BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. itu tidak lepas dari arus globalisasi dan aspeknya yang telah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menjadi tantangan bangsa dalam mempersiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan dan menurunkan pengetahuan dari generasi yang lalu ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu akan mencakup kebutuhan hidup baik individu maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga dengan pendidikan manusia akan terbentuk kepribadiannya sesuai dengan nilainilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1 Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Output pendidikan belum mampu berjalan seimbang dengan tuntutan zaman, hal ini disebabkan minimnya penguasaan terhadap disiplin ilmu yang diperoleh melalui proses pendidikan. Keadaan ini menjadi tantangan bagi para pendidik untuk mempersiapkan peserta didiknya dalam memasuki masa depan. Perkembangan belajar yang semakin modern pada era globalisasi seperti ini menuntut adanya sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Cet. ke-2, hal.1. 1 Hasbullah, Dasar-dasar Imu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), 1

2 Dunia pendidikan dituntut berperan aktif memberikan kontribusi nyata, yaitu dengan peningkatan kualitas hasil lulusan serta pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Karena pendidikan adalah salah satu tugas negara terpenting, sebab pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia yang istimewa. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Tujuan Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berdasarkan bunyi undang-undang tersebut, maka dari waktu ke waktu bidang pendidikan haruslah tetap menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk diusahakan mewujudkan sarana dan prasarananya. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang dan sejalan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup, salah satu fungsi sosial, sebagai bimbingan, dan sebagai sarana pertumbuhan yang mempersiapakan diri membentuk disiplin hidup. Terkait dengan dunia pendidikan, tidak terlepas dengan adanya proses belajar secara terus menerus agar memperoleh suatu perubahan dan 2 Undang-undang No.20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (sindiknas), (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.7.

3 perkembangan dari diri individu, seperti yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah dalam psikologi belajar bahwa, belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. 3 Berdasarkan Alquran tentang kesulitan yaitu pada surah Al-Insyirah terdapat pada ayat 5-8 sebagai berikut. Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa sesungguhnya di dalam setiap kesempitan disitu pula ada kelapangan dan dalam setiap kekurangan sarana untuk mencapai suatu keinginan disitu pula terdapat jalan keluar, jika seseorang dalam menuntut sesuatu tetap berpegang pada kesabaran dan tawakal kepada Tuhannya. Mengenai matematika, islam juga memberikan satu penjelasan bahwa matematika itu perlu dipelajari untuk mengetahui segala hal-hal yang diperlukan untuk membuktikan ayat-ayat Al-Qur an secara ilmiah dan mendalam. Sebagaimana tercantum dalam surah Yunus ayat 5 yang berbunyi : 3 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. ke- 2 h. 13.

4 Ayat di atas menjelaskan bahwa ilmu perhitungan perlu dikuasai oleh manusia agar memiliki pengetahuan dalam memperjelas tanda-tanda kebesarannya. Ilmu perhitungan yang dimaksud merupakan ilmu hitung yang sekarang dikenal dengan matematika. Oleh karena itu pendidikan matematika perlu diajarkan kepada peserta didik. Sebagaimana yang kita ketahui dalam ketentuan Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional pasal 37 ayat 1, bahwa pendidikan matematika diajarkan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah ke atas. 4 Pemerintah menegaskan bahwa penguasaan sains dan teknologi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus didukung oleh penguasaan matematika dan IPA didalam seluruh sistem pendidikan nasional. Pelajaran matematika dipandang sebagai ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya. Sehingga pelajaran matematika di sekolah menjadi prioritas dalam pembangunan pendidikan. Dalam mempelajari matematika perlu memperbanyak latihan dalam menyelesaikan persoalannya. Hal ini akan membuat siswa semakin terampil dan benar-benar menguasai matematika tersebut. Selain itu matematika juga harus 4 Departemen agama RI, Undang-undang dan peraturan, (Jakarta:Direktorat jenderal pendidikan islam, 2006), h. 23

5 dipelajari dari dasar karena matematika merupakan pelajaran yang hirarki, berkesinambungan dan terus berlanjut dari konsep yang lebih tinggi. Pada pendidikan tingkat dasar/mi pembelajaran matematika bersifat mendasar, oleh karena itu peserta didik diharuskan mengusai konsep matematika dasar tersebut agar mempermudah memahami konsep yang lebih tinggi. Jika peserta didik tidak memiliki penguasaan yang lebih baik pada tingkat dasar maka akan mempesulit peserta didik tidak memiliki pengusaaan yang baik pada tingkat dasar maka akan mempesulit peserta didik untuk menguasai konsep selanjutnya. Penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut dipengaruhi oleh faktor,yaitu guru dan peserta didik. Seperti yang dikatakan oleh M Dimyati Mahmud bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi, suatu hubungan timbal balik, suatu two-way process, proses dua arah, antara pendidik dan anak didik. 5 Hubungan timbal balik merupakan interaksi edukatif yang terjadi antara peserta didik dan guru, akan tetapi ada disaat hubungan timbal balik tersebut tidak optimal, yang mana peserta didik lebih bersifat pasif dan kurang tanggap terhadap pelajaran yang diberikan. Dalam situasi seperti ini guru berperan sebagai pembimbing yaitu mampu membimbing peserta didik dan memberikan dorongan psikologis kepadanya. Hal tersebut diperlukan perhatian yang khusus bagi para pendidik, seperti yang diutarakan Dimayati Mahmud setiap peserta didik 16. 5 M Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: BPFE, 1990), cet. Ke-1, h.15-

6 merupakan individu yang berbeda-beda, baik perbedaan biologi, intelektual maupun psikologis. 6 Perbedaan individu tersebut berpengaruh terhadap kadar daya serap anak terhadap bahan pelajaran. Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung dengan wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang teramat sulit. Kemampuan siswa dalam menyerap bahan pelajaran bervariasi, mulai dari mudah, sedang dan sukar. Seperti yang dijelaskan Muhibbin jika kemampuan tersebut tidak berkembang sesuai kapasitasnya, maka akan menimbulkan kesulitan belajar. Yang tidak hanya menimpa siswa berkemampuan rendah, tetapi juga dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi. 7 Oleh karena itu penilaian awal harus dipakai untuk mendapatkan informasi untuk pengajaran dan intervensi awal, bukan untuk memilih-milih peserta didik yang pandai matematika dan yang tidak. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan peserta didik. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono Dalam keadaan di mana peserta didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. 8 6 Syaiful Bahri Djamarah, Op. cit., h.83. 7 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h.182. ke-2. h.77. 8 Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar,(Jakarta:Rineka cipta, 2004), cet.

7 Apabila prestasi belajar tersebut belum dicapai, maka siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar perlu mendapat perhatian khusus dari guru bidang studi. Guru harus berusaha membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar yaitu dengan meneliti dimana letak kesulitan yang dialami siswa sehingga dapat dilaksanakan dengan tepat dan terarah. Kesulitan belajar jangan dibiarkan belarut-larut oleh guru, tetapi harus segera diketahui dan diatasai berdasarkan gejala-gejala yang nampak pada diri peserta didik, yang dapat dilihat pada kekeliruan yang dilakukannya. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar bentuk kesulitan belajar harus diketahui dimana letak kekeliruan yang menjadi indikator kesulitan peserta didik, yang indikasi lain bisa dilihat pada nilai peserta didik yang selalu rendah. Berdasarkan pengamatan penulis secara langsung terhadap kesulitan belajar siswa di kelas V menunjukkan adanya permasalahan yang berhubungan dengan tingkat pemahaman dan pengertian siswa dalam menerima pelajaran dengan baik, khususnya di MIN Pandak Daun Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan dimana para siswa kelas lima menyampaikan informasi tentang kurangnya pemahaman mereka terhadap pelajaran matematika pada materi KPK dan FPB. Kekurang pahaman siswa terhadap mata pelajaran matematika pada materi KPK dan FPB sebuah permasalahan yang harus dicarikan upaya untuk mengatasinya.

8 Dari latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian lapangan yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul: Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V Pada Materi KPK dan FPB Di MIN Pandak Daun Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa saja kesulitan belajar matematika yang dihadapi siswa kelas V pada materi KPK dan FPB di MIN Pandak Daun Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan belajar matematika siswa kelas V pada materi KPK dan FPB di MIN Pandak Daun Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan? C. Alasan Memilih Judul Alasan yang mendasari peneliti untuk mengadakan penelitian ini adalah: 1. Adanya sebagian siswa yang mengatakan bahwa pelajaran matematika itu sulit. 2. Mengingat materi ini merupakan materi yang digunakan untuk mempelajari materi-materi selanjutnya.

9 3. Ingin mengetahui lebih jauh penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika pada materi KPK dan FPB. 4. Berdasarkan observasi awal yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi KPK dan FPB. 5. Fakta di lapangan bahwa siswa kelas V masih belum bisa mengerjakan latihan-latihan yang diberikan. D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti maka tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam belajar matematika pada materi KPK dan FPB. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar matematika siswa kelas V pada materi KPK dan FPB di MIN Pandak Daun Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan E. Definisi Operasional Secara operasional, judul penelitian ini didefinisikan sebagai berikut : 1. Kesulitan adalah sesuatu yang sulit, kesusahan, kesukaran. 9 Yang dimaksud disini adalah kesusahan atau sesuatu yang dianggap sulit oleh siswa pada materi KPK-FPB. 9 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), ed. Ke-3, h. 1156.

10 2. Belajar dalam kamus Bahasa Indonesia yang berasal dari kata ajar, memiliki arti suatu usaha dalam memahami sesuatu atau usaha dalam memperoleh ilmu pengetahuan. 3. Matematika adalah ilmu tentang lapangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang dipergunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan. 10 Matematika yang penulis maksud disini adalah matematika yang diajarkan kelas V pada Materi KPK dan FPB Madrasah Ibtidaiyah. 4. Materi KPK dan FPB yaitu KPK adalah kelipatan persekutuan terkecil dan FPB adalah faktor persekutuan terbesar. F. Signifikasi Penelitian Sesuai arah yang ingin dicapai dalam tujuan penelitian, diharapkan tulisan ini mempunyai kegunaan teoritis dan praktis. 1. Secara teoritis a. Menjadikan masukan informasi dan wawasan pengetahuan, bahwa tidak setiap peserta didik dapat menerima pelajaran dengan mudah terutama pelajaran matematika di Madrasah Ibtidaiyah. b. Menjadi bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran matematika yang efesien dan tepat guna sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. 10 Departertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2001), h.75.

11 2. Secara praktis a. Guru Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi guru dalam mengetahui gejala kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa. b. Peserta didik Perhatian khusus terhadap anak yang mengalami kesulitan belajar akan berpengaruh positif terhadap anak yang bersangkutan, karena dia akan mendapat perlakuan yang sedikit berbeda, sehingga akan membantu dalam memahami pelajaran, terutama pada mata pelajaran matematika. G. Sistematika Penulisan Penulisan memberikan sistematika yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, definisi operasional, signifikansi penelitian, sistematika penulisan. Bab II landasan teoritis, pengertian belajar Matematika, pengertian kesulitan belajar, cara mengenal Anak didik yang mengalami kesulitan belajar, materi KPK dan FPB, pembelajaran matematika di MI, faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar matematika. Bab III membahas metode penelitian yang meliputi, Jenis dan pendekatan penelitian, model penelitian, Subjek dan Objek, data dan sumber data, teknik

12 pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data, dan prosedur penelitian. Bab IV laporan hasil penelitian, yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. Bab V penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.