BAB I PENDAHULUAN. meliputi transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut ditandai dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan

Sehubungan dengan kewajiban penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang berakhir per 31 Desember 2012, dan mengacu pada :

BAB I PENDAHULUAN. andal dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapat informasi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan yang memenuhi kriteria dapat dibandingkan (comparability),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (internal

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Menurut PSAK 1 (IAI, 2013), tujuan laporan

PENDAHULUAN. kondisi keuangan perusahaan. Menurut Soemarsono (2004: 34), laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. atas laporan keuangan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai laporan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaporan keuangan merupakan cara untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

LAMPIRAN 1 DATA PERUSAHAAN SAMPEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. penundaan pengumuman laba dan penerbitan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Meningkatnya bisnis investasi di pasar modal Indonesia saat ini,

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan masyarakat yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan ( 2014 ), terdapat empat karakteristik kualitatif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 Peraturan Nomor X.K.2

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia harus melakukan audit laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam memberikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public yang terdaftar di pasar modal untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. pesat, seiring dengan era globalisasi ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. unsur penting yang dibutuhkan oleh pemakai sebagai informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, laporan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan bisnis. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. menurut daftar yang dipublikasikan oleh sahamok dan ICMD daftar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi utamanya yakni compliance function

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu laporan keuangan. keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. datang akan semakin tumbuh dan bersaing secara ketat dimana masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan bagian utama dalam proses pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi yang akan membantu semua pengguna untuk mengetahui kondisi. baik oleh pihak eksternal maupun pihak internal.

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi-informasi dan. manajemen perusahaan untuk periode mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. informasi sehubungan dengan transaksi-transaksi yang terjadi selama periode

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan yang meliputi transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2008:17). Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen sebagai media komunikasi antara intern perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Paragraf 5, laporan keuangan mempunyai tujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (IAI, 2007). Dalam laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan, auditor independen berperan penting untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan, dimana auditor harus memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan tersebut (Mulyadi, 2002:30). Audit atas laporan keuangan perlu juga dilakukan agar para pengguna laporan keuangan merasa lebih yakin atas kualitas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan Pengguna laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Misalnya bagi

pihak investor laporan keuangan berguna untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Bagi pihak pemerintah laporan keuangan digunakan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lainnya (IAI, 2007). Berdasarkan Peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-36/PMK/2003 Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, BAPEPAM mewajibkan setiap emiten atau perusahaan publik yang terdaftar dipasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan audit independen kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dimana dalam peraturan sebelumnya yaitu pada tahun 1996, BAPEPAM mengeluarkan lampiran keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Keputusan 80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Apabila perusahaan terlambat menyampaikan laporan keuangan, sesuai dengan ketentuan waktu penyampaian yang ada, akan dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam undang-undang. Dari peraturan diatas, auditor dituntut untuk lebih cepat dalam menyelesaikan laporan keuangan auditannya, sementara menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2001)

khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, dan pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Begitu juga dalam menyajikan laporan keuangan pada dasarnya harus memenuhi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan standar akuntansi keuangan, terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapatkan informasi yang relevan dan andal tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah kendala ketepatan waktu. Hal ini diatur di dalam Pernyataan standar akuntansi keuangan tahun 2007 pada kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf 43, yaitu jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Untuk menyampaikan informasi tepat waktu sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan. Hal

ini menimbulkan dilema bagi auditor. Dimana disatu sisi, untuk memenuhi standar audit dapat berdampak pada lamanya penyelesaian laporan audit. Sementara disisi lain, apabila ingin menyelesaikan laporan keuangan auditannya dengan tepat waktu dapat berdampak pada peningkatan kualitas hasil auditannya. Hal inilah yang menimbulkan adanya keterlambatan dalam penerbitan hasil audit atau disebut dengan audit delay. Otoritas bursa efek Indonesia menginformasikan terdapat 52 emiten hingga 1 April 2013 yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir 31 desember 2012. Berikut adalah daftar nama emiten yang belum atau terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan untuk tahun buku 31 desember 2012 dan diberikan sanksi peringatan tertulis I dari BEI. No Kode Perusahaan No Kode Perusahaan 1 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk 27 APOL PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 28 ASJT PT Asuransi Jasa Tania Tbk 3 ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk 29 BABP PT Bank ICB Bumiputera Tbk 4 ARGO PT Argo Pantes Tbk 30 BCIC PT Bank Mutiara Tbk 5 ARII PT Atlas Resources Tbk 31 BHIT PT Bhakti Investama Tbk 6 ASIA PT Asia Natural Resources Tbk 32 BNBR PT Bakrie & Brothers Tbk 7 BORN PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk 33 BLTA PT Berlian Laju Tanker Tbk 8 BRAU PT Berau Coal Energy Tbk 34 BULL PT Buana Listya Tama Tbk 9 BRMS PT Bumi Resources Minerals Tbk 35 DYAN PT Dyandra Media Internasional Tbk 10 BRNA PT Berlina Tbk 36 ELTY PT Bakrieland Development Tbk 11 BUMI PT Bumi Resources Tbk 37 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk 12 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 38 HITS PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk 13 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk 39 KARK PT Dayaindo Resources International Tbk 14 IKAI PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk 40 LMAS PT Limas Centric Indonesia Tbk 15 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 41 MDRN PT Mode rn Internasional Tbk 16 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk 42 MTFN PT Capitalinc Investment Tbk 17 KRAS PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 43 PWSI PT Panca Wiratama Sakti Tbk 18 LAPD PT Leyand International Tbk 44 RIMO PT Rimo Catur Lestari Tbk 19 LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk 45 SAFE PT Steady Safe Tbk 20 PKPK PT Perdana Karya Perkasa Tbk 46 SMDR PT Samudera Indonesia Tbk 21 PRAS PT Prima Alloy Steel Universal Tbk 47 SMMA PT Sinarmas Multiartha Tbk 22 RDTX PT Roda Vivatex Tbk 48 TRAM PT Trada Maritime Tbk 23 SIPD PT Sierad Produce Tbk 49 TRIL PT Triwira Insanlestari Tbk 24 SSTM PT Sunson Textile Manufacturer Tbk 50 TRUB PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk 25 SULI PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 51 VIVA PT Visi Media Asia Tbk 26 UNSP PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk 52 ZBRA PT Zebra Nusantara Tbk Sumber PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada tabel tersebut dinyatakan bahwa PT. Bank Mutiara terlambat dalam melaporkan laporan keuangannya dan diberi sanksi oleh BEI. Bursa Efek Indonesia memberikan sanksi kepada emiten yang terlambat melaporkan laporan auditnya, seperti peringatan tertulis I untuk keterlambatan 30 hari dan denda Rp25

juta, peringatan tertulis II dan denda Rp50 juta untuk keterlambatan sampai dengan 60 hari, peringatan tertulis III dan denda Rp150 juta untuk keterlambatan sampai dengan 90 hari, serta sanksi suspend efek emiten untuk keterlambatan lebih dari 90 hari (www.ipotnews.com). Berdasarkan paparan tersebut, penelitian ini bermaksud mengkaji lebih jauh mengenai audit delay dan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Menurut Susilawati, Agustina, dan Prameswari (2012), tertundanya penyampaian laporan atas laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh jangka waktu pelaporan audit (audit delay atau audit report lag). Ahmad dan Kamarudin (2003) juga mendefinisikan audit report lag atau audit delay sebagai selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Begitu juga menurut Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan bahwa audit delay atau audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Lamanya waktu penyelesaian audit dapat berpengaruh terhadap ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal atau para pengguna laporan keuangan karena laporan keuangan yang berisi laba perusahaan sering kali dijadikan dasar oleh para investor atau pengguna laporan keuangan mengambil keputusan dalam kepemilikan saham. Para investor akan menjadikan laporan keuangan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan sahamnya pada perusahaan yang bersangkutan. Hal ini

berarti informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Seperti yang diutarakan oleh Indriyani dan Supriyati (2012), Laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya untuk mencari keuntungan. Para investor akan menyukai perusahaan yang mengumumkan laba dibanding rugi. Dimana dalam Juanita dan Satwiko (2012) tentang laba rugi perusahaan, jika suatu perusahaan merugi maka auditornya akan diminta untuk melakukan audit lebih lambat dari seharusnya. Hal ini dilakukan untuk menunda berita buruk ini sampai ke publik. Begitu juga sebaliknya, jika perusahaan tersebut laba, maka perusahaan akan meminta auditornya untuk melakukan audit lebih cepat, sehingga berita baik tersebut dapat segera dilaporkan ke publik. Hal ini dikarenakan pengumuman rugi berkaitan dengan akibat yang ditimbulkan oleh reaksi publik yang mungkin akan berdampak buruk bagi perusahaan. Auditor berperan sangat penting dalam menyediakan laporan keuangan auditan dan laporan audit berisi opini berdasarkan keyakinan professional auditor. Menurut Ashton et al (1987) menyatakan bahwa perusahaan yang diberikan opini atau pendapat unqualified opinion oleh auditor cenderung ingin mengungkapkan laporan keuangannya dengan cepat kepada publik. Sebaliknya perusahaan yang diberikan qualified opinion cenderung memiliki audit delay yang lebih panjang, hal ini dikarenakan auditor membutuhkan waktu dan usaha untuk mencari prosedur audit ketika mengkonfirmasi kualifikasi audit. Dalam laporan keuangan, modal juga berperan penting bagi perusahaan. Dimana perusahaan yang tidak memiliki kecukupan modal akan mengalami

kesulitan dalam menghadapi shock ekonomi yang dapat menurunkan asset perusahaan secara signifikan. Menurut Ratnawati dan Sugiharto (2005), yang membahas tentang modal yaitu debt to equity ratio menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan untuk menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Menurut Indriyani dan Supriyati (2012), debt to equity ratio dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Debt to equity ratio yang tinggi berarti tingginya resiko keuangan dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung akan menunda publikasi atas laporan keuangan dikarenakan berita buruk tersebut. Dalam laporan keuangan, total asset mempunyai pengaruh yang besar bagi perusahaan, dimana perusahaan yang memiliki total asset yang besar mencerminkan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang besar yang memiliki internal control yang baik dimana mampu dalam mengendalikan perusahaan. Menurut Iskandar dan Trisnawatti (2010), menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki total asset yang besar memiliki hubungan dengan ketepatan waktu laporan keuangan, dimana perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh adanya internal control yang baik. Begitu juga menurut Indriyani dan Supriyati (2012) dimana hal tersebut juga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat

oleh investor, pengawas permodalan pemerintah dan lain-lain. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Dalam laporan keuangan, total asset juga berfungsi dalam menghasilkan laba bersih. Menurut Indriyani dan Supriyati (2012), Profitabilitas yang diukur dengan return on asset adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu selama satu tahun yang terdapat dalam laporan keuangan. Return on asset mempunyai pengaruh dalam publikasi laporan keuangan. Perusahaan yang mempunyai return on asset yang rendah atau dengan kata lain mengalami kerugian cenderung akan menunda publikasi atas laporan keuangan karena kerugian merupakan kabar buruk yang akan berdampak negatif pada perusahaan seperti penurunan permintaan akan saham yang diterbitkan. Perusahaan yang mempunyai return on asset yang tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat agar segera dapat memberitahukan kabar baik kepada publik dan mendapatkan respon yang positif dari publik. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya, seperti menurut Juanita dan Satwiko (2012) meneliti hubungan antara audit delay atau audit report lag dengan beberapa variabel independen yang terdiri dari Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Kepemilikan Saham, Laba rugi, Profitabilitas (ROA), Debt to Equity, Debt to total Asset. Susilawati, Agustina, dan Prameswari (2012) melakukan penelitian pada perusahaan Consumer Good Industry periode 2008-2010 dengan meneliti hubungan antara audit delay dengan variabel independen yang terdiri dari

Profitabilitas, Solvabilitas, Perusahaan Holding, Opini Audit, Lamanya Perusahaan menjadi Klien KAP. Lee and Jahng (2008) melakukan penelitian terhadap audit report lag atau audit delay dengan menggunakan variabel independen yang terdiri dari ARL, abnormal audit fee, natural log of non-audit service fees, auditor tenure, big4, auditor Opinion, client from size, ROA, Leverage, loss-yend, Subsidiaries, inventory and receivable, extraordinary items, ownership concentration. Ahmad dan kamarudin (2003) melakukan penelitian terhadap audit delay dengan menggunakan variabel independen sebagai berikut company size, industry, sign of income, extraordinary item, audit opinion, auditor, company year-end, and debt proportion. Kartika (2009) melakukan penelitian terhadap audit delay dengan variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor. Indriyani dan Supriyati (2012) juga melakukan penelitian terhadap audit delay atu audit report lag dengan variabel independen ukuran perusahaan, profitabilitas, laba rugi perusahaan, dan debt to equity ratio. Penelitian juga dilakukan oleh Lianton dan Kusuma (2010) dengan variabel independen yang terdiri dari profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan jenis industri. Dari banyaknya penelitian yang telah dikaji terdapat beberapa fenomena, seperti hasil penelitian Ahmad dan Kamarudin (2003), Iskandar dan Trisnawati (2010), menunjukkan bahwa laba rugi berpengaruh positif terhadap audit delay, sementara menurut hasil Kartika (2009), bahwa laba rugi berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian

Hossain and Taylor (1998), Indriyani dan Supriyati (2012) yang menyatakan laba rugi perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay atau audit report lag. Dari hasil penelitian Ratnawati dan Sugiharto (2005), Modugu, Eragbhe, and Ikhatua (2012), dan Juanita (2012), menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. Berbeda dengan penelitian Indriyani dan Supriyati (2012) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap audit report lag atau audit delay. Dari hasil penelitian Indriyani dan Supriyati (2012) dan Kartika (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap audit report lag atau audit delay. Berbeda dengan penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan dengan total asset tidak mempunyai pengaruh audit report lag atau audit delay. Begitu juga dengan variabel profitabilitas yang diukur berdasarkan nilai ROA, dimana dari hasil penelitian Lianton dan Kusuma (2010) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag atau audit delay. Berbeda dengan hasil penelitian Indriyani dan Supriyati (2012) dan Kartika (2009) yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap audit report lag atau audit delay. Sama halnya dengan variabel independen opini auditor dimana dari hasil penelitian Kartika (2009), Lee and Jahng (2008), opini auditor independen mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay, sementara menurut hasil Ahmad dan Kamarudin (2003), opini audit berpengaruh positif terhadap audit delay. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010), Susilawati, Agustina, dan Prameswari

(2012) yang menyatakan bahwa opini audit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Penelitian penulis merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yaitu penelitian Indriyani dan Supriyati (2012). Perbedaannya terletak pada variabel independennya dimana penulis menambahkan variabel opini auditor, tahun penelitian yaitu tahun 2008-2012, dan juga objek penelitiannya, dimana penulis hanya mengkaji pada perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Hal ini dimotivasi karena sektor keuangan merupakan sektor yang berkembang dengan pesat, terutama perusahaan perbankan. Perbankan di Indonesia juga merupakan yang terbaik di ASEAN terkhusus dalam hal labanya. Dimana walapun pada tahun 2013, Indonesia dihadapkan dengan situasi perekonomian global yang tidak menentu, namun industri perbankan tetap yang paling profitable di kawasan (http://economy.okezone.com/). Dalam penelitian ini, penulis ingin lebih menyorot perusahaan yang berhubungan langsung dengan sektor keuangan yaitu bank. Dimana penulis ingin mengetahui apakah perusahaan perbankan sebagai lembaga keuangan dapat menyediakan informasi yang relevan dan andal dalam penyelesaian penyajian laporan keuangan auditannya. Berdasarkan uraian dari latar belakang dan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian mengenai Pengaruh Debt to Equity Ratio, Laba Rugi Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Perusahaan, dan Return On Asset terhadap Audit Delay pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah debt to equity ratio, laba rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, dan retrun on asset berpengaruh secara parsial terhadap audit delay? 2. Apakah debt to equity ratio, laba rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, dan retrun on asset berpengaruh secara simultan terhadap audit delay? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, laba rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, dan retrun on asset secara parsial terhadap audit delay. 2. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, laba rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, dan retrun on asset secara simultan terhadap audit delay. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya :

1. Bagi Akademisi Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi Auditor Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk auditor dalam melaksanakan audit keuangan agar dapat menyelesaikan auditnya secara tepat waktu sesuai peraturan yang telah ditetapkan. 3. Bagi Perusahaan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, khususnya yang berkaitan dengan proses audit sebelum laporan keuangan auditan diterbitkan. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini menambah wawasan peneliti mengenai debt to equity ratio, laba rugi perusahaan, opini auditor, ukuran perusahaan, dan return on asset terhadap audit delay pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.