memperhatikan pemerataan fasilitas pendidikan di daerah lain. Hal tersebut sebelumnya disebutkan dalam Undang-undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa setiap masyarakat berhak mendapat kehidupan dan pendidikan yang layak. Salah satu bentuk dari pelayanan pendidikan adalah penyediaan dan pembangunan sekolah. Dengan dilakukan pembangunan sekolah maka telah tersedia pelayanan pendidikan dari pemerintah, yang kemudian dengan adanya

5 pembangunan sekolah tersebut dapat membuka dan menambah pengetahuan calon generasi penerus bangsa sehingga nantinya mampu menjadi tulang punggung kemajuan negara. Pada saat akan melaksanaan pembangunan sekolah diperlukan sebuah perencanaan dalam pembangunannya. Perencanaan tersebut diantaranya terdiri dari pemilihan lokasi pendidikan. Dalam pemilihan lokai pendidikan harus mempertimbangkan kondisi perkembangan dan pertumbuhan masyarakat. Dalam hal ini jangan sampai terjadi kesalahan dalam penentuan lokasi pendidikan yang masuk kedalam zona pendidikan dalam suatu RTRW. Lokasi pendidikan merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah. Dalam pelaksanannya butuh lokasi tersendiri dalam menempatkan lokasi pendidikan. Lokasi pendidikan yang dipilih harus memenuhi syarat-syarat tertentu untuk menciptakan kondisi dan suasana pendidikan yang nyaman. Hal tersebut dilakukan supaya peserta didik dan guru serta steakholder yang ada dapat dimudahkan dalam memperoleh sarana pendidikan. Di samping itu pemilihan lokasi pendidikan yang tepat dapat memicu suasana belajar yang kondusif, nyaman yang nantinya mampu meningkatkan prestasi peserta didik. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama Pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki peran penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.

6 Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km² yang terbagi ke dalam 20 kecamatan dan 126 kelurahan dengan populasi penduduk 942.039 jiwa dengan kepadatan penduduk sekitar 4.777 jiwa/km² (BPS Kota Bandar Lampung, 2014). Dengan rata-rata pertumbuhan penduduk Kota Bandar Lampung pertahun sekitar 1,59%, maka diperkirakan jumlah penduduk Kota Bandar Lampung pada tahun 2030 akan berjumlah kurang lebih 1.610.149 jiwa (Review RTRW Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2030). Penduduk Kota Bandar Lampung yang berusia 0-14 tahun pada tahun 2013 berjumlah sebanyak 254.132 jiwa atau sekitar 26,97% dari jumlah keseluruhan penduduk Kota Bandar Lampung. Jumlah penduduk tersebut dapat diartikan bahwa 26,97% penduduk Kota Bandar Lampung akan menempuh jenjang Sekolah Menengah Atas. Maka dalam hal ini pemerintah Kota Bandar Lampung harus mempunyai solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Jika dikaitkan dengan kondisi di atas maka potensi lokasi pendidikan yang dibangun memerlukan lokasi yang cukup luas mengingat jumlah penduduk yang banyak namun kondisi wilayah yang tidak terlalu luas sehingga terjadi kepadatan penduduk yang tinggi. Selain itu berdasarkan pengamatan lokasi sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah khususnya SMA, MA dan SMK yang ada di Kota Bandar Lampung kemungkinan masih belum tertata dengan baik sesuai dengan RTRW Bandar Lampung mengenai lokasi pendidikan. Oleh sebab itu perlu adanya evaluasi persebaran lokasi sekolah berdasarkan rencana tata ruang wilayah Kota Bandar Lampung. Evaluasi tersebut nantinya dilakukan dengan metode overlay dari beberapa data untuk melihat kesesuaian

7 rencana tata ruang lokasi pendidikan terutama pada jenjang SMA dan sederajat. Dengan diadakannya evaluasi tersebut nantinya akan terlihat kesesuaian antara kondisi eksisting dengan rencana tata ruang wilayah untuk zona pendidikan di Kota Bandar Lampung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Adanya indikasi lokasi SMA dan sederajat belum tertata dengan baik sesuai dengan RTRW Kota Bandar Lampung tahun 2011-2030 mengenai lokasi pendidikan. 2. Kepadatan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi sehingga perlu penataan ruang terutama untuk lokasi pendidikan. 3. Banyaknya usia penduduk Kota Bandar Lampung yang akan memasuki jenjang SMA di Kota Bandar Lampung. C. Batasan Masalah 1. Adanya indikasi lokasi SMA dan sederajat belum tertata dengan baik sesuai dengan RTRW Kota Bandar Lampung tahun 2011-2030 mengenai lokasi pendidikan. 2. Kepadatan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi sehingga perlu penataan ruang terutama untuk lokasi pendidikan.

8 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah lokasi pendidikan pada jenjang SMA dan sederajat yang ada di Kota Bandar Lampung sudah sesuai dengan RTRW Kota Bandar Lampung tahun 2011? 2. Apakah kepadatan dan jumlah penduduk mempengaruhi lokasi sebaran SMA sederajat Di Kota Bandar Lampung? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk memetakan lokasi pendidikan pada jenjang SMA dan sederajat di Kota Bandar Lampung tahun 2014. 2. Melakukan evaluasi kesesuaian lokasi pendidikan pada jenjang SMA dan sederajat di Kota Bandar Lampung tahun 2014 dengan peta RTRW Kota Bandar Lampung tahun 2011-2030. 3. Untuk mengetahui kepadatan dan jumlah penduduk menjadi pengaruh terhadap sebaran lokasi SMA sederajat di Kota Bandar Lampung. F. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang ada sehubungan dengan masalah yang diteliti. b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

9 2. Manfaat secara Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan bagi pihak Perencana Pembangunan Daerah Kota Bandar Lampung dalam usaha perencanaan pengembangan tata ruang wilayah untuk zona pendidikan khususnya pada jenjang SMA dan sederajat. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam penentuan kebijakan pembangunan lokasi pendidikan di Kota Bandar Lampung. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu: a. Ruang lingkup objek penelitian adalah lokasi pendidikan pada jenjang SMA dan Sederajat di Kota Bandar Lampung. b. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kota Bandar Lampung. c. Ruang lingkup waktu penelitian yaitu tahun 2014. d. Ruang lingkup ilmu penelitian adalah Geografi meliputi Geografi Perencanaan dan Pembangunan Wilayah, Pengindraan Jauh serta Sistem Informasi Geografi.