Berkala Fisika ISSN : Vol.9, No.3, Juli 2006, hal

dokumen-dokumen yang mirip
Berkala Fisika ISSN : Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 1-5

Berkala Fisika ISSN : Vol.9, No.4, Oktober 2006, hal

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI DESA PLERET, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

Refraksi Picking First Break

ANALISIS DATA SEISMIK REFRAKSI DENGAN METODE GENERALIZED-RECIPROCAL

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal

Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Unnes Physics Journal

Unnes Physics Journal

IDENTIFIKASI STRUKTUR BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KAMPUNG BARU BANJARBARU

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Di Universitas Tadulako

MENENTUKAN KEDALAMAN BEDROCK MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI (Studi Kasus di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember) SKRIPSI.

Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Geser Di Kecamatan Palu Barat

Komputasi Geofisika 1: Pemodelan dan Prosesing Geofisika dengan Octave/Matlab

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: Vol 6 (3) : (Desember 2017) ISSN-e:

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

INTERPRETASI RESERVOIR HIDROKARBON DENGAN METODE ANALISIS MULTI ATRIBUT PADA LAPANGAN FIAR

Jalan Barong Tongkok No. 4 Kampus Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur *Corresponding Author :

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

Interpretasi Tingkat Kekerasan dan Rippabillity Lapisan Batuan Bawah Permukaan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Tomografi

BAB. 1. METODE SEISMIK REFRAKSI

PENENTUAN BIDANG GELINCIR LONGSORAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK FISIS BATUAN DENGAN SEISMIK BIAS DANGKAL DI DAERAH CILILIN, BANDUNG

Air Tanah. Air Tanah adalah

Jurnal APLIKASI ISSN X

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

INVESTIGASI SUB-PERMUKAAN TANAH UNTUK PERENCANAAN JALAN MENGGUNAKAN SURVAI PEMBIASAN SEISMIK

ANALISA INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIR KARBONAT PADA LAPANGAN X FORMASI PARIGI CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Ampah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah

INTERPRETASI DATA PENAMPANG SEISMIK 2D DAN DATA SUMUR PEMBORAN AREA X CEKUNGAN JAWA TIMUR

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

Unnes Physics Journal

Kata kunci : Seismik refraksi, metode ABC, metode plus-minus, frist break

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Tabak, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

Identifikasi Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam dengan Metode Geolistrik (Kasus: Di Kecamatan Masaran)

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

1. Alur Siklus Geohidrologi. dari struktur bahasa Inggris, maka tulisan hydrogeology dapat diurai menjadi

Penentuan Kedalaman Bedrock Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

Klasifikasi Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK DAN DATA SEISMIK UNTUK KEPERLUAN ANALISIS BEBAN GEMPA RENCANA WILAYAH TANJUNG SELOR KALIMANTAN TIMUR

A P B. i i R i i. A A P P p B B. Gambar 6.1konfigurasi Untuk Hagiwara

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1

IDENTIFIKASI KEDALAMAN MUKA AIR TANAH MENGGUNAKAN STUDI GEOLOGI DAN GEOFISIKA UNTUK PERENCANAAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DUSUN SILUK II, IMOGIRI

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MEMAHAMI KONDISI AIR TANAH DI DAERAH PADANG LUAS KABUPATEN TANAH LAUT

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

Analisa Lapisan Keras (Bedrock) dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi

Studi Geolistrik Untuk Mengidentifikasi Kedudukan Lumpur dan Air Dalam Rangka Optimalisasi Timbunan Lowwall

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

PENENTUAN KEDALAMAN BATUAN DASAR DI SEISMIK REFRAKSI

GEOMETRI AKUIFER BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK DAN SUMUR PEMBORAN DI DAERAH JASINGA, KECAMATAN JASINGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

JURNAL SKRIPSI GEOFISIKA

BAB V INTERPRETASI DATA. batuan dengan menggunakan hasil perekaman karakteristik dari batuan yang ada

Cyclus hydrogeology

PEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sehah dan Hartono. Keywords: groundwater aquifer, village of Kedungwuluh, geoelectric of resistivity method, Wenner configuration.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

SURVEI RESISTIVITAS UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TAHANAN JENIS BATUAN BAWAH PERMUKAAN CEKUNGAN DAERAH SEDIMENTASI KUWU

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE UNTUK PENDUGAAN ASBUTON

Studi Litologi Batu Gamping Dari Data Ground Penetrating Radar (GPR) Di Tepi Pantai Temaju, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA RESPON SEISMIK SINTETIK PP DAN PS BERDASARKAN PEMODELAN SUBSTITUSI FLUIDA PADA SUMUR

ALHAZEN Journal of Physics ISSN Volume 2, Nomor 1, Issue 1, Juli 2015

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

Identifikasi Scouring sebagai Potensi Kelongsoran Tanggul Sungai Bengawan Solo berdasarkan Survei GPR (Studi Kasus Desa Widang, Kabupaten Tuban)

ANALISA RESISTIVITAS BATUAN DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER DAR ZARROUK DAN KONSEP ANISOTROPI

PENGIDENTIFIKASIAN DAERAH SESAR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh:

POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG

GEOHIDROLOGI PENGUATAN KOMPETENSI GURU PEMBINA OSN SE-ACEH 2014 BIDANG ILMU KEBUMIAN

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

Estimasi Porositas Batuan Menggunakan Gelombang Seismik Refraksi di Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang dikaji adalah Formasi Gumai, khususnya interval Intra GUF a sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Latar belakang

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara,

VARIASI METODE PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFRAKSI UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH TANAH DI DAERAH X PULAU BANGKA PROVINSI BANGKA BELITUNG

Transkripsi:

Penentuan Kedalaman dan Ketebalan Akuifer Menggunakan Metode Seismik Bias (Studi Kasus Endapan Alluvial Daerah Sioux Park, Rapid Creek, South Dakota, United State of America) Fenti Listiyani, M. Irham Nurwidyanto, Gatot Yuliyanto Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika Universitas Diponegoro Abstract Data processing of refraction Seismic has been done by using the secondary data in area of Sioux Park, Rapid Creek, South Dakota, United State of America with the trajectory of seismic SP#1 which has geology structure of alluvial sediment. The sediment Alluvial has a form of water carrier rock precipitated by Rapid Creek Tthe data processing of refraction Seismic usedin this experiment is Reciprocal Hawkins methode that represent a method that develop concept of time depth recognition. The time Depth from the refractor is equal for the travel of critical time from the aspect of between refractor and surface less than time required for the ray path of projection of area refractor at a speed of refractor. Results of the seismic refracted obtained: first layer consist of clay functioning as covering laye, the second layer lapped over from clay, sand, and gravel functioning as carrier coat irrigate or coat acquife and the third layer lapped over from stone napal, functioning as waterproof coat ( impermeable). Deepness of layer acquifer vary from 0.93 ft - 12.01 ft ( 0.28 m 3.66 m), and their thickness vary from 0.86 ft 14.43 ft ( 0.26 m 4.40 m). The geometry of these acquiferare in the form of free acquifer or unconfined aquifer. Keywords: seismic refraction, ground water Intisari Telah dilakukan pengolahan data seismik bias menggunakan data sekunder yang berlokasi di daerah Sioux Park, Rapid Creek, South Dakota, United State of America dengan lintasan seismik SP#1 yang memiliki struktur geologi berupa endapan alluvial yang menyebar secara merata, berupa batuan pembawa air yang diendapkan oleh Rapid Creek. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan seismik bias dengan metode Reciprocal Hawkins yang merupakan metode yang mengembangkan konsep mengenai time depth. Time depth dari refraktor adalah delay time dari sinar kritis yang menjalar antara refraktor dan permukaan. Time depth dari refraktor tersebut sama untuk travel time dari sudut kritis antara refraktor dan permukaan dikurangi dengan waktu yang dibutuhkan untuk penjalaran proyeksi bidang refraktor pada kecepatan refraktornya. Hasil dari pengolahan data serta analisis seismik bias diperoleh, lapisan pertama tersusun dari tanah, lempung pasiran, lempung pengisi tanah dan kerikil, berfungsi sebagai lapisan penutup. Lapisan kedua tersusun dari lempung, pasir yang bersifat kering dan meluluskan, pasir kerikil yang dekat dengan permukaan, berfungsi sebagai lapisan pembawa air atau lapisan akuifer. Lapisan ketiga tersusun dari batu napal, yang berfungsi sebagai lapisan kedap air (impermeabel). Kedalaman lapisan akuifer bervariasi dari 0,93 ft 12,01 ft (0,28 m 3,66 m), dan ketebalan lapisan akuifer bervariasi dari 0,86 ft 14,43 ft (0,26 m 4,40 m). Geometri dari akuifer tersebut berupa akuiver bebas atau akuifer tidak tertekan. Kata kunci: seismik bias, air tanah Pendahuluan Metode seismik adalah salah satu metode geofisika yang didasarkan pada waktu tempuh penjalaran gelombang seismik di bawah permukaan bumi. Gelombang tersebut dihasilkan dari suatu sumber gelombang buatan yang dikirim ke dalam bumi, misalnya dengan ledakan dinamit, menjatuhkan beban, pemukulan permukaaan bumi, getaran dan lain sebagainya. Gelombang yang dikirim akan menjalar ke dalam bumi, sedangkan energinya akan kembali ke permukaan yang kemudian ditangkap oleh serangkaian geophone yang dipasang di permukaan tanah dan disusun dalam lintasan lurus dengan sumber gelombang [1-3]. 109

Fenti Listiyani dkk Penentuan Kedalaman dan Ketebalan... Gelombang yang tertangkap tersebut mengandung informasi tentang keadaan batuan di bawah permukaan. Dalam penentuan struktur geologi, metode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian besar yaitu seismik bias dan seismik refleksi [4]. Seismik bias digunakan untuk menentukan struktur geologi dangkal, sedangkan seismik refleksi untuk struktur geologi dalam. Metode seismik bias digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan struktur geologi bawah permukaan. Metode ini didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami bias dengan sudut kritis dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan lain di bawahnya, yang mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah karakteristik dan waktu tiba gelombang pada masing-masing geophone. Interpretasi dilakukan terhadap kurva waktu tempuh gelombang yang menyatakan hubungan linear antara nilai waktu tiba gelombang dengan jarak offset geophone. Penelitian tentang air tanah terus dilakukan,karena air merupakan kebutuhan yang sangat dominant dalam kehidupan sehari-hari sehingga upaya pengadaan air baik dari sumberpermukaan maupun bawah permukaan terus ditingkatkan. Data simulasi model air tanah meliputi bentuk geometris penyebaran serta ketebalannya biasanya dilakukan dengan metode geolistrik. Pada penelitian ini akan dilakukan penyelidikan air tanah menggunakan metode seismik bias, karena salah satu aplikasi metode ini adalah untuk menyelidiki air tanah [1]. Pengolahan data seismik bias ini menggunakan metode reciprocal Hawkins yang merupakan pengembangan konsep time depth [5]. Metode Penelitian Jenis data yang diolah merupakan data sekunder yang diperoleh dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, diakuisisi di Sioux Park dengan mengambil Line SP#1. Data utama yaitu data seismik yang direkam oleh geophone yang berupa jejak seismik yang merupakan respon dari gelombang seismik yang diinjeksikan ke dalam bumi. Sedangkan data pendukung terdiri dari data geologi daerah penelitian, data elevasi dari setiap geophone, data dari sumur bor, dan range kecepatan gelombang P dari tiap batuan. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan membandingkan hasil dari perhitungan data menggunakan metode di atas,dengan hasil yang diperoleh data sumur bor, geohidrologi serta geologi dari daerah penelitian. Selanjutnya dari hasil perhitungan data diperoleh nilai kecepatan tiap lapisan. Dari kecepatan tiap lapisan tersebut dianalisis menggunakan variasi kecepatan gelombang P dari tiap batuan berdasarkan referensi. Setelah mendapatkan kedalaman dan ketebalan dari tiap geophone, selanjutnya dikoreksi menggunakan data sumur bor yang ada. Koreksi dengan sumur bor dilakukan untuk mendapatkan penampang bawah permukaan yang sesuai dengan kenyataannya (real). Hasil Dan Pembahasan Analisis Penampang Seismik Bias Lintasan SP#1 Dari penampang seismik yang telah dibuat menggunakan metode reciprocal Hawkins diperlihatkan adanya struktur bawah permukaan dengan tiga lapisan. Ketiga lapisan ini dapat terbentuk karena adanya nilai variasi kecepatan yang berbeda dari tiap lapisan. Dari nilai variasi kecepatan yang berbeda ini menunjukan adanya jenis batuan penyusun dari tiap lapisan yang berbeda, sehingga dari analisis tiap lapisannya memperlihatkan kedalaman serta ketebalan tiap lapisannya, yang digunakan untuk menganalisis letak lapisan akuifer, geometri akuifer dangkal. Penampang kecepatan batuan hasil dari 110

interpretasi metode reciprocal Hawkins untuk tiap lapisan dan setelah dilakukan koreksi sumur bor tampak pada gambar 1 dan 2. data sumur bor tidak cukup untuk mengetahui batuan lapisan tiga. Batuan dari lapisan tiga diperoleh dari data geologi daerah penelitian. Data litologi sumur bor tampak tiap lapisan memiliki variasi kecepatan gelombang P yang berbeda untuk setiap jenis batuan. Hasil dari perhitungan metode reciprocal Hawkins tampak pada tabel 1 yang dianalisis dengan tabel 2 variasi Vp dari setiap batuan. keterangan: topografi batas lapisan 1 dan 2 batas lapisan 2 dan 3 Gambar 1. Penampang kecepatan batuan tiap lapisan menggunakan metode reciprocal Hawkins Koreksi terhadap sumur bor hanya dapat dilakukan untuk batas lapisan kesatu dan kedua, sedangkan untuk batas lapisan kedua dan ketiga tidak dapat dilakukan. Hal tersebut disebabkan data pada sumur bor tidak sampai dengan batas lapisan kedua dan ketiga tapi hanya sampai pada batas lapisan pertama dan kedua, sehingga tidak dapat digunakan untuk menentukan batas lapisan dua dan tiga. Keterangan: topografi batas lapisan 1,2 batas lapisan 2,3 muka air tanah Gambar 2. Penampang kecepatan batuan setelah dilakukan koreksi sumur bor Berdasarkan data dari sumur bor (gambar 3) pada lokasi penelitian diperoleh batuan setempat berupa lapisan satu dan lapisan dua, karena informasi dari Gambar 3. Litologi daerah penelitian Dari hasil perhitungan yang menggunakan metode reciprocal Hawkins yang diperoleh penampang seismiknya setelah diperoleh besarnya ketebalan dan kedalaman dari masing-masing lapisan pada tiap geophone dilakukan kalibrasi terhadap kedalaman dan ketebalan dari tiap lapisan yang diperoleh dari data sumur bor yang bertujuan agar hasil yang diperoleh menggunakan seismik bias sama dengan hasil dari sumur bor. Dari sumur bor digunakan sebagai acuan karena hasil yang diperoleh dari sumur bor menunjukan keadaan bawah permukaan yang sebenarnya. Sumur bor dibuat dengan memecahkan batuan yang dijumpai di dasar lubang menjadi kepingan kecil. Tabel 1 Batuan berdasar sumur bor dan geologi Lapisan Batuan sumur bor Hawkins (feet/s) dan geologi 1 Lempung 1043 pasiran 2 Kerikil 4357 lempungan, kerikil 3 Napal 6887 111

Fenti Listiyani dkk Penentuan Kedalaman dan Ketebalan... Dari perhitungan metode reciprocal Hawkins dan juga litologi batuan pada sumur bor yang tampak pada tabel 1 kemudian dicocokan dengan tabel 2 berupa variasi kecepatan gelombang P dari setiap batuan. Dari analisis antara batuan berdasarkan sumur bor dan data geologi dengan variasi kecepatan gelombang P memperlihatkan keidentikan. Kecepatan gelombang pada lapisan satu identik dengan batuan dari sumur bor begitu juga pada lapisan dua identik dengan batuan dari sumur bor, kecepatan gelombang pada lapisan tiga identik dengan batuan dari data geologi. Lapisan pertama berupa lapisan lapuk yang tersusun atas tanah, lempung pasiran, lempung pengisi tanah dan kerikil merupakan lapisan penutup. Batuan lempung yang terdapat dalam lapisan ini memiliki sifat yang cukup kedap air. Lapisan yang sulit dilalui air tanah seperti lapisan lempung atau silt disebut lapisan penutup, lapisan ini hanya dapat menyimpan air tetapi tidak meluluskan air dalam jumlah yang berarti, yang pada penampang seismik dikenal sebagai lapisan satu. Tabel 2. Variasi kecepatan gelombang P dari setiap batuan Batuan Variasi Vp (feet/s) Tanah 328 1640 Pasir 656 6561 Pasir (bersifat 656 3281 meluluskan) Pasir (tersaturasi 4921 6561 air, bersifat meluluskan) Pasir dan kerikil 1312 7546 Lempung 3281 8202 Endapan 984 5906 lempung / lempung Alluvial 5906 7218 Napal 6561 13451 Lapisan kedua berupa lapisan yang tersusun atas batu lempung, pasir, dan kerikil dekat dengan permukaan. Batu pasir dan batu kerikil tersaturasi menerima resapan dari Rapid Creek dan membentuk lapisan akuifer. Lapisan yang dengan mudah dilalui air tanah seperti pasir atau kerikil disebut lapisan permeabel, yang pada penampang seismik dikenal sebagai lapisan dua. Lapisan akuifer yaitu formasi batuan berporositas tinggi, yang mampu menyimpan dan melepaskan air dalam jumlah yang banyak, atau disebut juga lapisan pembawa atau pengandung air. Dapat juga diartikan sebagai formasi geologi yang jenuh air dan mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan meluluskan air dalam jumlah cukup ekonomis. Lapisan ketiga berupa batu napal yang berada pada formasi Spearfish, memiliki sifat impermeabel atau kedap air, sehingga air yang terdapat pada lapisan dua tidak bergerak turun. Jika dilihat dari potensi air,pengendapan sungai yang bertingkat, terjadi karena erosi. Dari erosi tersebut membentuk saluran sungai (channel) atau bentuk aliran dari dasar sungai berubah mengikuti bentuk erosi yang baru. - - - - - - - - - - - - - - - - - o o o - - - - - - o o - - o - - - - o o o o o o o o- - - - o o o o o o o oo o o o o o o o o o o o o o oo o o o o o o x x x x o o o x x x x x o o o o o o x x x x x x x x x x x x x x x x x x Keterangan: - simbol batu lempung o simbol batu pasir x simbol batu napal Gambar 4 perkiraan penampang geologi Komposisi lempung, pasir, lempung pasiran, kerikil,dan kerikil pasiran mencirikan endapan sungai atau biasa disebut dengan endapan alluvial. Endapan alluvial ini yang merupakan batuan pembawa air di daerah penelitian. 112

Data geologi menunjukan bahwa hampir seluruh daerah penelitian merupakan endapan alluvial yang diendapkan oleh Rapid Creek. Endapan alluvial ini berasal dari erosi secara terus menerus dari sepanjang tahun karena Rapid Creek ini termasuk dalam sungai yang mengalirkan air secara konsisten sepanjang tahun. Kesimpulan Dari proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah: 1. Pada daerah penelitian, berdasarkan penampang seismik terdapat tiga lapisan, yaitu: Lapisan 1 dengan variasi kecepatan antara 880 ft/s 1140 ft/s (268 m/s 347 m/s), tersusun atas tanah, lempung pasiran, lempung pengisi tanah dan kerikil, yang berfungsi sebagai lapisan penutup. Lapisan 2 dengan variasi kecepatan antara 3080 ft / s 6000 ft / s (939 m /s 1829 m/s), tersusun atas lempung, pasir dan kerikil yang berfungsi sebagai lapisan pembawa air (akuifer), memiliki kedalaman antara 0,93 ft 12,01 ft (0,28 m 3,43 m) dan ketebalan 0,26 m 4,40 m (0,86 ft 14,43 ft) dari perhitungan metode reciprocal Hawkins. Lapisan 3 dengan variasi kecepatan antara 6150 ft/s 7270 ft/s (1874 m/s 2216 m/s), tersusun atas batu napal, yang berfungsi sebagai lapisan kedap air (impermeabel). 2. Pada daerah penelitian, akuifer yang terbentuk merupakan akuifer bebas (tidak tertekan) yang ditunjukkan dengan adanya lempung, pasir dan kerikil sebagai komposisi dari endapan alluvial. Akuifer ini berupa endapan alluvial yang diendapkan oleh Rapid Creek. Daftar Pustaka [1] Reynold, J. M. 1997. An Introduction To Applied and Environmental Geophysics. New York. John Wiley and Sons [2] Ward, S. H. 1990. Geotechnical And Enviromental Geophysics Volume I: Review And Tutorial. Tulsa Oklahoma United State of Amerika. Society of Exploration Geophysics [3] Wallace, T.C. dan Lay. T. 1995. Modern Global Seismologi. United State of America. Academic Press [4] Sismanto. 1996. Seismik Refraksi (Metode Hagiwara Masuda). Yogyakarta. Universitas Gajah Mada Press [5] Taib, M. I. T. 2000. Seismik Refraksi. Bandung. Institut Tekhnologi Bandung Press [6] Hawkins, L. V. 1961. The Reciprocal Method of Routire Shallow Seismic Refraction Investigation. Jurnal Geophysics. Volume XXVI No. 6 113