BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet (Tuchman, 1989). Bukan hanya itu,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa tertentu

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian Buku Teks (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 50. Pendidikan (Jakarta: Depdikbud, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis menurut Komaruddin (1979) adalah kegiatan berpikir untuk

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pendidikan memang memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN [1]

BAB I PENDAHULUAN. wajib yang harus ada di lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia. Hal ini dapat dilihat bahwa kecerdasan, keterampilan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ajar dapat membantu peserta didik dalam penguasaan materi. pelajaran atau buku ajar yang merupakan pegangan penting bagi peserta

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Instructional Design

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. Buku teks merupakan sumber belajar yang memiliki peran penting dalam proses

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Analisis Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013 Kelas IX Bab Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Berdasarkan Konten Pada Kriteria Bell

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

ANALISIS MATERI GRAPH PADA BUKU TEKS PENGANTAR TEORI DAN ALGORITMA GRAPH

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 19 tentang

1. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

Persoalan Terkait Kurikulum Hendra Gunawan 14 April 2015

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kurikulum merupakan ciri utama pendidikan disekolah, dengan kata lain

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu. Agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA BUKU TEKS SISWA TEMATIK TERPADU TEMA BENDA-BENDA DI LINGKUNGAN SEKITAR SD/MI KELAS V DENGAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perkembangan peserta didik pada masa sekarang dan masa yang

MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR (STUDI KASUS DI SDN TANJUNGREJO 5 KOTA MALANG)

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip matematika. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu bi dang studi yang menduduki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KESESUAIAN BUKU TEKS KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA DENGAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII. Lulu Choirun Nisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berlangsungnya proses pembelajaran seorang guru harus memiliki sarana prasana mengajar yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mengembangkan berbagai ragam potensi anak didik,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

STANDAR 2 STANDAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan antara lain: (1) membangun kesadaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI/ISI (A)

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

Universitas Sebelas Maret, 57126

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

PROSIDING ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih perlu pembenahan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya kualitas proses belajar siswa, guru, dan sarana pendidikan. Salah satu sarana pendidikan adalah kurikulum dan buku. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. 1 Harold B. Alberty memandang kurikulum sebagai kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school). 2 Jadi, kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan oleh siswa di luar kelas. Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. 3 Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. Kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan. Mulai dengan Rencana Pelajaran 1947, Rencana Pendidikan 1950, Rencana Pendidikan 1958, Rencana Pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1974, 1 http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf 2 Asep Herry Hernawan dan Rudi Susilana. Konsep Dasar Kurikulum. 2. 3 Ibid, halaman 12. 1

2 Kurikulum 1978, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004, dan Kurikulum 2013. 4 Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013. Aplikasi Kurikulum 2013, menekankan pada penanaman karakter dan budaya kepada siswa terdidik sejak usia dini. Fokus pengajaran tidak hanya pada konten/isi mata pelajaran, namun penanaman karakter menjadi sangat penting. 5 Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan. Di antara keunggulan Kurikulum 2013 yaitu menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual), yaitu dengan membantu siswa mengaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan kontek kehidupan atau situasi dunia nyata mereka sehari-hari. Di antara kelebihan dalam Kurikulum 2013 adalah adanya buku teks pelajaran pegangan siswa dan buku pedoman guru. Adanya kedua buku ini terasa saling melengkapi. Hanya saja kekurangannya, ditemukan beberapa keluhan dari guru mengenai buku teks siswa tersebut. Di antaranya, ada yang menilai substansi buku matematika dalam buku ajar kurikulum baru itu salah. 6 Dikarenakan tidak sesuai dengan silabus yang sudah diterbitkan sebelumnya. Bahasa yang digunakan juga tidak sesuai dengan sasarannya, yaitu siswa SMP. Oleh karena itu, buku teks harus terus semakin disempurnakan, dan harus terus direvisi agar isinya menjadi lebih baik dari tahun ke tahun. Dibutuhkan banyak masukan dari para praktisi dan pemerhati pendidikan agar buku yang beredar benar-benar sesuai dengan harapan semua pihak. Semua pihak tidak ingin ada buku teks mata pelajaran yang 4 Suparlan, Pengembangan Kurikulum di Indonesia 1947-2013, diakses dari http://suparlan.com, pada tanggal 22 Maret 2014 5 Dalam beberapa berita on line, salah satunya: Fitri Prawitasari, Kurikulum 2013 Menekankan Pembangunan Karakter Anak (http://edukasi.kompas.com,06 Maret 2014) 6 Margaret Puspitarini, Kurikulum 2013, dari Guru hingga Buku Ajar (http://kampus.okezone.com, 04 Maret 2014)

3 isinya kurang mendidik, dan akhirnya menjadi perbincangan media. 7 Mengenai buku teks siswa tersebut, dari guru banyak mengeluhkan runtutan materi yang tidak sesuai dengan materi prasyarat. Bahasa yang digunakan terlalu rumit, dan tidak sesuai dengan silabus 2013. 8 Demikian pula dari siswa sendiri banyak mengeluhkan tentang contoh soal yang kurang dipahami, dan penggunaan cara pembelajaran yang membingungkan mereka. 9 Dari pihak lain, yaitu tentor di sebuah lembaga bimbingan belajar, juga mengomentari tentang buku teks siswa Kurikulum 2013 ini. 10 Berdasarkan beberapa keluhan di atas, maka menarik untuk menganalisis kembali buku teks. Menganalisis buku teks adalah salah satu cara apakah buku teks mempunyai kualitas yang baik atau tidak. Contohnya dengan menganalisis buku teks matematika kelas VII Kurikulum 2013 yang di gunakan dalam sistem pembelajaran. Apakah buku ini sudah berkualitas dan memenuhi pedoman buku teks yang baik? Apakah buku teks matematika kelas VII Kurikulum 2013 menunjang kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran matematika? Semakin baik buku teks maka semakin sempurna proses pembelajaran mata pelajaran yang ditunjangnya. Buku teks matematika bermutu tinggi akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran matematika. Dengan menganalis buku teks diharapkan mampu membantu semua pihak untuk mengetahui sejauh mana peranan 7 Wijaya, Monitoring Implementasi Kurikulum 2013 (http://wijayalabs.blogdetik.com, 14 September 2013) 8 Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika di MTsN Tanjungtani, Nganjuk pada tanggal 19 Maret 2014 9 Hasil wawancara dengan siswi kelas VII SMPN 5 Surabaya pada tanggal 19 Maret 2014 10 Hasil wawancara dengan tentor Lembaga bimbingan belajar pada tanggal 8 April 2014 Buku siswa yang mempunyai nilai lebih, yakni dalam menjelaskan materinya dimulai dari hal yang kongkrit, yaitu hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dibawa ke dalam bahasa matematis yang abstrak. Namun, dalam penjabaran materi dalam buku siswa tersebut tidak sesuai dengan permendikbud nomor 2 tahun 2008, berdasarkan standar isi dalam meningkatkan kemampuan matematis siswa. Banyak sub materi yang tidak tercantum di dalamnya, serta bentuk evaluasi buku yang tidak sesuai dengan Kurikulum 2013

4 buku teks ini pada sistem pembelajaran dan membantu guru dan siswa untuk memahami materi pembelajaran. 11 Dengan demikian, buku teks harus memenuhi standarstandar tertentu yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan tuntutan kurikulum. 12 Standar yang dimaksud di sini adalah syarat, karakteristik, dan kompetensi minimum yang harus dimiliki oleh suatu buku. Pusat Perbukuan Depdiknas menyebutkan tiga aspek standar buku teks pelajaran matematika, yaitu aspek materi/isi, aspek penyajian, dan aspek bahasa. 13 Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis buku teks siswa Kurikulum 2013 mata pelajaran matematika kelas VII ditinjau dari aspek kelayakan materi/isi, kelayakan penyajian, dan kelayakan bahasa. Karena empat unsur tersebut menjadi standar mutu sebuah buku yang berkualitas. Dalam ketentuan BSNP, buku teks yang berkualitas wajib memenuhi empat unsur kelayakan, yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan kegrafikan. Pusat Perbukuan Depdiknas menyebutkan tiga aspek standar buku teks pelajaran matematika, yaitu aspek materi/isi, aspek penyajian, dan aspek bahasa. Jadi, dalam penelitian ini peneliti tidak mengarah pada penilaian yang ditinjau dari aspek kegrafikan. Tujuannya adalah untuk mengetahui kualitas buku teks matematika kelas VII Kurikulum 2013. 11 Aini Pertiwi, Contoh Analisis Buku. Diakses dari http://ainia-pertiwi.blogspot.com/ pada tanggal 03 April 2014 12 Halida Eka Nurmutia.Skripsi: Analisis Materi, Penyajian, Dan Bahasa Buku Teks Matematika SMA Kelas X Di Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2012/2013.(Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2013). 31. 13 Pusat Perbukuan. Pedoman Penilaian Buku Pelajaran Matematika Untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2005). 7.

5 B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan dalam latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat kelayakan buku teks siswa matematika kelas VII Kurikulum 2013 dalam aspek kelayakan materi/isi menurut standar BSNP? 2. Bagaimana tingkat kelayakan buku teks siswa matematika kelas VII Kurikulum 2013 dalam aspek kelayakan penyajian menurut standar BSNP? 3. Bagaimana tingkat kelayakan buku teks siswa matematika kelas VII Kurikulum 2013 dalam aspek kelayakan bahasa menurut standar BSNP? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat kelayakan buku teks siswa matematika kelas VII Kurikulum 2013 dalam aspek kelayakan materi/isi menurut standar BSNP. 2. Untuk mengetahui tingkat kelayakan buku teks siswa matematika kelas VII Kurikulum 2013 dalam aspek kelayakan penyajian menurut standar BSNP. 3. Untuk mengetahui tingkat kelayakan buku teks siswa matematika kelas VII Kurikulum 2013 dalam aspek kelayakan bahasa menurut standar BSNP. D. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diperoleh data tentang kualitas buku yang baik dan berkualitas, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Dengan adanya telah buku teks, maka ada revisi sehingga diharapkan buku teks yang siswa miliki semakin bermutu. Semakin baik kualitas buku teks, maka semakin sempurna pengajaran mata pelajaran yang ditunjang oleh buku teks tersebut. 2. Dengan buku teks yang baik dan berkualitas, maka buku teks tersebut sesuai dan layak digunakan siswa. Buku teks akan berpengaruh terhadap kepribadian siswa, walaupun

6 pengaruh itu tidak sama antara siswa satu dengan lainnya. Dengan buku teks yang berkualitas, siswa akan dapat terdorong untuk berpikir dan berbuat yang positif. 3. Dengan telaah buku teks, sehingga diketahui tingkat kelayakan buku teks. Dengan demikian jika buku teks tingkat kualitasnya kurang baik, maka buku teks tersebut perlu diadakan revisi ulang. E. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda perlu kiranya ditegaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai berikut: 1. Buku teks siswa matematika kelas VII Kurikulum 2013 dikatakan layak apabila sudah memenuhi standar aspek kelayakan materi/isi, kelayakan penyajian, dan kelayakan bahasa buku teks matematika menurut BSNP. 2. Pada aspek kelayakan materi/isi, terdapat empat subkomponen yang harus dianalisis, yaitu dimensi sikap spiritual, dimensi sikap sosial, dimensi pengetahuan, dan dimensi keterampilan. 3. Pada aspek kelayakan penyajian, terdapat empat subkomponen yang harus dianalisis, yaitu teknik penyajian, pendukung penyajian materi, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian. 4. Pada aspek kelayakan kebahasaan, terdapat tujuh subkomponen yang harus dianalisis, yaitu kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, keterbacaan, kemampuan memotivasi, kelugasan, koherensi dan keruntutan alur pikir, kesesuaian dengan kaidah bahasa indonesia, dan penggunaan istilah dan simbol/lambang. F. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis hanya akan meneliti kelayakan buku teks siswa matematika kelas VII semester ganjil pada bab bilangan dan himpunan Kurikulum 2013 ditinjau dari aspek aspek kelayakan materi/isi, kelayakan penyajian, dan kelayakan bahasa. Pada aspek kelayakan materi/isi buku teks matematika menurut BSNP dibatasi pada kesesuaian dengan kompetensi

inti pada Kurikulum 2013. Pada aspek kelayakan penyajian buku teks matematika menurut BSNP dibatasi pada teknik penyajian, pendukung penyajian materi, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian. Sedangkan pada aspek kelayakan bahasa buku teks matematika menurut BSNP dibatasi pada kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, keterbacaan, kemampuan memotivasi, kelugasan, koherensi dan keruntutan alur pikir, kesesuaian dengan kaidah bahasa indonesia, dan penggunaan istilah dan simbol/lambang. 7

8