BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah. Usaha meningkatkan kualitas sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta. Swasta yang berada di kabupaten Lampung Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan manajemen sekolah baik yang konvensional maupun yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Bandung yang merupakan bagian integral dari sistem

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dianataranya dengan meningkatkan anggaran pendidikan, meningkatkan kualitas

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

AS ADI NIM. Q

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, SARANA PRASARANA, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN KARANGANYAR

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1 SamsulNizar, Filsafat PendidikanIslam(Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 41.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang menentukan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mengangkat harkat dan

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

BAB I PENDAHULUAN. dasar supervisi pembelajaran dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang konsep

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Isu sentral yang sering dijadikan kajian berkaitan dengan sumber daya

Standar Pengabdian Masyarakat STIKES HARAPAN IBU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba yang

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui proses pembelajaran di sekolah. Usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia, guru merupakan komponen utama yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Kompetensi guru perlu terus bertumbuh dan berkembang terutama dalam perkembangan IPTEK yang begitu cepat agar guru dapat melakukan fungsinya secara potensial, belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta mobilitas masyarakat. Masyarakat memberi kepercayaan kepada guru untuk mendidik dan membantu mengembangkan tunastunas muda secara profesional. Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan tantangan baru dan kompleks bagi guru sekaligus perlu untuk meningkatkan mutu pendidikan. Undang-undang tersebut Pasal 39 Ayat 2, disebutkan bahwa pendidikan, khususnya guru, merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,

2 melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Depdiknas, 2003). Salah satu elemen pendidikan yang mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut ialah supervisi. Tujuan pendidikan ideal adalah mempersiapkan guru-guru yang berkualitas sebagai syarat mutlak bagi lahirnya kader-kader muda masa depan bangsa yang berkualitas dalam hal moral, intelektual, sosial, dan spiritual. Guru memang harus terdiri atas sosok yang ideal sehingga bisa mendidik dengan kreatif. Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tatanan institusional dan eksperiensial, sehingga upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek guru dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang profesinal. Sebagai salah satu sumber acuan dalam pengembangan profesional tenaga kependidikan (khususnya guru), penting mengefektifkan dan dimensi kompetensi supervisi akademik oleh kepala sekolah, dengan memaksimalkan kegiatan supervisi akademik yang guru dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam proses pembelajaran. Menurut Mukhtar dan Iskandar dalam Asmani (2012:19) supervisi adalah mengamati, mengawasi, atau membimbing, dan memberikan stimulus kegiatankegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan maksud mengadakan perbaikan. Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana yang ditujukan pada aspek

3 kualitatif sekolah dengan membantu guru melalui dukungan dan evaluasi pada proses belajar dan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. Fungsi dukungan dalam supervisi akademik adalah menyediakan bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk meningkatkan proses pembelajaran. Pengajar yang lebih baik berarti, membantu siswa untuk lebih mudah mencapai kompetensi yang harus dikuasai dalam pembelajaran. Semestinya semakin sering dilaksanakan supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap guru dapat meningkatkan secara signifikan kualitas kinerja guru dalam proses pembelajaran, tapi kenyataan walau supervisi akademik sering dilaksanakan oleh kepala sekolah, namun belum dapat memaksimalkan kinerja guru dalam pembelajaran. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Kepala Sekolah selaku supervisor pendidikan memiliki fungsi mengarahkan, membimbing dan mengawasi seluruh kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru di sekolah. Kepala Sekolah hendaknya

4 melakukan observasi yang terus menerus tentang kondisi-kondisi dan sikap-sikap di kelas, di ruang guru, di ruang tata usaha dan pada pertemuan-pertemuan staf pengajar. Tujuan observasi tersebut adalah untuk memberikan bantuan pemecahan atas kesulitan-kesulitan yang dialami guru dan pegawai serta melakukan perbaikan-perbaikan baik langsung maupun tidak langsung mengenai kekurangankekurangannya, sehingga secara bertahap kualitas dan produktivitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan staf kepala sekolah, guru di kelas, kinerja wali kelas, dan pegawai tata usaha akan menjadi semakin baik secara berkelanjutan. Kepala sekolah diharapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif, menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan membangun etos kerja personel sekolah serta dapat membimbing guru melaksanakan proses pembelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 dinyatakan bahwa seorang kepala sekolah harus memiliki kompetensi supervisi berupa: 1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, 2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat dan 3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. SMP Budaya Bandar Lampung yang beralamatkan di Jalan Pendidikan No. 32, Sumber Rejo Kemiling Bandar Lampung, dengan luas tanah 2000 M 2, dan mempunyai Akreditasi B. Persoalan perlunya dilaksanakan supervisi akademik yaitu: (1) Kegiatan supervisi akademik belum sepenuhnya disadari oleh guru, (2)

5 Guru dalam membuat perangkat pembelajaran masih 80% yang membuat dengan benar, (3) Strategi mengajar yang digunakan tidak efektif. Kepala sekolah sebagai supervisor mengamati langsung berjalannya supervisi akademik karena diharapkan guru menjadi profesional. Kepala sekolah selama ini mengadakan supervisi akademik bagi guru sertifikasi dan guru MAPEL UN sehingga proses belajar mengajar kurang maksimal. Hal tersebut menjadi tolak ukur kepala sekolah untuk lebih sering mengadakan supervisi akademik bagi semua guru agar maksimal kinerja guru dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang inilah peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul : Peran Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru di SMP ( Studi Kasus di SMP Budaya Bandar Lampung). Kepala sekolah harus melakukan upaya pembinaan kepada pendidik dan tenaga kependidikan yang berada di sekolah secara berkala dan terencana untuk meningkatkan kompetensi mereka sehingga akan berujung pada meningkatnya profesionalisme guru dan prestasi belajar siswa di sekolah. 1.2 Fokus Penelitian Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini memiliki jangkauan penelitian yang sangat luas. Sehingga penulis memfokuskan penelitian tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas maka dikembangkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut:

6 1.3.1 Bagaimanakah kemampuan guru sebelum dilaksanakan supervisi akademik di SMP Budaya Bandar Lampung? 1.3.2 Bagaimanakah perencanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalisme guru di SMP Budaya Bandar Lampung? 1.3.3 Bagaimanakah pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalisme guru di SMP Budaya Bandar Lampung? 1.3.4 Bagaimanakah evaluasi pelaksaan supervisi akademik oleh kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalisme guru di SMP Budaya Bandar Lampung? 1.3.5 Bagaimanakah tanggapan guru terhadap supervisi akademik oleh kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalisme guru di SMP Budaya Bandar Lampung? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, fokus penelitian dan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan: kemampuan guru di SMP Budaya Bandar Lampung. 1.4.1 Kemampuan guru sebelum dilaksanakan supervisi akademik di SMP Budaya Bandar Lampung 1.4.2 Perencanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah untuk meningkatkan profesional guru di SMP Budaya Bandar Lampung. 1.4.3 Pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah untuk meningkatkan profesional guru di SMP Budaya Bandar Lampung.

7 1.4.4 Evaluasi pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah untuk meningkatkan profesional guru di SMP Budaya Bandar Lampung. 1.4.5 Tanggapan guru terhadap supervisi akademik oleh kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalisme guru di SMP Budaya Bandar Lampung. 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini, pada intinya berusaha mengungkapkan dan menjelaskan tentang peranan kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan dalam meningkatkan kompetensi profesional guru. Adapun kegunaan penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1.5.1 Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan tentang pelaksanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesional guru di SMP Budaya Bandar Lampung. 1.5.2 Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kepala sekolah sebagai supervisi pendidikan dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di SMP Budaya Bandar Lampung. 1.5.3 Guru menjadi profesional dalam mengajar sehingga proses belajar mengajarnya sesuai dengan program yang ditentukan. 1.5.4 Kepala sekolah menjadi pionir bagi guru untuk melancarkan program sekolah. 1.5.5 Dinas pendidikan suatu wadah yang mempunyai program pendidikan yang tentunya diaplikasikan oleh tenaga kependidikan diantaranya kepala sekolah dan guru.

8 1.5.6 Peneliti bangga akan diadakannya penelitian akan menambah wawasan seputar pendidikan yang tentunya berdampak positif bagi semua wadah pendidikan dan peneliti. 1.6 Definisi Istilah 1.6.1 Kepala Sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah (madrasah), tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar atau tempat terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. 1.6.2 Supervisi akademik adalah supervisi menitikberatkan pengamatan pada masalah, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar. 1.6.3 Perencanaan adalah penyusunan dokumen perencanaan pemantauan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. 1.6.4 Pelaksanaan adalah diadakannya penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara pengembangannya. 1.6.5 Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Melaksanakan evaluasi, ditempuhlah teknik. Teknik adalah suatu cara yang dapat ditempuh oleh seorang dalam melakukan sesuatu. Berarti teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh oleh seseorang dalam

9 mengadakan evaluasi. Secara garis besar, teknik evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu teknik tes dan non tes. 1.6.6 Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian.