BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gitman (2000) Brealy & Myers (2000) Hadian (2010)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gitman (2000) Brealy & Myers (2000) Hadian (2010)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Untung Wahyudi dan Pawestri, 2006 (Sri Hasnawati, 2005a) (Sri Hasnawati, 2005a)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penawaran, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian. suatu negara. (Kamus Pasar Uang dan Modal: 1992)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga saham. Bila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jensen dan Meckling (1976) Jensen dan Meckling (1976) Weston dan Brigham (2001:21) Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemilik perusahaan dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Emery, Finnertry, and Stowe 2007:14 Brigham dan Ehrhardt (2002:12

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bidang akuntansi dalam perusahaan bertanggungjawab terhadap laporan

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya globalisasi membuat perekonomian dunia semakin terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan pada umumnya mempunyai keinginan untuk terus tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan industri manufaktur food and beverages

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada dunia usaha khususnya di Indonesia menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadinya penurunan perekonomian di suatu negara. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Jensen & Smith 1984 ; Fama and French 1998).

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Nugroho, 2014). bertujuan untuk mencapai keuntungan maksimal dengan menggunakan sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang besar bagi pihak-pihak yang bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal Indonesia. Menurut Sari dan Kaluge (2013) Pasar modal merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekarang itu pasar modal di negara kita masih konvensional,sementara itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia usaha saat ini semakin ketat dimana setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Upaya tersebut merupakan dilema tersendiri bagi perusahaan, karena menyangkut

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Mayangsari 2009 dalam Indahningrum dan Ratih 2009)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan pada umumnya mempunyai keinginan untuk tumbuh dan berkembang. Berkembangnya suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh manajemen perusahaan itu sendiri, salah satunya adalah manajer keuangan. Manajer keuangan mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi yang pertama adalah bagaimana perusahaan menentukan sumber dana yang optimal untuk mendanai berbagai alternatif investasi, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin dari harga pasar sahamnya. Fungsi yang kedua adalah pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi mencakup keputusan pengalokasian dana, baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Fungsi ketiga adalah kebijakan dividen. Pada prinsipnya kebijakan dividen ini menentukan proporsi laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan menentukan jumlah laba ditahan yang akan digunakan untuk mendanai investasi di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi perusahaan dituntut untuk memanfaatkan berbagai alternatif investasi sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, hal ini akan berdampak terhadap nilai perusahaan tersebut. Menurut Gitman (2006) yang dikutip dari penelitian Hadian (2009) menyatakan bahwa keputusan investasi sangat penting karena akan mempengaruhi inti dari seluruh analisis keuangan. Keputusan investasi dapat berperan sebagai mekanisme transmisi antara kepemilikan dan nilai perusahaan. Untuk mendanai berbagai alternatif investasi, maka perusahaan harus menentukan sumber dana yang optimal agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Sumber pendanaan perusahaan dapat berasal dari internal financing berupa ekuitas ataupun laba ditahan, dan dari external financing berupa utang/ pinjaman dan saham.

Ketersediaan dana tersebut dapat dilihat dari struktur modal perusahaan dimana struktur modal perusahaan diketahui dengan cara mengamati neraca perusahaan pada sisi pasiva. Perusahaan perlu menentukan struktur modal yang optimal agar dapat memaksimalkan keuntungan. Struktur modal menurut Horne (2002:253), struktur modal adalah bauran atau proporsi dari pinjaman jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Kemudian menurut Gitman (2000:140), bahwa struktur modal diukur dengan tingkat Debt Equity Ratio (DER), yang diformulasikan oleh besarnya pinjaman jangka panjang dibagi dengan modal sendiri. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mensejahterakan para pemegang saham yang tercermin dalam pembayaran dividen. Besar kecilnya pembagian dividen tergantung oleh kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Apabila kebijakan perusahaan lebih menitikberatkan untuk melakukan investasi, maka dividen yang akan dibagikan akan semakin berkurang. Karena, laba yang dihasilkan perusahaan dialokasikan sebagai sumber pendanaan untuk melakukan investasi dalam bentuk laba ditahan (internal financing) sehingga laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen semakin sedikit. Pramastuti (2007) dalam penelitiannya mengenai pengaruh pengumuman kebijakan dividen menyimpulkan bahwa kenaikan (penurunan) dividen direspon secara positif (negatif) oleh pasar. Dividen seringkali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Karena, melalui pengumuman pembayaran dividen mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan investasi dan mengukur prospek perusahaan ke depan sehingga akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Apabila prospek perusahaan ke depannya akan bagus maka akan banyak para investor yang tertarik dengan perusahaan tersebut sekaligus berdampak terhadap semakin baiknya nilai dari perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dapat diukur dari harga sahamnya. Harga pasar (market value) menunjukkan harga yang bersedia dibayar investor. Harga pasar dapat lebih tinggi atau lebih rendah

dibandingkan nilai bukunya. Perbandingan nilai pasar terhadap nilai buku saham yang semakin tinggi menunjukkan penilaian investor terhadap perusahaan semakin baik, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai pasar dapat dilihat melalui harga saham perusahaan yang terjadi di bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Berbicara mengenai nilai perusahaan, perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalam Jakarta Islamic Index (JII) menjadi perbincangan selama 2 tahun dikarenakan sistem syariahnya yang dianggap mampu bertahan di tengah krisis global, sehingga berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diakibatkan dari banyaknya investor mulai melirik sektor syariah. Secara global, perekonomian syariah memang sudah menunjukkan kelebihannya bila dibandingkan dengan konvensional. Hal ini dapat kita lihat pada emiten-emiten yang tergabung dalam JII ( Jakarta Islamic Index) di BEI. Pada daftar saham JII tahun 2008, 56 % sahamnya termasuk dalam LQ-45 yang kita tahu merupakan daftar saham yang menujukkan likuiditas yang baik. Sedangkan pada daftar saham JII tahun 2009,sebesar 83 % dari emiten yang ada termasuk dalam LQ-45. Jakarta Islamic Index (JII) yang terdiri dari 30 emiten, bertujuan untuk menilai (benchmark) kinerja investasi saham yang berbasis syariah. JII diluncurkan pertama kali pada tanggal 3 Juli 2000 yang merupakan hasil kerjasama antara PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan PT. DIM. Selama tiga tahun terakhir (2007-2009), pelaku pasar di BEI memiliki respon yang cukup positif terhadap indeks JII. Salah satu faktor penting yang dijadikan pertimbangan oleh para investor adalah aspek fundamental saham JII dinilai sangat baik dan konsisten pertumbuhannya. Sekalipun terkena imbas krisis ekonomi global, ketiga puluh anggotan JII relatif menunjukkan kinerja yang memuaskan kendati sempat terpukul pada dua kuartal pertama 2009. Secara umum, hasil riset CAPITAL PRICE juga menujukkan temuan-temuan penting bagi para investor terkait saham-saham JII. Kinerja saat ini (current performance) dari ketiga puluh anggota JII secara komposit menunjukkan financial

result di atas rerata 82 sampel saham BEI. Begitu pula, prospek bisnis emiten JII diprediksi pelaku pasar modal memiliki peluang tumbuh di masa depan yang lebih baik dibandingkan rerata industri. Dengan demikian, persepsi pasar terhadap emiten JII adalah excellent value manager. Meskipun begitu tidak mempengaruhi para calon investor untuk terlalu berani mengeluarkan uangnya untuk berinvestasi pada perusahaan yang tergabung dalam JII, hal ini diakibatkan krisis finansial global. Dalam seminar krisis finansial di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (21/1/2009) Dirut BEI, Erry Firmansyah mengatakan jika tahun lalu rata-rata transaksi harian Rp. 4,4 triliun maka tahun ini hanya sekitar Rp. 2 trilliun atau turun sekitar 50%. Diakui Eddy, penanganan krisis finansial global memang tidak mudah dan membutuhkan banyak dana untuk pemulihan seperti AS yang mengeluarkan dana talangan (bailout) US$ 700 miliar. Erry mengakui saat ini banyak yang masih takut untuk membeli saham karena takut ada gelombang krisis finansial lagi baik dari luar maupun dari dalam.(www.detikfinance.com) Sebenarnya untuk mendanai investasi selain dari penerbitan saham juga bisa berupa utang/ pinjaman. Hal ini terlihat dari struktur modal Pt. Telekomunikasi Indonesia. Total utang Pt. Telekomunikasi Indonesia tahun 2009 meningkat 1,45% dari tahun 2008. Total utang Pt. Telekomunikasi Indonesia sendiri lebih besar daripada total ekuitasnya, lebih dari 50%. Sehingga total assetnya didominasi oleh utang. Menurut Nogi (2003 ; 20) Selain melakukan investasi perusahaan juga akan membagikan dividen dari laba yang dihasilkannya. Jika melihat pertumbuhan dalam menghasilkan labanya, perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index memiliki pertumbuhan yang positif. Contohnya PT. Semen Gresik, pada tahun 2009 memiliki pertumbuhan laba sebesar 10,68% dibandingkan tahun 2008. Tetapi apabila melihat tingkat pertumbuhan dividen dari tahun 2008 sebesar 50,58% sedangkan tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 14,29%.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai apakah keputusan investasi, struktur modal dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang dituangkan dalam judul : Pengaruh Keputusan Investasi, Struktur Modal dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Tergabung ke dalam Jakarta Islamic Index Periode 2005-2009. 1.2 Identifikasi Masalah Mengacu kepada hal-hal di atas yang melatarbelakangi penelitian ini, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada pada penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan keputusan investasi, struktur modal, kebijakan dividen, dan nilai perusahaan pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta islamic Index (JII) periode 2005-2009? 2. Bagaimana pengaruh keputusan investasi, struktur modal, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan secara simultan pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta islamic Index (JII) periode 2005-2009? 3. Bagaimana pengaruh keputusan investasi, struktur modal, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan secara parsial pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta islamic Index (JII) periode 2005-2009? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi program studi Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis perkembangan keputusan investasi, struktur modal, kebijakan dividen, dan nilai perusahaan pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta islamic Index (JII) periode 2005-2009? 2. Untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi, struktur modal, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan secara simultan pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta islamic Index (JII) periode 2005-2009? 3. Untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi, struktur modal, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan secara parsial pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta islamic Index (JII) periode 2005-2009? 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian yang dilakukan dapat berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut : 1. Emiten Penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang berarti dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman di mana penulis dapat memperoleh gambaran nyata serta dapat menerapkan pengetahuan secara teoritis yang diperoleh di bangku kuliah. 3. Civitas akademik Diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dibidang manajemen keuangan, serta menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Laporan keuangan merupakan suatu media yang dapat memperlihatkan kondisi keuangan suatu perusahaan. Namun laporan tersebut haruslah dianalisis agar dapat menjadi suatu informasi yang tepat dan akurat. Keakuratan ini akan bermanfaat dan bermanfaat bagi para calon investor untuk mengambil keputusan investasi. Menurut Martono dan Harjito (2002;5): Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Data dari laporan keuangan itu dapat berguna bagi perusahaan untuk menghitung rasio keuangan. Rasio keuangan adalah sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. (Horne dan Wachowicz, 2005:202). Rasio keuangan merupakan suatu alat analisis yang dapat digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan kinerja serta kondisi keuangan perusahaan yang biasa digunakan untuk perencanaan keuangan perusahaan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjangnya. Rasio keuangan juga bisa menjadi alat ukur apakah suatu perusahaan telah mengalokasikan dananya secara efisien dalam menginvestasikan dananya pada aktiva yang dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Menurut Haruman (2008:8) bahwa : Investasi adalah pertumbuhan total asset perusahaan dari tahun ke tahun yang menunjukkan perkembangan investasi perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Haruman (2007) memyatakan bahwa variabel keputusan investasi (TA Growth) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kenaikan investasi akan meningkatkan nilai perusahaan, penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Fama (1978), Myers (1984). Apabila tingkat investasi di sebuah perusahaan tinggi, maka akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut karena pertumbuhan investasi tersebut dapat dipersepsikan sebagai good news bagi investor. Selain itu, peningkatan investasi ini akan dianggap

sebagai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang dan penentu nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Kegiatan investasi tidak akan berjalan lancar apabila perusahaan tidak bisa mengatur sumber pendanaan untuk investasi tersebut. Jika dilihat dari berbagai sumber dana, perusahaan harus pintar untuk memilih sumber pendanaan yang dapat memberikan efisiensi terhadap struktur modal perusahaan. Menurut Martono & Harjito (2007:240) bahwa : Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Dari pengertian di atas bila melihat dari laporan keuangan neraca perusahaan maka yang dimaksud struktur permodalan di sini adalah yang terletak hanya pada bagian kredit yang tercermin pada perkiraan utang jangka panjang dengan unsur modal sendiri, di mana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang. Pemenuhan kebutuhan permodalan secara optimal diharapkan pada akhirnya akan menghasilkan suatu tingkat keuntungan, di mana dengan hasil yang dicapai tersebut (dalam bentuknya keuntungan) akan dapat menutupi semua biaya dan pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan atas penggunaan modal tadi. Keuntungan dari investasi dan pendanaan yang optimal selanjutnya akan dialokasikan kepada para pemegang saham sebagai pembayaran dividen atau ditahan kembali sebagai reinvestasi. Pengeritan kebijakan dividen itu sendiri menurut Riyanto (2001:265) : Kebijakan dividen adalah bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau digunakan didalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan di dalam perusahaan.

Kebijakan dividen ini merupakan corporate action yang penting yang harus dilakukan perusahaan. semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka perusahaan akan dianggap semakin baik. Perusahaan yang baik di anggap menguntungkan dan tentunya penilaian terhadap perusahaan akan semakin baik pula, biasanya tercermin melalui peningkatan harga saham perusahaan. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan sebagai sinyal positif membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang, sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana salah satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan dapat diukur dari tinggi rendahnya harga saham dari perusahaan yang bersangkutan. Tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi perusahaan itu sendiri. Menurut Brigham & Erhard (2005) : Nilai perusahaan merupakan nilai sekarang (present value) dari free cah flow di masa mendatang pada tingkat diskonto sesuai rata- rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital, WACC) Penelitian Hasnawati (2005) memberikan bukti bahwa Keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti apabila kesempatan investasi yang dilakukan suatu perusahaan meningkat, maka nilai perusahaan juga akan semakin membaik. Menurut Haruman (2008) DER, investasi, dan DPR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang tercermin dengan harga sahamnya. Seluruh variabel independent berpengaruh signifikan terhadap harga saham namun estimasinya memiliki arah hubungan yang berbeda-beda. Untuk variabel DER, memiliki estimasi negatif. Sedangkan penelitian yang dilakukan Dwijayanti (2009) menyatakan bahwa DPR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan yang termasuk Jakarta Islamic Index Laporan Keuangan Keputusan Keuangan Keputusan Pendanaan Keputusan Investasi Kebijakan Dividen Struktur modal Total Asset Growth Dividend Payout Ratio Debt To Equity Ratio Nilai Perusahaan (Closing price) Keterangan : = Diteliti = Tidak ditelit

Berdasarkan bagan kerangka berfikir di atas maka dapat ditarik suatu hipotesis dari penelitian ini adalah : 1. Keputusan investasi, struktur modal, dan kebijakan dividen secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang termasuk kedalam Jakarta Islamic Index periode 2005-2009. 2. Keputusan investasi, struktur modal, dan kebijakan dividen secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang termasuk kedalam Jakarta Islamic Index periode 2005-2009. 1.6 Metodologi Penelitian Penulis menganalisis laporan keuangan perusahaan yang termasuk kedalam Jakarta Islamic Index periode 2005-2009 dengan lebih terdahulu melakukan pengumpulan data dan fenomena-fenomena yang terkait dengan penelitian melalui studi pustaka dan studi literatur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Nazir (2003;54) : Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Selanjutnya metode verifikatif menurut Rasyad (2003:6) adalah : Metode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan (estimate) dan pengujian hipotesis. Kedua metode penelitian ini dilakukan untuk mencari informasi faktual, mengidentifikasi suatu masalah, melakukan tes hipotesis serta memperoleh jawaban mengenai bagaimana hubungan dari hubungan suatu variabel terhadap variabel lain.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda, analisis jalur dan analisis korelasi. Kemudian uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik F yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel X1, X2, X3 secara simultan berpengaruh terhadap variabel Y, sedangkan uji hipotesis secara parsial dilakukan dengan cara uji statistik t dari masing-masing variabel. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan yang termasuk kedalam Jakarta Islamic Index. Pengambila sumber data diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Drectory (ICMD), dan pustakaloka Universitas Widyatama yang berlokasi di jalan Cikutra No. 204 A, Bandung. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Agustus 2010.