PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

TINJAUAN YURIDIS TENTANG IKUT SERTANYA PIHAK KETIGA ATAS INISIATIF SENDIRI DENGAN MEMBELA TERGUGAT (VOEGING) DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PUTUSAN TERHADAP PERKARA WARISAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Hakim merupakan pelaku inti yang secara fungsional melaksanakan. kekuasaan kehakiman. Hakim harus memahami ruang lingkup tugas dan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selaku anggota masyarakat, selama masih hidup dan

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN SITA JAMINAN ATAS BENDA BERGERAK PADA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga munculah sengketa antar para pihak yang sering disebut dengan

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pihak lainnya atau memaksa pihak lain itu melaksanakan kewajibannya. dibentuklah norma-norma hukum tertentu yang bertujuan menjaga

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan hukum perdata itu dibagi menjadi dua macam yaitu hukum perdata

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pemeriksaan perkara dalam persidangan dilakukan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan setiap kelahiran anak yang dilakukan oleh pemerintah berasas non

PELAKSANAAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara. aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG.

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN DAPAT DITERIMANYA CONSERVATOIR BESLAG SEBAGAI PELAKSANAAN EKSEKUSI RIIL ATAS SENGKETA TANAH

SKRIPSI PROSES BERPERKARA PERDATA SECARA PRODEO DALAM PRAKTEK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI PURWODADI )

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA MELALUI PERDAMAIAN MEDIASI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jual-Beli dalam perkara perdata diatur di Buku ke III Kitab Undangundang

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGAKUAN TERGUGAT SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

Oleh Ariwisdha Nita Sahara NIM : E BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. dilihat atau diketahui saja, melainkan hukum dilaksanakan atau ditaati. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. diantara mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki. kepentingannya, haknya, maupun kewajibannya.

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

Skripsi TANGGUNGJAWAB HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BENI DHARYANTO C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah bahkan bukan hanya dalam. merupakan salah satu modal pembangunan yang mempunyai nilai strategis

: FUNGSI AKTA OTENTIK DALAM PERJANJIAN JUAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DIHADAPAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) (StudiKasus di Kantor PPAT Farida Ariyanti, SH) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

EVITAWATI KUSUMANINGTYAS C

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari seringkali terjadi gesekan-gesekan yang timbul diantara. antara mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

: KAJIAN YURIDIS PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAAD HAKIM DALAM PERKARA NO.

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kelihatan megah dan bersih sehingga konsumen (pembeli ) berkeinginan. untuk mengunjunginya dan belanja.

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Transkripsi:

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: WIWIN NOVA RINA C.100.060.055 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia membutuhkan manusia lain di dalam pemenuhan kebutuhannya maka dalam memenuhi kebutuhan tersebut manusia dituntut untuk berinteraksi dan mengikatkan diri dengan sesamanya. sehingga di dalam hal ini manusia tidak bisa lepas dari suatu perjanjian yang mana dalam perjanjian melibatkan lebih dari satu orang. Dimana kita mengenal salah satu perjanjian itu adalah perjanjian jual beli. Jual beli merupakan salah satu jenis perjanjian yang banyak digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian jual beli dapat dilihat dalam pasal 1457 KUHPerdata yang berbunyi : Jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Dari ketentuan diatas, ada beberapa unsur yang dipenuhi dalam jual beli, yaitu : 1. Kata sepakat antara pihak penjual dan pihak pembeli 2. Kemampuan atau kecakapan baik penjual maupun pembeli untuk mengikatkan diri 3. Suatu hal tertentu atau obyek tertentu 4. Suatu sebab yang halal Pengertian jual beli tanah menurut Soetomo,SH adalah: 1

Suatu pemindahan hak tanah untuk mengalihkan hak atas tanah kepada pihak lain. 1 Di dalam pasal 1458 KUH Perdata menyatakan bahwa : Jual beli itu dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak, seketika setelah orang-orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan tersebut dan harganya, meskipun benda itu belum diserahkan maupun harganya belum dibayar. Dengan demikian,karena kedua-duanya telah saling bersepakat untuk saling mengikatkan diri yang satu terhadap yang lain untuk memberikan suatu prestasi tertentu. Maka diantara mereka ada perikatan, dimana pada pihak yang satu ada hak dan pada pihak yang lain ada kewajiban. Dimana hak dan kewajiban itu mempunyai nilai ekonomis. 2 Pada dasarnya perjanjian jual beli belum memindahkan hak milik atas barang. Yang memindahkan hak milik ini adalah suatu perbuatan hukum yang dinamakan penyerahan. Adapun penyerahan ini berbeda-beda menurut macam barang yang diserahkan misalnya tanah, barang bergerak, ataupun piutang. Disini jelas bahwa pembayaran merupakan sarana yang penting untuk membantu melancarkan peralihan hak milik atas tanah yang akan dijual. 3 Dalam hal yang berhubungan dengan jual beli tanah sering kali menimbulkan potensi sengketa yang berkepanjangan, walaupun dalam jual beli tanah tersebut sudah dilaksanakan secara benar yaitu pihak pembeli membayar 1 Soetomo, Pedoman Jual Beli Tanah dan Sertifikat, Universitas Brawijaya Malang,1981, hal. 17. 2 J. Satrio, Hukum Perikatan. Bandung : Alumni,1992 3 Subekti, Aspek Aspek Hukum Perikatan Nasional. Bandung : PT Citra Aditya Bakti,1992

sejumlah uang sedangkan pihak penjual menyerahkan tanah sehingga telah terjadi peralihan hak milik tersebut secara sah, selain itu para pihak juga menggunakan bukti tertulis dalam melakukan jual beli dengan maksud bahwa bukti-bukti tersebut dapat digunakan dikemudian hari apabila terjadi perselisihan ataupun persengketaan para pihak. Akan tetapi dalam kasus jual beli tanah masih banyak dijumpai perselisihan antara para pihak. Karena tanpa disadari para pihak yang melakukan jual beli tanah khususnya pihak pembeli tanah tidak bisa menguasai dan mempergunakan tanahnya secara leluasa, misalnya pihak pembeli tidak bisa melakukan balik nama atas tanah tersebut dikarenakan kurangnya cukup bukti yang kuat untuk melakukan balik nama atas tanah miliknya,bisa juga tanpa disadari pihak pembeli tidak menyadari bahwa tanah yang dia beli adalah tanah sengketa. Di sini para pihak biasanya menggunakan akta di bawah tangan yaitu akta yang ditanda tangani para pihak yang melakukan jual beli tidak dilakukan dihadapan pejabat yang berwenang. padahal sebenarnya dalam meyelesaiakan jual beli atas tanah dan pemenuhan hak atas tanah harus dilaksanakan dihadapan pejabat yang berwenang untuk mendapatkan akta otentik, yaitu akta yang dibuat dihadapan pejabat yang berwenang. Oleh karena dalam perjanjian jual beli hak atas tanah dengan memakai akta di bawah tangan sering menimbulkan perkara yang pada akhirnya perkara tersebut sampai ke Pengadilan Negeri. Dimana suatu sistem yang dianut di Indonesia, bahwa dalam suatu sidang dipengadilan haruslah dipimpin oleh seorang hakim. Dimana tugas pokok hakim adalah menerima, memeriksa, dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya. Hakim menerima perkara, sikapnya adalah pasif atau

menunggu perkara yang diajukan kepadanya dan tidak aktif mencari atau mengejar perkara, kemudian hakim meneliti perkara dan akhirnya mengadili yang berarti memberi kepada pihak yang berkepentingan hak atau hukumnya. Sebelum menjatuhkan putusannya hakim harus memperhatikan serta mengusahakan jangan sampai putusan yang akan dijatuhkan nanti memungkinkan perkara baru. Tugas hakim tidak berhenti dengan menjatuhkan putusan saja, akan tetapi juga menyelesaikan sampai pada pelaksanaanya. Dalam perkara perdata hakim harus membantu para pencari keadilan dan berusaha sekeras-kerasnya mengatasi segala hambatan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat dan beaya ringan. Selain itu pada hakekatnya seorang hakim diharapkan memberikan pertimbangan tentang benar tidaknya suatu peristiwa atau fakta yang diajukan kepadanya dan kemudian memberikan atau menentukan hukumya, Secara konkritnya dalam mengadili suatu perkara hakim harus melakukan tiga tindakan secara bertahap, yaitu hakim haruslah mengkonstatir benar tidaknya peristiwa yang diajukan itu. Mengkostatir berarti melihat, mengakui atau membenarkan telah terjadinya peristiwa yang diajukan tersebut. Akan tetapi untuk sampai pada konstatering demikian itu ia harus mempunyai kepastian, hakim harus pasti akan kebenaran peristiwa yang dikonstatirnya, sehingga konstateringaya tidak sekedar dugaan atau kesimpulan yang dangkal saja tentang kebenaran peristiwa yang bersangkutan dengan menggunakan sarana-sarana atau alat-alat untuk memastikan dirinya tentang kebenaran peristiwa yang bersangkutan. Disini hakim harus melakukan pembuktian dengan alat-alat tersebut untuk mendapatkan kepastian tentang peristiwa yang diajukan kepadanya. Jadi mengkonstatir peristiwa berarti

sekaligus juga membuktikan atau menganggap telah terbuktinya peristiwa yang bersangkutan, maka diakui sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi. Setelah hakim berhasil mengkonstatir peristiwanya, tindakan yang harus dilakukannya kemudian ialah mengkwalifisir peristiwanya itu. Mengkwalisir berarti menilai peristiwa yang telah dianggap benar-benar terjadi itu termasuk hubungan hukum apa atau yang mana, dengan perkataan lain adalah menemukan hukumya bagi peristiwa yang telah dikonstatir. Dalam menemukan hukumnya hakim sering melakukan penerapan hukum terhadap peristiwanya. Kemudian setelah mengkonstatir dan mengkwalisir peristiwa hakim harus menetapkan hukumnya kepada pihak yang bersangkutan, memberi keadilan. Disini hakim mengambil kesimpulan dari adanya (peraturan) hukum dan peristiwanya. 4 Dengan demikian, hakim mempunyai peranan yang penting untuk menemukan dan bertindak secara tepat dalam pengambilan keputusan atas kebenaran suatu peristiwa yang dihadapkan kepadanya. Khususnya hakim berperan penuh dalam upaya menyelesaikan sengketa dan menentukan hukum dari peristiwa yang akan diselesaikannya. Hal inilah yang menjadi dorongan bagi penulis untuk mengambil dan menjadikannya penulisan skripsi dengan judul PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI). 4 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty,1997 hal.108.

B. Perumusan Masalah Atas dasar uraian tersebut diatas, maka dapat dikemukakan pemasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan pembuktian perkara jual beli hak milik atas tanah yang menggunakan akta di bawah tangan? 2. Bagaimana hakim dalam menentukan putusan terhadap perkara jual beli hak atas tanah yang terbukti memakai akta di bawah tangan? 3. Bagaimana kekuatan pembuktian akta di bawah tangan pada kasus jual beli hak milik atas tanah di Pengadilan Negeri Boyolali? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kekuatan pembuktian akta di bawah tangan kasus jual beli tanah yamg menggunakan akta di bawah tangan (Studi kasus di Pengadilan Negeri Boyolali). 2. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menentukan perkara jual beli yang mempergunakan akta di bawah tangan. 3. Untuk mengetahui hakim dalam menentukan putusan terhadap jual beli hak milik atas tanah yang memakai akta di bawah tangan.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Untuk memenuhi syarat akademis guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang ilmu hukum. b. Untuk menambah wawasan dalam memperluas pemahaman akan arti pentingnya ilmu hukum dalam teori dan praktek, khususnya dalam hukum acara perdata. 2. Bagi Masyarakat Dari hasil skripsi ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan pembaca atau masyarakat serta dapat membantu memecahkan masalah yang mungkin sedang dihadapi oleh pihak-pihak terutama yang menyangkut penyelesaian perkara perdata, khususnya yang menyangkut jual beli atas tanah yang memakai akta di bawah tangan. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Dengan penulisan skripsi ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan hukum khususnya hukum acara perdata mengenai kekuatan pembuktian akta di bawah tangan E. Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode sistematika dan kerangka pemikiran tertentu yang bertujuan untuk

mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan menganalisisnya. Dalam melakukan penelitian hukum seyogyanya selalu mengikatkan dengan makna yang mungkin dapat diberikan kepada hukum. 5 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif sosiologis, Karena dalam penelitian ini yang dicari adalah aspek-aspek hukum, Sehingga dapat diketahui legalitas perkara jual beli tanah. 2. Jenis Penelitian Ditinjau dari jenis penelitian yang penulis lakukan termasuk dalam jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang keadaan subyek dan / atau penelitian sebagaimana adanya. 6 Dengan menggunakan jenis penelitian ini, penulis ingin memberikan gambaran secara sistematis dan menyeluruh mengenai pelaksanaan pemeriksaan perkara jual beli atas tanah yang memakai akta di bawah tangan. 3. Sumber Data Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sebagai berikut : a. Penelitian Kepustakaan 5 Dimyati Kudzaifah & Wardiono kelik, Metode Penelitian Hukum.Surakarta:Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2004, hal. 3. 6 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Pres, 1986, hal. 12.

Penelitian kepustakaan ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder, yaitu untuk memecahkan masalah yang timbul dengan bahan-bahan sebagai berikut : 1). Bahan Hukum Primer - Bahan yang digunakan untuk mencari data sekunder - HIR / Rbg - KUH Perdata - Yurisprudensi 2). Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan yang diperoleh dari data literature, data yang dipublikasikan, dan peraturan perundang-undangan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Dengan sumber datadata diatas diharapkan dapat menunjang serta melengkapi datadata yang diperlukan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini. 3). Bahan Hukum Tersier Bahan yang mendasari bahan hukum primer dan bahan hukum Bahan hukum sekunder. Misalnya: Kamus Hukum b. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan ini digunakan untuk mendapatkan data primer, yaitu dengan mempelajari secara langsung data-data yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. 1). Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul yang penulis ajukan, maka untuk memperoleh data yang berkaitan dengan skripsi ini penulis mengambil lokasi penelitian di Pengadilan Negeri Boyolali. 2). Subyek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah hakim yang pernah menangani perkara jual beli tanah yang memakai akta di bawah tangan 4. Metode PengumpulanData Untuk mengumpulkan data yang digunakan di atas, maka penulis akan menggunakan data sebagai berikut : a. Studi Kepustakaan Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku kepustakaan untuk memperoleh bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengutip dari buku-buku dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. b. Studi Lapangan 1). Observasi Yaitu metode pengumpulan data dengan pengecekan berkasberkas perkara yang ada hubungan dengan punulisan skripsi yang berada di Pengadilan Negeri Boyolali.

2). Wawancara Yaitu metode pengumpulan data dengan bertanya secara langsung kepada informan atau pihak yang berkompeten dalam suatu permasalahan. 7 Dalam hal wawancara ini dilakukan penyusunan daftar pertanyaan terlebih dahulu, kemudian dilakukan Tanya jawab langsung dengan Hakim guna memperoleh informasi tentang obyek yang diteliti. 3). Pengambilan sample Teknik yang digunakan adalah kuota sampling karena unsurunsur yang ditanyakan kepada informan tidak semua unsur yang ada, hanya yang diingkan dan dibutuhkan saja. 5. Analisis Data Metode analisis data yang digunakan oleh penulis yang sesuai dengan penelitian diskriptif adalah menggunakan metode pendekatan kualitatif, yaitu analisis data yang mengungkapkan dan mengambil kebenaran yang diperoleh dari kepustakaan yang meliputi peraturanperaturan, yurisprudensi, literatur yang berhubungan dengan proses pemeriksaan, yang dipadukan dengan pendapat responden di lapangan. Dianalisis secara kualitatif dan dicari pemecahannya yang kemudian dapat ditarik kesimpulan yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada. 7 Sugianto, dkk, Tehnik Sampling, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001. Hal 17

F. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh isi dari penulisan skripsi ini dan memudahkan pembaca untuk mengetahui isi yang terkandung dalam skripsi ini, maka sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari empat bab yang disusun secara sistematis dimana setiap bab saling berkaitan sehingga merupakan suatu rangkaian yang berkesinambungan. Sistematika penulisannya dibuat sebagai berikut : BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Penulisan Skripsi BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Jual Beli Hak Atas Tanah 1. Pengertian jual beli hak atas tanah 2. Pihak-pihak dalam jual beli hak atas tanah 3. Perjanjian antara penjual dan pembeli 4. Hubungan antara penjual dan pembeli 5. Hak dan kewajiban antara penjual dan pembeli 6. Tanggung jawab yang timbul dalam perjanjian jual beli hak atas tanah

B. Tinjauan Tentang Proses Pemeriksaan 1. Penyusunan Gugatan 2. Pengajuan Gugatan 3. Pemanggilan Para Pihak 4. Pemeriksaan 5. Pembuktian 6. Putusan BAB 3 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pertimbangan hakim dalam menentukan pembuktian perkara jual beli hak milik atas tanah yang menggunakan akta di bawah tangan (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Boyolali). 2. Pertimbangan hakim dalam menentukan putusan terhadap perkara jual beli hak atas tanah yang terbukti memakai akta di bawah tangan ( Studi Kasus di Pengadilan Negeri Boyolali. ). 3. Bagaimana kekuatan pembuktian akta di bawah tangan pada kasus jual beli hak milik atas tanah (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Boyolali). BAB 4 : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran