BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berlakon dengan unsur-unsur utama dialog, tembang, dan dagelan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang terjadi pada zaman kerajaan masa lampau, yang merupakan

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ketoprak atau dalam bahasa Jawa sering disebut kethoprak adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai berbagai suku bangsa dan warisan budaya yang sungguh kaya, hingga tahun 2014 terdapat 4.156 warisan budaya tak benda yang sudah tercatat. Warisan budaya tak benda tersebut tentunya meliputi kesenian budaya yang beragam bentuknya. Salah satunya suku Jawa mempunyai banyak kesenian daerah yang beragam bentuknya. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya kesenian daerah yang masih bertahan sampai sekarang. Surakarta adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang masih memiliki kesenian tradisional yang masih kental dan terus hidup hingga saat ini, seperti seni pertunjukan wayang kulit, wayang orang, dan ketoprak. Selain itu juga seni tari tradisional yang sampai sekarang masih banyak dinikmati oleh masyarakat Surakarta, antara lain: tari Gambyong, tari Bedhoyo Kethawang, tari Srimpi, dan masih banyak yang lainnya. Adapun kesenian musik tradisional yang juga tetap berkembang seperti karawitan yang menggunakan alat-alat musik tradisional gamelan, yaitu: bonang, gong, kendhang, dan sebagainya. Kesenian tradisional, khususnya seni pertunjukan rakyat tradisional, yaitu ketoprak yang masih hidup dan berkembang dalam masyarakat mempunyai fungsi penting. Seni pertunjukan ketoprak, wayang kulit, wayang orang sering mengambil cerita tentang kehidupan yang dialami di masyarakat, walaupun seni pertunjukan lebih menonjolkan segi hiburannya. Namun, sebenarnya mempunyai banyak nilai dan fungsi bagi masyarakat. Seni budaya dapat menjalankan komunikasi efektif, antara lain dengan melalui suatu bagian saja dapat menunjukkan keseluruhannya, karena seni budaya merupakan sistem yang koheren (Kartodirdjo, 1997: 6). Salah satu seni pertunjukan yang masih melekat pada masyarakat Surakarta, yaitu ketoprak. Ketoprak dinikmati masyarakat dari zaman dulu sampai sekarang. Nilai seni ketoprak perlu dikembangkan dan dilestarikan sebagai salah satu hasil budaya di Surakarta. Seni pertunjukan ketoprak juga 1

digilib.uns.ac.id 2 sering digunakan untuk pertunjukan dalam pementasan seni budaya Indonesia. Namun di era globalisasi sekarang ini keberadaan seni tradisional khususnya ketoprak dituntut untuk bisa lebih luwes dalam menerima perubahan. Menurut Nusantara (1997: 52), ketoprak sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan rakyat tak luput dari dampak perubahan (transformasi) budaya. Ketoprak sebagai seni rakyat juga terus mengalami pergeseran dalam perkembangannya, bermula sebagai wahana pengekspresian budaya warga hingga kemudian disebut sebagai salah satu warisan budaya bangsa. Pergeseran yang terjadi salah satunya, yaitu naskah ketoprak. Pada awalnya, ketoprak sama sekali tidak menggunakan naskah, adeganadegan yang ditampilkan kemudian dilakukan secara spontan dan penuh improvisasi, sehingga keberhasilan sebuah pertunjukkan ketoprak ditentukan oleh para pemainnya. Ketoprak kemudian menyajikan alur cerita yang lebih kompleks sehingga para pemain membutuhkan naskah untuk menunjang pementasan. Naskah yang ditulis pada awalnya bukan sebuah naskah full play seperti baru-baru ini, namun hanya sebuah catatan kecil yang ditulis dhalang di papan tulis ruang pemain. Pemain pemula ketoprak tentu kesulitan dengan penulisan naskah seperti itu, maka Handung Kus Sudyasarna mencoba menulis naskah secara lengkap dan selanjutnya naskah ketoprak menjadi pangkal tuntunan laku bagi kehadiran satu pementasan ketoprak. Ketoprak ini termasuk dalam sebuah drama tradisional, drama pada umumnya menyangkut dua aspek, yakni aspek cerita sebagai bagian dari sastra, yang kedua adalah aspek pementasan yang berhubungan dengan seni teater (Semi, 1993: 156). Drama sebagai sebuah karya sastra menawarkan sebuah fenomena dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan,dunia imajinatif. Drama merupakan sebuah totalitas, yaitu kemenyeluruhan yang bersifat artistik. Dalam hal ini, drama dibangun atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Di dalam drama,juga terdapat tema, amanat, penokohan, alur, latar cerita, dan sudut pandang pengarang. Nurgiyantoro (2005: 4) juga berpendapat, Drama sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif yang commit dibangun to user melalui berbagai unsur intrinsiknya

digilib.uns.ac.id 3 seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lainlainnya yang kesemuanya, tentu saja, juga bersifat imajinatif. Drama memiliki arti yang luas pada saat ini, yaitu drama sebagai genre sastra dan drama sebagai cabang kesenian. Drama naskah merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa. Adapun drama pentas adalah jenis kesenian mandiri, yang merupakan integrasi dari antara berbagai jenis kesenian seperti musik, tata lampu, seni lukis (dekor, panggung), seni kostum, seni rias, dan sebagainya (Waluyo, 2003: 2). Drama ketoprak yang akan diteliti oleh peneliti termasuk dalam sebuah karya sastra karena kajiannya adalah naskah drama. Drama sebagai karya sastra memiliki bahasa sastra yang tentu memiliki sifat konotatif (Waluyo, 2003: 2). Menurut Culler, yang dibutuhkan pembaca untuk menafsirkan karya sastra adalah kesabaran, ketelelitian sekaligus penghayatan terhadap proses yang mengejawantahkan teks sastra tersebut (dalam Wibowo, 2013: 67) Menurut pendapat Broto (dalam Wibowo, 2013: 127) sastra dapat menimbulkan rasa haru, keindahan, moral, keagamaan, khidmat terhadap Tuhan, dan cinta terhadap sastra bangsanya. Melalui pembelajaran sastra, siswa dapat lebih mengenal dan mencintai bangsanya sendiri. Selain sebagai media edukatif, Aristoteles berpendapat bahwa sastra bisa menjadi media katarsis atau pembersih jiwa tidak saja bagi penulis, tetapi juga pembaca atau penikmatnya (Wibowo, 2013: 128). Berkenaan dengan hal tersebut maka, Haryadi (dalam Wibowo, 2013: 130) mengemukakan sembilan manfaat yang dapat diambil dari sastra lama, yaitu (1) dapat berperan sebagai hiburan dan media pendidikan, (2) isinya dapat menumbuhkan kecintaan, kebanggan berbangsa, dan hormat pada leluhur, (3) isinya dapat memperluas wawasan tentang kepercayaan, adat-istiadat, dan peradaban bangsa, (4) pergelarannya dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan, (5) proses penciptaannya menumbuhkan jiwa kreatif, responsif, dan dinamis, (6) sumber inspirasi bagi penciptaan bentuk seni yang lain, (7) proses penciptaannya merupakan contoh cara kerja yang tekun, profesional, dan rendah hati, (8) pergelarannya memberikan teladan kerjasama yang kompak dan harmonis, (9) pengaruh asing yang commit ada to di user dalamnya memberikan gambaran

digilib.uns.ac.id 4 tentang tata pergaulan dan pandangan hidup yang luas. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti pembelajaran sastra, karena sastra memberikan banyak pengaruh positif untuk siswa. Terkait dengan pendidikan karakter, sastra bisa digunakan untuk membentuk karakter siswa, karena sastra dapat memberikan amanat secara tersirat maupun tersurat. Menurut Haryadi (dalam Wibowo, 2013: 136) peran sastra dalam pembentukan karakter bangsa tidak hanya didasarkan pada nilai yang terkandung di dalamnya. Peneliti memilih pembelajaran sastra drama sandiwara tradisional Jawa ketoprak dalam penelitian ini, agar siswa mengenal warisan budayanya yang mulai ditinggalkan. Ketika Republik Indonesia sudah merdeka, kewajiban membaca buku-buku sastra bagi anak didik adalah 0 buah(wibowo, 2013: 138). Adapun di seluruh negara dunia, sekolah mewajibkan para anak didiknya untuk membaca buku sastra. Kewajiban ini dituangkan dalam standar isi (SI) bahwa anak didik SMA/MA harus membaca buku sastra minimal 15 buah. Karya sastra yang dimaksud peneliti untuk penelitian ini adalah drama sandiwara Jawa yaitu ketoprak. Sekarang ini, banyak siswa yang kurang mengetahui budayanya sendiri, karena menganggap ketoprak adalah hal kuno. Namun, ketoprak yang merupakan kesenian rakyat ini mempunyai banyak tuntunan dan amanat yang baik. Penelitian ini perlu dilakukan agar ketoprak lebih dikenal dan dicintai oleh generasi muda, khususnya di tanah Jawa, karena dalam ketoprak terdapat nilai-nilai yang diperankan oleh tokoh-tokoh di dalamnya. Penelitian drama sandiwara Jawa ketoprak ini dilakukan oleh peneliti dalam segi analisis kawruh kagunan basa, adapun kawruh kagunan basa berarti kebudayaan dengan keindahan yang mengacu pada bahasanya. Peneliti beranggapan bahwa makin tersisihnya bahasa Jawa di mata generasi muda membuat kawruh kagunan basa kurang dipahami sehingga perlu untuk lebih dikenalkan lagi. Kawruh kagunan basa juga membangun dialog-dialog dalam naskah ketoprak tersebut menjadi lebih indah. Sepengetahuan peneliti belum ada penelitian yang mengangkat kawruh kagunan basa. Selain itu, kawruh kagunan basa dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Jawa di segala commit jenjang to user pendidikan. Naskah ketoprak ini

digilib.uns.ac.id 5 dikaji pula nilai pendidikan karakter yang dapat membentuk watak para siswa setelah membacanya. Naskah ketoprak yang dipilih oleh peneliti yaitu naskah ketoprak Rembulan Wungu karya Bondan Nusantara. Naskah Rembulan Wungu karya Bondan Nusantara sebanyak 33 halaman ini menyajikan konflik, cinta, dan kebudayaan yang berlatarkan kehidupan kerajaan Mataram. Rembulan Wungu berkisah tentang kediktatoran Prabu Amangkurat Agung dalam memerintah rakyatnya. Cerita yang dihadirkan sangat menarik, peran sosok jahat yang ada pada Prabu Amangkurat Agung begitu menonjol dengan pembawaan yang wibawa namun bengis. Penggambaran tiap tokohnya begitu jelas diceritakan oleh Bondan Nusantara, sehingga pembaca akan dengan mudah memahami jalan ceritanya yang menarik. Ketoprak Rembulan Wungu pernah dipentaskan dalam kegiatan Kethoprak pendapan di Pendopo Dinas Kebudayaan DIY pada tanggal 3 Maret 2014, dan dipentaskan di Pendopo Ageng Taman Budaya Jawa Tengah oleh UPKD Universitas Sebelas Maret. Bondan Nusantara adalah seniman Jogjakarta yang lahir pada tanggal 6 Oktober 1952, di tanah kelahirannya ini Bondan banyak membuat berbagai karya. Beliau sudah cukup lama bergelut dalam dunia kethoprak. Penghargaan yang diraih pun sudah cukup banyak, di antaranya penghargaan sebagai aktor terbaik festival kethoprak se-diy pada tahun 1983, sutradara terbaik festival kethoprak antar-dati II se-diy tahun 1984-1986, sutradara terbaik festival pertunjukan rakyat DIY tahun 1987, juara III penulisan cerpen bahasa Jawa se-jatim tahun 1993, penghargaan juga pernah beliau peroleh dari Sri Paduka Paku Alam VII dan Sultan Hamengkubuwono X, serta dari instansi yang lain. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul Analisis Kawruh Kagunan Basa dan Nilai Pendidikan Karakter dalam Naskah Ketoprak Rembulan Wungu Karya Bondan Nusantara serta Relevansinya dengan Materi Ajar bahasa Jawa di SMP.

digilib.uns.ac.id 6 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kawruh kagunan basa yang ada dalam naskah ketoprak Rembulan Wungu? 2. Bagaimana nilai pendidikan karakter yang ada dalam naskah ketoprak Rembulan Wungu? 3. Bagaimana relevansi naskah ketoprak Rembulan Wungu karya Bondan Nusantara dengan materi ajar bahasa Jawa di SMP? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui kawruh kagunan basa yang terdapat dalam naskah ketoprak Rembulan Wungu 2. Mengetahui nilai pendidikan karakter yang ada dalam naskah ketoprak Rembulan Wungu. 3. Mengetahui relevansi naskah ketoprak Rembulan Wungu karya Bondan Nusantara dengan materi ajar bahasa Jawa di SMP. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu manfaat secara teoretis dan manfaat praktis: 1.Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian tentang kawruh kagunan basa dan nilai pendidikan karakter dalam naskah ketoprak Rembulan Wungu diharapkan dapat memperkaya dan menambah wawasan mahasiswa. b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi untuk penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang. 2.Manfaat Praktis

digilib.uns.ac.id 7 a. Bagi mahasiswa hasil penelitian ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami drama tradisional Jawa khususnya ketoprak melalui analisis dari segi kawruh kagunan basa dan nilai pendidikan karakter. b. Bagi para peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi salah satu pendorong untuk mengadakan penelitian ditinjau dari sudut lain dalam naskah drama tradisional ketoprak. c. Bagi pengajaran drama, penelitian ini dapat menambah wawasan dalam bidang studi bahasa dan sastra Jawa serta dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bahan ajar dalam pengajaran pemahaman drama tradisional Jawa.