Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli Untuk Kelas X dengan Penggunaan Media Audio Visual

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLAVOLI UNTUK KELAS X DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL (Studi pada Kelas X SMA Negeri 1 Kedamean Gresik

Pengaruh Model Mastery Learning Terhadap Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli

Pengaruh Media Pembelajaran Video Compact Disc (VCD) Terhadap Hasil Belajar Service Atas Bolavoli

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH. (Studi pada SMA Negeri se Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK

Penerapan Media Audio Visual ( Viideo) Terhadap Kemampuan Passing Bawah Dalam Pembelajaran Bolavoli

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

Penerapan Modifikasi Permainan Dalam Pembelajaran Dribbling Terhadap Keterampilan Motorik

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL MASTERY LEARNING TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLAVOLI (STUDI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PACET)

SKRIPSI. Oleh: TRI SANDI ADI PANGESTU NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

PENGARUH LATIHAN BOLA LEWAT NET DAN LATIHAN DRILL PASSING

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

Suroto S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS BAWAH PADA PEMBELAJARAN BOLA VOLI MELALUI MEDIA VISUAL SISWA KELAS V SDN PEBATAE

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Fashion and Fashion Education Journal

PENGARUH METODE PART AND WHOLE TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR SERVIS BAWAH BOLAVOLI PADA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMP N 4 PACITAN

PENERAPAN MEDIA MINI SOCCER BALL TERHADAP PEMBELAJARAN SEPAK SILA PADA SEPAK TAKRAW SISWA KELAS V SD NEGERI KETABANG SURABAYA

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 20-24

PENGARUH PEMBELAJARAN VARIASI DAN KOMBINASI AKTIVITAS BERMAIN BOLAVOLI TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI-IPA1 MAN 7 JOMBANG

Unnes Physics Education Journal

PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN BOLAVOLI TERHADAP HASIL BELAJAR PASING BAWAH (Studi Pada Siswa Kelas X Elektro SMKN III Jombang)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SERVIS BAWAH TERHADAP PERMAINAN BOLAVOLI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH MELALUI PENDEKATAN MEDIA BOLA KARET PADA SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH GUNAWAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. Populasi dalam

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 24-29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK.

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013,

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Yona Yudha Pratama S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya,

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR PENJAS (Studi pada Kelas VIII SMP Negeri 1 Rengel Tuban)

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M.

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Service Bawah Bolavoli Melalui Media Bola Sponpada Siswa Kelas V A

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN IT

PENGARUH LATIHAN VARIASI UMPAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 2 GODEAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI MELALUI PENDEKATAN MODIFIKASI PERMAINAN BOLAVOLI (Studi pada siswa kelas VIII SMPN 1 Ngancar Kediri )

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI (Studi pada Siswa Kelas X SMK PGRI 1 Jombang)

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK TAKRAW. Jurnal. Oleh HANDOYO

Pengaruh Penggunaan Media Video Compact Disc (VCD) Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

Automotive Science and Education Journal

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKBOLA SISWA KELAS XI SMA LABSCHOOL UPI KOTA BANDUNG

ABSTRAK PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS. Oleh. Dewi Utari *) Suwarjo**) Alben Ambarita***)

ABSTRAK

PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN TEKNIK PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VII

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLAVOLI (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 6 Kediri) SKRIPSI

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 70-75

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Passing

Ismawandi B.P. Dosen Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas PGRI Adi Buana Surabaya - Abstrak

Pengaruh strategi pembelajaran the power of two dengan question student have

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

ABSTRACT

Affan Surahman ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LARI CEPAT MELALUI METODE PERMAINAN BOKAKUN (Study pada siswa kelas V SDN Balasklumprik I/434 Surabaya)

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI II NAWANGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Penerapan Media Audio Visual (Video) Terhadap Hasil Belajar Meroda Dalam Pembelajaran Senam Lantai

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

ARTIKEL. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU. Ilmu Pendidikan

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (59-63)

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) TERHADAP SHOOTING BASKET DI SMAN 3 PONTIANAK

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 56-60

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar

MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti yang menggunakan metode

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLAVOLI UNTUK KELAS X DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL Idin Yulias Prayogo S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya idin_19@ymail.com Junaidi Budi Prihanto S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pembelajaran passing bawah bolavoli untuk kelas X dengan penggunaan media audio visual. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Instrumen yang akan digunakan yaitu 1) pendapat siswa FCE, 2) observasi (pengamatan), 3) penilaian ketuntasan hasil belajar, 4) tes passing bawah bolavoli dengan wall volley. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh efektivitas pembelajaran penjaskes dengan menggunakan media audio visual berdasarkan pendapat siswa FCE, menunjukkan hasil dengan kategori baik. (2) efektivitas pembelajaran penjaskes dengan menggunakan media audio visual berdasarkan hasil pengamatan (observasi) guru dan siswa, menunjukkan hasil dengan kategori baik. (3) efektivitas pembelajaran penjaskes dengan menggunakan media audio visual berdasarkan penilaian ketuntasan hasil belajar siswa yang meliputi: aspek psikomotor, kognitif dan afektif menunjukkan hasil dengan kategori baik. (4) efektivitas pembelajaran penjaskes berdasarkan tes wall volley dapat dikatakan bahwa: pembelajaran passing bawah bolavoli dengan menggunakan media audio visual memberi peningkatan positif pada siswa sebesar 3,78 atau 19,53%. Hasil uji beda rata-rata untuk sampel berpasangan menunjukkan bahwa nilai t hitung 4,311> nilai t tabel 2,042. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan passing bawah bolavoli siswa sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Kata Kunci: efektivitas, media audio visual, passing bawah bolavoli Abstract The purpose of this study was to determine the effectiveness of learning passing volleyball for class X with the use of audio-visual media. This type of research is experimental research. The instruments will be used: 1) students' opinions FCE, 2) observations (observation), 3) assessment of mastery of learning outcomes, 4) passing the test with a wall volley volleyball. Based on the results obtained penjaskes learning effectiveness by using audio-visual media in the opinion of FCE students, showed good category. (2) the effectiveness of learning penjaskes using audiovisual media based on the observation (observation) of teachers and students, showed good category. (3) the effectiveness of learning penjaskes using audiovisual media based assessment of student mastery of learning outcomes include: aspects of psychomotor, cognitive and affective outcomes showed good category. (4) the effectiveness of learning by penjaskes wall volley test can be said that: passing the volleyball learning using audio-visual media to give a positive increase in students by 3.78 or 19.53%. Different test results mean for paired samples showed that t count 4.311> 2.042 t table value. Then it can be concluded that there are significant differences between the volleyball passing skills of students before and after the application of learning by using audio-visual media. Keywords: effectiveness, audiovisual media, passing under volleyball PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah saat ini masih ada beberapa kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran diantaranya banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar peserta didik yaitu kekreatifan guru dalam membuat dan mengembangkan strategi pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah serta penggunaan media pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah belum sepenuhnya melibatkan peserta didik secara afektif, kognitif, dan psikomotor dalam memperoleh pengetahuan. Kebanyakan guru hanya menggunakan cara atau strategi komando dalam pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi materi pelajaran dapat diserap lebih mendalam. Siswa mungkin sudah memahami permasalahan melalui penjelasan guru. Oleh karena itu, guru harus mempunyai cara dan strategi dalam pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berjalan efisien. Dari permasalahan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar pada materi bolavoli khususnya adalah karena dalam pembelajaran guru belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang 17

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 17-23 relevan dan sesuai dengan karakteristik peserta didik serta minimnya keterlibatan peserta didik dalam memecahkan masalah sendiri dan melakukan eksplorasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Buktinya adalah saat observasi, peneliti melihat proses pembelajaran berlangsung siswa hanya diberikan bola setelah berbaris dan presensi. Ini hanya salah satu dari pengelihatan peneliti saat observasi, setelah penelitian dilakukan peneliti juga melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru bimbingan konseling, kepala perpustakaan, dan sebagian siswa-siswi yang pernah diajar oleh guru pendidikan jasmani tersebut. Pemahaman itu akan lebih baik jika diperkaya dengan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami melalui media. Media adalah perangkat lunak yang memuat pesan atau bahan ajar untuk disalurkan melalui alat tertentu tetapi juga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Dengan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran passing bawah bolavoli diharapkan siswa dapat lebih memahami dalam melakukan passing bawah sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat dicapai. Hal ini yang menjadi latar belakang dari peneliti untuk mencoba menerapkan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran passing bawah bolavoli di SMA Negeri 1 Kedamean Gresik. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) memiliki peranan yang penting dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Menurut Nurhasan dkk, (2005: 2) Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan pembentukan watak. Menurut Nurhasan dkk, (2005: 6) pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) pada dasarnya adalah suatu gerak jasmani manusia yang melibatkan kemampuan psikomotor dan menghasilkan perkembangan fisik dan berfikir. Sehingga pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) dapat membentuk pribadi yang seutuhnya yang mencakup kemampuan dan daya tahan fisik, keterampilan motorik, pertumbuhan kecerdasan, dan pembentukan watak. Beberapa hal yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran pendidikan jasmani seperti yang dikatakan oleh Bucher (dalam Kuntjoro, 2004: 39). To create an effective learning situation, physical educator must be cognizant of the forces influencing learning five of the forces readiness, level of development, motivation, rainforcement, and individual differences. Efektivitas pembelajaran berkaitan dengan faktor sejauh mana pencapaian tujuan yang telah direncanakan dan merupakan aktualisasi dari kurikulum serta menuntut keaktifan guru dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan keaktifan peserta didik dalam mencapai tujuan bersama jadi pembelajaran yang efektif menurut Wragg (dalam Prasojo, 2010: 8) adalah pembelajaran yang memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama, atau suatu hasil belajar yang diinginkan. Dan di sini efektivitas adalah kesesuaian antara guru dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan penggunaan media pembelajaran di sekolah sesuai dengan tugas dan sasaran yang dituju untuk mewujudkan keselarasan pembelajaran. Pembelajaran tidak mengabaikan karakteristik pebelajar dan prinsip-prinsip belajar. Oleh karena itu, dalam program pembelajaran guru perlu bepegang bahwa pebelajar adalah primus motor dalam belajar. Menurut Damyati dan Mudjiono (dalam Fariadi, 2011: 10) guru dituntut untuk lebih memusatkan perhatian, mengelola, menganalisis, dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan: perhatian dan motivasi belajar siswa, keaktifan siswa, melakukan pengulangan-pengulangan dalam belajar, pemberian tantangan agar siswa bertanggung jawab, memberikan balikkan pada siswa, adanya penguatan siswa, dan mengelola proses belajar mengajar sesuai dengan perbedaan individual siswa. Dari penjelasan di atas bahwa pembelajaran perlu diperhatikan keseluruhan kesiapan yang dilakukan oleh guru dan siswa, sehingga saat proses pembelajaran guru tidak mengalami kesulitan dalam memberikan materi kepada siswa, setidaknya harus sudah menyiapkan lebih awal silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan KTSP sekolahnya sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan. Kemudian peralatan yang akan digunakan untuk pembelajaran, supaya siswa memiliki keinginan untuk melakukan proses belajar mengajar dengan sungguh-sungguh dan memiliki antusias tinggi untuk mendapatkan pengalaman gerak baru. Sedangkan efektivitas pembelajaran menurut Mc Liesh yang dikutip oleh Siedentop (dalam Kuntjoro, 2004: 38) dapat diambil suatu pengertian bahwa efektivitas berkaitan dengan penggunaan waktu sebaikbaiknya untuk memberikan materi sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa dengan meminimalkan kesalahan yang bisa terjadi dalam suatu episode pembelajaran. Efektivitas bisa digunakan sebagai barometer untuk pencapaian tujuan dan bisa melakukan tugas pokoknya untuk mencapai sasaran dengan cara mengukur keberhasilan proses belajar mengajar dalam pendidikan yaitu dengan melihat dari pengukuran validasi dan evaluasinya (Mulyasa, 2004: 90). Pembelajaran passing bawah adalah suatu proses 18

belajar keterampilan gerak passing bawah dalam olahraga bolavoli dengan teknik-teknik yang benar sesuai dengan harapan yang diinginkan dimana passing bawah adalah menerima bola dengan menggunakan kedua lengan lurus ke depan tangan diharuskan sedatar mungkin, tangan sejajar dengan paha, dan kaki sedikit jongkok, badan sedikit condong ke depan. Proses pembelajaran passing bawah menggunakan media audio visual adalah suatu proses belajar keterampilan gerakan passing bawah yang dibantu dengan media audio visual yang dapat dilihat dan didengar dalam proses pembelajaran. Ide dasar permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali/net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Memvoli artinya memainkan/memantulkan bola sebelum bola jatuh atau menyentuh lantai. Sebagai aturan dasar bola boleh dipantulkan dengan seluruh bagian badan. Ketika melakukan passing bawah, telapak tangan harus disatukan dengan ibu jari dalam posisi sejajar. Kedua siku diputar ke arah dalam sehingga bagian lengan yang datar dan lembut menghadap ke atas. Landasan yang terbentuk oleh lengan tangan tersebut harus sedatar mungkin. Tangan harus sejajar dengan paha, tahan kedua tangan jauh dari tubuh harus berusaha menempatkan tubuh di belakang bola, redam kekuatan bola, dan arahkan bola ke sasaran dengan menggunakan tubuh anda, melalui gerakan mengulurkan kaki ambil menyentuh bola dengan sedikit atau tanpa mengayunkan lengan (gerakan mendorong). Passing bawah disebut juga operan lengan depan, operan ini biasanya menjadi teknik pertama yang digunakan tim bila tidak memegang service, dan mengarahkan bola pada rekan satu tim agar dapat melakukan overhead pass atau megumpan bola dengan passing atas. Passing bawah digunakan untuk menghadapi bola liar yang tak terkendali separti bola servis atau smash karena bila menggunakan passing atas jari-jari tangan yang terbuka tidak akan mampu menahan bola yang dipukul sekuat tenaga. Passing bawah adalah mengoperkan bola menggunakan dua tangan dari bawah kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan (Yunus, 1992: 79). Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Media adalah suatu alat bantu apa saja yang dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran Djamarah dan Zain (2006: 121). Karena gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam mengajar supaya lebih mudah tersampaikan materi pengajaran kepada siswanya, sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audio visual. Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan perangkat elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin projector film, ataupun tayangan dengan menggunakan televisi dan (video compact disc) VCD. Jadi, pengajaran melalui media audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Pengertian audio visual menurut Arsyad (2009: 30) adalah produksi atau penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa. Dalam proses pembelajaran, audio visual mempunyai beberapa kelemahan yang sama dengan pengajaran visual, yaitu terlalu menekankan pentingnya materi daripada proses pengembangannya dan memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam mengajar. Salah satu jenis media audio visual adalah televisi dan VCD. VCD sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer. Pada mata pelajaran yang banyak menampilkan keterampilan motorik, media VCD sangat diperlukan, karena dalam pelaksanaannya media VCD ini dapat diputar ulang dalam arti apabila terdapat gerakan yang belum dipahami oleh siswa gerakan tersebut bisa ditayangkan secara berulang-ulang sehingga memudahkan siswa mempelajari gerakan tertentu. Metode Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 6 kelas di SMA Negeri 1 Kedamean Gresik. Sampel dalam penelitian ini diambil secara cluster random sampling. Dengan cara yaitu: setiap kelas diambil perwakilan satu siswa untuk mewakili dari 31 siswa tiap kelasnya sehingga terdapat 6 siswa. Untuk mengambil undian yang akan digunakan sebagai sampel penelitian, yang mana dalam kertas undian yang berjumlah 6 undian, hanya ada satu tulisan yaitu berisikan sampel penelitian yang lainnya kosong. Dan yang mendapat tulisan tersebut adalah kelas X-6, sehingga kelas tersebut yang menjadi sampel penelitian. Yang dipilih bukan individu, melainkan kelompok atau area yang kemudian disebut cluster Maksum (2008: 42). 19

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 17-23 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk mendapatkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Kuesioner FCE (Formative Class Evaluation) Kuesioner yang digunakan adalah FCE. FCE terdiri dari 9 pertanyaan yang terdiri dari 4 komponen pokok yaitu hasil, kemauan, metode, dan kerjasama. Hasil dijabarkan dalam pertanyaan 1, 2, 3; kemauan dijabarkan dalam pertanyaan 4, 5; metode dijabarkan dalam pertanyaan 6, 7; dan kerjasama dalam pertanyaan 8, 9. Kuesioner ini diberikan pada siswa sesaat setelah guru selesai memberikan materi. Di bawah ini adalah derajat validitas dari FCE yang dilakukan perhitungan validitas item, dimana masingmasing item pertanyaan yang tercantum dalam FCE dicari satu persatu derajat validitasnya dengan menggunakan korelasi product moment kasar. Seluruh pertanyaan yang tercantum dalam FCE dapat dikatakan valid. Sehubungan dengan reliabilitas, menurut Arikunto (2006: 211) sebuah tes yang valid (sahih) maka hasilnya reliabel (dapat dipercaya) dan relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih Lembar Observasi Kelas Dikjasor Data observasi kelas dikjasor dikumpulkan melalui observasi langsung pada saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini menggunakan lembar observasi kelas dikjasor dan dilakukan oleh tiga orang mahasiswa program studi S1 pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi, jurusan pendidikan olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya yang sudah melakukan penelitian, yaitu Dwi Fariadi, David Bayu Krisna Z, dan Risky Dhermawan Yulianto. Lembar observasi kelas dikjasor memuat 3 komponen yaitu persiapan guru, pelaksanaan pembelajaran, dan aktivitas siswa. Format Penilaian Ketuntasan Hasil Belajar Lembar penilaian praktek diisi oleh guru pada saat siswa melakukan tugas gerak. Yang mana penilaian ini meliputi kognitif, psikomotor, dan afektif. Tes Hasil Belajar Tes yang digunakan yaitu tes wall-volley passing bawah yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dan ketepatan dalam melakukan passing bawah dengan memvoli ke dinding. Petunjuk pelaksanaan tes wallvolley menurut Brumbach (dalam Yunus, 1992: 201) adalah sebagai berikut. Tes yang digunakan yaitu Brumbach forearms pass wall-volley test yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dan ketepatan dalam melakukan passing bawah dengan memvoli ke dinding. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 1 bulan dengan 4 kali pertemuan pada tanggal 12, 19, 26 Mei 2011 dan tanggal 2 Juni 2011 di SMA Negeri 1 Kedamean Gresik. Dengan setiap kali pertemuan yaitu 2 X 45 menit di saat mata pelajaran pendidikan jasmani. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini setelah peneliti menyelesaikan penelitiannya, tahap selanjutnya adalah; memasukkan penilaian lembar FCE ke dalam Formative Evaluation Scoring dengan kategori skor yang dikemukakan Takahasi (dalam Prasojo, 2006: 20). HASIL DAN PEMBAHASAN Data Formative Class Evaluation (FCE) Data Formative Class Evaluation (FCE) adalah data yang diperoleh dari hasil pengisian angket FCE yang bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dikjasor dari sisi pendapat siswa. Siswa diberi kesempatan untuk pengisian angket (FCE) yang dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Dari hasil rekapitulasi dapat diketahui hasil dari pembelajaran pada pertemuan pertama di saat treatment dan kedua sama-sama menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran dikjasor menurut pendapat siswa berjalan stabil, karena secara keseluruhan dari hasil masih dalam kriteria baik. Dan hasil keseluruhan tiap pertemuan bisa dilihat pada tabel di berikut: Tabel 1 Hasil Rekap Data Pengolahan FCE Siswa pada Tiap Pertemuan Treatment A B C D Average Kriteria I 4 4 3 3 4 Baik II 4 4 3 3 4 Baik Jumlah 4 4 4 3 4 Baik Keterangan: A. Result. B. Volition. C. Method. D. Cooperation. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa menurut siswa guru yang baik adalah guru yang mampu memberikan sesuatu yang mengesankan pada siswa dan memberikan pengalaman gerak baru. Selain itu guru juga harus mampu mengelola kelas dengan baik dan guru juga harus mempunyai cara dan strategi dalam pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berjalan efisien, sehingga tercipta suasana yang kondusif dan siswa dapat melakukan tugas gerak dengan sungguh-sungguh, senang, dan tidak merasa terpaksa, dan siswa belajar dengan giat untuk bisa berhasil. Data Observasi Kelas Dikjasor Data observasi kelas dikjasor adalah data hasil pengamatan sikap dari kegiatan guru dan siswa yang meliputi : Tugas Gerak, Feed Back, Evaluasi, Belajar, Gerak, Kegembiraan, dan Kerjasama. Observasi dilakukan oleh tiga orang (observer) mahasiswa yang sudah melakukan penelitian dari Prodi S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Surabaya. Pengambilan data dilakukan saat proses pembelajaran sebanyak 2 kali pertemuan, kemudian hasil dari ketiga observer dijadikan satu dan dirata-rata untuk mendapatkan kesimpulan. Prosentase keberhasilan pembelajaran hasil pengamatan ke-3 observer pada 20

masing-masing pertemuan yaitu: 1. Pertemuan I Prosentase keberhasilan proses pembelajaran pada masing-masing tahapan adalah sebagai berikut: awal pembelajaran sebesar 81,83%; pada proses pembelajaran sebesar 74,36%; pada akhir pembelajaran sebesar 61,15%; prosentase keberhasilan secara keseluruhan pada pertemuan pertama adalah 72,45% (kategori baik). 2. Pertemuan II Prosentase keberhasilan proses pembelajaran pada masing-masing tahapan adalah sebagai berikut: awal pembelajaran sebesar 82,52%; pada proses pembelajaran sebesar 71,42%; pada akhir pembelajaran sebesar 65,29%; prosentase keberhasilan secara keseluruhan pada pertemuan kedua adalah 73,08% (kategori baik). 3. Rata-rata Keseluruhan Prosentase keberhasilan proses pembelajaran pada masing-masing tahapan adalah sebagai berikut: awal pembelajaran sebesar 82,18%; pada proses pembelajaran sebesar 72,89%; pada akhir pembelajaran sebesar 63,22%; prosentase keberhasilan secara keseluruhan dari 2 pertemuan adalah 72,76% (kategori baik). Hasil pengamatan sikap selama 2 kali pertemuan di atas menunjukkan bahwa pada tahap awal pembelajaran, tahap proses pembelajaran, dan tahap akhir pembelajaran semuanya mengalami kestabilan. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran pada saat penelitian pada awalnya sudah berjalan dengan baik. Oleh karena itu pada proses pembelajaran berlangsung diharapkan para guru bisa memberikan materi dengan singkat dan jelas. Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Data ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan tingkat keberhasilan guru dalam mengajarkan suatu materi pelajaran di kelas. Ketuntasan hasil belajar siswa diukur meliputi tiga komponen yaitu: (1) Psikomotor memiliki bobot 50%, (2) Kognitif (pengetahuan) memiliki bobot 20%, dan (3) Afektif (sikap) memeiliki bobot 30%. Dalam penelitian ini ketiga komponen ketuntasan hasil belajar siswa diambil pada saat siswa melakukan tugas gerak. Hasil tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel pembobotan nilai pada masing-masing komponen. Ketuntasan hasil belajar penjaskes menggunakan standar ketuntasan KKM (kriteria ketuntasan minimal) dengan nilai minimum sebesar 78. Dengan demikian keberhasilan atau ketuntasan belajar pada tiap tatap muka dapat dicapai apabila siswa mampu mendapatkan hasil belajar di atas 78. Berikut adalah tabel frekuensi ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa: Tabel 2 Frekuensi Siswa yang Mencapai Ketuntasan Hasil Belajar No. Hari/Tanggal Jumlah ketuntasan Prosentase 1 Kamis,19 Mei 2011 11 35,48 % 2 Kamis,29 Mei 2011 19 61,29 % Average 48,39 % Data Kemampuan Passing Bawah Bolavoli Data yang akan disajikan berupa data yang diperoleh dari hasil tes passing bawah sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) penerapan pembelajaran menggunakan media audio visual dengan jumlah sampel sebanyak 31 siswa. Selanjutnya akan diuraikan hasil kemampuan passing bawah bolavoli siswa sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran menggunakan media audio visual. 1. Deskripsi Kemampuan Passing Bawah Bolavoli Pada deskripsi data ini membahas tentang rata-rata, standar deviasi, varians, rentangan nilai tertinggi dan terendah yang diperoleh dari hasil tes passing bawah bolavoli pada saat sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pembelajaran passing bawah bolavoli dengan menggunakan media audio visual pada cabang olahraga bolavoli. Dan deskripsi data dari hasil penelitian dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut : Tabel 3 Deskripsi Hasil Tes Passing Bawah Bolavoli Deskripsi Pretest Posttest Beda Mean 19,35 23,03 3,78 Standar deviasi 9,98 10,18 0,20 Varians 99,60 103,69 4,09 Peningkatan prosentase (%) 19,53% Hasil tes passing bawah bolavoli sebelum penerapan pembelajaran menggunakan media audio visual (pretest) sebesar 19,35 dengan varian sebesar 99,60 dan standar deviasi sebesar 9,98. Untuk hasil sesudah penerapan pembelajaran menggunakan media audio visual (posttest) pada passing bawah bolavoli diperoleh rata-rata 23,03 dengan varian sebesar 103,69 dan standar deviasi sebesar 10,18. Nilai beda rata-rata antara pretest dan posttest adalah sebesar 3,78 dengan varian sebesar 4,09 dan standar deviasi 0,20. Hal ini berarti penerapan pembelajaran passing bawah bolavoli dengan menggunakan media audio visual ternyata memberikan rata-rata peningkatan yang positif sebesar 19,53%. 2. Uji Beda Rata-rata Pada bagian ini akan dikemukakan pengujian hipotesis berdasarkan dari hasil tabulasi data yang diperoleh dari tes yang telah diberikan kepada testee. 21

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 17-23 Kemudian hasil tabulasi data diolah dan dianalisis secara statistik untuk menguji hipotesis yang sudah diajukan sebelumnya. Untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan, maka uji analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah uji beda rata-rata dengan menggunakan uji paired t test (sampel berpasangan). Nilai yang digunakan dalam perhitungan uji paired t test adalah nilai pretest dan postest. Dengan penyajian datanya pada halaman lampiran 9. Hasil uji Paired Sample t Test (uji beda ratarata untuk sampel berpasangan): 1. Merumuskan hipotesis statistik Ho : μ = 0, berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan passing bawah bolavoli yang dilakukan siswa sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Ho : μ 0, terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan passing bawah bolavoli yang dilakukan siswa sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dengan menggunakan audio visual. 2. Menentukan nilai kritis (t tabel ) Dipilih level of significant : 0,05 (5%) Derajat bebas pembagi (df) = n-1 = 31-1 = 30 Nilai t tabel = 2.042 3. Nilai Statistik t (t hitung ) Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rumus paired sample t test diperoleh nilai thitung sebesar 4,311 (lampiran 9) Kriteria pengujian: Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel 4. Hasil Pengujian Dengan mengonsultasikan nilai t hitung dan nilai t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan tolak Ho karena nilai t hitung 4,311 > nilai t tabel 2,042. Dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan passing bawah bolavoli yang dilakukan siswa sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Pembahasan Pembahasan ini akan membahas penguraian penelitian tentang efektivitas penggunaan audio visual pada pembelajaran passing bawah bolavoli. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah secara umum peran guru masih sangat dominan sehingga siswa hanya menerima pelajaran dan mereka tidak dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu perlu diberikan suatu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar, yang mana siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran. Penerapan pembelajaran menggunakan media audio visual adalah model pembelajaran yang penyerapannya dilakukan melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya bergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Informasi atau pengetahuan yang diterima secara visual lebih mudah diserap dan dipahami dalam ingatan seseorang, sehingga bila hal itu dikombinasikan dengan audio (melalui indera pendengaran), maka hasil proses pembelajaran yang berlangsung akan lebih maksimal. Pada penelitian ini akan diungkapakan bagaimana efektivitas pembelajaran menggunakan media audio visual terhadap penyerapan siswa pada pembelajaran passing bawah bolavoli. Dalam hal ini pengukuran efektivitas dilakukan pada beberapa tolak ukur meliputi: (1) pendapat siswa FCE, (2) observasi (pengamatan), (3) penilaian ketuntasan hasil belajar siswa, dan (4) pengukuran kemampuan passing bawah bolavoli dengan wall volley. Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian tentang efektivitas penggunaan media audio visual pembelajaran passing bawah bolavoli dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan dari ketiga instrumen penelitian yang digunakan menunjukkan hasil yang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran dengan media audio visual pada pembelajaran bolavoli secara efektif dapat membantu guru dalam pembelajaran. Pengukuran proses pembelajaran menurut pendapat siswa FCE serta ketuntasan hasil belajar yang diperoleh dengan nilai prosentase yang tinggi. Di dalam hasil peningkatan FCE dan ketuntasan hasil belajar itu terjadi mulai dari proses awal pembelajaran saat melihat video bolavoli passing bawah terdapat demonstrasi praktek dengan menggunakan passing bawah tangan 1, jalan jongkok sambil menggiring bola dengan tangan, dan masih ada yang lainnya yang membuat siswa memiliki pengalaman gerak baru. Sehingga siswa merasa senang dengan adanya media audio visual pada saat pembelajaran. Sampai pada saat pembelajaran atau praktek di lapangan siswa memiliki antusias tinggi untuk melakukan tugas gerak yang sesuai dengan video passing bawah tersebut. Sehingga membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran media audio visual pada pembelajaran passing bawah bolavoli sangat efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran penjaskes. Tabel 4 Perbandingan Kemampuan Passing Bawah Pretest-Posttest Kelompok Mean Uji t Sig Eksperimen Pretest 19,35 Posttest 23,03 4,311 Signifikan Berdasarkan tabel 4.7 di atas bahwa hasil analisa uji t Paired Sample t test (uji beda untuk sampel berpasangan) didapatkan hasil: terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kemampuan passing bawah bolavoli yang dilakukan oleh siswa sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. 22

Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut: Pada pembelajaran passing bawah bolavoli dengan penggunaan media audio visual lebih efektif, dilihat dari hasil FCE yang memiliki kriteria baik, Lembar observasi dikjasor memiliki kriteria baik, peningkatan kualitas hasil belajar dari 35,48% menjadi 61,29% dari 11 yang tuntas menjadi 19 siswa yang tuntas, dan berdasarkan penilaian kemampuan passing bawah bolavoli yang dilakukan oleh siswa memberikan peningkatan positif sebesar 3,78 atau sebesar 19,53%. Hasil uji beda rata-rata untuk sampel berpasangan menunjukkan bahwa nilai t hitung 4,311 lebih besar dari pada nilai t tabel 2,42. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran passing bawah bolavoli dengan penggunaan media audio visual lebih efektif. Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani (Bersatu Membangun Manusia Yang Sehat Jasmani dan Rohani). Surabaya: Unesa Universty Press. Prasojo. Cahyo, A. 2010. Efektivitas Model Pembelajaran Lompat Jauh untuk Kelas X1 dengan media Audio Visual (Studi pada Kelas X1 SMA Negeri 2 Probolinggo). Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: JPO FIK Unesa. Yunus, M. 1992. Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Saran 1. Bagi peneliti dalam pengembangan model pemebelajaran selajutnya, perlu diadakan penelitian sejenis pada pembelajaran pendidikan jasmani pada pokok bahasan materi yang lain. 2. Bagi peneliti untuk kemajuan dan kesinambungan model pembelajaran selanjutnya, perlu diadakan penelitian yang tidak sejenis pada pembelajaran pendidikan jasmani yaitu dengan menggunakan pokok bahasan materi yang lain. 3. Bagi pembaca untuk melakukan penelitian yang memiliki model pembelajaran pendidikan jasmani dengan penelitian yang sejenis, tetapi dengan menggunakan sampel yang lebih luas. DAFTAR RUJUKAN Djamarah, S.B. dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fariadi, Dwi. 2011. Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli Untuk Kelas X Dengan Penggunaan Media Audio Visual (Studi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1Kedamean Gresik). Skripsi tidak diterbitkan.surabaya: JPO FIK Unesa. Kuntjoro, Tjahyo, F.B. 2004. ORDIK Jurnal Jurusaan Olahraga Pendidikan FIK-Universitas Negeri Surabaya, ISSN: 1693-2404. Surabaya: Unesa Lidah Wetan. Maksum, Ali. 2008. Buku Ajar Matakuliah Metodologi Penelitian. Surabaya: Unesa. Martini. 2004. Prosedur dan Prinsip-Prinsip Statistika. Surabaya: Unesa. 23