BAB 1V ANALISIS DATA. A. Analisis Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB (Sales Promotion Boy) Di Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PEMBERIAN KOMISI KEPADA SPG KONICARE DI PT. ARINA MULTIKARYA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem ujrah (upah) buruh panggul di pasar ngemplak tulungagung

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

SKRIPSI. Oleh: FATKURAHMAN NIM: Pembimbing I. MUNAWIR, S.H., M.Hum. Pembimbing II. AGUS PURNOMO, M.Ag.

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

TAFSIR SURAT AL- ASHR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Arisan Bahan Pokok Untuk Resepsi Di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB II TABUNGAN ZAKAT AL-WADI< AH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN, PERBEDAAN, DAN AKIBAT HUKUM ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA DALAM MENGATUR OBJEK JAMINAN GADAI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya manusia memerlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Transkripsi:

60 BAB 1V ANALISIS DATA A. Analisis Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB (Sales Promotion Boy) Di Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa sistem pemberian komisi penjualan SPB (Sales Promotion Boy) ini dibuat untuk memberikan motivasi kepada para SPB (Sales Promotion Boy) agar bekerja lebih berprestasi dalam penjualan Furniture tersebut. Akan tetapi sistem pemberian komisi ini telah mengabaikan pentingnya pemberian upah komisi yang sesuai dengan prestasi yang dicapai oleh para SPB (Sales Promotion Boy) tersebut. Berdasarkan perjanjian antara SPB (Sales Promotion Boy) dengan Sumber Rizky Furnitureyang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya mengatakan bahwa penjualan harus memenuhi omset yang sudah ditentukan. Dari perusahaan menentukan omset penjualan berupa persentase dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Apabila penjualan barang/produk Furniture mencapai a. Rp. 20.000.000,- maka akan diberikan komisi 2%. b. Rp. 30.000.000,- maka akan diberikan komisi 3%. c. Rp. 40.000.000,- maka akan diberikan komisi 4%. d. Rp. 50.000.000,- maka akan diberikan komisi 5%. e. Rp. 60.000.000,- maka akan diberikan komisi 6%. f. Rp. 70.000.000,- maka akan diberikan komisi 7%. g. Rp. 80.000.000,- maka akan diberikan komisi 8%.

61 h. Rp. 100.000.000,- maka akan diberikan komisi 9%. 2. Apabila penjulan melebihi omset akan diberi tambahkan Insentif 0,1% per Rp. 1000.000,- nya. Apabila kita cermati dari ketentuan-ketentuan tersebut, maka kita dapat memahami bahwa suatu perjanjian sangatlah penting dalam pemberian komisi tersebuat, sangatlah penting untuk dibuat sesuai tujuan untuk memberikan motivasi kepada para SPB (Sales Promotion Boy). Sebagaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa perjanjian dalam memulai suatu hubungan kerja antara pihak perusahaan dengan karyawan sangat penting sekali. Hal ini bertujuan untuk mengikat hubungan kedua belah pihak yang berisikan hak-hak dan kewajiban. Serta untuk menghindari dari adanya upaya-upaya penyelewengan baik dari salah satu pihak ataupun kedua belah pihak setelah terjadinya hubungan kerja. Dalam pemberian komisi di Sumber Rizky Furniture kepada SPB (Sales Promotion Boy) dilakukan dengan melihat seberapa banyak penjualan barang/produk Furniture yang dilakukan oleh SPB (Sales Promotion Boy) Sumber Rizky Furniture. Apabila SPB (Sales Promotion Boy) Sumber Rizky Furniture sudah melebihi omset penjualan, maka akan diberikan komisi sesuai dengan prosentase yang sudah ditetapkan. Dan apabila SPB Konicare tidak melebihi omset penjualan yang ditentukan oleh pihak perusahaan, maka SPB (Sales Promotion Boy) Sumber Rizky Furniture tidak akan mendapatkan komisi melainkan cuma mendapatkan upah gaji pokok saja selama satu bulan.

62 Disini penulis menemukan beberapa masalah dalam pemberian komisi SPB (Sales Promotion Boy) Sumber Rizky Furniture yaitu bahwa setiap penjualan barang/produk yang sudah melebihi omset yang dilakukan oleh setiap SPB (Sales Promotion Boy) Sumber Rizky Furniture maka akan diberikan komisi sama menurut prosentase tersebut, meskipun ada salah satu SPB (Sales Promotion Boy) yang penjualannya lebih besar dibandingkan SPB yang lainnya. Contoh dari masalah tersebut adalah SPB yang bernama Heru Purwanto sudah menempuh penjualan produk atau barang Furniture selama satu bulan yaitu Rp. 55.700.000,00 dan mendapat komisi penjualan sejumlah Rp. 2.500.000,00. Dan SPB yang bernama Sigit Purnomo menempuh penjualan Furniture selama satu bulan yaitu Rp. 57.500.000,00 sehingga Sigit mendapatkan komisi dari perusahaan sebesar Rp. 2.500.000,00. Dari kedua penjualan SPB tersebut terdapat persamaan dan perberdaan penjualan yaitu sama-sama melebihi omset yang sudah ditentukan perusahaan dan mendapatkan komisi dari perusahaan yang sama juga. Perbedaanya adalah kedua SPB pencapaian penjualannya berbeda, Heru Purwanto hanya penjualan Rp. 55.700.000,00 sedangakan SPB yangbernama Sigit Purwanto menempuh Penjualan Rp. 57.500.000,00. 1 Dari contoh kasus tersebut terdapat permasalahan dalam pemberian komisi penjualan kepada SPB Sumber Rizky Furniture yaitu sama-sama mendapatkan komisi dengan jumlah yang sama yaitu Rp. 2.500.000,00.. Padahal kalau dilihat dari jumlah penjualan masing-masing SPB sangatlah berbeda antara 1 Wawancara Denga Rina, Asisten Pribadi dan Bagian keuangan Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung, Tanggal 26 Februari 2016

63 Heru Purwanto dengan Sigit Purnomo. Kalau dilihat dari penjualan mereka, seharusnya Sigit Purnomo mendapatkan komisi yang lebih banyak dibandingkan SPB Heru Purwanto. Karena dalam perjanjian yang telah disepakati sebelumnya perusahaan akan memberikan Insentif atau tambahan 0,1% untuk setiap penjualan yang telah melebihi omset per Rp. 1.000.000,00 nya. Setelah ditinjau lebih dalam, penulis menemukan jawaban dari pemberian komisi SPB Sumber Rizky Furniture tersebut. Bahwa perusahaan hanya memberikan ketentuan persentase saja, sedangkan perusahaan tidak memberikan tambahan Insentif yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak di awal sebelum kerja. Alasan perusahaan hanya memberikan komisi persentase karena perusahaan hanya melihat penjualan para SPB yang sudah memenuhi omset penjualan saja, selebihnya jumlah penjualan yang lain perusahaan tidak menghitung. Perusahaan hanya ingin bahwa para SPB bisa semangat dan berusaha mengejar omset yang sudah ditentukan. Kalau SPB tidak bisa memenuhi ketentuan dari perusahaan, maka para SPB (Sales Promotion Boy) bisa dirisent atau dikeluarkan dari pekerjaannya. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa Sumber Rizky Furniture tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. karena melihat gaji yang diberikan perusahaan kepada SPB yang satu dengan SPB yang lain sama terhadap prestasi yang berbeda. Sedangkan pada bab dua telah dijelaskan bahwa upah harus diberikan sesuai dengan hasil kerja para tenaga kerja. Hal ini dikatakan bahwa dalam pemberian upah kita harus berlaku adil. Keadilan tersebut harus menyamakan

64 besarnya gaji atau upah yang ditentukan sesuai prestasi para SPB yang telah menjual barang atau produk Furniture yang telah dijualnya. Dalam hal ini terdapat kerancuan didalam pemberian upah komisi penjualan kepada SPB Sumber Rizky Furniture yang telah dijelaskan di atas, karena tidak sesuai dengan tujuan komisi tersebut, yaitu untuk memberikan motivasi para SPB agar lebih berprestasi. B. Analisis Hukum Islam Tentang Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung Dalam hukum Islam perjanjian kerja dapat dilaksanakan dengan cara lisan atau tertulis. Islam memberikan kebebasan dalam melakukan akad perjanjian kerja dan bentuknya diserahkan kepada mereka yang berakad. Islam hanya memberikan pedoman untuk kemaslahatan mereka yang berakad yaitu dalam perjanjian kerja sebaiknya ada semacam bukti sebagai pegangan bahwa kedua belah pihak telah melakukan perjanjian kerja dan bukti yang dapat dijadikan pegangan adalah bukti tertulis biasanya bukti tertulis tersebut adalah berbentuk surat perjanjian. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukam di Sumber Rizky Furniture ini, diperusahaan tersebut terdapat perjanjian kerja yang bersifat individu dan hanya dilakukan dengan cara lisan. Sistem pemberian upah komisi penjualan yang diberikan kepada SPB Sumber Rizky Furniture tersebut sangatlah jelas, karena adanya perjanjian upah komisi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Namun kesamaran dan ketidak jelasan muncul ketika melihat gaji yang diberikan perusahaan yang diperoleh antara SPB yang satu dengan SPB

65 yang lain sama terhadap prestasi yang berbeda. Dengan demikian Sumber Rizky Furniture tidak memeuhi perjanjian yang telah tetapkan atau disepakati. Dalam Islam upah ditetapkan melalui negosiasi antar pekerja, majikan dan si pemerintah. Agar diantara pihak tidak terjadi kecurangan dalam menentukan besar kecilnya jumlah upah dan upah juga dapat dibayarkan sesuai dengan pekerjaan yang telah dikerjakannya. proses untuk memperoleh harta benda (upah), termasuk di dalamnya proses produksi harus dengan tindakan hukum, tidak mengandung eksploitasi sepihak. Karena untuk mendapatkan status halal, maka proses yang dijalankan tidak mengandung unsur-unsur keharaman di dalamnya. 2 Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, pemberian komisi penjualan termasuk dalam bab ji alah. Karena merupakan suatu akad yang memberikan barang yang diketahui dan disengaja dengan adanya imbalan pengganti berupa upah. Dalam ji alah ini, dibutuhkan dua pihak yaitu pihak yang wajib memberikan dan pihak lain yang menerima upah atau memberikan jasa dengan menyerahkan tenaganya untuk mengerjakan sesuatu. Dari akad itu timbullah hak dan kewajiban di antara keduanya. Menyangkut penentuan upah kerja, syariat Islam tidak memberikan ketentuan yang rinci secara tekstural, baik dalam ketentuan al-qur an maupun Sunnah Rasul. Yang ada kaitannya dengan penentuan upah kerja secara umum dalam al-qur an surat An-Nahl ayat 90: h.98 2 Arifin Hamid, Hukum Ekonomi Islam di Indonesia, (Jakarta: ghalia Indonesia, 2007)

66 إ ن انه و أ م س ب ان ع د ل و ان إ ح س ا ن و إ ت اء ذ ي ان ق س ب ى و ن ه ى ع ن ان ف ح ش اء و ان م ن ك س و ان ب غ ع ظ ك م ن ع ه ك م ت ر ك س و ن )ان حم: ) ۹ Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (Q.S. An-Nahl: 90). 3 Apabila ayat itu dikaitkan dengan ji alah maka dapat dikemukakan bahwa Allah memerintahkan kepada para pemberi upah (Ja il) untuk berlaku adil dengan memberiakn upah komisi sesuai dengan apa yang telah dijanjikan diawal pekerjaan dan pelaksana akad ( amil) berhak mendapatkan upah komisi atas pekerjaannya. Kata kerabat dalam ayat itu dapat diartikan amil, sebab amil tersebut sudah merupakan bagian dari pekerjaan, dan kalaulah bukan karena jerih payah amil tidak mungkin usaha Ja il dapat berhasil. Disebabkan amil mempunyai andil yang besar untuk kesuksesan usaha Ja il, maka berkewajibanlah Ja il untuk memenuhi janjinya dengan memberikan upah yang layak dan sesuai kepada amil. Dalam hal ini pemberian upah komisi harus ditetapkan jumlahnya secara jelas dalam akad. Walaupun masa pengerjaanya tidak di tetapkan, akan tetapi kadar yang harus diberikan harus ditetapkan. Hal ini sesuai dengan hadist berikut yang berbunyi: 221. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2005), h.

67 أ ح ب س ن ا م ح م د ق ال ا ن ب أ ن اح ب ا ن ق ال أ ن ب أ ن ا ع ب د اهلل ع ن ح م اد ب ن س ه م ت ع ن ى ن س ع ن ا ن ح س ن أ ن و ك س ه أ ن س ت أ ج س ان س ج م ح ت ى ع ه م و أ ج س ه )زواه اننسائ ) Artinya: Dari Muhammad di ceritakan kepada Hiban di ceritakan dari Abdullah dari Hammad bin Salamah dari yunus dari hasan : sesungguhnya Rasulullah membenci mengupah (pekerja) kecuali sudah jelas upah baginya. (H.R. An- Nasa i). Sistem pemberian komisi penjualan yang diberikan oleh perusahaan Sumber Rizky Furniture kepada Sales Promotion Boy (SPB) menggunakan akad Ji alah. Dalam akad tersebut, imbalan dapat diberikan kepada pihak kedua oleh pihak pertama atas jasa pihak kedua. Dalam hal ini SPB harus mencapai omset penjualan yang telah ditentukan. Dalam akad ji alah jenis pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan syara, yaitu tidak untuk kemaksiatan. Selain itu jenis pekerjaan harus halal, dan menjual barang Furniture merupakan jenis pekerjaan yang tidak haram. Kehalalan suatu benda yang dijadikan objek dalam proses atau kegiatan ekonomi diketahui melalui ayat Al-Qur an. Yakni objek atau kegiatan yang tidaktermasuk dalam kategori yang terlarang, misalnya usaha khamr (minuman keras), usaha maysir (usaha untung-untungan dan tidak ada kepastian). Ji alah ialah janji memberikan imbalan (komisi/hadiah) kepada pihak yang berhasil memenangkan (melaksanakan) suatu pekerjaan atau suatu prestasi tertentu. Jadi imbalan yang telah dijanjikan oleh pihak perusahaan kepada SPB harus dibayarkan sesuai kesepakatan sebelum pekerjaan dilaksanakan. Sebagaimana dalam al-qur an surat Al-Maidah ayat 1:

68 ا أ ه ا ان ر ن آم ن ىا أ و ف ىا ب ان ع ق ىد...)انمائدة: ) Atinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu...(qs. al- Maidah:1) 4 Konsep Ji alah mensyaratkan adanya kalimat atau lafaz yang menunjukan izin pekerjaan, yang merupakan syarat atau tuntunan dengan takaran tertentu. Bila seseorang mengerjakan perbuatan Oleh karena itulah diperlukan perhatian dari pihak manajemen untuk dapat mengetahui sistem penerapan insentif atau upah komisi yang tepat bagi karyawan agar karyawan merasa betul-betul termotivasi dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik sehingga dapat mendorong karyawan untuk berprestasi dilingkungan kerjanya. Mengenai masalah pengupahan dalam bab dua dijelaskan masalah sistem pengupahan yang ada dalam Islam adalah 1. Sistem Pengupahan dalam Pekerjaan Ibadah Upah dalam perbuatan ibadah atau ketaatan, seperti dalam shalat, puasa, haji, dan mengajar Al-Qur an. 2. Sistem Pengupahan dalam Pekerjaan yang Bersifat Material Dalam melakukan pekerjaan dan besarnya pengupahan seseorang itu ditentukan melalui standar kompetensi yang dimilikinya. Pada Sumber Rizky Furniture sistem pengupahan yang ada adalah pengupahan dalam pekerjaan yang bersifat material. Pengupahan yang diberikan berdasarkan jumlah penjualan yang dihasilkan oleh Sales Promotion Boy (SPB). 4 Depag RI. Op.Cit, h. 85.

69 Dalam kenyataan yang ada, sistem pengupahan dalam metode sistem komisi pada Sumber Rizky Furniture seperti yang dijelaskan pada pengupahan dalam pekerjaan yang bersifat material. Dengan demikian maka apabila pihak manajemen betul-betul memahami pentingnya pemberian insentif atau upah komisi kepada karyawan dalam rangka menunjang pemenuhan kebutuhan pokok hidup sehari-hari maka akan dapat tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara karyawan dan pihak manajemen (perusahaan), dalam hal ini adalah karyawan dapat bekerja dengan baik, tenang dan sungguh-sungguh sehingga diharapkan dapat mencapai prestasi kerja dimana dengan adanya prestasi kerja karyawan maka tujuan organisasi dapat tercapai pula. Imam Malik, Abu Hanifah, dan Syafi i pada garis besarnya sependapat bahwa di antara syarat-syarat pengupahan, hendaknya diketahui harga dan manfaatnya. 5 Dalam penjualan Furniture sistem pemberian komisi dan manfaat telah diketahui pada saat akad terjadi, dengan mengetahui resiko yang akan diperoleh sama halnya dengan mengetahui keuntungan dan manfaatnya. Mengenai hal yang membatalkan akad ji alah dalam aplikasi pemberian komisi penjualan kepada SPB, terdapat hal-hal yang dapat membatalkan akad dari transaksi tersebut, karena perusahaan tidak memberikan komisi Insentif atau tambahan saat SPB telah melebihi omset penjualan sesuai dengan janji yang telah diberikan oleh pihak perusahaan dan disepakari oleh kedua belah pihak. Hanya 5 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Jilid 1, (Jakarta: Akbar Media, 2013), h 211.

70 saja di dalam akad ji alah, tiap-tiap kedua belah pihak, boleh membatalkan atau menghentikan perjanjian sebelum bekerja dan dia tidak mendapat upah walaupun dia sudah bekerja. Tetapi kalau yang membatalkan dari pihak yang menjanjikan upah, maka yang bekerja berhak menuntut upah sebanyak pekerjaan yang sudah dikerjakan. Tujuan disyariatkannya ji alah adalah untuk memberikan keringanan kepada umat dalam pergaulan hidup, sehingga kedua belah pihak mendapat keuntungan. Dan dalam perjanjian pemberian komisi penjualan kepada SPB keuntungan dari penjualan Furniture juga telah diperoleh kedua belah pihak. Sehingga transaksi tersebut diperbolehkan. Hal ini akan menumbuhkan kemaslahatan diantara masyarakat. Hukum Islam telah memberikan petunjuk yang benar dan ketetapan yang adil, sehingga bisa memberikan jaminan bagi terwujudnya keadilan serta tercegahnya perselisihan yang mungkin terjadi antara kedua belah pihak, yaitu pekerja dan pengusaha. Islam mensyari atkan adanya ikatan perjanjian kerja dengan dasar saling mengikhlaskan antara kedua belah pihak yang terlibat, bukan karena unsur terpaksa. Keikhlasan itulah yang menjadi dasar dilaksanakannya suatu perjanjian, sehingga akan terwujud sikap saling tolong-menolong diantara keduanya. Upah merupakan hal penunjang keberhasilan suatu pekerjaan, sehingga seorang SPB yang seharusnya mendapat gaji atau upah yang layak sesuai dengan yang dijanjikan oleh pihak pengusaha, begitu juga sebaliknya. Pengusaha harus memberikan upah yang wajar sesuai penghasilan yang didapat dari para SPB

71 tersebut. Maka dari itu, menurut penulis untuk sistem pemberian komisi di Sumber Rizky Furniture tersebut tidak sesuai dengan tujuan hukum Islam dalam bermuamalah. Karena Islam sendiri sangat memperhatikan tentang kejelasan gaji atau upah dalam hal Ji alah ini.