PENTINGNYA FAKTOR KOMUNIKASI DALAM PROGRAM KARTU JAKARTA PINTAR (KJP) PADA SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DI KOTA ADMINISTRASI JAKARA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU JAKARTA PINTAR (KJP) PADA SEKOLAH DASAR NEGERI (SD) DI JAKARTA TIMUR WILAYAH II

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU JAKARTA PINTAR DI SMP NEGERI 144 JAKARTA. Oleh: Annisa Aghnia Rahim, Margaretha Suryaningsih

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL (PMU) DI KOTA SEMARANG. (Kajian Permendikbud No 80 Tahun 2013 Tentang PMU)

STUDI TENTANG INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN KLANDASAN ILIR KOTA BALIKPAPAN.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMP NEGERI 2 SEMARANG. Oleh: Ines Delaney Natasha, Aufarul Marom, Dewi Rostyaningsih

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) PADA JENJANG SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

Kata Kunci: evaluasi, pelayanan, administrasi, efektif, efisien

PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni

DAFTAR PUSTAKA. Ahira, Anne, Konsep Dan Implementasi Analisis Kebijakan Kesehatan,

DATA RESPONDEN KUESIONER PENILAIAN MANDIRI (Self Assesment) PEMERINGKATAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK 2015

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Universitas Mulawarman.

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 194 TAHUN 2012

KINERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN MERAUKE

WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR: 1265 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN LAYANAN ASPIRASI DAN PENGADUAN ONLINE RAKYAT

IMPLEMENTASI PERATURAN DISIPLIN PNS

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. implementasi kebijakan pengelolaan air limbah domestik di Kota Yogyakarta,

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Analisis Implementasi Program Kesehatan Ibu Dan Anak (Kia) Di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Manado Tahun 2014

BAB 6 PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Penelitian mengenai profesionalitas aparatur pemerintah Dinas

BAB I PENDAHULUAN. yang cakupannya lebih sempit. Pemerintahan Provinsi Jawa Barat adalah salah

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

IMPLEMENTASI PROGRAM KOTA LAYAK ANAK DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI KOTA BEKASI

perwakilan pusat di daerah, gubernur yang menunjuk SPKD provinsi sebagai pengelola dana dekonsentrasi sesuai bidangnya masingmasing.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan Sendang Kabupaten Tulungagung

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN DAN PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

PENGADUAN PELAYANAN SALAH SATU BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. maka Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2010 telah mencanangkan Program

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

A.4.1. Izin Pemanfaatan Langsung Panas Bumi Lintas Daerah Kabupaten/Kota Dalam Satu Daerah Provinsi NO KOMPONEN URAIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

GUBERNUR SULAWESI BARAT,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

DAFTAR PUSTAKA. Agustino, Leo. 2006, Politik & Kebijakan Publik, Bandung: AIPI Bandung

FUNGSI BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DALAM PRODUK KOSMETIKA DI KOTA SAMARINDA

Implementasi Kebijakan Program e-ktp di Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Oleh : Susi Stella Anggreni Frans

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Bantuan Sosial adalah bantuan berupa uang, barang,

Oleh : Nurul Fauziah, Kismartini

DAFTAR PUSTAKA. Addin, A Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. Bandung : Puri

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Jambi, Desember 2013 Penulis

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Oleh : Aji Tri Utomo, Aufarul Marom. Universitas Diponegoro

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Program yang dilaksanakan oleh Ditlantas Polda DIY dalam menekan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI OLEH DINAS PERHUBUNGAN KOTA SAMARINDA

BAB VI PENUTUP. 1. Evaluasi Implementasi Pasal 10 Peraturan Walikota Yogyakarta. Nomor 86 Tahun 2013 berdasarkan variabel Grindle.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Milla Anggraeni Rahayu Buwono 1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENILAIAN RISIKO INDONESIA TERHADAP TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 16 TAHUN 2013

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BERITA NEGARA. No.859, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pelayanan. Komunikasi Masyarakat. Rencana Aksi Nasional. HAM. Pedoman.

PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 89 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERENCANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2008

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI BOS TAHUN 2011 di SMP AL AZHAR 14, SMP 12 dan SMP 29 Kota SEMARANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik. Andalas OLEH : ETRIO FERNANDO

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA TEGAL

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 571/Menkes/Per/VII/

Oleh : Heru Budi Hartono Kepala BPKD Pemprov DKI Jakarta BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAYANAN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN SRAGEN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN BUPATI SUMEDANG NOMOR: 489/KEP.479-HUK/2017 TENTANG

Transkripsi:

PENTINGNYA FAKTOR KOMUNIKASI DALAM PROGRAM KARTU JAKARTA PINTAR (KJP) PADA SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DI KOTA ADMINISTRASI JAKARA TIMUR Yoani Mega Pertiwi, Tri Yuningsih Abstract Pada penilitian ini regulasi yang dijadikan pedoman yaitu Peraturan Gubernur No. 174 Tahun 2015 tentang Bantuan Biaya Personal Pendidikan Bagi Peserta Didik dari Keluarga Tidak Mampu Melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP). Fenomena yang menarik untuk diteliti berkaitan dengan faktor komunikasi dalam Program Kartu Jakarta Pintar yang selama ini belum optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang pentingnya faktor komunikasi dalam Program Kartu Jakarta Pintar Pada Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kota Administrasi Jakara Timur serta memberikan rekomendasi kepada implementor. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara sebagai data primer. Sedangkan data sekunder diperoleh dari kepustakaan, media elektronik, dan sumber lain yang dapat dijadikan sumber informasi. Masukan yang diberikan yaitu UPT P6O perlu memperbaiki kerjasama dengan pihak sekolah dengan mengadakan sosialisasi rutin secara berkala, menjalin kerjasama dengan pihak swasta, melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi dengan seluruh instansi atau SKPD terkait, pihak sekolah harus aktif mensosialisasikan tentang segala informasi KJP, membuat peraturan bahwa pembelian barang yang menggunakan dana KJP hanya bisa digunakan di koperasi sekolah agar mudah dalam mengontrol penggunaan dana, pihak sekolah perlu memperketat pengawasan dan bersikap tegas atas segala pelanggaran yang terjadi pada peserta didik penerima dana bantuan. Keywords: Pendidikan. Komunikasi, Program Kartu Jakarta Pintar, Bantuan Personal PENDAHULUAN UPT Pusat Perencanaan dan Pengendalian Pendanaan Pendidikan Personal dan Operasional (P6O) telah dibetuk terhitung sejak 2 January 2015 berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 133 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Perencanaan dan Pengendalian Pendanaan Pendidikan Personal dan Operasional. UPT P6O ini memiliki tugas untuk melaksanakan kegiatan pendanaan pendidikan di Provinsi DKI Jakarta baik yang bersifat personal maupun operasional yaitu BOS, BOP dan KJP, namun pada penilitian ini difokuskan pada program KJP yang dipayungi oleh Peraturan Gubernur Nomor 174 Tahun 2015 tentang Bantuan Biaya Personal Pendidikan Bagi Peserta Didik dari Keluarga Tidak Mampu melalui Kartu Jakarta Pintar. Fenomena yang menarik untuk diteliti adalah berkaitan dengan faktor 28

komunikasi pada pengimplementasian Program KJP yang selama ini dirasa belum maksimal. Gejala ini dapat dilihat dari banyaknya pengaduan yang masuk ke UPT P6O terkait dengan kesalahan yang terjadi dalam rangkaian proses pendataan, verifikasi, penginputan, penyaluran, pencairan dan pengawasan. Provinsi DKI Jakarta memiliki 5 Kota Administrasi dan 1 Kabupaten dimana pendaftar KJP terbanyak berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur khususnya pada Satuan Pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) Negeri. Hal ini tentunya menjadi faktor adanya gejala dan kecenderungan sosial yang terjadi di wilayah tersebut. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan yang muncul maka dibutuhkan beberapa rekomendasi yang mampu memperbaiki komunikasi dalam Program KJP ini sehingga tujuan kebijakan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Berangkat dari permasalahan yang ada di lapangan inilah yang mendasari penelitian dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang faktor komunikasi dalam Program Kartu Jakarta Pintar Pada Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kota Administrasi Jakara Timur Wilayah II serta memberikan rekomendasi kepada implementor. Administrasi berasal dari kata to administer yang diartikan sebagai to manage. Dalam arti sempit, administrasi merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan maksud menyediakan keterangan dan informasi secara sistematis serta untuk memudahkan memperolehnya kembali. Dalam arti luas, istilah administrasi berhubungan dengan kerjasama yang dilakukan manusia atau sekelompok orang hingga tercapai tujuan yang diinginkan. G. Kartasapoetra (dalam Sukidin dan Damai Darmadi, 2011) memberi pengertian administrasi sebagai satu alat yang dapat dipakai menjamin kelancaran dan keberesan bagi setiap manusia untuk melakukan hubungan, persetujuan, dan perjajian atau lain sebagainya antara sesama manusia dan/atau badan hukum yang dilakukan secara tertulis. Banyak definisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti dari kebijakan publik. Thomas Dye (dalam Said Zainal Abidin, 2012) menyebutkan kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Menurut William N. Dunn (dalam Syafiie, 2006) kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintahan, seperti pertahanan keamanan energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, kriminalitas, perkotaan dan 29

lain-lain. Lester dan Stewart (Kusumanegara, 2009;5). mengatakan, wilayah kajian kebijakan publik mencakup siklus atau tahap-tahap kebijakan yang mengharuskan adanya ekspanasi setelah melakukan deskripsi. Kebijakan publik selalu disusun dari sebuah permasalahan publik. Oleh karena itu, penentuan permasalahan yang tepat menjadi kunci keefektivan tujuan kebijakan publik tersebut. Mekanisme kebijakan publik meliputi perumusan kebijakan (formulasi), pelaksanaan kebijakan (implementasi) dan evaluasi kebijakan. Latar belakang diadakannya Program KJP ini karena banyaknya orang dari keluarga tidak mampu yang tidak bisa bersekolah dengan alasan biaya. Seperti yang diketahui mengenai adanya anggapan bahwa yang bisa bersekolah hanya orang yang mempunyai uang. Melihat fenomena tersebut maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat Program KJP ini dengan tujuan untuk mendukung terselenggaranya wajib belajar dua belas tahun, meningkatkan akses layanan pendidikan secara adil dan merata, menjamin kepastian mendapatkan layanan pendidikan, serta meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatis yang bertipe deskriptif. Penelitian ini berfokus pada faktor komunikasi dalam Program Kartu Jakarta Pintar, data primer diperoleh dari informan utama, yakni Kepala UPT P6O sebagai pengelola Program KJP, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Kepala Sekolah, Wali Kelas dan operator KJP pada SD Negeri di wilayah Jakarta Timur serta orang tua peserta didik penerima KJP pada SD Negeri di wilayah Jakarta Timur. Sedangkan data sekunder diperoleh dari kepustakaan, media elektronik, dan sumber lain yang dapat dijadikan sumber informasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Teknik penentuan informan adalah purposive untuk implementor dan accidental untuk orang tua peserta didik. Data disajikan dengan teknik naratif dan dianalisis dengan teknik taksonomi. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Program KJP berkaitan dengan bantuan biaya personal pendidikan bagi peserta didik dari keluarga tidak mampu yang dananya bersumber dari APBD Provinsi DKI Jakarta. Permasalahan utama yang dihadapi pada Program KJP ini adalah lambannya arus komunikasi, kurangnya sosialiasasi dan minimnya pengawasan dari pihak pelaksana kebijakan kepada 30

kelompok sasaran yang menimbulkan berbagai macam masalah seperti sejumlah penerima KJP tidak memenuhi semua kriteria yang ditentukan dalam petunjuk teknis, pro dan kontra pada sistem non tunai dana yang diberikan, tidak terinputnya data peserta didik ke dalam database, lambannya penyaluran dana serta penyalahgunaan dana yang dilakukan oleh kelompok sasaran. Komunikasi adalah salah faktor penting yang mempengaruhi implementasi sebuah program. Keberhasilan suatu program sangat dipengaruhi oleh aparat pelaksana kebijakan karena mereka harus menyampaikan informasi kepada pihak kelompok sasaran. Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikan pun harus tepat, akurat dan konsisten. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas, atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh pelaksana kebijakan atau kelompok sasaran, maka akan mengakibatkan kegagalan implementasi kebijakan. Hal yang sama juga terjadi pada penelitian ini yaitu pada aspek komunikasi yang belum berjalan secara optimal, sosialisasi atau informasi yang disampaikan dari pihak Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta kurang berjalan dengan baik karena pihak sekolah merasa mendapatkan informasi terlambat dan berakibat pada kurang maksimalnya pendataan dan penginputan data. Selain itu masalah lain adalah pihak sekolah sudah mengundang orang tua untuk menyampaikan terkait KJP namun responnya sangat pasif hal ini mengakibatkan kesalahpahaman yang sering terjadi pada pihak orang tua. Penyebaran informasi melalui website KJP menjadi bentuk komunikasi yang baik namun terbatas, masih ada sekolah yang mengalami keterlambatan karena tidak mengupdate setiap berita yang ada di website KJP tersebut. Padahal pihak UPT P6O sudah memperbaiki akses komunikasi dengan membuka kotak saran berbagai macam keluhan dan pengaduan terkait masalah KJP melalui website KJP, email, sms, maupun telpon. Namun masih banyak sekolah yang tidak mengetahui hal tersebut karena tidak ada pemberitauan atau sosialisasi langsung dari pihak UPT P6O ke pihak sekolah melainkan hanya melalui Kasie Kecamatan dan Sudin Pendidikan Wilayah. Sedangkan pehamaman manusia berbeda-beda maka dari itu sering terjadi kesalahan penyampaian informasi. Terkait dengan penyaluran dana tidak ada jadwal pasti kapan dana KJP itu turun, selain itu juga banyak orang tua peserta didik yang tidak mengetahui bahwa dana KJP sudah tidak dapat dicairkan lagi seperti sebelumnya. Tidak ada buku panduan khusus yang diberikan kepada orang tua mengenai mekanisme Program KJP. Ditemukannya penyalahgunaan dana yang dilakukan orang tua demi mendapatkan 31

keuntungan. Seperti contoh, orang tua membelanjakan barang dengan menggunakan dana KJP secara debit melalui ATM Bank DKI lalu kemudian dijual ke orang lain, hal ini jelas menyalahi peraturan yang ada. Agar Program KJP ini dapat berjalan optimal maka rekomendasi dari penelitian ini adalah diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk langkah/aksi ke depan terkait dengan perbaikan sistem Program KJP. Langkah aksi yang dapat ditempuh adalah: Pertama, UPT P6O perlu menjalin kerjasama yang baik dengan pihak sekolah khususnya, serta piha Kasi Pendidikan Kecamatan dan Kasudin Wilayah dengan mengadakan sosialisasi rutin secara berkala. Kedua, UPT P6O perlu juga menjalin kerjasama dengan pihak ketiga/swasta dalam rangka perbaikan komunikasi dalam implementasi program KJP. Ketiga, UPT P6O harus melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi dengan seluruh instansi atau SKPD terkait dalam rangka memperbaiki komunikasi dalam implementasi Program KJP. Keempat, pihak sekolah harus aktif memberikan informasi mengenai KJP ini baik melalui website ataupun surat pemberitahuan. Apabila informasi yang didapat belum dirasa cukup sebaiknya langsung tanyakan kepada UPT P6O. Kelima, terkait dengan penyalahgunaan dana karena sistem non-tunai lebih baik dibuat peraturan bahwa penggunaan dana KJP hanya bisa dipergunakan di koperasi sekolah agar supaya lebih mudah mengontrol penggunaan dan tersebut. Hal ini tentunya harus didukung dengan kelengkapan barang yang ada di koperasi sekolah juga. Keenam, pihak sekolah perlu memperketat pengawasan dan bersikap tegas atas segala pelanggaran yang terjadi pada peserta didik penerima dana bantuan di sekolahnya. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pentingnya faktor komunikasi dalam Program Kartu Jakarta Pintar Pada Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kota Administrasi Jakarta Timur, dimana belum maksimalnya dalam mencapai tujuannya, permasalahan yang ada pada faktor komunikasi di Program KJP ini yaitu lambannya arus komunikasi, kurangnya sosialiasasi dan minimnya pengawasan. Rekomendasi untuk Program KJP kedepannya adalah UPT P6O memperbaiki kerjasama langsung dengan pihak sekolah dengan mengadakan sosialisasi rutin secara berkala, menjalin kerjasama dengan pihak ketiga/swasta, melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi dengan seluruh instansi atau SKPD terkait, pihak sekolah harus aktif tentang segala informasi mengenai KJP, membuat peraturan bahwa pembelian barang 32

yang menggunakan dana KJP hanya bisa digunakan di koperasi sekolah agar mudah dalam mengontrol penggunaan dana, pihak sekolah perlu memperketat pengawasan dan bersikap tegas atas segala pelanggaran yang terjadi pada peserta didik penerima dana bantuan di sekolahnya. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Said Zainal. (2012). Kebijakan Publik. Jakarta: Salemba Humanika. Agustino, Leo. (2006). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta. Darmadi, D., Sukidin. (2011). Administrasi Publik. Yogyakarta: Laksbang PRESSindo. Dwijowijoto, Riant Nugroho (2003). Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Gramedia. Indiahono, Dwiyanto. (2009). Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gaya Media. Kusumanegara, Solahuddin. 2010. Model dan Aktor Dalam Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta. Gava Media. Pasolong, Harbani. (2007). Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Purwanto, E., Sulistyaningsih. (2012). Implementasi Kebijakan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Warsito, Utomo. (2006). Administrasi Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Winarno, Budi ( 2012). Kebijakan Publik : Teori, Proses, dan Studi Kasus. Yogyakarta: Caps. Sumber lain : Peraturan Gubernur No. 174 Tahun 2015 tentang Bantan Biaya Personal Pendidikan Bagi Peserta Didik dari Keluarga Tidak Mampu Melalui Kartu Jakarta Pintar 33