BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak terlepas dari karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa. Sastra terbagi menjadi beberapa jenis misalnya puisi, cerpen, novel,

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menitik beratkan pada empat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca tidak hanya sekadar memandangi lambang-lambang tertulis,

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada pembelajaran sastra saat ini. Kondisi itu menyebabkan hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. sastra ini dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. faktor utamanya, sehingga sastra bisa disebut dengan seni bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bukti eksistensi dari sebuah negara dapat berdiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak lain sebagai alat menanamkan nilai-nilai atau moral dan budi pekerti, agar

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses kegiatan mengubah perilaku individu ke arah kedewasaan dan kematangan. Salah satu bentuk pendidikan adalah pendidikan yang berupa sastra. Sastra adalah bentuk ekspresi dari kehidupan manusia yang menggunakan media bahasa yang khas. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sastra yang merupakan cerminan kehidupan masyarakat sudah menjadi kebutuhan dan kesenangan bagi masyarakat saat ini. Hampir setiap hari kita melakukan kegiatan yang berhubungan dengan sastra, seperti menyanyikan lagu, mendengarkan sebuah cerita, dalam adat-istiadat, dan masih banyak lagi kegiatan yang kita lakukan yang berhubungan dengan sastra. Selain menjadi kebutuhan dan kesenangan, di dalam sastra juga mengandung nilai budaya, moral, dan sosial. Oleh karena itu, dipelajarilah unsur-unsur yang membangun karya sastra tersebut, sehingga sastra menjadi salah satu objek studi. Ambarita (2010:30) menyatakan bahwa tujuan pengajaran sastra adalah untuk mengapresiasikan nilai-nilai yang terkandung dalam sastra, yaitu pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap sastra, serta kenikmatan yang timbul sebagai akibat dari semua itu. Senada dengan itu, Effendi (Ambarita, 2010:29) mengemukakan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam pengajaran 1

2 sastra adalah agar anak didik hendaknya memperoleh kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri, orang lain, dan kehidupan sekitarnya sehingga mereka bersifat terbuka, rendah hati, peka perasaan dan pikiran kritisnya terhadap tingkah laku pribadi orang lain. Beliau juga menambahkan bahwa tujuan pengajaran sastra (puisi) agar siswa memperoleh pengetahuan dasar tentang puisi, sehingga tumbuh keinginan untuk memadukannya dengan pengalaman pribadinya. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengajaran sastra bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mengenal nilai-nilai yang terkandung dalam sastra dan mengapresiasikannya dengan tepat. Ada beberapa jenis sastra yang diajarkan di tingkat SMA, yaitu : puisi, cepen, prosa, drama, hikayat, dan gurindam. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang tertulis dalam silabus KD 14.2 juga terlihat bahwa menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, sosial budaya dan masyarakat melalui diskusi merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas X. Artinya puisi harus bisa dipahami, dan dikuasai oleh siswa kelas X dengan baik. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang mengutamakan keindahan dari rangkaian kata-kata dan dalam penulisannya melibatkan ide, imajinasi, emosi, dan kekreatifan seseorang. Melalui pembelajaran pemahaman puisi, siswa diharapkan agar memiliki kemampuan dalam memaknai puisi dengan baik, karena dalam pembelajaran pemahaman puisi juga dapat menyentuh perilaku peserta didik dan membangun karakter yang baik pada peserta didik. Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih belum bisa mengungkapkan ide ataupun gagasan penyair dalam puisinya dengan baik, hal ini disebabkan karena 1

3 tidak ada yang secara konkret dilihat siswa tentang pengarang yang berupa latar belakang, sosial, budaya pengarang. Hal inilah yang menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran memahami makna puisi. Sekolah yang menjadi tempat penelitian ini adalah SMA Swasta Medan Putri Medan. Oleh karena itu, penulis terlebih dahulu melakukan wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas X yaitu, ibu Fahdilah Kumala Sari, S.Pd. Hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap guru mata pelajaran yaitu beliau mengatakan bahwa kemampuan siswa dalam memahami isi puisi juga masih jauh dari yang diharapkan, karena nilai rata-rata yang diperoleh siswa masih tergolong rendah yaitu 65, sedangkan Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yang ditetapkan adalah 70. Beliau juga mengatakan masih menggunakan cara yang sudah lama diterapkan di sekolah tersebut dengan menggunakan media yang dianggap konvensional yang menggunakan media buku pelajaran sebagai media dalam pengajaranya. Beliau menambahkan bahwa siswa kurang tertarik dengan pelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam materi pembelajaran puisi. Mereka menganggap hal tersebut sangat membosankan karena siswa hanya berimajinasi tanpa ada satupun yang konkret bagi mereka. Setelah itu, penulis melakukan observasi terhadap siswa di kelas X untuk melihat siswa saat mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dengan materi menganalis keterkaitan isi puisi dengan intrinsik dan ekstrinsik puisi. Hasil observasi menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti materi pembelajaran tersebut masih rendah. Mereka mengalami kesulitan dalam menghubungkan latar belakang sosial, budaya dan masyarakat pengarang dengan isi puisi. Siswa tidak mengetahui dengan jelas tentang kepengarangan puisi

4 tersebut yang berupa latarbelakang, sosial, dan budaya pengarang. Sementara dalam mengapresiasi sebuah puisi harus penuh penghayatan yaitu melalui pemahaman unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi. Hal inilah yang menjadi kendala siswa dalam memahami makna puisi. Berdasarkan uraian di atas dibutuhkan perbaikan yang dapat mendorong dan memberi kemudahan bagi siswa dalam mengapresiasi sebuah puisi, khususnya dalam pembelajaran memahami makna yang terkandung dalam sebuah puisi. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian lebih lanjut dalam meningkatkan hasil belajar memahami makna puisi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan media audiovisual sebagai alat untuk meransang motivasi dan minat siswa terhadap pembelajaran memahami makna puisi. Media pembelajaran Audiovisual adalah suatu media pembelajaran yang dapat kita dengar suaranya dan dapat kita lihat gambarnya secara langsung atau yang sering disebut dengan Video. Media ini sangat baik untuk meransang motivasi dan minat belajar pada siswa dalam pembelajaran memahami makna puisi, karena selain dapat menyajikan visual yang berupa latarbelakang kepengarangan juga dapat menyajikan unsur audio yang berupa pembacaan puisi secara bersamaan. Pembelajaran dengan media audiovisual menjadi pengalaman yang baru bagi siswa, sehingga menimbulkan motivasi dan gairah belajar pada siswa. Pendapat ini didukung oleh Mursini (2012:67) bahwa media audiovisual adalah media yang mengandung unsur suara dan juga memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, film dan sebagainya. Beliau juga menambahkan bahwa video dapat kita katakan sebagai segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak

5 secara sekuensial. Jenis media ini baik digunakan dalam menjelaskan suatu proses dalam pembelajaran. Sebagai landasannya media ini pernah digunakan dalam jurnal penelitian yang ditulis oleh Riduan Sibaren dengan judul Penggunaan Media Audiovisual dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. Penelitian yang dilakukan menunjukkan motivasi dan hasil belajar siswa meningkat. Media ini dianggap efektif dalam pembelajaran karena sekaligus melibatkan dua alat indera manusia, yang pada dasarnya manusia lebih memahami segala sesuatunya berdasarkan penglihatan dan pendengarannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menggunakan media pembelajaran Audiovisual dalam pembelajaran memahami makna puisi. Penelitian yang akan dilakukan peneliti berjudul Pengaruh Media Audiovisual terhadap kemampuan memahami Makna Puisi oleh Siswa Kelas X SMA Swasta Medan Putri Tahun Pembelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah 1) Kemampuan siswa dalam memahami makna puisi masih rendah 2) Kurangnya motivasi siswa dalam memahami makna puisi 3) Guru belum menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran memahami makna puisi C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah dan memfokuskan permasalahan tentang Pengaruh Media Audiovisual terhadap kemampuan

6 memahami Makna Puisi oleh Siswa Kelas X SMA Swasta Medan Putri Tahun Pembelajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah 1) Bagaimana kemampuan Siswa Kelas X SMA Swasta Medan Putri dalam memahami makna puisi sebelum menggunakan media Audiovisual? 2) Bagaimana kemampuan siswa Siswa Kelas X SMA Swasta Medan Putri dalam memahami makna puisi dengan menggunakan media Audiovisual? 3) Bagaimana pengaruh media Audiovisual terhadap kemampuan memahami makna puisi Siswa Kelas X SMA Swasta Medan Putri? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah : 1) untuk mengetahui kemampuan Siswa Kelas X SMA Swasta Medan Putri Medan dalam memahami makna puisi dengan menggunakan media konvensional 2) untuk mengetahui kemampuan siswa Siswa Kelas X SMA Swasta Medan Putri Medan dalam memahami makna puisi dengan menggunakan media Audiovisual 3) untuk menjelaskan pengaruh penggunaan media pembelajaran audiovisual dan media konvensional terhadap kemampuan

7 memahami makna puisi oleh Siswa Kelas X SMA Swasta Medan Putri Medan F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan praktis kepada pihak antara lain : a) Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pendidik dan calon pendidik untuk menciptakan suasana belajar yang bervariasi dan menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran audiovisual dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran memahami makna puisi, guna meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami makna puisi. b) Manfaat Praktis 1) Bagi guru a. Sebagai bahan rujukan bagi guru bidang studi bahasa Indonesia dalam pengajaran memahami makna puisi dengan memanfaatkan media audiovisual. b. Menciptakan suasana belajar bahasa dan sastra Indonesia yang menyenangkan, sehingga tidak menimbulkan rasa jenuh dan bosan pada siswa. 2) Bagi siswa

8 a) Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa dalam proses pemahaman makna puisi dengan menggunakan media audiovisual. b) Penelitian ini dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap makna puisi 3) Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan peneliti dan memperkaya wawasan mengenai media audiovisual sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan memahami makna puisi.