PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MISOPROSTOL DOSIS 50 µg DAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik

PERBANDINGAN KEBERHASILAN PERSALINAN ANTARA MISOPROSTOL DAN FOLEY KATETER PADA POSTTERM Isnamaya Kartika Wulandari 1, Sumarah 2, Margono 3

BAB II STUDI PUSTAKA

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

ABSTRAK. Nabila Mazaya Putri, 2017 : Rimonta F. Gunanegara, dr., SpOG., M.Pd.Ked.

EVALUASI PENGGUNAAN TOKOLITIK PADA PASIEN DENGAN RISIKO KELAHIRAN PREMATUR DI TIGA RUMAH SAKIT DI YOGYAKARTA

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i3 ( )

BAB IV METODE PENELITIAN

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

Perbandingan Induksi Misoprostol Dengan Induksi Oksitosin Terhadap Lama Persalinan Pada Kehamilan Postterm di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten.

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

Analisis Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Bahteramas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang. (PBRT), Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dan ruang rekam medik RSUP

Patofisiologi. ascending infection. Infeksi FAKTOR LAIN. infeksi intraamnion. Pembesaran uterus kontraksi uterus dan peregangan berulang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

Latviya Rahmani Husein Putri 1, Supriyatiningsih 2. Yogyakarta ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PADA KASUS INERTIA UTERI TERHADAP JENIS PERSALINAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak

INDUKSI PERSALINAN. Kanadi Sumapradja.

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

INSIDENSI INFEKSI BAYI BARU LAHIR BERDASARKAN LAMA KETUBAN PECAH DINI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

ABSTRAK FAKTOR RISIKO PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RS. X BANDUNG TAHUN R. Gatri Andini., 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan

BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Gambaran umum lokasi penelitian Karakteristik sampel

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Salmarini, et. al., Faktor-faktor yang...

Hubungan antara Anemia dan Kejadian Inersia Uteri di RSUD Dr.Moewardi SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO PERDARAHAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder berupa rekam

LUARAN PARTUS LAMA DI BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan penelitian cross sectional yaitu rancangan

KARAKTERISTIK DAN LUARAN PREEKLAMPSI DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. metode case control dilakukan terlebih dahulu kemudian pengambilan data

Pengaruh Pemberian Misoprostol 25 µg Peroral Ambulatoir pada Tenggat Waktu Persalinan Wanita Hamil > 40 Minggu Resiko Rendah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

KARYA TULIS ILMIAH. Karakteristik Ibu Hamil yang Melahirkan Bayi Prematur Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Pada Tahun 2012.

Senam Hamil Mempengaruhi Lama Persalinan Normal pada Primigravida. Pregnant Exercise Influence Vaginal Term Labor On Primigravid

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2013 SKRIPSI

PENGARUH KELAS HYPNOBIRTHING TERHADAP KECEMASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN OKSITOSIN DI RSUD.PIRNGADI MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEJADIAN OPERASI SESAR DENGAN RIWAYAT BEKAS SESAR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PADA TAHUN

ABSTRAK PENGARUH SECTIO CAESAREA TERHADAP KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL SUBLINGUAL 25 mcg, PERVAGINAM 25 mcg DAN DRIPS OKSITOSIN 5 IU UNTUK INDUKSI PERSALINAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh ENDAH FITRI NOVITASARI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

ABSTRAK. Kata kunci: Preeklampsia

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013.

KEHAMILAN PADA USIA REMAJA SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA KETUBAN PECAH DINI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. H G 1 P 0 A 0 UMUR 22 TAHUN DENGAN KALA 1 LAMA DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

Lampiran 1 TABEL DATA RESPONDEN DENGAN KONDISI SERVIKS YANG BELUM MATANG

BAB IV METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN INDUKSI PERSALINAN DAN OUT COME DI RSU MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2013

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. defisiensi besi sebanyak 25 sebagai kasus dan 37 anak dengan Hb normal

BAB III METODE PENELITIAN. yang telah dirancang (Sugiyono, 2009). Sedangkan rancangan penelitian ini

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN KEJADIAN ASFIKSIA ANTARAPERSALINAN PRETERM DAN ATERM PADA PREEKLAMSIA BERAT DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PERNYATAAN. diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN TINGKAT KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR DAN ADEKUASI HASIL APUSAN PAP SMEAR

KARAKTERISTIK PERSALINAN KEMBAR DI RSUP Dr.KARIADI TAHUN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM NORMAL DI BPM SRI LUMINTU SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi.

ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN IBU HAMIL INSTALASI RAWAT INAP DI RSUD DR.MOEWARDI TAHUN 2014

Efektiitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu Bersalin Seksio Sesarea Di RSUD dr.pirngadi Medan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Perbandingan Efektivitas Misoprostol Dosis 50 µg dan 100 µg... (Haafizah Dania, dkk) 77 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MISOPROSTOL DOSIS 50 µg DAN 100 µg TERHADAP KEBERHASILAN KELAHIRAN INDUKSI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA EFFECTIVITY COMPARISON OF 50 µg AND 100 µg MISOPROSTOL ON LABOUR INDUCTION IN YOGYAKARTA PKU MUHAMMADIYAH HOSPITAL Haafizah Dania 1, Djoko Wahyono 2, Sulistiari Retnowati 3 1 Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl. Prof. Dr. Soepomo Yogyakarta, Telp. (0274) 379418 2 Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sekip Utara Yogyakarta 55281 Telp: (0274) 542907 3 Bagian Obstetri Ginekology RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Email: fizadan.djogja@gmail.com ABSTRAK Pada tahun-tahun terakhir ini, yang merupakan suatu analog prostaglandin E1, telah digunakan dalam pematangan serviks pada masa kehamilan dan persalinan. Namun sampai saat ini dosis dan rute pemberian untuk bermacam-macam. Belum ada pedoman tetap mengenai cara pemberian dan dosis yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan dan efektivitas pemberian tablet dosis 50 µg dan 100 µg terhadap perkembangan proses persalinan pasien yang dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta ditinjau dari keberhasilan. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan historical cohort. Keterbatasan metode ini adalah tidak semua data yang diinginkan terdapat dalam catatan medik dan kemampuan tenaga medis (dokter) tidak sama. Subyek penelitian ini adalah ibu hamil yang melahirkan dengan proses di kamar bersalin RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2010. Data diperoleh dari catatan medik, kemudian dianalisis secara deskriptif analitik untuk mengetahui profil penggunaan dan efektivitas pemberian tablet dosis 50 µg dan 100 µg terhadap perkembangan proses persalinan. Subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 109 orang, dimana 69 orang (63,30%) memperoleh 50 µg dan 40 orang (36,70%) memperoleh 100 µg. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan pada kelompok 50 µg menurun sebesar 89% dibandingkan dengan kelompok 100 µg (RR=0,11), dimana keberhasilan 50 µg sebanyak 56 orang dari 69 orang (81,16%) sedangkan keberhasilan pada kelompok 100 µg sebanyak 39 orang dari 40 orang (97,50%). Perbedaan tersebut bermakna secara statistik dengan nilai p= 0,014 (p<0,05) Kata kunci: keberhasilan, 50 µg, 100 µg ABSTRACT In recent years, that is a prostaglandin E1 analogue has been used in cervix ripening at pregnancy and labor induction. However, until now dosage and administration route for induction are various. There is no fix guide on administration and dosage of. This research was intended to identify profile of usage and effectiveness of administration at dosage of 50 µg and 100 µg on labor process progress of patient hospitalized in Yogyakarta PKU Muhammadiyah Hospital based on induction success. This research was non experimental research

78 Pharmaçiana, Vol. 4, No. 1, 2014 : 77-84 with historical cohort design. Limitation of this method was not all desired data exist in medical record and capability of physician was not same. Subject was pregnant mothers giving birth with induction process in delivery room in Yogyakarta PKU Muhammadiyah Hospital from 1 January 2009 to 31 December 2010. Data was obtained from medical record, which was then analyzed descriptively analytically to identify usage profile and effectiveness of tablet administration at 50 µg and 100 µg dosage on labor process progress. Research subjects who meet the inclusion criteria in this research was 109 mothers, where 69 women (63,30%) got 50 µg and 40 women (36,70%) got 100 µg. The results of this study indicate that the success of induction at 50 ug group decreased by 89% compared with 100 ug group (RR = 0.11), where the success of 50 ug induction for 56 people from 69 people (81.16%), while the success induction at 100 ug group as many as 39 people from 40 people (97.50%). The difference was statistically significant with p = 0.014 (p <0.05) Keywords: induction success, 50 µg, 100 µg PENDAHULUAN Stimulasi merupakan usaha untuk menambah kekuatan, frekuensi dan durasi kontraksi uterus karena dinilai terlalu lemah dan tidak efektif untuk menyebabkan kemajuan persalinan. Induksi/stimulasi persalinan umumnya terjadi antara 10% sampai dengan 20% dari seluruh persalinan dengan berbagai indikasi, baik pada ibu maupun janin. Pemberian oksitosin pada stimulasi persalinan lebih banyak digunakan dalam menangani persalinan pada keadaan seperti kehamilan serotinus, ketuban pecah dini, janin mati dalam kandungan, pre eklamsia berat dan partus lama yang salah satunya disebabkan inersia uteri. Sedangkan keberhasilan persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti paritas, umur kehamilan, berat badan lahir, interval kehamilan dan persalinan, infeksi intrauterine, pemeriksaan masa hamil, saat dilakukan, selaput ketuban dan nilai Bishop (Samusir, 1991). Penilaian kematangan serviks pertama kali diusulkan oleh Bishop tahun 1964, yang menilai dilatasi serviks, konsistensi, panjang dan posisi serviks serta turunnya bagian terendah janin. Nilai terendah adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 13. Nilai Bishop yang kurang dari 5 dianggap belum matang, angka kegagalan masih tinggi sehingga sebagian ahli mengusulkan untuk dilakukan usaha pematangan terlebih dahulu sebelum (Wing, et al., 1999; Fletcher, et al., 1994; Wing and Paul, 1996). Pada tahun-tahun terakhir ini, yang merupakan suatu sintetik prostaglandin E1 analog, telah digunakan dalam pematangan serviks pada masa kehamilan. Kentungan dari penggunaan termasuk lebih efektif, murah biayanya, stabil pada suhu ruangan dan mudah pemberiaanya baik diberikan secara oral, intravaginal, ataupun rektal (Hall, et al, 2002; Bennet, 2000). Penelitian pertama dari penggunaan dalam pematangan serviks adalah di negara Afrika selatan. Penelitian berikutnya melaporkan bahwa intravaginal lebih menguntungkan dibandingkan dengan obat lain yang sering digunakan dalam pematangan serviks, termasuk oksitosin dan prostaglandin (Bennet, 2000). Sampai saat ini dosis dan rute pemberian untuk bermacam-macam. Pada penelitian Wing dan Paul (1996) tablet diberikan secara intravaginal dengan dosis 25 µg, selang waktu pemberian 3 jam dan 6 jam, maksimal pemberian 4-8 dosis. Menurut Perry, et al (1998) tablet diberikan secara intravaginal dengan dosis 25 µg dan 50 µg, selang waktu pemberian 4 jam, maksimal pemberian 6 dosis. Alfirevic (2000) tablet diberikan secara oral dengan dosis 200 µg, maksimal pemberian 2-4 dosis/hari. Wing, et al (2000) tablet diberikan secara oral dengan dosis 100 µg. Goldberg, et al (2001) dosis yang direkomendasikan untuk pada kehamilan trimester ketiga pada janin hidup adalah 25 µg pervaginam tiap 4-6 jam dan untuk janin mati adalah 100 µg pervaginam tiap 12 jam. Tablet merupakan salah satu obat persalinan yang sering digunakan di

Perbandingan Efektivitas Misoprostol Dosis 50 µg dan 100 µg... (Haafizah Dania, dkk) 79 Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tablet di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta digunakan dengan berbagai macam variasi dosis, yaitu dosis 25 µg, 50 µg, dan 100 µg. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa penelitian ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan dan efektivitas pemberian tablet dosis 50 µg dan 100 µg terhadap perkembangan proses persalinan pasien yang dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta ditinjau dari keberhasilan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang efektifitas pengunaan obat-obat dalam proses persalinan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan historical cohort. Keterbatasan metode ini adalah tidak semua data yang diinginkan terdapat dalam catatan medik dan kemampuan tenaga medis (dokter) tidak sama. Subyek penelitian ini adalah ibu hamil yang melahirkan dengan proses di kamar bersalin RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2010. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil secara retrospektif. Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pada kelompok I merupakan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang diberikan dengan dosis 50 µg, sedangkan kelompok II merupakan subyek yang diberikan dengan dosis 100 µg. Pemilihan sampel menggunakan cara consecutive sampling yaitu setiap pasien yang memenuhi kriteria dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu (2 tahun), sehingga pasien yang diperlukan terpenuhi. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu pasien ibu hamil yang melahirkan dengan proses di kamar bersalin RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2010, umur kehamilan aterm (> 37 minggu), pasien dengan kehamilan tunggal, janin harus berada dalam letak kepala (letak normal). Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian yaitu apabila terjadi disproporsi sefalopelviks, infeksi intrauterin, gawat janin (fetal distrees). Data yang diperoleh dari rekam medik dan catatan medik pendukung dianalisis secara deskriptif analitik untuk mengetahui profil penggunaan dan efektivitas pemberian tablet dosis 50 µg dan 100 µg terhadap perkembangan proses persalinan. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan tujuan penelitian dan dianalisa dengan cara membandingkan keberhasilan antara kelompok dosis 50 µg, dan 100 µg pada masing-masing variabel. Keberhasilan pada penelitian ini apabila persalinan dapat mencapai fase aktif (pembukaan serviks 4 cm atau lebih) dalam waktu 24 jam. Analisis data dan uji statistik dikerjakan dengan computer menggunakan perangkat lunak program Statistical Proram for Social Science (SPSS) for window. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat untuk mengetahui karakteristik subyek penelitian dan untuk melihat komparabilitas setiap kelompok dengan menghitung distribusi, frekuensi dan proporsi pada masing-masing kelompok, selain itu digunakan analisis univariat untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas dengan variabel tergantung tanpa pengendalian. Analisis yang digunakan adalah tabel silang 2x2, untuk menghitung risiko relative (RR) dan confidence interval (CI) 95%, dan uji statistik yang digunakan adalah chi-square dan t- test. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Subyek Penelitian Pada penelitian ini diperoleh pasien sejumlah 109 orang dari pengambilan data rekam medis yang telah memenuhi kriteria inklusi. Subjek terbagi atas 2 kelompok, yaitu 69 subjek mendapat 50 µg dan 40 subjek mendapat 100 µg. Distribusi pasien menurut umur ibu, paritas, KPD (Ketuban Pecah Dini), umur kehamilan, dan rute pemberian dapat dilihat pada Tabel I dan II..

80 Pharmaçiana, Vol. 4, No. 1, 2014 : 77-84 Pada Tabel I dan II dapat dilihat bahwa karakteristik pasien pada kedua kelompok mempunyai perbedaan yang tidak bermakna secara statistik (p>0,05). Jadi, umur ibu, umur kehamilan, paritas, KPD (Ketuban Pecah Dini), dan rute pemberian pada kedua kelompok sama. Komparabilitas antara kelompok 50 µg dan 100 µg adalam hal umur ibu, umur kehamilan, paritas, dan KPD terdistribusi secara merata. Tabel I. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan umur ibu dan umur kehamilan No Variabel 50 µg 100 µg Uji Statistik p Rerata ± SD Rerata ± SD 1. Umur Ibu (tahun) 29,19 ± 5,10 28,52 ± 5,14 0,65 0,78 2. Umur Kehamilan (minggu) 39,41 ± 1,32 39,38 ± 1,13 0,12 0,25 Tabel II. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan paritas, KPD, dan rute pemberian No Variabel 50 µg 100 µg Uji P N N statistic 1. Paritas Primigravida Sekundi/ Multigravida 2. KPD Iya Tidak 3. Rute Pemberian Oral Vaginal 54 (52,94%) 48 (47,06%) 21 (43%) 48 (57%) 34 (49,28%) 35 (50,27%) 18 (43,90%) 23 (56,10%) 8 (20%) 32 (80%) = 1,60 0,21 = 141 0,24 27 (67,50%) 13 (32,50%) = 3,41 0,07 1. Umur Rerata umur seluruh subyek dalam penelitian ini adalah 28,94 tahun. Umur subyek terendah adalah 18 tahun (1 orang) dan tertinggi adalah 41 tahun (1 orang). Kelompok umur terbanyak adalah pada kelompok umur 28-32 tahun sebanyak 42 orang (38,53%) dan 23-27 tahun sebanyak 32 orang (29,36%) (Tabel III). Tabel III. Umur subyek penelitian pada kedua kelompok Kelompok umur (tahun) Frekuensi Persentase 18-22 9 8,26 23-27 32 29,36 28-32 42 38,53 33-37 19 17,43 38-42 7 6,42 Sedangkan rerata umur subyek pada masing-masing kelompok 50 µg dan 100 µg berturut-turut adalah 29,19 tahun dan 28,52 tahun. Dari hasil statistika (p>0,05) rerata umur subyek pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna (Tabel I). 2. Paritas Paritas seluruh subyek pada penelitian ini bervariasi dari kehamilan pertama hingga yang terbanyak dengan kehamilan keenam. Pada penelitian ini paritas dibagi menjadi primigravida dan sekundi/multigravida seperti terdapat pada Tabel IV. Tabel IV. Paritas seluruh subyek penelitian berdasar kelompok Kelompok paritas Frekuensi Persentase Primigravida 55 50,50 Sekundi/multigravida 54 49,50 Paritas jumlah subyek pada masing-masing kelompok 50 µg dan 100 µg berturut-turut adalah 54 orang (52,94%) dan 18 orang (43,90%) untuk primigravida. Sedangkan

Perbandingan Efektivitas Misoprostol Dosis 50 µg dan 100 µg... (Haafizah Dania, dkk) 81 jumlah subyek untuk sekundi/multigravida pada masing-masing kelompok 50 µg dan 100 µg berturut-turut adalah 48 orang (47,06%) dan 23 orang (56,10%). Dari hasil statistika (p>0,05) paritas subyek primigravida ataupun sekundi/multigravida pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna (Tabel II). 3. Ketuban Pecah Dini (KPD) Pada penelitian ini jumlah subyek yang mengalami KPD lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak mengalami KPD yaitu 29 orang (26,60%) dan 80 orang (73,40%) seperti pada Tabel V. Tabel V. Ketuban pecah dini Ketuban pecah dini Frekuensi Persentase Ya 29 26,60 Tidak 80 73,40 Jumlah subyek yang mengalami KPD pada masing-masing kelompok 50 µg dan 100 µg berturut-turut adalah 21 orang (43%) dan 8 orang (20%). Sedangkan subyek yang tidak mengalami KPD pada masing-masing kelompok 50 µg dan 100 µg berturut-turut adalah 48 orang (57%) dan 32 orang (80%). Dari hasil statistika (p>0,05) subyek yang mengalami KPD ataupun tidak mengalami KPD pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna (Tabel II). 4. Umur Kehamilan Rerata umur kehamilan seluruh subyek dalam penelitian ini adalah 39,79 minggu. Umur kehamilan subyek terendah adalah 37 minggu (8 orang) dan tertinggi adalah 43 minggu (1 orang). Kelompok umur kehamilan terbanyak adalah pada kelompok umur kehamilan 37-40 minggu sebanyak 88 orang (80,73%) (Tabel VI). Tabel VI. Umur kehamilan subyek penelitian pada kedua kelompok Kelompok umur kehamilan(minggu) Frekuensi Persentase 37-40 88 80,73 41-43 21 19,27 Sedangkan rerata umur kehamilan subyek pada masing-masing kelompok 50 µg dan 100 µg berturut-turut adalah 39,41 minggu dan 39,38 minggu. Dari hasil statistika (p>0,05) rerata umur kehamilan subyek pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna (tabel II). 5. Rute pemberian Pada penelitian ini rute pemberian tablet ada dua cara yaitu melalui oral dan vaginal seperti pada Tabel VII. Rute pemberian secara oral sebanyak 61 orang (56%) dan secara vaginal sebanyak 48 orang (44%). Tabel VII. Rute penberian terhadap subyek penelitian pada kedua kelompok Rute pemberian Frekuensi Persentase Oral 61 56 Vaginal 48 44 Jumlah subyek yang diberikan secara oral pada masing-masing kelompok 50 µg dan 100 µg berturut-turut adalah 34 orang (49,28%) dan 27 orang (67,50%). Sedangkan subyek yang diberikan secara vaginal pada masing-masing kelompok 50 µg dan 100 µg berturut-turut adalah 35 orang (50,27%) dan 13 orang (32,50%). Dari hasil statistika (p<0,05) subyek yang diberikan melalui oral ataupun vaginal pada kedua kelompok mempunyai perbedaan yang bermakna (Tabel II). 2. Pengaruh dosis terhadap keberhasilan Tabel VIII. Hubungan antara dosis dengan keberhasilan Dosis misopros tol (µg) Keberhasil an 50 (n=69) 56 (81,16%) 100 39 (n=40) (97,50%) RR CI P 0,1 1 0,01-0,88 0,01 4

82 Pharmaçiana, Vol. 4, No. 1, 2014 : 77-84 Induksi persalinan pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila persalinan dapat mencapai fase aktif (pembukaan serviks 4 cm atau lebih) dalam waktu 24 jam. Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa keberhasilan pada dosis 50 µg (81,16%) lebih kecil dibandingkan dengan dosis 100 µg (97,50%). Perbedaan ini bermakna baik secara klinis maupun secara statistik, RR 0,11 (95% ci 0,01-0,88); p 0,014 (p < 0,05). Dapat dinyatakan bahwa keberhasilan pada dosis 50 µg menurun sebesar 89% dibandingkan dengan dosis 100 µg. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder dari rekam medik dan catatan medis lain, sehingga beberapa data yang tidak lengkap tidak dapat dilakukan analisis. Jumlah sampel pada masing-masing kelompok juga berbeda karena data yang diambil oleh peneliti adalah data pasien yang memenuhi kriteria inklusi selama periode 1 Januari 2009 31 Desember 2010, dimana jumlah sampel pada kelompok 50 µg adalah 69 pasien (63,30%) dan pada kelompok misoprotol 100 µg adalah 40 pasien (36,70%). Jumlah sampel yang berbeda pada masing-masing kelompok bagaimanapun juga akan mempengaruhi hasil dari penelitian ini. Pada penelitian ini kemampuan tenaga medis yang satu dengan yang lain tidak sama dan penilaian beberapa variabel dilakukan oleh tenaga medis yang tidak sama sehingga ada kemungkinan perbedaan dalam interpretasi hasil. Pada masing-masing kelompok rute pemberian diberikan secara oral dan vaginal, sehingga keberhasilan kemungkinan juga dipengaruhi oleh rute pemberian yang berbeda. 3. Pengaruh rute pemberian terhadap keberhasilan 1) Misoprostol 50 µg Pengaruh rute pemberian terhadap keberhasilan dapat dilihat pada Tabel IX dan Tabel X. Tabel IX. Rute pemberian Hubungan antara rute pemberian dengan keberhasilan Keberhasilan RR CI P Oral (n=34) 29 (85,29%) 1,79 0,50- Vaginal 27 (77,14%) 5,90 (n=35) 0,39 Pada tabel IX dapat dilihat bahwa keberhasilan pada rute pemberian oral (85,29%) lebih tinggi dibandingkan dengan rute pemberian pervaginam (77,14%). Namun, Perbedaan ini tidak bermakna secara statistik (p > 0,05). 2) Misoprostol 100 µg Tabel X. Rute pemberian Hubungan antara rute pemberian dengan keberhasilan Keberhasilan RR CI P Oral (n=27) 26 (96,30%) 0,94 0,89- Vaginal 13 (100%) 1,04 (n=13) 0,48 Pada tabel X dapat dilihat bahwa keberhasilan pada rute pemberian vaginal (100%) lebih tinggi dibandingkan dengan rute pemberian oral (96,30%). Namun, perbedaan ini tidak bermakna signifikan (p > 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa keberhasilan pada rute pemberian oral dan vaginal tidak ada perbedaan. KESIMPULAN Proporsi penggunaan 50 µg selama periode 1 Januari 2009 31 Desember 2010 (2 tahun) di kamar bersalin RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebesar 63,30% (69 pasien) sedangkan penggunaan 100 µg sebesar 36,70% (40 pasien). Keberhasilan pada dosis 50 µg (81,16%) menurun sebesar 89% dibandingkan dengan dosis 100 µg (97,50%). Perbedaan ini bermakna baik secara klinis maupun secara statistik, RR 0,11 (95% ci 0,01-0,88); p 0,014 (p <0,05).

Perbandingan Efektivitas Misoprostol Dosis 50 µg dan 100 µg... (Haafizah Dania, dkk) 83 DAFTAR PUSTAKA Alfirevic, Z. 2000. Oral Misoprostol for Induction of Labor. The Cochrane Database of Systemic Reviews. Issue 2.Art. No.CD001338. doi: 10.1002/ 14651858. CD001338. pub2. Bennet, K. A. 2000. Masked Randomized Comparison of Oral and Vaginal Administration of Misoprostol for Labor Induction. A Thesis Submitted in partial Fulfillment of the Requirement for the Degree of Master of Science. Memorial University of Newfoundland. Fletcher, H., Mitchell, S., Frederick, J., Simeon, D., brown, D. 1994. Intravaginal Misoprostol versus Dinoprostone as Cervical Ripening and Labor-Inducing Agents Int J Gynecol Obstet; 83: 244-247. Goldberg, A. B., Greenberg, M. B., Darney, P. D. 2001. Drug Therapy: Misoprostol and Pregnancy. N Eng J Med; 344: 38-45. Hall, R., Duarte-Gardia, M., Harlass, F. 2002. Oral Versus vaginal Misoprostol for Labor induction. Obstet Gynecol; 99 (6): 1044-1048. Perry, J. K. G., Larmon, J. E., May, W. L., Robinette, L. G., Martin, R. W. 1998. Cervical Ripening: A Randomized Misoprostol and an Intracervical Ballon Catheter Combined with Intavaginal Dinoprostone. Am J Obstet Gynecol; 178: 1333-1340. Samusir, H. 1991. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Keberhasilan Induksi Persalinan dengan Infus Oksitosin (Tesis). Laboratorium / SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada RSUP Dr. Sardjito: Yogykarta. Wing, D. A., Paul, R. H. 1996. A Comparison of Differing Dosing Regimens of Vaginally Administreted Misoprostol for Preinduction Cervical Ripening and Labor Induction. Am J Obstet Gynecol; 175: 156-164. Wing, D. A. 1999. Labor Induction with Misoprostol. Am J Obstet Gynecol; 181(2): 339-345