BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
dalam menghadapi perubahan lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tiga laporan utama, (1) Neraca, (2) Laporan laba rugi, dan (3) Laporan arus kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditor,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. negara tentunya memerlukan dana, salah satu altenatif yang dapat digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi di era globalisasi saat ini tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui pasar modal. Pasar modal adalah sarana yang. masyarakat dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dasar yaitu analisis fundalmental dan analisis teknikal.

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Persaingan perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

Transkripsi:

8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal dan Go Public 1. Pengertian Pasar Modal dan Go Public Pasar modal merupakan suatu lembaga yang bergerak disektor keuangan yang melengkapi dua lembaga keuangan lainnya, yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi dana, baik dalam negri maupun dari luar negri. Kehadiran pasarmodal memperbanyak pilihan sumber dana bagi perusahaan. Sementara bagi investor pasar dapat dijadikan tempat penginvestasian dananya. Kehadiran pasar modal akan menambah pilihan investasi, sehingga kesempatan untuk mengoptimalkan fungsi utilitas masing-masing investor semakin besar. Menurut Sunariyah (2011: 4), pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pasar modal merupakan tempat yang digunakan untuk melaksanakan penyelenggaraan perdagangan surat-surat berharga. Dalam pasar modal terdapat dua kelompok, yaitu perusahaan yang menawarkan saham dan surat berhargalainnya kepada masyarakat, serta adanya pemodal (investor) dari satu pihak emiten yang akan 8

9 membeli surat-surat berharga yang membutuhkan dana jangkamenengah atau jangka panjang dilain pihak, atau dengan kata lain adalah (dalam arti abstrak) tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau dana jangka panjang, yaitu saham dan obligasi sebagai salah satu alternatif dan investasi. Menurut Sunariyah (2011: 32) go public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang go public) kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Pengertian pertama kali menyatakan bahwa istilah go public hanyadigunakan pada waktu pertama kali perusahaan menjual saham. Arti pertama kali ini disebut pasar perdana. Perusahaan go public di pasar modal harus memenuhi persyaratan yang telah di tetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Perusahaan yang belum go public disebut perusahaan tertutup (private company), sedangkan perusahaan yang sudah go public disebut juga perusahaan terbuka (Public Listed Company). Dengan adanya perusahaan-perusahaan menjadi perusahaan publik atau terbuka, manajemen perusahaan dituntut adanya keterbukaan. Mampu menyampaikan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik. Sikap transparasi merupakan kewajiban yanggo public. 2. Peranan Pasar Modal Peranan pasar modal dalam suatu perekonomian negara menurut Sunariyah (2011: 9), adalah sebagai berikut:

10 a. Fungsi tabungan Nilai mata uang cenderung akan turun dimasa yang akan datang. Bagi penabung, metode yang akan digunakan sangat dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai akibat penurunan nilai mata uang, inflasi dan resiko hilang. Apabila seseorang ingin mempertahankan nilai sejumlah uang yang dimilikinya, maka perlu mempertimbangkan agar kerugian yang bakal dideritanya tetap minimal. Surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal memberi jalan yang begitu murah dan mudah, tanpa resiko adanya penurunan nilai mata uang untuk menginvestasikan dana. b. Fungsi kekayaan Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu tidak mengalami depresiasi (penyusutan) seperti pada aktiva lainnya. Surat berharga mempunyai kekuatan beli pada masa yang akan datang. c. Fungsi likuiditas Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dengan biaya relatif murah dan lebih cepat. Dengan kata lain, pasar modal adalah ready market untuk melayani pemenuhan likuiditas para pemegang surat berharga.

11 d. Fungsi pinjaman Pasar modal bagi suatu perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. Pemerintah lebih mendorong pertumbuhan pasar modal untuk mendapatkan dana yang lebih mudah dan lebih murah, karena melihat kenyataan bahwa pinjaman dari bank dunia mempunyai rate bunga yang relatif tinggi. Selain itu, perusahaan-perusahaan juga menjual obligasi dipasar modal untuk mendapatkan dana dengan biaya bunga rendah dibandingkan dengan bunga di bank. 3. Instrumen Pasar Modal Instrumen Pasar Modal adalah semua efek (sekuritas) yang diperdagangkan baik di bursa maupun diluar bursa. Menurut Kepress No. 52 Tahun 1976, tentang efek sebagai berikut: efek adalah setiap saham,obligasi atau bukti lainnya, termasuk sertifikat atau surat pengganti serta bukti sementara dari surat tersebut, bukti keuntungan dan surat-surat penjamin, opsi atau hak lainnya untuk memesan atau membeli saham, obligasi, penyertaan dalam modal atau pinjaman lainnya, serta setiap alat yang lazim dikenal sebagai efek. Tandelilin (2010:30-58) menyatakan bahwa instrumen pasar modal dalam konteks praktis lebih banyak dikenal dengan sebutan sekuritas. Sekuritas (securities), atau juga disebut efek atau surat berharga, merupakan aset financial (financial asset) yang menyatakan klaim keuangan. Beberapa instrumen pasar modal (sekuritas) yaitu antara lain:

12 a. Sekuritas di Pasar Ekuitas Sekuritas yang diperdagangkan di pasar bersifat ekuitas indonesia adalah saham baik saham biasa maupun saham preferen serta bukti right dan waran. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan maka investor akan punya hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. b. Sekuritas di Pasar Obligasi Sekuritas yang diperdagangkan di pasar obligasi Indonesia adalah obligasi perusahaan, obligasi negara, dan obligasi konversi. Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah harga pokok kepada pemiliknya. c. Sekuritas di Pasar Derivatif Sekuritas derivatif (turunan) adalah aset fincaial yang diturunkan dari saham dan obligasi, dan bukan dikeluarkan perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan dana. Saham dan obligasi menyatakan klaim terhadap aset perusahaan. Sedangkan aset derivatif menyatakan klaim terhadap aset perusahaan. Jadi, instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif sangat tergantung dari dari harga sekuritas yang lain yang ditetapkan sebagai patokan.

13 d. Reksa dana (Mutual Fund) Reksa dana merupakan suatu jenis instrumen investasi yang juga tersedia di pasar modal Indonesia di samping saham, obligasi, dan sebagainya. Reksa dana mudahnya dapat diartikan sebagai wadah yang berisi sekumpulan sekuritas yang dikelola oleh perusahaan investasi dan dibeli investor sebagai sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksa dana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik dipasar modal maupun dipasar uang. 2.1.2 Kinerja Keuangan 1. Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Fahmi (2011:2)kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan, sehinggakinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Kinerja keuangan merupakan hasil dari banyaknya keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen, sehingga minat investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan tersebut dengan memperoleh keuntungan atas investasi yang mereka tanamkan. Oleh karena itu, kinerja keuangan bergerak

14 searah dengan harga saham. Jika kinerja keuangan baik, maka harga saham akan ikut naik. Salah satu alasan dilakukannya analisis terhadap laporan keuangan adalah menilai kinerja perusahaan. Dimana penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis dua aspek, yaitu kinerja financial dan kinerja non-financial. Kinerja financial dapat dilihat melalui data-data laporan keuangan, sedangkan kinerja non-financial dapat dilihat melalui aspek-aspek non-finansial diantaranya aspek pemasaran, aspek teknologi maupun aspek manajemen. 2. Tujuan Kinerja Keuangan Menurut Munawir (2007: 31) tujuan kinerja keuangan adalah mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan stabilitas dalam membayar kewajibannya. Adapun tujuan pengukuran kinerja antara lain : a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, apabila perusahaan tersebut baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu.

15 d. Untuk mengetahui stabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan. 3. Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penilaian kinerja keuangan perusahaan antara lain : a. Memberikan gambaran yang nyata tentang kekurangan dan kelebihan kondisi keuangan perusahaan. b. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan kekayaan perusahaan secara keseluruhan. c. Mengidentifikasi lebih awal masalah keuangan yang timbul sebelum terlambat Menurut Martono dan Harjito (2013: 52) kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholder) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Gambaran tentang perkembangan keuangan perusahaan dapat diperoleh dengan mengadakan analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan teknik analisis yang ada sehingga nantinya perusahaan dapat mengetahui kemajuan, kemunduran serta kegagalan perusahaan yang menyangkut bidang keuangan.

16 2.1.3 Saham 1. Pengertian Saham Saham adalah salah satu surat berharga yang dijual di pasar modal, yaitu lembaga yang menghubungkan antara pemilik dana dengan emiten atau perusahaan go public yang meminjam dana. Investor memerlukan analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data-data yang akurat sebelum melakukan investasi. Teknik yang benar dalam analisis akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi, mulai dari yang paling sederhana sampai dengan analisis yang bersifat rumit. Menurut Tandelilin (2010: 32-38) saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham. Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu disebut dengan saham preferen (preferred stock). 2. Jenis-jenis Saham Menurut Hartono (2010:107-115), ada dua jenis saham yang diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Saham Preferen Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham

17 preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond.). Dibandingkan dengan saham biasa dan saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai karakterisistik ditengahtengah antara bond dan saham biasa. 2. Saham Biasa Merupakan jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang menderita terlebih dahulu. Perhitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa. Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. 3. Nilai Saham Menurut Tandelilin (2010: 301) dalam nilai saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: nilai buku, nilai pasar, nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuaan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh

18 harga saham tersebut dipasar. Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoretis adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi. Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham bersangkutan. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal (overvalue). Dalam situasi seperti ini investor tersebut bisa mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya jika nilai pasar saham dibawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong murah (undervalue), sehingga dalam situasi seperti ini investor sebaiknya membeli saham tersebut. 4. Harga Saham Menurut Sunariyah (2011: 170) harga saham diartikan sebagai harga pasar (market value) yaitu harga saham yang ditemukan dan dibentuk oleh mekanisme pasar modal. Harga saham pada hakikatnya merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga saham di bursa efek akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal. Sedangkan menurut Martono dan Harjito (2013: 3) tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten. Salah satu faktor yang

19 mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar deviden, besarnya deviden ini akan mempengaruhi harga sahamnya. Apabila deviden yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi, sehingga nilai perusahaan juga tinggi sebaliknya bila deviden yang dibayarkan kecil, maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah, sehingga nilai perusahaan rendah. 5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Menurut Sunariyah (2011: 124-132), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu : a. Faktor internal perusahaan Merupakan faktor yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai. Hal ini berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen. b. Prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Diartikan sebagai perkembangan penjualan, laba dan aktiva. Hal tersebut menunjukkan seberapa besar perusahaan mampu mengembangkan usahanya dan sejauh mana perusahaan mampu mengubah pertumbuhan penjualan dan operasi kedalam kenaikan penghasilan perusahaan. c. Kinerja manajemen perusahaan Kemampuan manajemen perusahaan dalam mengendalikan perusahaan secara efektif sesuai dengan potensi relatif aktiva (harga) yang dikelolanya. Prestasi perusahaan penting bagi investor untuk

20 menumbuhkan kepercayaan terhadap hasil pengembalian yang mampu dihasilkan oleh perusahaan tersebut sesuai dengan harapan investor. d. Deviden yang dibayarkan Berdasarkan teori, deviden berpengaruh dalam menentukan harga saham. Harga saham adalah nilai sekarang yang diharapkan dimasa yang akan datang terdapat hubungan yang positif antara pengumuman-pengumuman yang dihubungakan dengan kenaikan deviden atau penurunan terhadap harga saham. e. Faktor Eksternal Faktor eksternal yaitu hal-hal diluar kemampuan perusahaan atau diluar kemampuan manajemen, misalnya: 1) Psikologi pasar Selama pergerakan pasar bullish dan bearish semua investor secara psikologi dapat berubah-ubah perilakunya dari pesimis dan penuh rasa takut menjadi berharap dan semakin percaya diri. Pada kondisi pasar modal yang lesu (bearish), isu-isu dapat menjatuhkan harga saham. Tetapi pada kondisi pasar modal yang bergairah (bullish) isu-isu tidak mempengaruhi harga saham. 2) Laju inflasi yang tingi Dalam suatu perekonomian manapun didunia ini nilai mata uang tidak pernah ada yang stabil, bahkan dalam perekonomian yang sulit mempertahankan kestabilan nilai mata uang. Disisi lain harga-harga barang dan jasa cenderung mengalami kenaikan yang disebut inflasi.

21 Keadaan semacam ini akan mengakibatkan daya beli mata uang tersebut manjadi turun dan akhirnya nilai hasil suatu sekuritas juga menurun. 2.1.4 Rasio Keuangan 1. Analisis Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008: 104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Sedangkan menurut Harahap (2013:297-298)rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dan pos lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan.analisis rasio keuangan merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisa laporan keuangan dengan ketentuan lain diantaranya adalah alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan, sehingga dapat diketahui keadaan dan perkembangan finansial perusahaan tersebut. Analisis rasio keuangan digunakan secara khusus oleh investor dan kreditor dalam keputusan investasi atau penyaluran dana.pada dasarnya rasio keuangan adalah perbandingan. Dari perbandingan pos-pos di laporan keuangan diharapkan muncul interpretasi tertentu. Analisis tersebut dapat

22 dilakukan dengan cara membandingkan rasio perusahaan dengan industri. Untuk keputusan penyaluran kredit modal kerja dan keputusan penyaluran kredit investasi jenis rasio yang dibutuhkan berbeda. Jenis rasio yang akan digunakan akan tergantung dari jenis keputusan yang akan digunakan..adapun faktor fundamental yaitu beberapa macam rasio yang akan di teliti kali ini antara lain : a. Rasio Likuiditas Menurut Harahap (2013:301) rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan hubungan dengan ukuran dan komposisi tentang posisi modal kerja perusahaan. 1) Current Ratio (CR) Menurut Sumarsan (2013: 44) current ratiodigunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar yang dimiliki. Semakin tinggi current ratioini semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Namun semakin rendah current ratio, maka kemampuan perusahaan untuk memenuhi jangka pendek juga rendah sehingga harga saham perusahaan mengalami penurunan. Rasio lancar menunjukkan kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan hutang lancar yang dimiliki. Current ratiodapat dihitung dengan : CR = Aktiva Lancar Hutang Lancar X 100%

23 b. Rasio Solvabilitas Menurut Harahap(2013:307)Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi. 1) Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini dapat menggambarkan struktur modal yang dimiliki perusahaan. Resiko perusahaan dengan DER yang tinggi akan berdampak negatif pada harga saham yamg menyebabkan harga saham perusahaan mengalami penurunan. DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas (Sumarsan, 2013: 45). Sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana modal perusahaan dapat menutupi hutang pada pihak luar. Risiko perusahaan dengan menggunakan DER yang tinggi akan berdampak negatif pada harga saham yang menyebabkan harga saham perusahaan mengalami penurunan. Rasio ini juga memberi petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangaan perusahaan. Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan: DER = Total Hutang Total Ekuitas c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki

24 perusahaan, seperti aktiva,modal, atau penjualan perusahaan (Sudana, 2011: 22). 1) Return On Asset (ROA) Menurut Sumarsan (2013: 45)return on asset menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini penting bagi pihak perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya. Dengan demikian ratio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakanreturn on asset dapat dihitung dengan: ROA = EAT (Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak) Total Aktiva X 100% 2) Earning Per Share (EPS) Menurut Sumarsan (2013: 51) earning per share merupakan rasio yang mengukur berapa besar laba bersih untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas yang dihasilkan perusahaan untuk setiap lembar saham yang beredar. Semakin tinggi nilai EPS menyebabkan semakin tinggi pula besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah

25 deviden yang akan diterima pemegang saham. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut: EPS = EAT (Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak) Jumlah Saham d. Rasio Nilai Pasar Rasio nilai pasar digunakan untuk meilhat perkembangan nilai perusahaan secara relatif terhadap nilai buku perusahaan(sudana, 2011: 27). Rasio ini juga sering dipakai untuk melihat bagaimana kondisi perolehan keuntungan yang potensial dari suatu perusahaan, jika keputusan menempatkan dana di perusahaan tersebut terutama untuk masa yang akan datang. 1) Price Earning Ratio (PER) PER digunakan untuk mengukur bagaimana investor menilai prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, dan tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan (Sumarsan, 2013:45). PER juga menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemamupuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin kecil nilai Price Earning Ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli, sebaliknya semakin tinggi Price Earning Ratio menunjukkan bahwa investor mempunyai harapan yang baik tentang perkembangan perusahaan. rasio ini merupakan indikator yang terbaik bagi investor untuk memperkirakan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang (harga pasar mengindikasikan taksiran pemegang saham tentang return dimasa yang akan datang).merupakan perbandingan antara harga pasar dari setiap lembar saham terhadap pendapatan

26 perlembar saham (Earning per Share) yang mencerminkan tingkat resiko investasi atas suatu saham. PER dapat dihitung dengan menggunakan rumus : PER = Harga Saham Pendapatan per lembar saham EPS 2. Keunggulan serta Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan a. Keunggulan Analisis Rasio Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya, diantaranya (Harahap 2013: 297-298) : 1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 2) Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan. 3) Ukuran perusahaan, lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. 4) Lebih mudah terlihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. b. Keterbatasan anilisis rasio Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaanya agar tidak

27 salah dalam penggunaanya. Menurut Harahap (2013: 298-299), Adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah : 1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2) Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini, seperti: a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran atau judgement yang dapat dinilai bias atau subyektif. b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio oleh nilai perolehan (cost) bukan harga pasar. c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 2.1.5 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Kepercayaan investor sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin

28 banyak orang yang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada emiten semakin kuat. Semakin banyak permintaan terhadap saham suatu emiten maka dapat menaikkan harga saham tersebut. Jika harga saham yang tinggi dan hal ini dapat menaikkan nilai emiten. Sebaliknya, jika harga saham mengalami penurunan terus-menerus berati dapat menurunkan nilai emiten dimata investor atau calon investor (Zuliarni, 2012: 36-48). Investor sebelum berinvestasi terlebih dahulu akan melihat laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Kondisi keuangan perusahaan tercermin dalam rasio-rasio keuangan diantaranya rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, aktivitas serta rasio pasar modal. Apabila kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan itu baik, maka investor akan mendapatkan return tinggi karena perusahaan memperoleh laba. Kondisi perusahaan dalam hal ini diartikan sebagai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena kinerja perusahaan berpengaruh dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami perkembangan atau sebaliknya. Ukuran kinerja keuangan perusahaan yang paling lama dan paling banyak digunakan adalah kinerja keuangan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan dalam penilitian ini diukur melalui Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Earning Per Share, Price Earning Ratio. Rasiorasio tersebut merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham atau investor dalam menilai seberapa baik manajemen menggunakan sumber daya

29 perusahaan yang kemudian mengarah pada seberapa menguntungkannya investor dalam memperoleh return saham atas investasi yang mereka lakukan. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan beberapa faktor fundamental yang dihubungkan dengan prediksi pendapatan dan harga saham yang telah dilakukan beberapa peneliti, seperti ditunjukkan pada : 1. Penelitian Kusumawardhani (2008) tentang Pengaruh Price Earning Ratio dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel Price Earning Ratio dan Dividen Payout Ratio secara bersama-sama berpengaruhtidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial Price Earning Ratioberpengaruhtidak signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel Dividen Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian Zuliarni (2012) tentang Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Mining and Service Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan variabel Return On Asset, Price Eraning Ratio, Devident Payout Ratio secara simultan berpengaruh signifikanterhadap harga saham, sedangkan secara parsial variabel Return On Asset, Price Eraning Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga

30 saham. Sedangkan Devident Payout Ratioberpengaruh tidaksignifikan terhadap harga saham. 3. Penelitian Mifta (2012) tentang Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Earning Per Share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial Current Ratio, Return On Equity, dan Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Dari keempat variabel tersebut yang berpengaruh dominan terhadap harga saham adalah Earning Per Share. 4. Penelitian Ekawati (2013)tentang Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Return On Equity secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial Current Ratio dan Return On Equity berpengaruhtidak signifikan terhadap harga saham saham, sedangkan variabel Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turn Over berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.

31 2.3 Rerangka Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka rerangka penelitian yang diajukan penulis pada penelitian terhadap kinerja keuangan terhadap harga saham perusahaan, merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Naik turunnya harga saham suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang dimiliki perusahaan. Dari laporan keuangan perusahaan yang ada, kemudian laporan tersebut diolah menggunakan analisis kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi, maka dapat diketahui bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham di perusahaan telekomunikasi. Penelitian ini yaitu meliputi faktor internal yang mempengaruhi harga saham dengan menggunakan laporan keuangan (financial statement) untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yang tercermin pada rasio keuangan yang terdapat pada rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Rasio keuangan yang digunakan sebagai varabel independen dalam penelitan ini yaitucurrent ratio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo, debt to equity ratio digunakan untuk melihat kemapuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang,return on asset digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva untuk mneghasilkan laba setelah pajak, earning per share digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh berapa besar laba bersih untuk setiap saham, dan price earning ratio digunakan untuk membandingkan harga

32 saham perusahaan dengan laba per lembar saham perusahaan telekomunikasi. Sebagai variabel dependennya adalah harga saham sebagaimana terlihat pada rerangka penelitian sebagai berikut : Perusahaan Laporan Keuangan Kinerja Keuangan : kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan (Fahmi, 2011: 2) Fundamental Teknikal Rasio Keuangan Rasio Likuditas Rasio Solvabilitas Rasio Profitabilitas Rasio Nilai Pasar CR DER ROA EPS PER Harga Saham Gambar 1 Rerangka Penelitian Sumber : Dari berbagai Jurnal dan Dikembangkan Untuk Penelitian

33 2.4 Model Penelitian Untuk lebih memahami rerangka penelitian dalam penelitian ini, maka dapat digambarkan model penelitian sebagai berikut : Current Ratio Debt to Equity Return On Asset Harga Saham Earning Per Share Price Earning Ratio Gambar 2 Model Penelitian Sumber : Dari berbagai Jurnal dan Dikembangkan Untuk Penelitian 2.5 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul atau rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi) atau variabel mandiri (deskripsi). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan landasan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2013:253).

34 Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian serta tinjauan teoretis yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: H1 : Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. H3 : Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap harga saham. H4 : Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. H5 : Price Earning Ratio berpengaruh signifkan terahadap harga saham.