PENGARUH INDUKSI SUKSINILKOLIN, PROPOFOL, DAN ATRAKURIUM TERHADAP TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA SECTIO CAESARIA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DURASI TINDAKAN INTUBASI TERHADAP RATE PRESSURE PRODUCT (RPP) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH ARTERI RERATA ANTARA PENGGUNAAN DIAZEPAM DAN MIDAZOLAM SEBAGAI PREMEDIKASI ANESTESI

PERBEDAAN HEMODINAMIK PRE DAN POST OPERASI ANTARA ANESTESI UMUM DAN ANESTESI REGIONAL PADA PASIEN SEKSIO SESAREA DENGAN PRE-EKLAMPSIA BERAT

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pindah ke ruang perawatan atau langsung dirawat di ruang intensif. Fase

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ELEVASI KAKI EFEKTIF MENJAGA KESTABILAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN SPINAL ANESTESI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi.

PERBANDINGAN DOSIS INDUKSI KETAMIN 1 mg/kgbb DAN 2 mg/kgbb TERHADAP TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG

PERBANDINGAN TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI JANTUNG PADA PENDERITA YANG MENDAPAT MEPERIDIN DAN KETAMIN PADA AKHIR ANESTESI UMUM

PENGARUH PEMBERIAN INDUKSI ANESTESI ETOMIDATE 0,4mg/kgBB TERHADAP KADAR GULA DARAH ARTIKEL ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 28 Mei 2014 hingga 28 Juni 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN

Bagian Anestesesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medik RSUP dr. Kariadi Semarang,

PENGARUH ANESTESI SPINAL PADA SECTIO CAESARIA TERHADAP KADAR GULA DARAH

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semenjak berkembangnya ilmu anestesiologi telah ada pencarian terhadap

PERUBAHAN TEKANAN DARAH DAN LAJU JANTUNG 30 MENIT PASCA INSISI PADA PASIEN BEDAH ONKOLOGI YANG MENDAPATKAN 0,5 MG/KGBB KETAMIN PREINSISI

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

ANGKA KEMATIAN PASIEN GAGAL JANTUNG. KONGESTIF DI HCU DAN ICU RSUP dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN RESPON HEMODINAMIK DAN TINGKAT KESADARAN PASCA PEMAKAIAN ISOFLURAN DAN SEVOFLURAN PADA OPERASI MAYOR DI DAERAH ABDOMEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. cara infasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

PERBANDINGAN PENGARUH LACTATE NATRICUS HIPERTONIK. DAN NaCl 0,9% TERHADAP KESEIMBANGAN HEMODINAMIK PADA PASIEN SECTIO CAESARIA

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi pengeluaran CRH (Corticotropin Realising Hormone) yang

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH DURASI TINDAKAN INTUBASI TERHADAP RATE PRESSURE PRODUCT (RPP) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

Kata Kunci: Musik, Kecemasan, Tekanan Darah, Denyut Nadi, Ekstraksi Gigi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan respon stress bagi pasien, dan setiap pasien yang akan menjalani

Perbandingan kadar gula darah pasca pembedahan dengan anestesia umum dan anestesia spinal

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan Ilmu Anestesi. Waktu pengumpulan data dilakukan setelah proposal disetujui sampai

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

PERBANDINGAN EFEK HEMODINAMIK ANTARA PROPOFOL DAN ETOMIDATE PADA INDUKSI ANESTESI UMUM ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

HUBUNGAN PEMBERIAN LIDOKAIN INTRAVENA 1,5MG/KG/JAM TERHADAP PERUBAHAN LAJU JANTUNG PASCA LAPARATOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat

PENGARUH INDUKSI KETAMIN DOSIS 2 MG/KgBB DAN. DEKSAMETASON DOSIS 0,2 MG/KgBB INTRAVENA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR

Universitas Sumatera Utara-RSUP-HAM Medan

ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOL DAN DENYUT JANTUNG PADA LAKI-LAKI DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade terakhir ini, namun demikian perkembangan pada

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP TEKANAN DARAH LAKI- LAKI DEWASA MUDA YANG DIINDUKSI COLD PRESSOR TEST

HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DAN TANPA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

Effect of Anti-anxiety Drugs to The Changes of Blood Pressure on Patients with Dental Anxiety Pre Tooth Extraction ABSTRACT

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

ABSTRAK PREVALENSI HIPERTENSI ESSENSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BERDASARKAN UJI SARING COLD PRESSURE TEST

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

Perbedaan Tekanan Darah setelah Pemaparan Cold Pressure Test antara Mahasiswa Tanpa dan dengan Riwayat Hipertensi di Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan obat-obat anestesi intra vena tanpa menggunakan obat-obat

EFEKTIFITAS KOMBINASI TERAPI : GUIDED IMAGERY

HIPERTENSI SKRIPSI. Persyaratan. Diajukan Oleh J

PENGARUH INJEKSI TUNGGAL BLOK PARAVERTEBRA TERHADAP KADAR KORTISOL PLASMA PASIEN OPERASI TUMOR PAYUDARA JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

KARAKTERISTIK PENDERITA RETINOPATI HIPERTENSI YANG DATANG BEROBAT KE POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2012-MEI 2013.

APLIKASI PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA HIPERTENSI DERAJAT I DI KOTA DENPASAR

TERHADAP KEJADIAN MENGGIGIL PADA PASIEN OPERASI SECSIO CAESAREA DI KAMAR OPERASI RUMAH SAKIT AISYIYAH BOJONEGORO

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

PERBANDINGAN PERUBAHAN SATURASI OKSIGEN TERHADAP PEMBERIAN BUPIVACAINE DAN BUPIVACAINE-FENTANYL PADA ANESTESI SPINAL PASIEN SECTIO CAESARIA SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL SEBELUM BEDAH SESAR DI RS PENDIDIKAN DAN RS NON PENDIDIKAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Alfiani Sofia Qudsi 1, Heru Dwi Jatmiko 2

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan Terapi Intensif.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Mata

BAB 1 PENDAHULUAN. penyesuaian dari keperawatan, khususnya keperawatan perioperatif. Perawat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3

Transkripsi:

PENGARUH INDUKSI SUKSINILKOLIN, PROPOFOL, DAN ATRAKURIUM TERHADAP TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA SECTIO CAESARIA ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan dalam Menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Disusun Oleh : Veronika Wardani Tyaswiningsih G2A 003 167 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH PENGARUH INDUKSI SUKSINILKOLIN, PROPOFOL, DAN ATRAKURIUM TERHADAP TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA SECTIO CAESARIA yang disusun oleh: Veronika Wardani Tyaswiningsih G2A 003 167 telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang pada tanggal 25 Juli 2007 dan telah diperbaiki sesuai saran-saran yang diberikan. TIM PENGUJI Ketua Penguji, Dr. Erie BPS Andar, PAK, Sp. Bedah NIP. 130 937 127 Penguji, Pembimbing, dr. Hardian dr. Johan Arifin, Sp. An NIP. 131 875 466 NIP. 140 350 715

The Effect of Succinylcholine, Propofol, and Atracurium Induction on Blood Pressure and Heart Rate in Caesarean Section ABSTRACT Veronika Wardani Tyaswiningsih 1, Johan Arifin 2 Background: Stress responses during operative and all of its results have to be concerned because it can increase mortality and morbidity during operative and post-operative. One of them is the hemodynamic changing, which can be seen on the changing of blood pressure and heart rate. The purpose of this study is to see the effect of Succinylcholine, Propofol, and Atracurium Induction on blood pressure and heart rate in caecarean section. Methods: This study is an observational analytic, used secondary data from medical record of RSUP Dr. Kariadi Semarang. The data is taken from 20 patients experiencing caesarean section procedure with ASA physical status I-II, age 20-35 years old, getting general anesthesia by rapid induction of Atracurium 5mg, Propofol 2-2.5 mg/kg, Succinylcholine 1 mg/kg, and Atracurium again 15 mg, and have no history of diabetes mellitus, hypertension, and stroke. The blood pressure and heart rate were measured before and five minutes after induction of general anesthesia. Result: The systolic blood pressure decreased not significantly at 5 minutes after induction ( 124.7(13.66) mmhg at 5 minutes after induction vs 125.7(10.86) mmhg before induction; p>0.05 ). The diastolic blood pressure increased not significantly at 5 minutes after induction ( 76.1(10.70) mmhg at 5 minutes after induction vs 74.1(11.96) mmhg before induction; p>0.05 ). The heart rate increased not significantly at 5 minutes after induction ( 95.7 (14.41) bites/min at 5 minutes after induction vs 90.6 (16.38) bites/min before induction ; p>0.05 ). Conclusion: The induction of Succinylcholine, Propofol, dan Atracurium can decrease systolic blood pressure, increase diastolic blood pressure, and increase heart rate which not significant. Keywords: Anesthesia, general anesthesia, blood pressure, heart rate. 1 Student of Medical Faculty Diponegoro University 2 Department of Anesthesia Medical Faculty Diponegoro University

Pengaruh Induksi Suksinilkolin, Propofol, dan Atrakurium terhadap Tekanan Darah danfrekuensi Denyut Jantung pada Sectio Caesaria ABSTRAK Veronika Wardani Tyaswiningsih 1, Johan Arifin 2 Latar Belakang: Respon stres perioperatif dan segala akibatnya harus diwaspadai karena dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas perioperatif dan postoperatif. Salah satu akibat dari respon stres yaitu perubahan pada hemodinamik, yang dapat dilihat pada perubahan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh induksi anestesi umum terhadap tekanan darah dan frekuensi denyut jantung. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan menggunakan data sekunder dari catatan medik RSUP Dr. Kariadi Semarang. Data diambil dari 20 pasien yang menjalani operasi sectio caesaria dengan status fisik ASA I-II, umur 20-35 tahun, mendapatkan anestesi umum menggunakan induksi cepat dengan Atracurium 5mg, Propofol 2-2,5 mg/kgbb, Succinylcholine 1 mg/kgbb, dan Atracurium lagi 15 mg, serta tidak mempunyai riwayat diabetes melitus, hipertensi dan stroke. Diukur tekanan darah dan frekuensi denyut jantung sebelum dan 5 menit setelah dilakukan induksi anestesi umum. Hasil: Tekanan darah sistolik menurun secara tidak signifikan pada 5 menit setelah induksi ( 124,7(13,66) mmhg pada 5 menit setelah induksi vs 125,7(10,86) mmhg sebelum induksi; p>0,05 ). Tekanan darah diastolik meningkat secara tidak signifikan pada 5 menit setelah induksi ( 76,1(10,70) mmhg pada 5 menit setelah induksi vs 74,1(10.96) mmhg sebelum induksi; p>0,05 ). Frekuensi denyut jantung meningkat secara tidak signifikan pada 5 menit setelah induksi ( 95,7(14,41) kali/menit pada 5 menit setelah induksi vs 90,6(16,38) kali/menit sebelum induksi; p>0,05 ). Kesimpulan: Induksi Suksinilkolin, Propofol, dan Atrakurium mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah sistolik, peningkatan tekanan darah diastolik, dan peningkatan frekuensi denyut jantung yang tidak bermakna. Kata Kunci: Anestesi, anestesi umum, tekanan darah, frekuensi denyut jantung. 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2 Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

PENDAHULUAN Tindakan anestesi dan operasi akan mengakibatkan terjadinya perubahanperubahan dalam tubuh, yaitu timbulnya respon stres. Salah satu perubahan yang diakibatkan oleh respon stres yaitu perubahan pada hemodinamik, yang dapat dilihat pada perubahan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung. Respon stres merupakan suatu mekanisme kompensasi untuk melindungi fungsi fisiologik tubuh. Respon stres adalah suatu keadaan dimana terjadi perubahan-perubahan fisiologis tubuh sebagai reaksi terhadap kerusakan jaringan yang ditimbulkan oleh keadaan- keadaan seperti nyeri, syok, trauma, operasi, anestesi, gangguan fungsi paru, infeksi dan kegagalan fungsi organ yang multipel, asidosis, paparan suhu yang ekstrim, hipotermia dan hipertermia, hipoksia dan iskemia, kelaparan, ketakutan dan kecemasan, hipovolemia dan dehidrasi. 1, 2 Perubahan-perubahan fisiologis tubuh yang terjadi tersebut disebabkan oleh adanya aktivasi pada sistem endokrin, dan sistem saraf simpatis. 3 Respon stres perioperatif dan segala akibatnya harus diwaspadai karena dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas perioperatif dan post operatif. Zbinden dkk dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa perbedaan rangsang noxious akan mengakibatkan perbedaan derajat perubahan hemodinamik, dimana laringoskopi dan intubasi merupakan rangsangan yang paling kuat. 4 Anestesi umum seringkali menjadi teknik pilihan pasien yang akan menjalani operasi dengan alasan pasien tidak ingin mengetahui segala prosedur

operasi yang dilakukan. Titik tangkap anestesi umum adalah pada penekanan aksis hipotalamus pituitari adrenal. 5 Selama berlangsungnya operasi, selain aktivasi sistem saraf simpatis, banyak hal yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan hemodinamik, diantaranya yaitu obat anesteti dan obat yang lain, serta metode anestesi yang digunakan. 6 Propofol merupakan salah satu obat anestesi intra vena yang sering digunakan. Propofol mempunyai onset yang sangat cepat (30 detik) dan waktu pemulihan yang cepat. Kelebihan lain dari propofol yaitu penderita terlihat lebih segar pada periode pascabedah dan tidak ditemukannya muntah pascaoperasi. (3,7,8,9,10) Suksinilkolin merupakan satu-satunya depolarizing neuromuscularblocking yang digunakan secara klinis. Suksinilkolin mempunyai onset yang cepat (30-60 detik) dan durasi efek yang singkat (3-5 menit) sehingga menjadi obat yang sangat berguna sebagai pelemah otot untuk memfasilitasi laringoskopi dan intubasi endotrakhea. (3,7,10) Atrakurium merupakan intermediate-acting nondepolarizing neuromuscular-blocking drug dengan onset 3-5 menit, durasi efek 20-35 menit, dan tidak mempunyai efek akumulasi setelah pemberian secara infus. Atrakurium dan intermediate-acting nondepolarizing neuromuscular-blocking drug yang lain sangat berguna terutama bila diperlukan pemasangan intubasi endotrakhea atau operasi singkat. Atrakurium dapat digunakan sebelum pemberian Suksinilkolin untuk mencegah fasikulasi yang disebabkan oleh Suksinilkolin. (7,10)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh induksi anestesi umum terhadap tekanan darah dan frekuensi denyut jantung. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi pengaruh induksi anestesi umum terhadap tekanan darah dan frekuensi denyut jantung, serta dapat digunakan sebagai dasar penelitian yang lebih lanjut tentang efek berbagai macam agen anestetikum yang digunakan pada induksi anestesi umum terhadap tekanan darah dan frekuensi denyut jantung. METODE PENELITIAN Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini yaitu mencakup ilmu anestesi, dengan lingkup tempat RSUP Dr. Kariadi Semarang, serta lingkup waktu Februari-Juni 2007. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan populasi target yaitu pasien yang menjalani operasi sectio caesaria, dan populasi terjangkau yaitu pasien yang menjalani operasi sectio caesaria di RSUP Dr. Kariadi. Penelitian ini menggunakan sample sebanyak 20 sampel, dimana sampel minimal yang diperlukan berdasarkan rumus untuk mencari jumlah sampel tunggal penelitian analitik sebanyak 18 sampel. Data merupakan data sekunder dari catatan medik RSUP. Dr Kariadi Semarang. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling dengan kriteria inklusi: pasien wanita menjalani operasi sectio caesaria dengan status fisik ASA I-II, dengan umur 20-35 tahun, mendapatkan anestesi umum

menggunakan induksi cepat dengan obat Atrakurium 5mg, Propofol 2-2,5 mg/kgbb, Suksinilkolin 1 mg/kgbb, dan Atracurium lagi 15 mg, serta mempunyai catatan medik yang lengkap untuk penelitian. Dilakukan eksklusi untuk pasien yang mempunyai riwayat diabetes mellitus, hipertensi dan stroke. Data yang diambil dari catatan medik RSUP. Dr Kariadi Semarang yaitu tekanan darah (sistolik dan diastolik) dan frekuensi denyut jantung sebelum dan 5 menit sesudah dilakukan induksi anestesi umum. Pengolahan data menggunakan program SPSS release 15,0 for Windows. Penilaian normalitas sebaran data menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk baik pre-test maupun post-test. Jika didapatkan data normal maka dipakai Uji t- berpasangan, jika data tidak normal dipakai Uji Wilcoxon. Derajat kemaknaan yang digunakan yaitu p<0,05. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini didapatkan hasil terjadinya penurunan tekanan darah sistolik serta peningkatan tekanan darah diastolik dan frekuensi denyut jantung yang secara statistik tidak mempunyai perbedaan yang bermakna. Tindakan induksi anestesi yaitu intubasi endotrakea maupun laringoskopi akan mengaktivasi respon stress. (1,2) Respons stres ini antara lain berupa aktivasi sistem endokrin dan sistem saraf simpatis. (1,3) Sistem saraf simpatis memacu terjadinya peningkatan resistensi vaskuler sehingga akan terjadi peningkatan tekanan darah. Selain itu, sistem saraf simpatis mempunyai efek langsung pada

jantung yaitu meningkatkan frekuensi denyut jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung. (4,11) Keadaan psikis pasien juga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya perubahan hemodinamik. Ketakutan dan kecemasan pasien dalam menghadapi berbagai tindakan operasi dapat menjadi stimulus terjadinya respon stres. (1,2) Berbagai macam obat anestesi dan obat-obatan lain yang digunakan oleh pasien akan dapat mempengaruhi hemodinamik pasien. (6) Dalam penelitian ini, obat anestesi yang digunakan yaitu Atrakurium 5mg, Propofol 2-2,5 mg/kgbb, Suksinilkolin 1 mg/kgbb dan Atracurium lagi 15 mg. Secara umum, efek dari obat-obat anestesi tersebut adalah menurunkan hemodinamik pasien. (3,4,7) Propofol merupakan obat anestesi intra vena yang akan mencapai kadar puncak dalam 0,5 sampai 1 detik. Pengaruh utama terhadap sistem kardiovaskuler yaitu terjadinya penurunan tekanan darah akibat inhibisi aktivitas vasokonstriksi sistem saraf simpatis. Denyut jantung relatif stabil terhadap pengaruh propofol. (3,4,7) Suksinilkolin merupakan depolarizing muscle relaxant yang mempunyai efek pada semua resepter kolinergik, baik itu simpatis maupun parasimpatis sehingga efek pada sistem kardiovaskuler sangat kompleks. Pada dosis rendah, Suksinilkolin memberikan efek negatif terhadap kronotropik dan inotropik. (3,7) Atrakurium merupakan intermediate acting nondepolarizing muscle relaxant. Efek pada kardiovaskuler jarang terjadi kecuali bila digunakan dalam

dosis yang besar(>0,5mg/kg), maka akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi histamin dalam plasma sehingga terjadi penurunan resistensi vaskuler. (3,7) Terjadinya peningkatan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung yang merupakan efek dari terjadinya respon stres dihambat oleh efek dari obat anestesi yang menurunkan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung. Walaupun masih nampak sedikit peningkatan dari tekanan darah sistolik dan frekuensi denyut jantung, namun peningkatan tersebut tidak bermakna. Salah satu kriteria dari obat anestesi yang ideal yaitu tercapainya fungsi kardiovaskuler, dipenuhi oleh kombinasi dari obat Propofol, Suksinilkolin, dan Atrakurium. (9) HASIL PENELITIAN Telah dilakukan penelitian berdasarkan data sekunder dari catatan medik RS Dr. Kariadi Semarang terhadap 20 pasien wanita yang menjalani operasi sectio caesaria, dengan status fisik ASA I-II, umur 20-35 tahun, mendapatkan anestesi umum menggunakan induksi cepat dengan obat Atrakurium 5mg, Propofol 2-2,5 mg/kgbb, Suksinilkolin 1 mg/kgbb, dan Atracurium lagi 15 mg, tidak mempunyai riwayat diabetes mellitus, hipertensi dan stroke. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling.

Tabel 1. Data pasien yang menjalani operasi sectio caesaria. N Minimum Maximum Rerata Simpang baku usia pasien (th) 20 20 35 28,0 5,52 lama perkawinan (th) 20 1 16 4,7 4,96 jumlah kehamilan 20 1 5 2,0 1,26 sistolik pre-induksi (mmhg) 20 110 147 125,7 10,86 sistolik 5 post-induksi (mmhg) 20 101 153 124,7 13,66 diastolik pre-induksi (mmhg) 20 49 90 74,1 10,96 diastolik 5 post-induksi (mmhg) 20 60 97 76,1 10,70 frekuensi denyut jantung pre-induksi (kali/menit) 20 59 128 90,6 16,38 frekuensi denyut jantung 5 post-induksi (kali/menit) 20 70 121 95,7 14,41 Secara deskriptif, rerata usia pasien adalah 28 tahun, lama perkawinan 4,7 tahun, jumlah kehamilan 2 kali, tekanan darah sistolik pre-induksi anestesi umum 125,65 mmhg, tekanan darah sistolik 5 post-induksi anestesi umum 124,70 mmhg, tekanan darah diastolik pre-induksi anestesi umum 74,10 mmhg, tekanan darah diastolik 5 post-induksi anestesi umum 76,05 mmhg, frekuensi denyut jantung pre-induksi anestesi umum 90,55 kali/menit, dan frekuensi denyut jantung 5 post-induksi anestesi umum 95,65 kali/menit. Tampak bahwa terjadi penurunan rata-rata tekanan darah sistolik 5 setelah induksi anestesi umum, namun terdapat

peningkatan rata-rata tekanan darah diastolik dan frekuensi denyut jantung 5 setelah induksi anestesi umum. Berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk, tekanan darah sistolik preinduksi anestesi umum (p=0,345), tekanan darah sistolik 5 post-induksi anestesi umum (p=0,511), tekanan darah diastolik pre-induksi anestesi umum (p=0,391), tekanan darah diastolik 5 post-induksi anestesi umum (p=0,135), frekuensi denyut jantung pre-induksi anestesi umum (p=0,772), dan frekuensi denyut jantung 5 post-induksi anestesi umum (p=0,713) mempunyai sebaran data yang normal (p>0,05) sehingga untuk uji statistik digunakan uji t-berpasangan. Tabel 2. Data Uji Statistik t-berpasangan p Sistolik 0,773* Diastolik 0,633* Frekuensi denyut jantung 0,278* *p<0,05, signifikan Uji statistik dengan uji t-berpasangan memberikan hasil tidak terdapat perbedaan bermakna untuk tekanan darah sistolik (p=0,773), diastolik (p=0,633), maupun frekuensi denyut jatung (p=0,278) sebelum dan 5 setelah induksi anestesi umum.

mmhg 150 145 140 135 130 sistolik 125 120 115 110 pre-induksi 5' post-induksi Gambar 1. Terjadi penurunan tekanan darah sistolik yang tidak signifikan pada 5 menit setelah induksi anestesi diberikan (p=0,773). mmhg 90 85 80 75 70 diastolik 65 60 55 50 pre-induksi 5' post-induksi Gambar 2. Terjadi peningkatan tekanan darah diastolik yang tidak signifikan pada 5 menit setelah induksi anestesi diberikan (p=0,633).

kali/menit 110 105 100 95 90 85 frekuensi denyut jantung 80 75 70 pre-induksi post-induksi Gambar 3. Terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung yang tidak signifikan pada 5 menit setelah induksi anestesi diberikan ( p=0,278). Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan yang tidak signifikan untuk tekanan darah sistolik pre-induksi dan 5 post-induksi anestesi umum (gambar 1), peningkatan yang tidak signifikan untuk tekanan darah diastolik pre-induksi dan 5 post-induksi anestesi umum (gambar 2), serta peningkatan yang tidak signifikan frekuensi denyut jantung pre-induksi dan 5 post-induksi anestesi umum (gambar 3). KESIMPULAN Induksi anestesi umum dengan Suksinilkolin, Propofol, dan Atrakurium pada pasien yang menjalani operasi sectio caesaria akan mengakibatkan penurunan tekanan darah sistolik, peningkatan tekanan darah diastolik, dan peningkatan frekuensi denyut jantung yang secara statistik tidak bermakna.

SARAN Diperlukan penelitian lain dengan menggunakan obat-obat anestesi yang lain sebagai pembanding. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Dr. Tri Indah Winarni, Msi. Med selaku reviewer proposal karya tulis ilmiah. 2. Dr. Erie BPS Andar, PAK, Sp. BS selaku ketua penguji karya tulis ilmiah. 3. Dr. Hardian selaku penguji karya tulis ilmiah. 5. Staf bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi dan Staf bagian Anestesi Fakultas Kedokteran UNDIP/RSUP Dr. Kariadi. 6. Semua pihak yang telah membantu.

DAFTAR PUSTAKA 1. Robin JH, John CR. Pain management, handbook of critical care. Singapore: Mc Graw-Hill Inc; 1994: 27, 40-52. 2. Desborough JP. The stress response to trauma and surgery, endocrine and metabolic disorders in anaesthesia and intensive care. BrJ Anaesth 2000; 85: 109-17. 3. Morgan GE, Mikhail MS. Clinical anesthesiology. 3 nd edition. Los Angeles: Appleton and Lange; 2002: 309-21. 4. Donald R, Steven LS. Measuring depth of anaesthesia. In: Miller RD, Anaesthesia. Vol. 2. Philadelphia: Churchill Livingstone; 2003: 1229, 1243-5 5. Mursin C. Patofisiologi nyeri akut. Pertemuan Ilmiah Berkala XI IDSAI, Medan: 2002: 334-41. 6. Cedric Prys-Roberts. Changes in blood pressure during anaesthesia and surgery. In: General Anaesthesia. 5 th ed. UK: Butterworth and co; 1989: 626-36. 7. Stoelting RK. Pharmacology and physiology in anesthetic practice. 4 th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006: 155-63, 216-22, 231-5. 8. Katzung BG. Farmakologi dasar dan klinik. Ed 6. Alih bahasa: Staf Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya; 1998: 411. 9. Ganiswara SG. Farmakologi dan Terapi. Ed 4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1995: 119-22. 10. Kuczkowski KM. Obstetric anesthesia: Anesthesia for cesarean section. 3 rd ed. Philadelphia: Elsevier Mosby; 2004: 433-6.

11. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Irawati S, LMA Ken AT, Alex S. Ed 9. Jakarta: EGC; 1996: 1063-76, 1203-37.