BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sebelum melaksnakan pembelajaran guru terlebih dulu membuat Rencana Proses Pembelajaran (RPP), judul penelitian ini terkait dengan tujuan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I. yaitu lempeng Eurasia, lempeng Samudera Hindia- Benua Australia dan lempeng

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

PENEMPATAN TENAGA KERJA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG. Bab 1 Pendahuluan 1-1

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

BAB III METODE PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BERITA RESMI STATISTIK

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

GUBERNUR JAWA TENGAH,

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

DAFTAR NOMINASI SEKOLAH PENYELENGGARA UN CBT TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian

BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Klaten merupakan daerah dengan potensi bencana yang

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD)

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

FUZZY SUBTRACTIVE CLUSTERING BERDASARKAN KEJADIAN BENCANA ALAM PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

REKAP JUMLAH KELAS GELOMBANG 5 ( 2 s/d 6 JULI 2014 ) PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

PEMODELAN PROFIL KESRA PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

GUBERNUR JAWA TENGAH

EVALUASI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN (Indikator Makro)

BAB I PENDAHULUAN. Definisi kekeringan dalam Permasalahan Kekeringan dan Cara. lebih panjang akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU MATA PELAJARAN IPS SUB-SUB TEMA BENTUK MUKA BUMI DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA UNTUK SISWA KELAS VII

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, Oktober 2015

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi pembentukan karakter dan kemajuan. Tanpa pendidikan, sebuah bangsa atau masyarakat akan sulit untuk mendapatkan kemajuan sehingga akan menjadi bangsa atau masyarakat yang kurang maju. Dengan pola pendidikan dalam skala luas bersistem sistemik yang tepat guna dan efektif, diharapkan mampu menjawab tantangan pada zaman ini. Namun setelah melihat fakta, pendidikan yang tepat guna itu belum berjalan secara efektif, bahkan ada yang salah pada penerapannya (Adha & Yanzi, 2013). Sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan, diperlukan terobosan, baik dalam bidang pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran maupun pemenuhan sarana prasarana. Guru juga dituntut untuk membuat pelajaran yang inovatif agar pembelajaran berhasil secara optimal. Guru memerlukan media pembelajaran yang selektif dan efektif sesuai pokok bahasan pelajaran yang diajarkan. Salah satunya dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Pada tahun akademik 2013-2014, pemerintah mulai memberlakuakan kurikulum baru yang dinamakan kurikulum 2013 pada tingkat kelas dan sejumlah sekolah tertentu. Pada dasarnya kurikulum 2013 adalah pengembangan dan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan ( Sumarmo, 2014). Kurikulum 2013 juga memperhatikan proses pembelajaran yang mendidik siswa untuk lebih kreatif dan guru membimbing siswa seperti memandu untuk mencari tahu, mengamati, memiliki apersiasi, berkenalan, menggambar, dan observasi di lapangan. Pembelajaran geografi selama ini yang dilakukan para guru memiliki kelemahan utama, yaitu kompetensi mereka terletak pada penguasaan bahan ajar. Kelemahan kompetensi diduga, (1) guru tidak gemar membaca dan tidak lagi belajar, selain membaca buku pelajaran, (2) guru tidak memiliki buku -buku geografi yang dapat digunakan untuk memperkaya pengetahuan, (3) guru tidak 1

2 ada tantangan dan hadiah yang mampu memotivasi guru untuk belajar hingga menjadi professional. Problematika pada bahan ajar geografi yang ditulis dalam teks dan tentu diajarkan kepada siswa. Permasalahan dimulai dari ketidakjelasan geografi sebagai ilmu yang harus diajarkan di sekolah yang dikenal dengan pendidikan geografi. Dalam hal ini, geografi disebut sebagai pendidikan geografi tampaknya tidak seperti ilmu-ilmu lain yang telah memiliki objek formal dan objek material yang jelas. Banyak dosen, guru, dan mahasiswa menganggap bahwa objek material geografi adalah bumi dan isinya dan objek formal geografi adalah keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan (Purwanto, 2010). Bahan ajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran untuk dapat mengetahui seberapa besar keberhasilan belajar siswa. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan-lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar berisi materi yang secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan secara terperinci jenis - jenis materi pelajaran (Mudlofir, 2011:128). Penelitian bahan ajar buku mengambil sub - sub tema bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia. Dengan kompetensi dasar 3.4 yaitu Memahami Pengertian dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. Bentuk muka bumi Indonesia Secara geologis dan hidrologis, posisi Indonesia berada pada kondisi yang rawan berbagai bencana. Letak Indonesia di antara benua asia dan australia, serta berada pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu: lempeng indo-australia, lempeng Eurasia, dan lempeng pasifik. Posisi tersebut yang mengakibatkan Indonesia rawan terjadi bencana (Supriyono, 2014), salah satu bencana yaitu gempa bumi, peta 1.2 bencana gempa bumi peta 1.2 indek rawan bencana provinsi jawa tengah. Dari sub tema dan kompetensi dasar, peneliti akan mengembangkan buku bahan ajar IPS yang sudah ada, menjadi lebih lengkap, menarik dan kreatif sehingga minat siswa kelas VII untuk belajar menjadi tinggi. Dalam hal ini faktor

3 yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pemahaman materi bukan hanya guru, melainkan buku bahan ajar lengkap,menarik dan kreatif. Kelemahan kelemahan buku bahan ajar yang sudah ada, menjadi alasan peneliti melakukan pengembangan materi sub sub tema bentuk muka bumi dan aktifitas penduduk Indonesia. Yaitu pertama, dari segi informasi yang disampaikan, materi ada 4 gambaran keadaan muka bumi Indonesia antara lain: a. dataran rendah, b. bukit dan perbukitan, c. dataran tinggi, d. gunung dan pegunungan. Materi tersebut masih bersifat umum, padahal sangat diperlukan materi yang lebih khusus. Untuk menambah pemahaman siswa dalam hal materi bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia. Kedua, dari segi tulisan, terdapat kalimat yang kurang tepat, contohnya pada peta fisiografi, tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia mulai dataran rendah sampai pegunungan seharusnya kalimat tersebut dapat diubah menjadi pada peta fisiografi, tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia mulai dataran rendah hingga pegunungan. Ketiga, dari segi peletakan gambar dalam buku belum di letakkan setelah penjelasan materi. Contohnya sebaran dari bentuk muka bumi Indonesia tersebut dapat dilihat pada peta sebaran bentuk muka bumi atau peta fisiografis Indonesia (Gambar 1.7). Seharusnya gambar yang ada diletakan setelah penjelasan materi, agar siswa bisa menghubungan atara materi dan gambar dengan mudah. Keempat, dari segi visualisai gambar atau peta, dalam buku yang ada penjelasannya tidak begitu jelas dan kualitas gambar juga sangat kurang jelas, contohnya Peta fisiografis dan peta sebaran gunung berapi Indonesia seharusnya gambar atau peta memiliki penjelasan dan kualitas gambar yang jelas sehingga siswa dapat memahami dengan mudah.

1 111 0'0" PETA INDEKS BENCANA GEMPA BUMI JAWA TENGAH TAHUN 2010/2011 6 0'0" 6 0'0" LS ¾ U Skala 1:2,000,000 20 Legenda PURBALINGGA BANJARNEGARA BANYUMAS CILACAP TEMANGGUNG WONOSOBO MAGELANG KEBUMEN KLATEN PURWOREJO 8 0'0" D.I.Y S A M U D R A Jalan Kereta Api SRAGEN SURAKARTA KARANGANYAR Keterangan Warna Tinggi JAWA TIMUR Rendah 105 0'0" BT SUKOHARJO WONOGIRI Waduk Gajah Mungkur H I N D I A Sungai Jalan Arteri/Utama Rawa Pening BOYOLALI Garis Pantai Batas Kabupaten SEMARANG MAGELANG Kantor Kabupaten/Kota Batas Provinsi GROBOGAN SALATIGA Waduk 120 0'0" 135 0'0" JAWA TENGAH Kantor Provinsi LAUT CINA SELATAN 0 0'0" PEKALONGAN BLORA SEMARANG LS KENDAL DEMAK TEGAL PEKALONGAN BATANG 7 0'0" JAWA BARAT PEMALANG PATI REMBANG 8 0'0" 7 0'0" KUDUS TEGAL KM 60 40 Proyeksi : Transverse Mercartor Grid Koordinat : Sistem Koordinat Geografi Datum : WGS 1984 J A W A JEPARA BREBES 20 0 0'0" L A U T 0 109 0'0"BT SAMUDRA HINDIA 105 0'0" Daerah Yang Dipetakan 120 0'0" 135 0'0" Sumber Peta : Data Spasial Jateng - DIY Badan Informasi Geospasial (BIG) Sumber Data :1. Indeks Kerawanan Bencana Indonesia BNPB 109 0'0" 1 4 Gambar 1.1 Peta Indeks Bencana Gempa Bumi Provinsi Jawa Tengah 111 0'0" Disalin Oleh: Andi Sahdam Saputro ( A610110018) Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

1 111 0'0" PETA INDEKS KERAWANAN BENCANA JAWA TENGAH TAHUN 2010/2011 6 0'0" 6 0'0" LS ¾ U Skala 1:2,000,000 20 Legenda PURBALINGGA BANJARNEGARA BANYUMAS CILACAP TEMANGGUNG WONOSOBO MAGELANG KEBUMEN KLATEN PURWOREJO 8 0'0" D.I.Y S A M U D R A Jalan Kereta Api SRAGEN SURAKARTA KARANGANYAR Keterangan Warna Tinggi JAWA TIMUR Rendah 105 0'0" BT SUKOHARJO WONOGIRI Waduk Gajah Mungkur H I N D I A Sungai Jalan Arteri/Utama Rawa Pening BOYOLALI Garis Pantai Batas Kabupaten SEMARANG MAGELANG Kantor Kabupaten/Kota Batas Provinsi GROBOGAN SALATIGA Waduk 120 0'0" 135 0'0" JAWA TENGAH Kantor Provinsi LAUT CINA SELATAN 0 0'0" PEKALONGAN BLORA SEMARANG LS KENDAL DEMAK TEGAL PEKALONGAN BATANG 7 0'0" JAWA BARAT PEMALANG PATI REMBANG 8 0'0" 7 0'0" KUDUS TEGAL KM 60 40 Proyeksi : Transverse Mercartor Grid Koordinat : Sistem Koordinat Geografi Datum : WGS 1984 J A W A JEPARA BREBES 20 0 0'0" L A U T 0 109 0'0" BT SAMUDRA HINDIA 105 0'0" Daerah Yang Dipetakan 120 0'0" 135 0'0" Sumber Peta : Data Spasial Jateng - DIY Badan Informasi Geospasial (BIG) Sumber Data :1. Indeks Kerawanan Bencana Indonesia BNPB 109 0'0" 1 5 Gambar 1.2 Peta Indeks Kerawanan Bencana Provinsi Jawa Tengah 111 0'0" Disalin Oleh: Andi Sahdam Saputro ( A610110018) Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

6 Setelah membaca buku siswa yang sudah ada, peneliti akan mengembangkan model model buku bahan ajar menjadi lebih lengkap, antara lain dengan : 1. Menambah teks bacaaan secara lebih lengkap bentuk muka bumi indonesia. 2. Menambahkan gambar gambar yang lebih menarik dan kreatif materi bentuk muka bumi Indonesia. Dari pengembangan model buku bahan ajar diharapkan dapat menambah pemahaman materi siswa kelas VII. Dalam hal ini sekolah merupakan salah satu tempat untuk menambah pemahaman materi bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia, dengan menggunkan bahan ajar buku. Tepatnya di Sekolah Menegah Pertama Muhammadiyah 10 Surakarta yang terletak di desa karangasem, jalan srikoyo no.3, laweyan, Surakarta. Sehingga berdasarkan latar belakang di atas peneliti mengangkat judul PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU MATA PELAJARAN IPS SUB SUB TEMA BENTUK MUKA BUMI DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V11. 1. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasi masalah yang ada yaitu : a. Bahan ajar buku yang diberikan kepada siswa mata pelajaran IPS masalah gambar kurang jelas sehingga pemahaman siswa menjadi kurang. b. Bahan ajar buku mata pelajaran IPS sub sub tema bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia kurang lengkap, kurang kreatif dan kurang menarik sehingga siswa kurang minat pada buku bahan ajar. 2. PEMBATASAN MASALAH Agar masalah yang dikaji lebih fokus dan terarah, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Penelitian bahan ajar dilakasankan untuk siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. b. Penelitian ini ditekankan pada pengembangan buku bahan ajar sub- sub tema bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia untuk siswa kelas VII.

7 3. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang terdapat di atas maka terdapat berbagai masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah kriteria bahan ajar buku IPS yang dibutuhkan siswa kelas VII? b. Bagaimanakah model dan materi bahan ajar buku IPS sub sub tema bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia untuk sisiwa kelas VII? c. Bagaimanakah efektivitas bahan ajar yang telah dikembangkan pada subsub tema bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia? 4. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk: a. Membuat kriteria bahan ajar buku IPS yang dibutuhkan siswa kelas VII. b. Membuat model dan materi bahan ajar buku sub sub tema bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia untuk siswa kelas VII. c. Mengetahui efektivitas bahan ajar yang telah dikembangkan pada sub-sub tema bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia. 5. MANFAAT PENELITIAN a. Manfaat Teoritis 1. Penelitian dari buku bahan ajar dapat bermanfaat untuk dapat lebih menambah pemahaman materi bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia. 2. Penelitan ini diharapkan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa a. Bahan ajar buku dapat sebagai pendukung wawasan untuk siswa. b. Penelitian juga diharapkan untuk lebih bisa membuat siswa menjadi lebih memahami materi.

8 2. Bagi Guru a. Penelitian juga diharapkan untuk lebih bisa membuat guru lebih kreatif lagi dalam pembuatan bahan ajar buku. b. Penelitian juga diharapakan mejadikan pemahaman materi akan menjadi lebih jelas. 3. Bagi Sekolah a. Di harapakan dapat menjadi bahan ajar buku pendukung pembelajaran di sekolah. b. Di harapkan dapat menjadikan guru lebih kreatif dan meningkatkan mutu sekolahan menjadi lebih baik 6. SPESIFIKASI PRODUK Penelitian ini akan mengembangkan sebuah buku ajar geografi yang akan digunakan dalam kelas VII di Sekolah Menegah Pertama, untuk mengajarkan siswa tentang bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia. Bahan ajar akan berisi fakta dan informasi bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia. Dengan pengembangan bahan ajar buku sub-sub tema bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia, diharapkan siswa lebih tertarik dalam membaca buku ajar serta dengan mudah memahami isi dari buku ajar. Buku ajar sub-sub tema bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia. Dengan format sebagai berikut: i. Daftar Isi ii. Kata Pengantar iii. Bab I Bab II Bab III Bab IV iv. Info Pengetahuan v. Rangkuman vi. Uji kompetensi vii. Daftar Rujukan

9 viii. Glosarium Kemudian masing-masing Bab (Bab 1 sampai Bab terakhir) mengikuti format sebagai berikut: i. Judul Bab ii. Tujuan Pembelajaran iii. Isi Materi iv. Info Pengetahuan v. Rangkuman vi. Soal-soal quiz