PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWAPADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI CAHAYA DI KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 10 MEDAN

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

Shinta Surya Lasmita dan Sondang R. Manurung

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN T.P 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Yosi Farah dan Ratna Tanjung Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Chemistry in Education

Fadhli dan Togi Tampubolon Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

THE EFFECT OF GUIDED INQUIRY MODEL TOWARD STUDENTS LEARNING OUTCOME IN BIOLOGY OF GRADE XI IPA AT SMA NEGERI 2 SUKOHARJO ACADEMIC YEAR 2013/2014

Rizki Andriani dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENERAPAN TEORI MOTIVASI KOMPETENSI MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki

Nora Hawari Daulay dan Usler Simarmata Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Unnes Physics Education Journal

Makmur Sirait dan Euodia Siaen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA. Fitria Silviana

Kata kunci: inkuiri terbimbing, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di kelas maupun dalam melakukan percobaan di. menunjang kegiatan pembelajaran.

PENGRUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIK GEOMETRI KELAS X SMA St.

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS TERPADU DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMAN 2 PROBOLINGGO

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA FISIKA SMP

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

Ajeng Utrifani dan Betty M. Turnip Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DESAIN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SERTA KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dan teori-teori sains semata, siswa kurang dilatih untuk melakukan

The Effects of Inquiry Training Learning Model Assisted Mind Map for Conceptual Knowledge and Science Process Skills

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

Nurlia 1 *, Mursalin 2 *, Citron S. Payu 3 **

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWAPADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA Rotua Veronika Marpaung dan Makmur Sirait Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan, Sumatera Utara rotuamarpaung93@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di SMA Negeri 1 Rantau Utara.Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester IIyang terdiri dari 7 kelas yang berjumlah 280 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 38 orang dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 38 orang. Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar untuk mengetahui hasil belajar siswa.teknik analisa data yang digunakan yaitu uji t setelah data berdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan model terbimbingterhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor. Kata Kunci :model terbimbing, hasil belajar fisika ABSTRACT This studyaimed todetermine the effectof guidedlearning modelinquiryon learning outcomesof studentsin the subject matterof Temperature andheat. This research is aquasi-experimentaldesign.populationin thestudy were allstudents of class Xthe second halfconsists of 7classestotaling280people. Sampling wasdone byclusterrandom samplingby takingtwoclasses ofclassx- 1 as the experimental classnumbering38andx-2 as the control classthatnumbered38 people. The instrumentused is theachievement testto determinestudent learning outcomes. Data analysis techniqueused isthe t testafterthe datawere normally distributedandhomogeneous. Based on thehypothesis testshowed thatthere wasa significant effectof useof guided inquirylearning modelto the learning outcomesof studentsin the subject matterof temperature andheat. Keywords :model guided inqury, learning outcomesphysics 145

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan agar siswa memperoleh pengetahuan, mengembangkan intelektual serta emosional secara optimal, sehingga siswa dapat mengimplementasikan dalam kehidupan.fungsi pendidikan adalah menyiapkan siswa agar dapat terjun ke masa yang akan datang. Strategi pelaksanan pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Pengajaran adalah bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interaksi dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan dan siswa untuk mengembangkan prilaku sesuai dengan tujuan pendidikan (Hamalik, 2010 : 53). Kenyataan pada saat ini bahwa pendidikan belum berjalan sesuai dengan harapan. Supardi, dkk (2010 : 72), mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia masih terbilang rendah dan belum berhasil optimal terlebih lagi untuk fisika, dimana yang menjadi masalah utama pendidikan di Indonesia adalah rendahnya hasil belajar siswa disekolah. Supardi dkk (2010 : 72), rendahnya hasil belajar fisika siswa disebabkan oleh banyak hal yaitu: laboratorium yang tidak memadai, siswa kurang aktif dalam proses dikelas atau dengan kata lain dikelas masih bersifat teacher centered. Arbaiah dkk (2013 : 2), rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh masih kurangnya minat siswa terhadap pelajaran fisika. Hal ini tidak terlepas dari metode yang digunakan guru saat proses berlangsung, dimana guru lebih sering menerapkan metode ceramah sehingga kurang optimal. Begitu juga lingkungan disekitar siswa apabila tidak baik maka akan berdampak pada proses dan hasil belajar. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMA Negeri 1 Rantau Utara dengan cara menyebarkan angket kepada 40 siswa kelas X diperoleh data bahwa sebanyak 30 siswa atau 75% tidak menyukai pelajaran fisika. Alasan mereka tidak menyukai pelajaran fisika dikarenakan pelajaran fisika yang membosankan dan sulit. Berdasarkan angket juga diperoleh bahwa sebanyak 25 siswa atau 62,5% siswa tidak mengulangi materi fisika diluar jam pelajaran. Kemudian ada sebanyak 38 siswa atau 95% siswa yang tidak menyukai cara mengajar guru dikelas dikarenakan guru lebih sering mengunakan metode ceramah, penugasan dan jarang dilakukan praktikum.begitu juga dengan hasil belajar yang masih rendah. Hal ini dikarenakan proses lebih menekankan pada ingatan dan pemahaman materi, kurang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Rendahnya hasil belajar fisika didukung dari hasil wawancara denganibu Malider Damanik salah seorang guru fisika di SMA Negeri 1 Rantau Utara, 146

diketahui bahwa nilai rata-rata ujian fisika siswa kelas X masih rendah jika dilihat dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Pada T.P. 2014/2015 nilai rata-rata ulangan harian siswa adalah 42,5. Data ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian fisika kelas X SMA Negeri 1 Rantau Utara tersebut masih tergolong rendah.menurut Beliau dikelas hanya menerapkan metode ceramah, penugasan dan kadang-kadang dilakukan praktikum. Alasan guru jarang melakukan praktikum supaya materi dapat terselesaikan tepat pada waktunya, karena apabila dilaksanakan praktikum akan membuat waktu tidak efektif sehingga materi tidak selesai. Salah satu alternatif model yang sesuai diterapkan adalah model terbimbing.dewi dkk (2013 : 3) model terbimbing yaitu guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi dengan cara disusun secara sistematis sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara efektif dan efesien.menurut Kuhlthau dkk (2007 : 5) terbimbing merupakan menjadi jalan dalam mempersiapkan anak-anak usia sekolah dalam abad 21. Siswa mendapatkan kompetensi dalam melalui penyelidikan yang di bimbing oleh pengajar pada setiap anggota kelompok.andriani dkk (2011 : 133) terbimbing yaitu suatu model yang dalam pelaksanaan proses berlangsung guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Pada saat proses berlangsung guru tidak melepas begitu saja kegiatankegiatan yang dilakukan oleh siswa dan memberikan pengarahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di SMA Negeri 1 Rantau Utara. METODE PENELITIAN Penelitian ini diadakan di SMA Negeri 1 Rantau Utara Jalan Mahoni Rantauprapatdan waktu pelaksanaannya pada Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester II. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Rantau Utara yang berjumlah 7 kelas dimana jumlah siswa di SMA Negeri 1 Rantau Utara seluruhnya 280 siswa. Pada penelitian ini sampel terdiri dari dua kelas yang dipilih dengan teknik cluster random samplingyaitu kelas X1 sebagai kelas eksperimen yang menerapkan model terbimbingdan kelas X2 sebagai kelas kontrol dengan menerapkan model konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes 147

hasil belajar sebanyak 20 soal Y2 : Postes diberikan setelah pilihan berganda dengan 5 option perlakuan pada kelas sebelum divalidasi. Setelah eksperimen dan kelas kontrol. divalidasi tes hasil belajar menjadi 15 soal yang akan diberikan pada Penelitian ini diawali dengan memberikan pretes kepada kedua pretes dan postes. kelas yang bertujuan untuk Uji validitas yang digunakan mengetahui kemampuan awal dalam penelitian ini yaitu validitas isi dan validitas ramalan. siswa.dalam hal ini kemampuan awal siswa dapat diketahui dengan Jenis penelitian yang melakukan uji t dua pihak dengan digunakan dalam penelitian ini syarat data harus berdistribusi adalah quasi eksperiment.desain normal dan homogen. Selanjutnya penelitian yang digunakan yaitu kedua kelas diberi perlakuan yang nonequivalent control group berbeda yaitu pada kelas design.seperti yang terlihat pada eksperimen diberi perlakuan tabel 1 berikut ini. dengan menggunakan model Tabel 1.Nonequivalent Control Group Design. Kelas Tes awal (Y1) Perlakuan (X) Tes Akhir (Y2) Eksperimen Y1 X1 Y2 Kontrol Y1 X2 Y2 Keterangan : X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor. X2 : Pembelajaran dengan menggunakan model konvensional pada materi pokok suhu dan kalor Y1 : Pretes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan. Tes yang diberikan berupa tes hasil belajar pada materi pokok suhu dan kalor. terbimbingsedangkan kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan model konvensional. Setelah diberi perlakuan terhadap kedua kelas maka dilakukan postes yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan model terbimbingterhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dengan cara melakukan uji t satu pihak. Dimana syarat uji t satu pihak data postes tersebut harus berdistribusi normal dan homogen. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes siswa pada kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan adalah 35,44, sedangkan dikelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes adalah 33,86. 148

Frekuensi kelas Eksperimen Kelas Kontrol 15 12 10 6 5 5 0 10 8 8 7 6 5 5 2 2 13-20 21-28 29-36 37-44 45-52 53-60 Interval Nilaii Pretes Gambar 1. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dari gambardiatas dapat dilihat bahwa nilaii pretes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda. Hal ini diketahui bahwa kemampuan awal pada kedua kelas sama. Selanjutnya kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda yaitu pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model terbimbing sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan model konvensional. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, selanjutnya kedua kelas tersebut diberikan postes dengan soal yang sama dengan pretes diperoleh hasil kelas eksperimen nilai rata-rata postes adalah 72,63 sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata postes adalah 63,16. kelas Eksperimen Kelas Kontrol 15 13 Frekuensi 10 5 0 10 10 8 8 6 6 6 6 3 0 0 45-52 53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 Interval Nilai Postes Gambar 2. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dari gambardiatas diketahui bahwa siswa di kelas eksperimen nilai nya lebih tinggi dibandingkan di kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian menunjukkann bahwaada pengaruh yang signifikan penggunaan model terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Rantau Utara T.P 2014/2015. Hal ini didukung oleh pernyataandeta dkk (2013 : 29) bahwa fisika dengan secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan yang biasa dipakai. Pembelajaran terbimbing memiliki ciri yaitu guru hanya memberikan permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitiann untuk memperoleh jawaban. Menurut Zahara (2011 : 3) Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Inkuiri tidak 149

hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan. Menurut Abdi (2014 : 38) Penyelidikan terstruktur guru memberikan masukan untuk siswa dengan masalah untuk menyelidiki bersama dengan prosedur dan bahan. Jenis inquiry adalah digunakan untuk mengajarkan konsep tertentu, fakta atau keterampilan dan memimpin cara untuk membuka penyelidikan di mana siswa merumuskan sendiri masalah untuk menyelidiki.menurut Suwondo dan Sri Wulandari (2013 : 216) Metode inquiry mampu menumbuhkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada siswa, memungkinkan mereka untuk belajar sendiri bahkan selama kuliah. Ini akan menghasilkan kreativitas mereka dalam memecahkan masalah.kuhlthau dkk (2007 : 5) terbimbing merupakan jalan dalam mempersiapkan anak-anak usia sekolah dalam abad 21. Siswa mendapatkan kompetensi dalam melalui penyelidikan yang dibimbing pengajar dalam setiap kelompok. Awal dari tahap ini peneliti memberikan penjelasan kepada siswa tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi maupun tujuan yang berhubungan dengan proses serta memotivasi siswa agar lebih aktif dalam belajar. Sulit bagi siswa untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik apabila belum mengetahui jelas tentang apa dan mengapa melakukan suatu kegiatan atau apabila tuntutan keberhasilan belum diberitahukan secara terbuka. Pada saat menyajikan pelajaran, peneliti memberikan pertanyaan dan siswa tertarik untuk segera mencari jawaban dari permasalahan tersebut untuk mengetahui kemampuan dasar dan melatih siswa mengajukan beberapa pertanyaan untuk pengumpulan data. Setelah itu peneliti mengarahkan siswa untuk bekerja secara kelompok, dengan membagikan kelompok yang terdiri dari 5-6 orang dan berjumlah sebanyak 6 kelompok. Kemudian peneliti membagikan LKS dan membagikan seperangkat alat percobaan untuk masing-masing kelompok. Peneliti terlebih dahulu menjelaskan percobaan sebelum siswa melakukan kegiatan tersebut agar siswa lebih paham mengerjakan LKS. Nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen tergolong dalam kategori tuntas sebab belum melewati batas KKM yaitu 70.Hasil belajar yang diperoleh dengan 24 siswa yang lulus diatas KKM dari 38 siswa dengan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen adalah 72,63 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 63,16 dengan data 9 siswa yang lulus diatas KKM. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan 150

olehdaulay (2014 : 58), diperoleh perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas kontrol yang menggunakan model konvensional dengan kelas eksperimen yang menggunakan model terbimbing menyatakan bahwa siswa lebih aktif dengan menggunakan model terbimbing dari pada dengan menggunakan model konvensional. Pada kelas eksperimen yang menggunakan model terbimbing dapat menguntungkan karena memberi peluang yang sama kepada semua siswa, baik siswa yang memiliki kemampuan rendah, sedang maupun tinggi untuk berhasil. Berdasarkan penelitian ini, penggunaan model terbimbingdapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu masih terdapat beberapa kendala dalam melaksanakan penelitian, yaitu pada fase ketiga dan keempat dimana pada fase ketiga dan keempat siswa melakukan eksperimen dan merumuskan penjelasan, dimana pada fase tersebut siswa kurang aktif dalam berdiskusi kelompok dan lebih banyak siswa duduk diam dan menunggu hasil yang diperoleh oleh temannya daripada bergabung membantu temannya untuk memperoleh data tersebut, hal ini dikarenakan kebiasaan siswa yang belum terbiasa dalam bekerjasama dalam belajar dan menemukan sendiri jawaban dari sebuah permasalahan. Model ini akan lebih baik apabila siswa terlibat aktif selama proses belajar melalui kerja kelompok dan memiliki rasa ingin tahu. Hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan alat ukur berupa tes tertulis dalam bentuk pilihan berganda. Harapan yang terkandung dalam model ini belum semuanya tercapai dengan hasil yang sangat baik, adapun faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi adalah masih ada siswa yang kurang aktif dan kurang tertarik dikarenakan belum terbiasa belajar dengan mengunakan model terbimbing, sehingga butuh penyesuaian dengan siswa saat proses berlangsung dan pembagian siswa dalam kelompok sebaiknya berjumlah 2-3 orang tiap kelompok, dengan demikian siswa dapat bekerjasama dengan lebih efektif. Oleh sebab itu hendaknya dalam proses sebaiknya siswa diajarkan dengan model yang lebih variatif supaya siswa mampu memahami materi pelajaranpelajaran fisika secara efektif dan efisien. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan model terbimbing 151

terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Rantau Utara T.P 2014/2015. Dimana diperoleh nilai postes dikelas eksperimen yaitu 72,63dan dikelas kontrol yaitu 63,16. Saran Berdasarkan kendala yang dialami peneliti selama melakukan penelitian, peneliti mengajukan saran yaitu untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat membagi siswa dalam kelompok lebih baik 2-3 orang dalam satu kelompok dan lebih mengoptimalkan pengelolaan kelas khususnya pada saat diskusi agar belajar mengajar menjadi efektif Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Fisika Kelas XII Pada Ujian Nasional SMA N Pekanbaru, Jurnal: 1-9. Daulay, L., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I SMP Negeri 13 Medan T.A 2013/2014., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. Deta, U.A.,Suparmi, Widha, S., (2013), Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Dan Proyek, Kreativitas, Serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia9: 28-34. DAFTAR PUSTAKA Abdi, A., (2014), The Effect of Inquiry based Learning Method on Students Academic Dewi, N.L., Dantes, N., dan Sadia, Achievement in Science I.W., (2013), Pengaruh Model Course, Universal Journal of Pembelajaran Inkuiri Educational Research2: 37-41 Terbimbing Terhadap Sikap Andriani, N., Husaini, I., dan Ilmiah dan Hasil Belajar IPA, Nurliyah, L., (2011), Jurnal Pendidikan Dasar 3: 1- Efektifitas Penerapan 10. Pembelajaran Inkuiri Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Terbimbing (guided inquiry) Pada Mata Pelajaran Fisika Mengajar, Jakarta. Bumi Aksara, Pokok Bahasan Cahaya Di Kuhlthau, C.C., Maniotes, L.K., dan Kelas VIII SMP Negeri 2 Caspari, A.N., (2007), Guided Muara Padang, Prosiding Inquiry, Libraries Unlimited, Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains: 133-137. London. Supardi, U.S., Leonard, Suhendri, H., dan Rismurdiyati., (2010), Arbaidah, Zulhelmi, dan Nor, M., Pengaruh Media (2013), Analisis Penyebab Pembelajaran dan Minat Ketidak Tuntasan Hasil Belajar terhadap Hasil Belajar 152

Fisika, Jurnal Formatif2: 71-81. Suwondo, dan Wulandari,S., (2013), Inquiry-Based Active Learning The Enhancement Of Attitude and Understanding of the Concept of Experimental Design in Biostatics Course,Journal Canadian Center of Science and Education9: 212-219. Zahara, L., (2011), Pener apan Pembelajaran Kontekstual Model Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa, Jurnal Educatio 6: 1-22. 153