BAB VI STRATEGI PEREMPUAN UNTUK BERTAHAN HIDUP JENIS KEBUTUHAN HIDUP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

IDENTIFIKASI TINGKAT KERENTANAN MASYARAKAT PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN LIVELIHOOD

PENGUATAN MODAL SOSIAL UNTUK PERLINDUNGAN SOSIAL RUMAH TANGGA MISKIN DALAM MENGOPTIMALKAN STATUS GIZI DAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

Konsep Sustainable Livelihoods. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terbawah kedua setelah Rukun Tetangga (RT), akan tetapi desa justru menjadi

1 Universitas Indonesia

BAB VIII KELEMBAGAAN MAKANAN POKOK NON BERAS

PEDOMAN WAWANCARA WAWANCARA DENGAN KEPALA DESA

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI DINAMIKA AKSI PERUBAHAN. A. Membangun Kesepahaman Sebagai Warga Lokal. proses inkulturasi dengan masyarakat. Hal ini dikarenakan peneliti

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melihat tentang penguatan modal sosial untuk pengembangan mafkah

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

KELOMPOK USAHA SIMPAN PINJAM GOTONG ROYONG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

Oleh: Elfrida Situmorang

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

Disusun oleh FLipMAS BADUY Wilayah Banten

V. KONDISI WILAYAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PERILAKU RUMAHTANGGA PETANI

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemiskinan perdesaan bukan merupakan suatu gejala yang baru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Kemiskinan dapat diukur secara langsung dengan menetapkan persedian sumber

KATA PENGANTAR. Bogor, April Penulis

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan (palawija), merupakan makanan pokok bagi masyarakat. total pendapatan domestik bruto (id.wikipedia.org).

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh ; Dian Mirawati Penyuluh pertanian Pertama

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari sistem tanam paksa (cultuurstelsel) pada tahun 1830-an.

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.. ABSTRACT... RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN.. TIM PENGUJI.. RIWAYAT HIDUP.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

Transkripsi:

BAB VI STRATEGI PEREMPUAN UNTUK BERTAHAN HIDUP 6.1 Perempuan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Hidup Posisi perempuan menjadi bagian yang terpenting dalam pemenuhan kebutuhan hidup dalam rumah tangga, kebutuhan hidup akan sangat bervariasi dalam konteks kehidupan dari setiap keluarga tertentu. Berdasarkan hasil pengumpulan data dari peneliti bahwa hasil temuan dilapangan sangat beragam jenis kebutuhan hidup yang diprioritaskan dalam rumah tangga, hal tersebut dapat ditunjukan dalam gambar berikut ini: Gambar 6.1 Jenis Kebutuhan Hidup JENIS KEBUTUHAN HIDUP 8 6 8 6 4 2 3 3 2 1 1 1 0 Sumber: hasil wawancara, diolah 2015 Jika di lihat dari skor yang ada, jenis kebutuhan hidup yang tertera dalam gambar 6.1 dapat di kelompokkan menjadi kebutuhan yang menjadi prioritas dan yang tidak menjadi prioritas. Kebutuhuan yang menjadi prioritas yaitu kebutuhan untuk makan sehari-hari, dan biaya sekolah anak bagi keluarga yang masih 63

memiliki anak usia sekolah. Sedangkan kebutuhan yang tidak menjadi prioritas, namun juga penting untuk di penuhi yaitu biaya listrik, biaya pirukunan, tempat tinggal, kebutuhan air bersih, dan membayar hutang. a. Makan Kebutuhan makan merupakan kebutuhan yang menjadi prioritas untuk di penuhi dalam perspektif perempuan. Delapan dari sembilan narasumber yang telah di wawancarai oleh peneliti mengatakan bahwa kebutuhan pangan merupakan kebutuhan yang pertama kali di ucapkan oleh narasumber perempuan baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja di luar rumah sebelum menyebutkan kebutuhan rumah tangga yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, dan para perempuan memiliki kendala dalam proses pemenuhannya. Untuk mengatasi kendala yang di hadapi perempuan dalam pemenuhan kebutuhan akan pangan, ada banyak upaya yang dilakukan oleh para perempuan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Upaya-upaya yang dilakukan oleh perempuan antara lain: Bagi rumah tangga yang memiliki kebun maupun yang masih memiliki sedikit lahan di pekarangan rumah, biasanya di manfaatkan oleh para perempuan untuk menanam sayursayuran, cabai, dan umbi-umbian, sehingga dapat di masak untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarganya. Dengan adanya hasil dari kebun ini ternyata cukup membantu bagi para perempuan dalam menghemat pengeluaran untuk belanja, karena tidak harus membeli sayur, cabai maupun umbi-umbian, melainkan bisa di gunakan untuk membeli kebutuhan yang lainnya. Bagi rumah tangga yang tidak memiliki kebun maupun sisa lahan di pekarangan rumahnya, biasanya ia memenuhi kebutuhan makannya dengan cara berhutang pada tukang sayur, meminta hasil kebun tetangga untuk di masak, mengandalkan 64

bantuan beras raskin dari pemerintah dan dengan cara makan seadanya. Makan seadanya yang di maksud adalah makan dengan nasi dengan sayur seadanya tanpa lauk pauk, bahkan hanya dengan nasi dan garam saja. Upaya-upaya yang dilakukan oleh para perempuan dalam memenuhi kebutuhan akan pangan merupakan bentuk dari pemanfaatan modal sosial, modal alamiah, dan modal fisik yang dimilikinya. Dengan mengandalkan hasil bumi, baik yang berasal dari kebun maupun pekarangan rumah, sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan akan pangan merupakan bentuk dari pemanfaatan modal fisik dan modal alamiah yang ada di Keluarahan Kumpulrejo. Sedangkan bagi perempuan yang tidak memiliki lahan untuk dapat ditanami hasil bumi, mereka menggunakan modal sosial yang di milikinya berupa jejaring yang baik dengan tetangga di sekitar tempat tinggalnya, khususnya dengan tetangga yang memiliki lahan berkebunan, sehingga mereka dapat meminta hasil kebun dari tetangganya tersebut. b. Biaya sekolah anak Saat ini pendidikan menjadi kebutuhan yang di anggap penting dan pokok untuk di penuhi. Kebutuhan akan pendidikan merupakan kebutuhan kedua yang di ucapkan oleh perempuan setelah kebutuhan akan pangan. Menurut para perempuan, anak merupakan harapan bagi keluarga untuk mempertahankan dan memperbaiki kehidupan keluarga mereka di kemudian hari. Dengan adanya harapan tersebut membuat kebutuhan akan pendidikan bagi anak menjadi penting untuk di penuhi, meskipun dalam perjalannannya mengalami hambatan dalam proses pemenuhannya. Rendahnya penghasilan yang di peroleh rumah tangga miskin menjadi kendala bagi mereka. Telah di jelaskan sebelumnya bahwa hambatan ini membuat mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan akan makan, apalagi untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan anak dengan tingginya biaya pendidikan saat ini. Meskipun saat ini telah ada upaya-upaya dari pemerintah untuk membantu masyarakat miskin dalam memperoleh pendidikan, namun hal 65

tersebut masih belum membantu masyarakat miskin itu sendiri. Bantuan yang di berikan pemerintah hanya sebatas beasiswa uang SPP hingga tingkat SMP saja, padahal kebutuhan untuk pendidikan tidak hanya sebatas itu melainkan juga pada biaya transportasi, membeli buku, seragam sekolah, dan sepatu. Dengan banyaknya biaya pendidikan yang harus dipenuhi tersebut, solusi-solusi yang biasanya di gunakan khususnya bagi para perempuan adalah dengan menyisihkan penghasilan yang di peroleh untuk biaya sekolah, jika hal tersebut masih belum mencukupi biasanya mereka akan mendaftarkan anaknya untuk memperoleh beasiswa lagi dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, hingga ke lembaga-lembaga keagamaan. Dengan menggunakan modal manusia, modal finansial dan juga modal sosial yang dimilikinya, perempuan berusaha untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan anak. Modal manusia yang dimaksudkan adalah kemampuan dari perempuan untuk bekerja dan menghasilkan modal finansial (uang) untuk dapat membayar biaya sekolah anaknya. Sedangkan modal sosial yang di gunakan oleh perempuan untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan ankanya terlihat dari usaha-usaha yang dilakukan untuk mencari beasiswa bagi anaknya. c. Membayar uang pirukunan. Bagi sebagai masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, nilai-nilai kekeluargaan antar masyarakat masih sangat erat hingga saat ini. Untuk itu, uang pirukunan menjadi salah satu kebutuhan penting bagi perempuan untuk di penuhi meskipun sebenarnya mereka merasa terbebani dengan kebutuhan hidup yang satu ini. Uang pirukunan merupakan iuran rutin semacam uang sosial masyarakat yang di kumpulkan oleh perempuan di tiap-tiap RT, kemudian uang tersebut dapat di gunakan untuk memodali usaha ternak bersama RT, menjenguk orang sakit, dan sebagainya. Pembayaran uang pirukunan menjadi penting untuk di penuhi karena adanya sebuah sanksi sosial yang muncul ketika seseorang yang menjadi 66

bagian dari sebuah masyarakat tidak membayar iuran tersebut, seperti yang nampak pada kutipan wawancara berikut ini. Macem-macem, buat makan, bayar listrik, bayar sosial, terus buat pirukunan sama tetangga-tetangga. Nha yang berat itu ya bayar pirukunan itu, kalo makan kan bisa seadanya ndak ada yang tahu, tapi kalo pirukunan itu ada orang berangkat, terus tidak sendiri kan ya malu, malunya itu kok kayanya ra duwe tonggo ra duwe sedulur gitu. 1 Karena adanya rasa malu ketika seseorang tidak membayar uang pirukunan inilah yang membuat uang pirukunan menjadi salah satu kebutuhan yang harus di penuhi bagi perempuan. Dengan rendahnya penghasilan yang di peroleh, agar perempuan tetap dapat membayar uang pirukunan biasanya mereka menyisihkan penghasilan yang mereka peroleh agar dapat membayar uang pirukunan tersebut. Jika dengan menyisihkan penghasilan yang di peroleh masih belum dapat membayar uang pirukunan, para perempuan akan berhutang terlebih dahulu dan membayarnya di bulan berikutnya. Selain itu para perempuan juga secara bersama-sama membuat kesepakatan untuk menentukan seberapa besar nominal uang iuran, sehingga tidak teralu membebani mereka. Dengan membayar uang pirukunan, merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh para perempuan untuk membangun modal sosialnya dengan orang-orang di sekitarnya, yaitu tetangga yang tinggal di sekitar tempat tinggal mereka. Mereka membangun modal sosial dengan cara membuat jejaring yang baik dengan para tetangga, dengan harapan supaya ketika mereka mengalami kesulitan, tetangga sebagai orang yang paling dekat dengan mereka dapat memberi bantuan untuk meringankan kesulitan yang mereka alami. d. Membayar hutang. Salah satu solusi yang sering di lakukan oleh perempuan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya adalah dengan berhutang, baik dengan tetangga, saudara, maupun pada para pedagang sayur yang sering lewat di daerah tempat tinggal mereka. Membayar hutang merupakan sebuah kebutuhan yang dianggap penting bagi perempuan untuk dipenuhi. Dan 2 Wawancara dengan Ibu Sarmi tanggal 19 September 2014 67

mereka mengidentikkan bahwa orang miskin adalah mereka yang masih terlilit dengan hutang. Karena berhutang merupakan solusi kunci yang sering di gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, biasanya perempuan akan sulit untuk keluar dari lingkaran hutang tersebut. Untuk dapat membayar hutang, selain membayar menggunakan penghasilan yang di peroleh, biasanya mereka akan berhutang lagi agar dapat membayar hutang yang sebelumnya. Untuk dapat berhutang, perempuan menggunakan modal sosial yang dimilikinya, sehingga orang lain mempercayainya dan mau untuk menolongnya dengan memberi hutangan.solusi yang dilakukan oleh perempuan untuk dapat membayar hutang, juga menggunakan modal sosial di samping ia menggunakan modal fiansial yang mereka miliki. Perempuan masih mengandalkan modal sosial untuk membayar hutang karena, kecilnya modal finansial yang di miliki, membuatnya masih harus berhutang lagi dengan orang lain untuk membayar hutang yang sebelumnya. Dari jenis-jenis kebutuhan yang menjadi priotitas menurut perempuan ternyata terdapat ketidak sesuaian jika di bandingkan dengan indikator kemiskinan menurut BPS. Untuk mengentaskan peroalan kemiskinan yang dihadapi rumah tangganya, perempuan hanya perlu memenuhi kebutuhan pokok rumah tangganya saja, sehingga ia akan dapat tetap untuk survive bertahan hidup. 6.2 Perempuan Dalam Menjalankan Strategi Sustainable Livelihood Jika melihat posisi perempuan dalam peningkatan kerja untuk menopang keberlanjutan kehidupan rumah tangga mereka, sangatlah banyak jenis kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan demikan untuk menilai peran dan kinerja perempuan dalam rangka mempertahankan keberlanjutan rumah tangganya, dapat di lihat menggunakan strategi sustainable livelihood. Dengan menggunakan pendekatan ini, tidak hanya melihat pada tingkat pendapatan dan pekerjaan dari perempuan saja, tapi juga melihat seperti apa prioritas kebutuhan hidup menurut perempuan dan usaha-usaha apa saja yang di lakukan oleh perempuan untuk memenuhi prioritas kebutuhan tersebut. 68

Banyaknya kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam kehidupan rumah tangga, dapat memicu seorang perempuan mengambil peran untuk meningkatkan tenaga kerjanya diluar rumah untuk menopang kebutuhan hidup mereka. Strategi nafkah yang diterapkan oleh rumah tangga miskin yang ada di Kelurahan Kumpulrejo, Kota Salatiga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu strategi ekonomi dan strategi sosial. Strategi ekonomi yang digunakan berupa optimalisasi tenaga kerja rumah tangga. Sedangkan strategi sosial berupa pemanfaatan lembaga kesejahteraan lokal dan jejaring sosial. a. Strategi Ekonomi Salah satu temuan dari peneliti dilapangan bahwa strategi ekonomi yang dijalankan dari perempuan sesuai konteks kehidupan yang ditemui pada Kelurahan Kumpulrejo, Kota Salatiga ini bahwa dengan mengandalkan pertanian lahan kering sebagai alternatif penghemat biaya belanjaan untuk pemenuhan kebutuhan akan biaya makan sehari-hari. Sudah tentunya pada pertanian lahan kering di Kumpulrejo cenderung kurang intensif sehingga kebutuhan tenaga kerja relatif rendah, karena hasil dari lahan kering itu untuk dikonsumsi bukan untuk dijual. Strategi ekonomi yang dijalankan oleh perempuan dalam rumah tangga miskin yang ada di Kelurahan Kumpulrejo dapat dilihat dalam table berikut ini: 69

Tabel 6.1 Strategi Ekonomi Rumah Tangga Miskin di Kelurahan Kumpulrejo Strategi Ekonomi Kegiatan Pelaku Optimalisasi tenaga kerja Terlibat dalam Perempuan dalam rumah tangga pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunan. Terlibat dalam berbagai macam jenis pekerjaan di luar rumah. Meng-gadoh hewan Terlibat dalam Perempuan pemeliharaan dan perawatan hewan ternak Sumber: Data Primer Dari tabel 6.1 dapat dilihat situasi peran dan kinerja perempuan menjadi hal yang penting dalam menopang kebutuhan hidup mereka. Tidak menjadi batasan bagi setiap kegiatan ekonomi dapat dilakukan oleh kaum pria saja, tetapi bisa dilakukan oleh kaum perempuan juga untuk dapat menunjang taraf hidup mereka. b. Strategi Sosial Strategi sosial merupakan upaya dari salah satu penopang kebutuhan hidup bagi rumah tangga miskin, seperti yang terjadi di Kelurahan Kumpulrejo, bahwa perempuan salah satunya dapat dilihat bahwa mereka melakukan adanya pemanfaatan lembaga kesejahteraan lokal yaitu pirukunan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka karena dengan keterlibatan perempuan dalam kegiatan pirukunan ini dapat membawa keuntungan bagi kehidupan mereka seperti dari hasil simpanan iuran pirukunan ini dapat memberikan modal usaha ternak bersama rumah tangga miskin. Strategi yang dapat dilihat di Kelurahan Kumpulrejo seperti pada tabel berikut ini: 70

Tabel 6.2 Strategi Sosial Rumah Tangga Miskin di Kelurahan Kumpulrejo Strategi Sosial Kegiatan Pelaku Pemanfaatan lembaga Pirukunan (uang sosial Perempuan kesejahteraan lokal dalam bentuk iuran) Jejaring sosial Hutang pada tetangga Perempuan atau kerabat Sumber: Data Primer Dari tabel 6.2 dapat dilihat bahwa peran dan kinerja perempuan dalam rumah tangga miskin yang ada di Kelurahan Kumpulrejo dengan pemanfaatan strategi sosial dalam upaya guna menopang keberlangsungan kehidupan rumah tangga mereka. Penguatan dari strategi ekonomi dan strategi sosial dengan berbagai macam variasi kegiatan dari kedua strategi ini menjadi hal yang perlu diprioritaskan guna menjawab persoalan kemiskinan yang terjadi di Kelurahan Kumpulrejo. 6.3 Strategi Nafkah Berkelanjutan Pemanfaatan modal sebagai salah satu upaya dari strategi nafkah yang berkelanjutan, dalam melangsungkan hidup dan penghidupannya, dapat dilihat bahwa keluarga miskin khususnya para perempuan di Kelurahan Kumpulrejo, Kota Salatiga bertumpu pada beberapa jenis aset dan modal yang dimiliki yakni seperti berikut: a. Modal manusia (human capital) Modal manusia yang berupa keterampilan, pendidikan atau kualitas SDM yang dimiliki oleh istri RTM. Dengan adanya modal manusia, dapat menopang para perempuan dalam memperoleh pekerjaan, karena kebanyakan para perempuan hanya berpendidikan pada level SD dan SMP, memberikan pengaruh dengan jenis pekerjaan perempuan. Pekerjaan yang dijalani perempuan merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga yang cukup banyak dan memakan waktu yang banyak, namun hanya menghasilkan uang yang sedikit. 71

Terkait dengan keterbatasan modal manusia yang dimiliki oleh perempuan di Kelurahan Kumpulrejo, Kota Salatiga ini perlu ditinjau kembali penguatan dari modal tersebut, harapan dari keterbatasan pemilikan akses modal manusia ini dilakukan dengan peningkatan lewat berbagai pelatihanpelatihan ketrampilan, pengembangan skill. Akan tetapi bersebrangan dengan kemauan dari perempuan yang ada di Kelurahan Kumpulrejo kebanyakan dari mereka tidak mau ambil bagian untuk mengikuti pelatihan ketrampilan dan pengembangan skill untuk menopang keberlangsungan kehidupan mereka. Meskipun para perempuan memiliki keterbatasan pada rendahnya kualitas SDM dan keterampilan yang dimiliki, hal tersebut tidak mematahkan semangat mereka untuk tetap bekerja demi terpenuhinya kebutuhan hidup rumah tangganya. Karakter perempuan yang memiliki tanggung jawab akan keberlanjutan hidup rumah tangganya membuat mereka melakukan pekerjaan apapun meskipun dengan hasil yang rendah, asalkan hal tersebut dapat menopang keberlanjutan hidup rumah tangganya. b. Modal sosial (human capital) Modal sosial sebagai salah satu bentuk modal yang dikelola oleh perempuan dalam rumah tangga miskin di Kelurahan Kumpulrejo perlu untuk dipertimbangkan. Modal sosial dapat dirupakan dalam bentuk pemanfaatan ikatan sosial, lembaga kesejahteraan tradisional maupun pola-pola transaksi sosial yang telah melembaga di masyarakat. Kunci utama dari modal sosial adalah adanya rasa percaya (trust) yang tinggi antar warga. Rasa percaya menjadi kunci dalam introduksi aktivitas ekonomi dalam lembaga sosial di masyarakat. Kegiatan pirukunan membutuhkan rasa saling percaya antar warga, antar pengurus maupun antar pengurus dan warga. Tanpa rasa saling percaya yang tinggi kegiatan tersebut akan tidak dapat berjalan. Konsep modal sosial menjadi sebuah konsep yang diterima secara umum oleh ilmuan sosial dari berbagai disiplin ilmu. Konsep ini kemudian berkembang dengan pesatnya dan menjadi perhatian banyak pihak. Modal sosial bahkan dengan dahsyatnya dianggap sangat berperan dalam pembangunan ekonomi. Selain diterima oleh berbagai kalangan, kapital sosial 72

juga menjadi bahan perdebatan antara ilmuan sosiologi, antropologi, politik dan juga ekonomi. Modal sosial memiliki keunikan, yaitu relasional karena berada pada struktur hubungan antar individu. Menurut Portes (dalam Narayan, 1999), untuk mendapatkan modal sosial, seseorang harus berhubungan dengan orang lain dimana diantaranya saling mendapatkan manfaat. Coleman (dalam Narayan, 1999) mengatakan bahwa sebagai sebuah bagian dari struktur sosial dimana individu berada, modal sosial bukan merupakan hak milik salah satu individu pun dalam struktur sosial walaupun tiap-tiap individu mendapatkan kesempatan menikmati keuntungan atas modal sosial yang ada. Modal sosial hanya akan bermanfaat apabila didistribusikan antar individu dalam suatu struktur sosial. Modal sosial merupakan bagian dari struktur sosial yang mempunyai sifat barang milik umum. Strategi nafkah yang selama ini dijalankan oleh rumah tangga miskin di Kelurahan Kumpulrejo sangat kental sekali dengan pemanfaatan modal sosial. Akses terhadap modal sosial boleh dibilang sebagai satu-satunya akses terhadap modal. Kekuatan modal sosial perlu dimanfaatkan untuk memberikan kesempatan akses terhadap modal lainnya, seperti modal finansial, modal fisik, modal alam dan modal manusia. Temuan ini memperkuat pendapat Skoufias et al. (2010) yang menyatakan bahwa hubungan sosial memberikan kontribusi dalam kegiatan ekonomi pada masyarakat lokal. Akses terhadap modal finansial yang terbatas perlu untuk ditingkatkan melalui pembentukan lembaga keuangan mikro. Lembaga keuangan mikro akan dapat berjalan dengan baik ketika rasa saling mempercayai antar warga sangat tinggi. Lembaga keuangan mikro ini bukan merupakan lembaga baru yang dibentuk oleh orang dari luar komunitas tersebut, namun merupakan upaya memanfaatkan lembaga kesejahteraan tradisional yang sudah ada di masyarakat khususnya Kelurahan Kumpulrejo. Peran perempuan juga menjadi salah satu harapan dalam pengembangan strategi nafkah berkelanjutan. Pemanfaatan ikatan sosial antar penduduk perempuan yang 73

selama ini ada perlu untuk ditingkatkan sehingga memberi peluang akses terhadap modal finasial. Kegiatan perempuan selama ini masih terbatas pada kegiatan reproduktif dengan curahan waktu yang cukup tinggi. Sedangkan, kontribusi perempuan dalam pendapatan rumah tangga masih terbatas. Tanpa adanya dukungan dari luar, peningkatan peran perempuan nafkah rumah tangga menjadi terbatas. Kunci utama dari modal sosial adalah trust, hal ini memberikan sebuah keuntungan bagi para istri RTM karena masih ada tetangga yang peduli dan mau membantu persoalan mereka. Seperti situasi yang dialami oleh Ibu Sarmi, meskipun ia tidak memiliki kebun, ia bisa meminta hasil kebun miliki tetangganya untuk dimasak sebagai sayur. Terkait dengan lembaga tradisional pirukunan sebagai uang sosial untuk keberlanjutan kehidupan rumah tangga miskin ini menimbulkan sedikit persoalan bahwa bagi perempuan dalam rumah tangga miskin yang berpenghasilan rendah atau tidak tetap akan dilalui dengan cara berhutang dulu untuk dapat membayar uang sosial dari pirukunan teresebut, padahal pendapatan yang dimiliki sangat relatif rendah. c. Modal alamiah (natural capital) Modal alamiah menjadi salah satu penunjang bagi kehidupan manusia, Kelurahan Kumpulrejo adalah daerah yang sangat subur akan tanahnya, namun yang menjadi hambatan lain yang dihadapi oleh perempuan yang ada di sana yaitu sebagian dari mereka tidak mempunyai lahan untuk dijadikan sumber penopang kebutuhan hidup mereka. Tetapi tidak mematahkan semangat akan peran dan kinerja perempuan dalam pemanfaatan modal ini, bagi perempuan yang memiliki keterbatasan pemilikan tanah yang dijadikan lahan pertanian atau perkebunan, mereka dapat mengelola tanah milik orang lain dan pemanfaatan pekarangan rumah untuk ditanami sayur-sayuran, terlihat jelas bahwa pemanfaatan modal alamiah ini guna menghemat cost belanjaan kebutuhan sehari-hari dalam kehidupan mereka. d. Modal fisik (physical capital) Modal fisik seperti lahan, ternak, dan rumah. Secara umum bahwa situasi perempuan dalam rumah tangga miskin yang ada di Kelurahan Kumpulrejo, 74

Kota Salatiga untuk dapat memiliki akses dalam modal fisik itu sangatlah kurang untuk dapat menopang taraf hidup mereka. Seperti yang sudah diuraikan dalam modal alamiah diatas bahwa rata-rata secara umum bagi rumah tangga miskin yang ada di Kelurahan Kumpulrejo tidak mempunyai lahan pertanian dan perkebunan, tetapi berdasarkan temuan dilapangan bahwa ada upaya dari perempuan yang dapat mengelolah sebongkahan tanah milik orang lain untuk dijadikan lahan produktif untuk menanam sayur, umbiumbian, cabai, dan sayur-sayuran yang dapat menopang kebutuhan pangan mereka sehari-hari. Sumber lain seperti pemilikan ternak bagi keberlangsungan kehidupan perempuan dalam rumah tangga miskin yang ada di Kelurahan Kumpulrejo, Kota Salatiga pun sangat minim, bahkan sebagian besar tidak mempunyai hewan ternak, seperti kambing dan sapi yang dapat dijadikan sebagai modal untuk menunjang kehidupan mereka. Namun dengan adanya sistem nilai kebudayaan dari gadoh yang dapat mendorong bagi perempuan di Kelurahan Kumpulrejo untuk meng-gadoh hewan milik orang lain, dengan sistem ini biasanya terjadi saat hasil peng-gadoh-an dari ternak yang produktif ini dilakukan dengan cara sistem bagi hasil dengan pemilik ternak sebesar ½ atau ¼ dari total harga hewan gadohan sesuai hasil yang didapat. Sistem gadoh untuk ternak ini merupakan investasi sosial yang memakan kurun waktu sangat lama, butuh kesabaran bagi setiap orang yang meng-gadoh hewan, seperti merawat hewan, memberikan makan, membuat kandang untuk ternak, dan kotoran hewan dapat dijadikan pupuk kandang untuk menyuburkan tanaman di lahan pertanian mereka. Untuk status kepemilikan bangunan rumah yang ada di Kelurahan Kumpulrejo, Kota Salatiga ini biasanya adalah rumah milik sendiri yang kondisinya belum layak, rumah warisan dari orang tua mereka atau menumpang dengan orang orang tua,yang kondisinya pun juga tidak layak huni, karena banyaknya jumlak kepala keluarga yang menempati dalam satu rumah. Situasi ini pun menjadi faktor utama dimana perempuan dalam rumah tangga miskin menjadi salah satu aktor yang dapat menunjang 75

keberlangsungan kehidupan mereka, selain memiliki tanggung jawab keluraga kecil mereka tetapi ikut serta dalam pemenuhan kebutuhan hidup untuk keluarga induk mereka. 6.4 Ringkasan Kebutuhuan yang menjadi prioritas meurut perempuan yaitu kebutuhan untuk makan sehari-hari, dan biaya sekolah anak bagi keluarga yang masih memiliki anak usia sekolah. Sedangkan kebutuhan yang tidak menjadi prioritas, namun juga penting untuk di penuhi yaitu biaya listrik, biaya pirukunan, tempat tinggal, kebutuhan air bersih, dan membayar hutang. Dari jenis-jenis kebutuhan yang menjadi priotitas menurut perempuan ternyata terdapat ketidak sesuaian jika di bandingkan dengan indikator kemiskinan menurut BPS. Untuk mengentaskan peroalan kemiskinan yang dihadapi rumah tangganya, perempuan hanya perlu memenuhi kebutuhan pokok rumah tangganya saja, sehingga ia akan dapat tetap untuk survive bertahan hidup. Strategi nafkah yang diterapkan oleh rumah tangga miskin yang ada di Kelurahan Kumpulrejo, Kota Salatiga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu strategi ekonomi dan strategi sosial. Strategi ekonomi yang digunakan berupa optimalisasi tenaga kerja rumah tangga. Sedangkan strategi sosial berupa pemanfaatan lembaga kesejahteraan lokal dan jejaring sosial. Selain itu, perlu dilihat pula pemanfaatan modal sebagai salah satu upaya dari strategi nafkah yang berkelanjutan, dalam melangsungkan hidup dan penghidupannya. 76