BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Iklim perkembangan teknologi zaman yang begitu melesat serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pendidikan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang menentukan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan bangsa yang cerdas dan intelek. Pendidikan yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun non formal. Belajar adalah key term, istilah kunci yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

PENERAPAN CREATIVE APPROACH BERBASIS PICTORIAL RIDDLE APPROACH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No 20 tahun 2003 Pasal 1). Pendidikan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Banyak penggamat pendidikan memberikan penilaian bahwa memasuki abad ke-21 dunia pendidikan Indonesia masih mengalami masalah yang berkaitan dengan rendahnya kualitas pendidikan. Ada beberapa indikasi yang menunjukkan kekhawatiran ini diantaranya adalah dari hasil TIMMS dan PISA 2012 Indonesia masih berada pada rangking bawah, begitu juga hal nya untuk kemampuan sains. Hal ini juga merupakan latar belakang terjadinya perubahan kurikulum (Kemendikbud, 2013). Toharudin (2010:18) mengungkapkan bahwa kemampuan guru dalam mengimplementasikan proses dan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan hakikat sains masih sangat lemah. Kondisi ini menjadi perhatian utama para pemangku kepentingan, mulai dari pengambil kebijakan strategis di tingkat pemerintahan hingga para praktisi pendidikan di lapangan yaitu para guru. Rohman (2010) Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya disekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Guru salah satu bagian yang berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Kinerjaguru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan 1

2 pembelajaran. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini karena gurulah yang berada dibarisan paling depan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilainilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat dilihat dari berbagai usaha. Pembangunan pendidikan melalui berbagai usaha tersebut diantaranya melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum, sistem pendidikan, pengadaan buku paket, pengembangan materi pelajaran, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya. Perubahan yang berkaitan dengan perbaikan kualitas kurikulum berimplikasi pada perubahan dan pembenahan kurikulum sains yang terdapat pada Kurikulum 2013. Salah satu kunci sukses dalam Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya dalam menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. Hasil belajar setiap proses pembelajaran diukur dari seberapa jauh hasil belajar tersebut dicapai, disamping diukur dari segi prosesnya. Guru dan kinerjanya tidak akan terlepas dengan implementasi kurikulum yaitu, merupakan suatu penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran. Sehingga kinerja guru dalam mengimplementasi kurikulum untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik meliputi merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan (Kemendikbud, 2012). Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan

3 peradaban dunia. Hal-hal tersebut tentu sangat dipengaruhi dalam kinerja mengajar guru untuk mencetak generasi penerus yang memiliki karakter tersebut. Kemendikbud (2013) berdasarkan strandar kompetensi lulusan dan standar isi memiliki beberapa prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan nasional melalui Kurikulum 2013, pertama adalah dari peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik yang mencari tahu sendiri tentang materi yang akan dipelajarinya. Kedua dari guru satu-satunya sumber belajar menjadi belajar dengan berbagai aneka sumber belajar. Ketiga dari pendekatan tekstual menuju pembelajaran menuju proses sebagai penguatan dan penggunaan metode ilmiah. Keempat dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi. Kelima dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran berbasis terpadu. Keenam dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi. Ketujuh dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif. Kedelapan terjadi peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hard skills) dan keterampilan mental (soft skills). Kesembilan pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan pesera didik sebagai pembelajar sepanjang hayat. Kesepuluh pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Kesebelas pembelajaran yang dapat berlangsung dimana saja, berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyaratkat. Kedua belas pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik dan dimana saja bisa menjadi ruang kelas tempat belajar. Ketiga belas pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Peneliti ingin mengetahui apakah upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan memberikan pelatihan-pelatihan untuk mensukseskan dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia tersebut berpengaruh

4 terhadap hasil belajar dalam hal ini dispesifikkan pada pembelajaran biologi sekolah piloting Kurikulum 2013 di Kota Bandung yang terdiri dari sekolah cluster satu, cluster dua dan cluster tiga. Salah satu dari hasil yang diharapkan muncul dari pelatihan-pelatihan tersebut adalah kemampuan guru untuk merancang pembelajaran sedemikian rupa sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Landasan filosofis pendidikan Indonesia di uraikan secara jelas dalam (BAB I, Pasal 1, UU. SISDIKNAS No. 20. Th. 2003) menjelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Proses pendidikan, sekolah tidak terlepas dari guru yang merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terselenggaranya proses pendidikan. UU NO. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen (Pasal 1, ayat 1) dijelaskan bahwa: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, menggajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidkan dasar dan pendidikan menenggah. Keberadaan guru merupakan pelaku utama sebagai fasilitator penyelenggara proses belajar peserta didik. Kinerja mengajar guru sangat mempengaruhi program pendidikan nasional. Guru harus mememiliki kualitas yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, karena mereka merupakan salah satu komponen mikro sistem pendidikan yang sangat strategis dan banyak mengambil peran dan proses pendidikan persekolah Suyanto dan Hisyam (2000:27). Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat beberapa definisi mengenai kinerja. Smith dalam (Mulyasa, 2005:136) menyatakan bahwa kinerja adalah..output drive from processes,

5 human or otherwise. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja guru adalah kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas yang dimiliki guru dalam menyelesaikan suatu pekerjaannya. Kinerja guru tidak terlepas dari pembahasan kualitas guru itu sendiri. Schacter (2010) dalam penelitiannya juga mengemukakan bahwa kinerja mengajar guru akan dipertangungjawabkan terhadap hasil belajar peserta didik yang diajarnya. Rohman (2011:14) untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik harus diupayakan untuk meningkatkan kinerja mengajar guru sehingga diantaranya dapat memberikan peluang bagi guru untuk meningkatkan kinerjanya. Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik jika gurunya benar-benar memiliki kemampuan yang handal dan profesional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rohman (2013:280) mengatakan bahwa semakin tinggi pemahaman guru terhadap kurikulum maka semakin tinggi tingkat kinerja guru. Dalil ini dilandasi konsep bahwa pemahaman memberikan kemampuan kepada seseorang untuk dapat menerjemahkan, menafsirkan dan dapat melihat dibalik apa yang tertulis serta dapat mengimplementasikannya. Pemahanman kurikulum adalah kemampuan dalam mengenal komponen-komponen kurikulum, mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum. AISTL (Australian Institute for Teaching and School Leadership) juga mengemukakan bahwa segala sesuatu yang dikerjakan guru terkait dengan kinerja mengajar guru, memberikan dampak positif terhadap hasil belajar peserta didik. Milanowski (2011:25) mengatakan bahwa yang menjadi fokus dan tujuan utama dari peningkantan kinerja guru adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Elemen dari peningkatan mutu pendidikan salah satunya ditunjang dari kontribusi

6 seorang guru. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan yang mempunyai posisi strategis. Beranjak dari hal tersebut, peneliti bermaksud untuk meneliti tentang analisis kinerja guru biologi SMA Negeri piloting Kurikulum 2013 Kota Bandung terhadap hasil belajar peserta didik dalam implementasi Kurikulum 2013. Hal ini didasari karena sekolah piloting Kurikulum 2013 sudah mendapatkan sosialisasi mengenai Kurikulum 2013 dari kemendikbud. Adapun sekolah yang menjadi piloting Kurikulum 2013 Kota Bandung berjumlah dua puluh sekolah dengan klasifikasi tujuh SMAN cluster satu, lima SMAN cluster dua dan delapan SMAN cluster tiga. B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah: Bagaimanakah Kinerja Mengajar Guru Biologi SMA Negeri Kota Bandung dan Hubungannya dengan Hasil Belajar Siswa dalam Implementasi Kurikulum 2013?. C. PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dijabarkan menjadi pertanyaanpertanyaan penelitian berikut ini: 1. Bagaimanakah kinerja mengajar guru dalam menyusun rancangan pembelajaran biologi (RPP)? 2. Bagaimanakah kinerja mengajar guru dalam melaksanakan pembelajaran biologi? 3. Bagaimanakah kinerja mengajar guru dalam melaksanakan proses penilaian pembelajaran biologi? 4. Bagaimanakah kontribusi kinerja mengajar guru dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi?

7 D. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kinerja mengajar guru biologi SMA Negeri Kota Bandung dan hubungannya dengan hasil belajar siswa dalam implementasi Kurikulum 2013. E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini ada dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis a) Manfaat teoritis menekankan manfaat penelitian dari segi ilmiah dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu dapat memberikan sumbangan terhadap khazanah pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal kinerja mengajar guru. b) Sebagai sumbangan penting dalam memperluas wawasan bagi kajian tentang pembelajaran biologi. c) Memperkaya kajian tentang kinerja mengajar guru dan hasil belajar pada pembelajaran biologi. d) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teori pada studi-studi tentang hasil belajar biologi dan keterkaitan dengan kurikulum 2013. 2. Manfaat Secara Praktis a) Bagi Guru Menjadi bahan informasi untuk mengembangkan kinerja mengajar biologi dan pengaruhnya terhadap hasil belajar. b) Bagi Kepala Sekolah Bersama warga sekolah berupaya menciptakan iklim kerja di sekolah yang merangsang tumbuhnya kinerja mengajar guru secara optimal khusus dalam

8 hal ini pada pembelajaran biologi. c) Bagi Pejabat di Lingkungan Dinas Pendidikan Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pejabat di jajaran Dinas Pendidikan untuk mengambil keputusan yang terkait dengan masalah peningkatan mutu tenaga pendidik yang berkaitan dengan kinerja mengajar guru dalam penerapan implementasi Kurikulum 2013. F. BATASAN MASALAH Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian yang akan dilaksanakan, dan adanya keterbatasan keterbatasan yang ada pada peneliti, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada ketentuan sebagai berikut: 1. Kinerja mengajar guru dalam hal ini meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. 2. Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai ulangan harian semester genap 2013/2014 mata pelajaran biologi, yang meliputi nilai kognitif, psikomotor dan afektif sesuai dengan RPP atau materi yang diajarkan guru. 3. Sekolah yang dijadikan objek penelitian adalah sekolah piloting Kurikulum 2013. 4. Guru yang dijadikan objek penelitian adalah guru kelas X. 5. Materi biologi guru cluster satu dan cluster dua adalah mengenai pencemaran lingkungan, konsep biologi guru tiga adalah tentang ekosistem.