Universitas Sumatera ljtara MAJELTS WAL AMANAT

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Sumatera Utara MAJELTS WAL AMANAT

U niversitas Sumatera Utara MAJELIS WALI AMANAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 114/P/SK/HT/2004 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PENETAPAN DEKAN SERTA PENGANGKATAN WAKIL DEKAN

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 81/PSK/HKTL/2004 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PENENTUAN ANGGOTA SENAT FAKULTAS

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 614/P/SK/HT/2012 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DIREKTUR DAN PENGANGKATAN WAKIL DIREKTUR SEKOLAH VOKASI

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN SENAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB SENAT FAKULTAS

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini ya

Universitas Sumatera Utara Senat Akademik

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

TATA CARA PENJARINGAN, PEMBERIAN PERTIMBANGAN, DAN PENGANGKATAN PEMBANTU DEKAN DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

AMANDEMEN PERTAMA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 152 TAHUN 2000 (152/2000) TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

Memperhatikan : Hasil Sidang Pleno Senat Akademik IPB, tanggal 23 Desember MEMUTUSKAN

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim

PERA TURANSENAT AKADEMIK UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR: 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 41291/UN4.A/SN.07/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

4. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor'17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran

PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 07/SK/SA/2004 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB SENAT AKADEMIK

Bandung, 26 Mei 2016

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 25919/UN4.0/OT.05/2016 TENTANG TATA KERJA ANTARORGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2010

SENAT UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT NOMOR : 070/UN8/KP/2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TATA CARA PENJARINGAN, PEMBERIAN PERTIMBANGAN, DAN PENGANGKATAN PEMBANTU REKTOR DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 07/MWA-IPB/2014 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN INTERNAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Universitas Sumatera Utara Senat Akademik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 25920/UN4.0/OT.05/2016 TENTANG TUGAS, TATA KERJA DAN KEANGGOTAAN KOMITE AUDIT

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 17/MWA-IPB/2003 T E N T A N G ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH UNIVERSITAS PERTAHANAN INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 090.SK/US-BU/P.1/II/2014 tentang ; Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Dekan REKTOR UNIVERSITAS SILIWANGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MAJELIS WALI AMANAT PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, -1- DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Nomor : 91/SA-IPB /SP/2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH UNIVERSITAS PERTAHANAN INDONESIA

7 Keputusan Mendiknas R.r. Nomor rg3/or2oo2 tentang statuta Universitas Jember;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 3. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan L

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini ya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN SENAT POLITEKNIK NEGERI MADIUN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMILIHAN DIREKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- - PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Transkripsi:

Universitas Sumatera ljtara MAJELTS WAL AMANAT PERATURAN MAJELIS WALIAMANAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN ANGGOTA, KETUA DAN SEKRETARIS SENATAKADEMIK SERTA PEMBENTUKAN KOMISI SENAT AKADEMI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS WALI AMANAT USU Menimbang :bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 ayat (10) peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2014 tentang Statuta Uhiversitas Sumatera Utara, perru menetapkan peraturan Majeris wariamanat usu; Mengingat : 1. undang-undang Nomor 12 Tahun zo12 tentang pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2012 Nomor 15g, Tambah-a-n Lembaran Negara Republik lndonesia - Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas sumatera Utara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2014 Nomor 42)., MEMUTUSKAN MENCTAPKAN : TATA CARA PEMILIMN ANGGOTA! KETUA DAN SEIGETARIS SEMT AKADEMIK SERTA PEMBENTUKAN KOMISI SENAT AKADEMI K BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan Majelis WaliAmanat ini yang dimaksud dengan: (1) Universitas sumatera Utara yang selanjutnya disingxjt usu adalah Negeri badan hukum. (2) Menteri adalah menteri yang menyelengg arakan urusan pendidikan. (3) Majelis Wali Amanat yang selanjutnya disingkat MWA adalah dan menetapkan kebijakarr umum USU. Perguruan Tinggi pemerintahan di bidang organ USU yang menyusun (4) Rektor adalah organ USU yang memimpin penyelenggaraan dan pengelolaan USU. (5) Senat Akademik yang selanjutnya disingkat SA adalah organ USU yang menyusun, merumuskan dan menetapkan kebijakan, serta memberikan pertimbangan, dan melakukan pengawasan di bidang akademik. (6) Dewan Guru Besar yang selanjutnya disingkat DGB adalah wadah Guru Besar USU yang memberikan masukan kepada Rektor dalam hal pembinaan suasana akademik, etika keilmuan, integritas dan moral sivitas akademika, serta pengembangan keilmuan dan kualitas pendidikan. (7) Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan yang berstatus PNS dan/ atau dosen yang diangkat oleh Universitas atas persetujuan Pemerintah dengan tugas utama

mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, dan teknologi, melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. (8) Dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tetap yang diangkat dan ditetapkan oleh Pemerintah pada unit kerja USU. (9) Guru Besar adalah guru besar tetap USU. ('10)Dekan adalah pimpinan fakultas di lingkungan USU yang benruenang dan bertanggung.iawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di fakultas masing-masing. BAB II TATA CARA PEMILIHAN ANGGOTA Bagian Kesatu Keanggotaan SA Paragraf 1 UnsurAnggota Pasal 2 (1) Anggota SA terdiri dari unsur: a. Wakil Guru Besar sebanyak-banyaknya 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah anggota DGB; b. Wakil Dosen bukan Guru Besar sebanyak 3 (tiga) orang dari setiap Fakultas; c. Rektor dan Wakil Rektor; d. Dekan, e. Direktur Sekolah Pascasarjana. (2) Keanggotaan SA pada ayat (1) huruf c sampai dengan huruf e adalah ex-officio. (3) SA terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Paragral 2 Tata Cara Pemilihan Anggota SA Pasal 3 (1) Anggota SAwakil Guru Besar dipilih daridan oleh anggota DGB. (2) Untuk pemilihan anggota SA wakil Guru Besar, DGB membentuk Panitia Pemilihan yang terdiri dari satu orang Ketua, satu orang Sekretaris, dan tiga orang Anggota. (3) Anggota SA wakil Dosen bukan Guru Besar dipilih dari dan oleh Dosen bukan Guru Besar pada setiap Fakultas. (4) Untuk pemilihan anggota SA wakil Dosen bukan Guru Besar, Dekan membentuk Panitia Pemilihan yang terdiri dari satu orang Ketua, satu orang Sekretaris dan tiga orang Anggota. (5) Rektor, Wakil Rektor, para Dekan dan Direktur Pendidikan Pascasarjana menjadi anggota SA ex-officio. (6) Panitia tidak oapat mencalonkan diqi sebagai calon anggota SA. Pasal 4 Calon anggota SA harus memenuhi persyaratan'. a. dosen tetap USU; b. sehat jasmani dan rohani; c. memiliki komitmen, kemampuan, integritas, prestasi, wawasan, dan minat terhadap pengembangan USU; d. tidak sebagai terdakwa yang diancam pidana lebih dari 4 (empat) tahun dan atau tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; e, tidak pernah dikenakan sanksi akademis atau administratif oleh USU;

f. sekurang-kurangnya memiliki jabatan akademik lektor dan berpendidikan paling rendah Strata 2 (S2) atau setara (spesialis) bagi calon anggota SAwakil dosen bukan Guru Besar; g. telah bekerja di USU minimal 5 (lima) tahun berturut-turut; h. tidak duduk sebagai Anggota SA karena jabatannya (ex-officio); i. tidak memasuki usia pensiun pada periode SA; j. bersedia dicalonkan dan diangkat sebagai anggota SA; k. tidak sedang mengikuti pendidikan pascasarjana. Paragraf 3 Tata Cara Pemilihan Anggota SAWakil Guru Besar Pasal 5 (1) MWA meminta DGB untuk melaksanakan pemilihan anggota SAwakil Guru Besar paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan SA'wakil Guru Besar berakhir. (2) Pemilihan Calon Anggota SAwakil Guru Besar dilakukan dalam rapat DGB. (3) Rapat dianggap sah apabila'dihadiri oleh paling sedikit 213 (dua pertiga) dari jumlah anggota DGB. (4) Datam hal korum tidak terpenuhi, rapat ditunda selama 24 (dua puluh empat) jam, dan dilanjutkan serta dinyatakan sah walaupun korum tidak terpenuhi. (5) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) pada hari yang sama, membuat Daftar Calon dan Daftar Pemilih untuk disahkan dalam rapat DGB dan menyelenggarakan pemilihan. (6) Anggota DGB memberikan suara secara langsung, bebas dan rahasia. (7) Setiap anggota DGB memiliki satu hak suara yang tidak dapat diwakilkan. (B) Calon yang memperoleh jumlah suara paling banyak dalam peringkat 25o/o ldua puluh lima persen) ditetapkan menjadi anggota SA wakil Guru Besar. (9) Datam hal peringkat 25% (dua puluh lima persen) paling banyak belum dapat dipenuhi oleh karena terdapat calon dengan jumlah suara yang sama, dilakukan pemilihan ulang pada hari yang sama dengan mekanisme yang sama, sehingga peringkat 25% (dua puluh lima persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (8) terpenuhi. (10) Dalam haljumlah Calon Anggota SA wakil Guru Besar kurang dari atau hanya mencapai 25o/o (dua puluh lima persen) darijumlah Anggota DGB, pemilihan tidak perlu dilaksanakan dan DGB mengusulkan calon tersebut untuk ditetapkan sebagai Anggota SA wakil Guru Besar. (11) Nama-nama sebagaimana dimaksud pada ayat (8) atau pada ayat (10) dikirimkan oleh DGB kepada MWA pada hari yang sama. (12) MWA paling lambat 2 (dua) minggu menetapkan nama-nama sebagaimana dimaksud pada ayat (11) menjadi anggota SA wakil Guru Besar dengan Keputusan MWA. Paragraf 4 Pemilihan Anggota'SAwak]l dosen bukan Guru Besar (1) (2) (3) (4) (5) Pasal 6 MWA meminta Rektor untuk melaksanakan pemilihan Anggota SA wakil dosen bukan Guru Besar paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jdbatan Anggota SA Rektor paling lambat 1 (satu) minggu.setelah mendapat permintaan MWA memerintahkan Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk membentuk panitia pemilihan Anggota SA wakil dosen bukan Guru Besar. Dekan membentuk Panitia Pemilihan Anggotd SA wakil dosen bukan Guru Besar paling lambat 2 (dua) minggu setelah mendapat perintah Rektor. Pemilihan Anggota SA wakil dosen bukan Guru Besar diselenggarakan paling lambat 2 (dua) minggu setelah Panitia Pemilihan di Fakultas terbentuk. Masa pendaftaran calon diselenggarakan selama 1 (satu) minggu.

(6) panitia Pemilihan membuat dan mengumumkan Daftar Calon Anggota SA wakil Dosen bukan Guru Besar, Daftar Pemilih, Jadwal dan Tempat Pemilihan, paling lambat 1 (satu) minggu sebelum Pemilihan. (7) Pemilih memberikan suara secara langsung, bebas dan rahasia. (g) pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (7) yaitu dosen tetap fakultas yang bukan Guru Besar. (9) Setiap pemiiih memiliki satu hak suara yang tidak dapat diwakilkan. (10)penghitungan suara dilakukan pada hari yang sama oleh Panitia, di hadapan Pimpinan Fakultas dan 3 (tiga) orang saksi yang berasal dari dosen Fakultas tersebut. (11)Calon Anggota SA wakil dosen bukan Guru Besar yang memperoleh peringkat 3 (tiga) terbanyak dinyatakan sebagai calon terpilih. (12)Dalam hal peringkat 3 (tiga) terbanyak belum dapat dipenuhi oieh karena terdapat calon dengan jumlah suara yang sama, dilakukan pemilihan ulang dengan mekanisme yang sama, sehingga peringkat 3 (tiga) terbanyak dapat dipenuhi. (13) Tiga orang calon yang memperoleh suara terbanyak sebagaimana dimaksud pada ayat ('10) atau (11), dikirim Panitia ke Dekan pada hariyang sama. (14) Dekan paling lambat 3 (tiga) hari setelah menerima nama 3 (tiga) orang calon sebagaimana dimaksud pada ayat (13) mengirimkan kepada Rektor. (15) Rektor paling lambat 3 (tiga) hari mengirimkan nama-nama calon sebagaimana dimaksud dalam ayat (14) kepada MWA. (16) MWA paling lambat 2 (dua) minggu menetapkan nama-nama calon sebagaimana dimaksud pada ayat (15) menjadianggota SAwakil dosen bukan Guru Besar. Paragraf 5 Pemilihan Ketua dan Sekretaris SA Pasal 7 (1) Pemilihan Ketua dan Sekretaris SA diselenggarakan dalam rapat SA. (2) Ketua dan Sekretaris SA dipilih dari dan oleh Anggota SA. (3) Ketua SA periode sebelumnya mengundang Anggota SA terpilih untuk menghadiri rapat SA. (4) Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit 213 (dua pertiga) dari jumlah Anggota SA terpilih. (5) Dalam hat korum tidak terpenuhi, rapat ditunda selama 24 (dua puluh empat) jam, dan rapat dilanjutkan serta dinyatakan sah walaupun korum tidak terpenuhi. (6) Pimpinan rapat diserahkan kepada Anggota SA tertua sebagai Ketua sementara dan anggota SA termuda sebagai Sekretaris sementara; (7) Anggota SA sebagaimana dimaksud pada ayat (6) bukan Anggota SA yang diangkat karena jabatannya (ex-officio). (B) Ketua dan Sekretaris sementara membentuk Panitia Pemilihan yang terdiri dari satu orang Ketua, satu orang Sekretaris dan tiga orang Anggota. (9) Panitia tidak dapat mencalonkan diri atau dicalonkan sebagai Ketua dan/atau Sekretaris SA. (10) Calon Ketua dan Sekretaris SA adalah bukan anggota SA yang diangkat karena jabatannya. Pasal 8 ('1) Pada tahap awaldilakukan pemilihan Ketua SA. (2) Setiap anggota SA berhak mencalonkan diri atau dicalonkan- menjadi Ketua SA, kecuali anggota SA yang diangkat karena jabatannya (ex-officio). (3) Panitia Pemilihan membuat Daftar Calon Ketua SA dan Daftar Pemilih yang disahkan oleh rapat SA. (4) (5) Pemilihan dilakukan dengan pemberian suara cian setiap anggota SA yang hadir memiliki hak satu suara. Pemilihan dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia.

(6) Calon yang memperoleh suara terbanyak diusulkan kepada MWA untuk ditetapkan sebagai Ketua SA. (7) Apabila terjadijumlah suara yang sama pada lebih dari satu calon yang memperoleh suara terbanyak, maka pemilihan ulang dilakukan untuk calon-calon tersebut sampai diperoleh satu calon yang memperoleh suara terbanyak. Pasal 9 (1) Pemilihan Sekretaris SA dilakukan setelah Ketua SA terpilih. (2) Ketua SA terpilih mengajukan Calon Sekretaris yang memenuhi persyaratan dari anggota SA, kecualianggota SA yang diangkat karena jabatannya (ex-officio). (3) Calon Sekretaris yang diajukan Ketua SA, dipilih oleh anggota SA untuk diusulkan kepada MWA untuk ditetapkan sebagai Sekretaris SA. Pasal 10 Penetapan dan pengangkatan Ketua dan Sekretaris SAdilaksanakan dengan Keputusan MWA. Paragraf 6 Masa Jabatan Ketua, Sekretaris dan Anggota SA Pasal 11 (1) Masa jabatan Ketua dan Sekretaris SA adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk '1 (satu) kali masa jabatan. (2) Anggota SA diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan kecuali anggota ex-officio dan wakil Guru Besar. Paragraf 7 Pemberhentian dan Penggantian Ketua, Sekretaris, dan Anggota SA Pasal 12 (1) Anggota SA berhenti atau dapat diberhentikan, disebabkan oleh ha[-hal berikut: a. meninggal dunia; b. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Anggota SA sebagaimana dimaksud dalam pasal 4; c. mengikuti pendidikan pascasarjana; d. berakhir masa jabatan; e. mengundurkan diri; f. tioat< aktif lebih dari 6 (enam) bulan tanpa alasan yang sah; g. berhalangan tetap; atau h. pensiun atas permintaan sendiri. (2) Berhentinya keanggotaan SA yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, terhitung sejak tanggal diajukannya pengunduran diri' Pasal 13 Keanggotaan SA wakil dosen bukan Guru Besar menjadi gugur bila yang bersangkutan dikukuhkan sebagai Guru Besar. Pasal '14 (1) Apabila terjadi kekosongan jabatan Ketua dan atau Sekretaris'SA, maka dilakukan pemilihan dengan tata cara dan mekanisme sebagaimana diatur dalam peraturan ini. (2) Apabila terjadi kekosongan jabatan keanggotaan SA, maka penggantian dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan. (3) Penggantian dilakukan apabila masa jabatan anggota SA yang digantikan masih tersisa lebih darr 12 (dua belas) bulan.

(4) Anggota SA pengganti harus berasal dari unsur yang sama. (5) Penggantian anggota SA wakil Guru Besar dilakukan melalui tata cara dan mekanisme sebagaimana diatur dalam peraturan ini. (6) Penggantian anggota SA wakil Dosen bukan Guru Besar dilakukan dengan mengajukan calon yang berada dalam urutan peringkat berikutnya pada pemilihan sebelumnya yang masih memenuhi PersYaratan. Paragraf I KomisiSA Pasal 15 (1) SAdalam menjalankan tugasnya dapat membentuk Komisiyang terdiridari: a. Komisi Pendidikan; b. Komisi Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat, dan lnovasi; c. Komisi Penjaminan dan Pengawasan Mutu Akademik; d. Komisi Kelembagaan Akademik Perencanaan dan Anggaran ; e. Komisi lain yang diusulkan oleh SA untuk ditetapkan oleh MWA. (2) Jumlah dan unsur setiap komisi ditetapkan secara proporsional dan sesuai dengan kompetensinya. (3) Setiap komisi dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota di setiap komisi. (4) Komisi dalam melaksanakan tugasnya dapat meminta informasi dari Pimpinan USU dan satuan organisasi lainnya di lingkungan USU. (5) Selain komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SAdapat membentuk panitia atau tim ad hoc. Pasal 16 (1) Tugas Komisi Pendidikan: a. menyusun rancangan kebijakan akademik USU dalam bidang pendidikan; b. melakukan pengawasan mutu akademik dalam bidang pendidikan; c. menyusun naskah masukan yang akan diberikan SA kepada MWA tentang penilaian SA atas kinerja Rektor dalam pelaksanaan akademik di bidang pendidikan; d. merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan; e. menyusun usulan SA tentang kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian Sivitas Akademika di bidang pendidikan; f. mempersiapkan naskah pertimbangan SA terhadap rancangan Peraturan Rektor di bidang akademik tentang pendidikan; g. mempersiapkan dan/atau menyusun usulan SA mengenai pengembangan kemahasiswaan dan kealumnian. (2) Tugas Komisi Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat, dan lnovasi. a. menyusun rancangan kebijakan akademik USU dalam bidang penelitian, pengembangan dan pengabdian masyarakat; b. melakukan pengawasan mutu akademik dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat; c. menyusun naskah masukan yang akan diberikan SA kepada MWA tentang penilaian SA atas kinerja Rektor dalam pelaksanaan akademik di bidang penelitian, pengembangan dan pengabdian masyarakat; d. menyusun usulan SA tentang kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian Sivitas Akademika di bidang penelitian, pengembangan dan perrgabdian masyarakat; e. mempersiapkan naskah pertimbangan SA terhadap rancangan,peraturan Rektor di bidang akademik tentang penelitian, pengembangan dan pengabdian masyarakat; f. mempersiapkan dan/atau menyusun usulan SA mengenai pengembangan publikasi dan HAKI. (3) Tugas Komisi Penjaminan dan Pengawasan Mutu Akademik: a. melakukan penjaminan dan pengawasan mutu akademik dalam penyelenggaraan USU; b. secara proaktif menjaring dan memperhatikan pandangan masyarakat akademik dan masyarakat umum terkait dengan mutu akademik dalam penyelenggaraan USU;

c. mempersiapkan pemberian masukan SA kepada Menteri mengenai penilaian MWA atas kinerja Rektor yang menyangkut bidang akademik; d, merumuskan normi dan totot< ukur penyelenggaraan USU dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian; e. memberi masukan kepada MWA berdasarkan penilaiannya atas kinerja Rektor dalam masalah akademik di bidang penjaminan mutu akademik; f. mempersiapkan dan/atau menyusun usulan SA mengenai pengembangan akreditasi nasional dan pengakuan internasional. (4) Tugas Komisi Kelembagaan Akademik, Perencanaan dan Anggaran: ' ',. -m"rpersiapkan pertimbangan SA kepada Pimpinan USU tentang usulan pembukaan dan penutupan fakultas, departemen, program studi, lembaga dan unit-unit akademik lainnya; b. mempersiapkan pemberian masukan kepada Rektor dalam penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran, serta pengembangan sumber daya manusia; c. merumuskan norma dan tolok ukur penyelenggaraan USU dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. (1) (2) BAB III KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17 Pemilihan Anggota SA dilaksanakan paling lambat 31 Juli 2014. Anggota SA ylng telah ada dan sedang menjabat pada saat Peraturan MWA ini mulai OertJXu tetap menjalankan tugas dan fungsinya sampai berakhir masa jabatannya. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Medan pada tanggal 4 Juni 2014