BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari civitas akademika

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

2016 KONTROL SOSIAL HMI TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dalam konteks pendidikan formal. Mahasiswa dalam peraturan

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab I Pendahuluan. Untuk mengembangkan dirinya, mahasiswa tidak hanya bisa memanfaatkan ruang kuliah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR...

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan pergaulan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertambah dalam menghadapi era globalisasi, untuk menghadapi globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sunatra dalam Pendidikan Politik Kewarganegaraan (2016), suatu bangsa akan

KONFERENSI CABANG KE IX HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

Manfaat Belajar Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI BURU. Bismilahirahmanirahim Assalamualaikum Wr. Wb dan salam sejahtera

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIES NATALIS KE-62 HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) TAHUN 2009

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

Peranan HMI terhadap Pendidikan Politik Mahasiswa FISIP USU

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK DI ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014)

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010

BAB I PENDAHULUAN. memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda. Organisasi adalah sebuah wadah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang banyak. Hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

Garis Garis Besar Haluan Program Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung Periode

PEDOMAN DASAR LEMBAGA SENI BUDAYA MAHASISWA ISLAM HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB VI PENUTUP. visi bersama mahasiswa yang menjadi cita-cita atau arah perubahan yang hendak

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

2016 THE DEMOCRACY EDUCATION IN STUDENT S ORGANIZATION

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber

Bab V. Penutup. yang menunjukkan adanya fenomena pembentukan gerakan sosial dengan basis

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG

2015 PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KE PUI AN PERSATUAN UMAT ISLAM SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KESADARAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

GARIS-GARIS BESAR PEDOMAN KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 (GBPK OPM FT UM 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) menempati tingkatan

GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KELUARGA MAHASISWA ITB Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di

02/07/2014. Oleh Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

Rencana Strategis (Renstra) Universitas Islam Indonesia Telah disahkan oleh Senat Universitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Marwan Gupron, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asep Mauludin Syahdani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL (HIMAHI) UNIVERSITAS PARAMADINA

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara demokrasi, dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat memiliki peranan penting dalam aspek kehidupan bernegara. Oleh karena itu sangatlah penting bagi masyarakat untuk mengetahui tentang cara berkehidupan berbangsa dan bernegara atau dengan kata lain berpolitik. Tanpa adanya kesadaran politik, maka tingkat partisipasi politik masyarakat juga rendah yang dapat berdampak pada terhambatnya pembangunan nasional. Kesadaran politik dapat diperoleh melalui beberapa hal, salah satunya adalah dengan mengikuti organisasi, terutama bagi para mahasiswa untuk mengikuti organisasi kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan dibagi menjadi dua, yaitu organisasi intrakampus dan ekstrakampus. Organisasi mahasiswa intrakampus adalah organisasi mahasiswa yang berada di lingkungan perguruan tinggi dan mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari pengelola perguruan tinggi dan atau dari Kementerian/Lembaga. Misalnya seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Senat Mahasiswa (SEMA), dll. Sedangkan organisasi ekstrakampus merupakan organisasi mahasiswa yang aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi mahasiswa ekstrakampus di Indonesia antara lain adalah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKI), dll. Organisasi-organisasi kemahasiswaan tersebut baik intrakampus maupun ekstrakampus telah memberikan peran positif dalam memberikan pemahaman terhadap kehidupan politik bagi mahasiswa. Salah satu di antaranya adalah organisasi ekstrakampus Himpunan Mahasiswa Islam. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi ekstrakampus yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 5 Februari 1947/14 Rabi ul Awal 1366 H yang diprakarsai oleh Lafran Pane. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mempunyai motivasi dasar

2 untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik, Pancasila, UUD NRI 1945 serta menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam. Motivasi dasar inilah yang menjadi wawasan dan komitmen ke-bangsa-an dan ke-islam-an bagi pengembangan organisasi. Sebagai organisasi berasaskan Islam maka setiap gerak langkah HMI senantiasa dilandasi oleh ajaran Islam baik dalam kehidupan berorganisasi maupun yang tercermin dalam pola pikir, sikap dan aktivitas kader HMI sehingga ajaran Islam tidak hanya menjadi sumber inspirasi dan motivasi tetapi sekaligus menjadi tujuan yang harus diwujudkan. Ajaran Islam bagi HMI harus diwujudkan dalam kehidupannya, baik dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT, maupun dalam tugas kekhalifahannya. HMI berusaha secara nyata untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, yaitu masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT, serta mampu menjaga eksistensi bangsanya ditengah interaksi bangsa-bangsa di dunia. HMI merupakan wadah sekaligus instrumen yang harus mampu memberikan sumbangan yang bermanfaat bukan hanya untuk para anggotanya namun sekaligus untuk masyarakat, bangsa, negara dan agama serta mampu menempatkan dirinya menjadi Rahmatan lil A lamin. Karena bagi HMI, Indonesia dan Islam adalah dua entitas yang saling berjalin dan berkelindan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sehingga dalam mengekspresikan ke-islam-an nya, HMI sekaligus telah menyatakan ke- Indonesia-an nya. Karena, perjuangan HMI sebatas hendak mengamalkan nilai-nilai luhur universal yang diserapnya dari ajaran-ajaran Islam dalam wadah tanah air Indonesia tercinta. Maka dengan demikian, HMI pun tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dalam menjalankan misi, peran dan fungsinya tersebut. Karena, Pancasila memiliki fungsi dan peran fundamental dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, sebagai dasar negara, sebagai konsensus dasar dan kontrak sosial bangsa Indonesia, sebagai seperangkat nilai yang menjadi identitas kultural, dan pada akhirnya merupakan pengejawantahan visi bangsa Indonesia untuk menciptakan sebuah peradaban.

3 Bagi HMI, Pancasila merupakan objektifikasi dari nilai-nilai universal Islam yang hidup dalam alam kebatinan masyarakat Indonesia. Jadi tidak ada kontradiksi di antara keduanya yang bisa saling dipertentangkan, namun justru saling hidup dan menghidupkan satu sama lain. Ini merupakan bukti komitmen HMI terhadap ke-indonesia-an, sebagai kelanjutan dari sistem keimanannya. Oleh karena itu, cita-cita peradaban Islam dan tujuan nasional Indonesia merupakan dua hal pokok yang menjadi tujuan HMI untuk diwujudkan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun HMI seringkali mengalami proses dalam menjalankan peranperan kebangsaannya, tetap saja entitas HMI sebagai organisasi mahasiswa yang menjadi pilar dalam mempertahankan nilai-nilai kebangsaan. Wujud permulaannya adalah peran HMI sebagai organisasi perkaderan, dengan segenap nilai dan metodologi yang dimiliki untuk membina kader-kader umat dan bangsa menjadi insan cita, untuk siap menjadi pemimpin di masa mendatang. Kader-kader insan cita ini memiliki kesamaan visi dan konsep tentang umat dan bangsa yang dicita-citakanya, meskipun berbeda latar belakang dalam hal mazhab, daerah asal, maupun bidang ilmu pengetahuan. Kumpulan dari kader-kader insan cita tersebut membentuk sebuah jaringan yang merupakan wujud HMI sebagai kelompok strategis yang memiliki sejumlah agenda untuk terus menggulirkan rekayasa sosial hingga cita-cita dan tujuan dari Islam dan Indonesia tercapai. Dari agenda tersebut adalah wujud HMI sebagai kelompok kepentingan yang berperan mengadvokasi visi dan konsep kebangsaannya melalui jalur-jalur agama, politik, ekonomi, sosial dan budaya di tengah sistem kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam proses perjuangan mewujudkan cita-cita tersebut, maka peluang keberhasilannya akan sangat berhubungan erat dengan tantangan dan peluang yang terjadi pada saat itu. Dalam konteks wacana kontemporer, globalisasi merupakan semangat zaman yang berkembang saat ini. Dengan begitu, HMI harus dapat memberikan proyeksi dan solusi bagi bangsa Indonesia, agar siap menghadapi berbagai konsekuensi yang akan dihadapinya, sehingga bangsa ini tetap mampu bersaing dalam arena kompetisi internasional serta tidak tergilas oleh roda zaman.

4 Kondisi ini akan menjadi sumber ketimpangan di dunia, di mana akan ada bangsa yang hanya akan sekadar menjadi lahan eksploitasi bagi bangsa lain yang lebih kuat. Eksistensi suatu negara dan bangsa untuk mampu bertahan dalam kondisi seperti itu sangat di tentukan oleh penguasaan ideologi, teknologi, penguasaan sumber daya alam, dan sumber daya manusia unggul yang dimiliki. Selain itu ada tiga pilar utama yang menentukan eksistensi dan superioritas suatu bangsa. Pertama, keyakinan atau pandangan bangsa itu tentang kekuatan dan keunggulan bangsa tersebut atas bangsa lain. Kedua, kemampuan bangsa tersebut dalam menginterpretasikan secara intelektual dan saintifik atas kayakinan tersebut dalam realitas kehidupan. Ketiga, adanya manusia par excellence yang berani dan cerdas untuk mendasarkan hidupnya atas keyakinan tersebut secara penuh dan komprehensif. HMI sebagai organisasi kader juga diharapkan mampu menjadi alat perjuangan dalam mentransformasikan gagasan dan aksi terhadap rumusan cita yang ingin dibangun yakni terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Dalam aktivitas keseharian, HMI sebagai organisasi kader platform yang jelas dalam menyusun agenda, perlu mendekatkan diri pada realitas masyarakat dan secara intens berusaha membangun proses dialetika secara objektif dalam pencapaian tujuannya. Daya sorot HMI terhadap persoalan, tergambar pada penyikapan kader yang memiliki keberpihakan terhadap kaum tertindas serta memperjuangkan kepentingan kelompok ini dan membekalinya dengan senjata ideologis yang kuat untuk melawan kaum penindas. Komisariat-komisariat HMI yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia memiliki peranan penting dalam memberikan pendidikan politik yang menghasilkan kesadaran politik bagi para kadernya. Melalui kegiatan diskusi dan kajian yang diadakan rutin setiap dua minggu sekali, para kader HMI mendapatkan pemahaman tentang politik yang bersih sesuai dengan ajaran agama Islam. Kegiatan Himpunan Mahasiswa Islam meliputi studi mengenai kondisi sosial di masyarakat maupun agama Islam. Tetapi karena bidang studi masing-masing anggota berbeda-beda, maka kegiatan studi tidak begitu merata.

5 Karakteristik khas pola gerakan HMI sejak awal berdirinya adalah tidak memisahkan gerakan politik dengan gerakan keagamaan. Berpolitik bagi HMI adalah suatu keharusan, sebab untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan HMI haruslah dilakukan secara politis. Hal ini dikuatkan pula oleh pendiri HMI, Lafran Pane, bahwa bidang politik tidak akan mungkin dipisahkan dari HMI, sebab itu sudah merupakan watak asli HMI semenjak lahir. Namun hal itu bukan berarti HMI menjadi organisasi politik, sebab HMI lahir sebagai organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan, yang menjadikan nilai-nilai Islam sebagai landasan teologisnya, kampus sebagai wahana aktivitasnya, mahasiswa Islam sebagai kadernya. Latar belakang kampus dan idealisme mahasiswa merupakan faktor penyebab HMI senantiasa berpartisipasi aktif dalam merespon problematika yang dihadapai umat dan bangsa, jadi wajar jika HMI tetap memainkan peran politiknya dalam kancah bangsa ini. Bahkan kadang-kadang karena keterlibatannya yang sangat tinggi dalam aktivitas politik ia dituduh sebagai kelompok penekan (pressure group). Watak khas pola gerakan politik HMI yang terinternalisasi sejak kelahirannya ini menjadikan HMI senantiasa bersikap lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas organisasinya, sehingga kehati-hatian inilah yang melahirkan sikap moderat dalam aktivitas politik HMI. Lahirnya sikap moderat ini sebagai konsekuensi logis dari kebijakan HMI memposisikan dirinya harus senantiasa berada di antara berbagai kekuatan kepentingan agar HMI bisa lebih leluasa untuk melakukan respon dalam mencari alternatif dan solusi dari problematika yang terjadi di sekitarnya. Namun sebagai konsekuensi logis pula bagi HMI, dengan sikap moderat dalam aktivitas politiknya ini, munculnya kecenderungan sikap akomodatif dan kompromis dengan kekuatan kepentingan tertentu, dalam hal ini penguasa. Pendidikan politik perlu diwujudkan dikalangan warga masyarakat, mahasiswa, maupun siswa sekolah dasar sekalipun agar tidak berpandangan negatif terhadap kehidupan politik. Politik adalah suatu cara untuk mencapai tujuan demi kehidupan yang lebih baik, akan tetapi apabila cara-cara yang digunakan untuk mewujudkan politik tidak menggunakan cara yang baik tentu akan mendapatkan dampak yang negatif.

6 Namun demikian, belum pahamnya masyarakat terhadap politik dan makin banyaknya oknum-oknum yang bermain kotor dalam politik, berdampak pada masyarakat yang tidak mau mempelajari politik dengan baik dan benar. Ketika generasi muda dipertontonkan dengan kecurangan politik, politik uang, korupsi, kolusi dan nepotisme, tanpa dibekali pendidikan politik yang baik dan benar, mereka akan selalu berpandangan negatif terhadap kehidupan politik. Pandangan yang seperti inilah yang dapat mengikis tingkat partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan pemerintahan. Mereka tidak mau tahu tentang berbagai persoalan yang dihadapi oleh negaranya, mereka tidak peduli terhadap aturan-aturan negara yang tentunya akan berdampak melemahnya rasa persatuan dan kesatuan antar warga Negara. Oleh karena itu, generasi muda dan terutama adalah mahasiswa, merupakan bagian penting yang membantu pemerintah dalam melaksanakan pendidikan politik. Proses terjadinya pendidikan politik di kalangan mahasiswa yaitu melalui organisasi-organisasi kemahasiswaan. Dalam organisasi kemahasiswaan khususnya HMI, sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa sehingga mahasiswa dapat menjadi pelaku politik yang diharapkan dapat menciptakan sistem politik yang baik. Contoh kecilnya terjadinya proses pendidikan politik dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan yaitu ketika pemilihan ketua organisasi. Dalam peristiwa ini terjadi sebuah miniatur kehidupan politik suatu negara seperti dalam sebuah pemilihan umum suatu negara demokrasi. Pendidikan politik dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan seperti ini berdampak bukan hanya bagi anggota organisasi saja, tetapi juga pada mahasiswa lain yang bukan anggota organisasi. Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya penulis bermaksud mengadakan penelitian yang mengambil sebuah judul tentang PERANAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KESADARAN POLITIK MAHASISWA DI KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

7 B. Rumusan Masalah Penelitian Dalam penelitian ilmiah ini, rumusan masalah yang akan di teliti adalah bagaimana peranan organisasi ekstrakampus Himpunan Mahasiswa Islam dalam meningkatkan kesadaran politik di kalangan mahasiswa? Dimana penulis akan mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Apa saja kegiatan pengkaderan/pendidikan yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam dalam meningkatkan kesadaran politik di kalangan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia? 2. Apa tujuan kaderisasi yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam di kampus Universitas Pendidikan Indonesia? 3. Hambatan apa saja yang terjadi dalam melaksanakan kegiatan pengkaderan/pendidikan yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam dalam meningkatkan kesadaran politik di kalangan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia? 4. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam dalam mengatasi hambatan yang terjadi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan dan partisipasi mahasiswa dalam mengikuti organisasi ekstrakampus di Indonesia, faktor-faktor penyebab mahasiswa mengikuti organisasi ekstrakampus, dan peranan organisasi ekstrakampus Himpunan Mahasiswa Islam dalam meningkatkan kesadaran politik. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui apa saja kegiatan pengkaderan/pendidikan yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam dalam meningkatkan kesadaran politik di kalangan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. b. Untuk mengetahui tujuan kaderisasi yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam di kampus Universitas Pendidikan Indonesia. c. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang terjadi dalam melaksanakan kegiatan pengkaderan/pendidikan yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam dalam meningkatkan kesadaran politik di kalangan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

8 d. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam dalam mengatasi hambatan yang terjadi. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat dari beberapa segi, yaitu : 1. Dari Segi Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstrakampus khususnya di Universitas Pendidikan Indonesia dalam menjalankan peranannya sebagai wadah pendidikan politik mahasiswa sehingga mampu meningkatkan partisipasi politik dan kesadaran berpolitik di kalangan mahasiswa. 2. Dari Segi Kebijakan Hasil penelitian ini dapat bermanfaat dari segi kebijakan, yaitu memberikan gambaran mengenai aktivitas organisasi ekstrakampus Himpunan Mahasiswa Islam serta peranannya dalam meningkatkan kesadaran politik mahasiswa untuk dibuatkan kebijakan dari para pejabat kampus maupun birokrat dalam menciptakan pendidikan politik bagi para mahasiswa. 3. Dari Segi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan alternatif kepada berbagai pihak untuk dapat mengatasi masalah minimnya tingkat kesadaran politik khususnya di kalangan mahasiswa terhadap keadaan sosial politik yang terjadi di sekelilingnya. 4. Dari Segi Isu serta Aksi Sosial Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai peranan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengkaderan serta aksi sosial yang dilakukan oleh organisasi ekstrakampus Himpunan Mahasiswa Islam dalam meningkatkan kesadaran politik di kalangan mahasiswa, khususnya di kampus Universitas Pendidikan Indonesia.

9 E. Penjelasan Istilah 1. Peranan Peranan merupakan suatu bentuk dorongan untuk memberikan suatu rangsangan atau dorongan yang dapat menyebabkan dampak atau perubahan kepada seseorang atau kelompok yang terkena pengaruh tersebut yang menyebabkan perubahan yang bersifat positif maupun negatif. 2. Himpunan Mahasiswa Islam Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intrakampus, organisasi kemahasiswaan ekstrakampus, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan lintas-kampus. Organisasi ekstrakampus merupakan organisasi mahasiswa yang aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi mahasiswa ekstrakampus yang mengadakan suatu bentuk aktivitas ekstrakurikuler dengan maksud untuk mengembangkan potensi mahasiswa kearah peningkatan wawasan, rasa keagamaan, nilai sosial dan kesetiakawanan kemanusiaan. Fungsi dari organisasi kemahasiswaan adalah sebagai manifestasi penyiapan diri untuk menjadi seseorang yang lebih dewasa dan mandiri setelah menyelesaikan studi dan kembali ke masyarakat. 3. Kesadaran Politik Kesadaran politik adalah sikap sadar akan pentingnya berpartisipasi politik. Berdasarkan teori mengenai kesadaran politik yang dikemukakan oleh Surbakti (1999, hlm. 144) bahwa : Kesadaran politik adalah kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Hal ini menyangkut pengetahuan seseorang tentang lingkungan masyarakat dan politik, dan menyangkut minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik tempat ia hidup. Kesadaran politik erat kaitannya dengan partisipasi politik, karena orang semakin sadar bahwa dirinya memiliki hak untuk turut serta dalam upaya mempengaruhi kebijakan pemerintah. Dengan kesadaran politik yang ditandai

10 dengan munculnya kepekaan dari masing-masing individu terhadap keadaan politik di sekelilingnya maka akan turut pula mempengaruhi tingkat partisipasi politiknya. 4. Mahasiswa Mahasiswa adalah kaum intelektual muda yang memiliki jiwa energik, tangguh dan menjadi barisan terdepan dalam setiap kegiatan yang berkenaan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Dalam melakukan kegiatannya mahasiswa tidak dapat terlepas dari peran lembaga pendukung pengembangan mahasiswa tempat mahasiswa tersebut mengasah intelektual yaitu institusi pendidikan tinggi. Institusi tersebut memiliki fungsi yang tertera pada Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 58 Ayat (1) yang menyatakan : (a) Wadah pembelajaran mahasiswa dan masyarakat; (b) Wadah pendidikan calon pemimpin bangsa; (c) Pusat pengembangan pengetahuan dan teknologi; (d) Pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari dan menemukan kebenaran; dan (e) Pusat pengembangan peradaban bangsa. Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena telah menuntut ilmu/belajar di perguruan tinggi yang diharapkan menjadi generasi bangsa yang intelektual. Kemahasiswaan adalah seluk-beluk yang bersangkutan dengan mahasiswa. 5. Struktur Organisasi Skripsi lain : Struktur organisasi skripsi dalam penyusunan ini meliputi lima bab, antara BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah dan struktur organisasi skripsi yang merupakan sistematika penyusunan skripsi.

11 BAB II : KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang konsep-konsep atau teori-teori utama dan pendapat para ahli yang terkait dengan bidang yang dikaji, yaitu teori organisasi, perilaku organisasi, eksistensi organisasi kemahasiswaan, tujuan dan fungsi organisasi kemahasiswaan, hambatan dan upaya organisasi kemahasiswaan, kesadaran politik dan partisipasi politik. BAB III : METODE PENELITIAN Berisi tentang rincian mengenai pendekatan dan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi dan subjek penelitian, tahap-tahap penelitian, teknik pengolahan dan analisis data, serta uji validitas data penelitian. BAB IV : TEMUAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang hasil temuan dan pembahasan mengenai hasil penelitian. BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berisi tentang simpulan dari keseluruhan proses kegiatan penelitian serta implikasi dan rekomendasi dari peneliti.