ABSTRAK. seniman dalam menjalankan proses kreatif. Memang, beternak ayam tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
DEFORMASI BENTUK BINATANG SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN KARYA SENI

IMAJINASI TENTANG AYAM DALAM LUKISAN

IMAJINASI BENTUK AIR DALAM LUKISAN

V. PENUTUP. A. Kesimpulan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. untuk mengungkapkanya ke dalam karya seni grafis woodcut. Karya yang diciptakan

BAB V PENUTUP. Lukisan merupakan wujud nyata dari jiwa pelukis, sehingga dalam

BAB V PENUTUP. tentu saja tidak hadir dari kekosongan. Karya seni dalam perwujudannya tentu

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

BAB V PENUTUP. sikap yang melatarbelakangi gagasan sebuah karya seni.

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V PENUTUP. masyarakat umum sehingga lebih bermanfaat dan tidak hanya menjadi penghias semata.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. 2 pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik. Kupu-kupu merupakan salah satu

V. PENUTUP. bentuk figur manusia yang imajinatif. karya-karya lukisan dalam Tugas Akhir penciptaan karya seni ini

BAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB V PENUTUP. memahami, dan mendalami untuk sebuah tujuan menciptakan suatu karya. keramik seni. Terwujudnya karya keramik dengan bentuk figur babi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB V PENUTUP. berjudul Representasi Benda dalam Lukisan merupakan pengalaman sebagai

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB II KONSEP. A. Konsep Penciptaan

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

III. METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB V PENUTUP. proses transformasi puisi-puisi Suminto A Sayuti menjadi lukisan. Pada

BAB V PENUTUP. karyanya untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Suatu ide penciptaan karya keramik seni dengan figur bentuk kepala Rusa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

KONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. September 2011 merupakan awal mula dimana saya mendalami seni rupa

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB V PENUTUP. faktor yaitu faktor latar belakang, lingkungan dan pendidikan penulis.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V PENUTUP. Penciptaan karya seni Representasi Superhero Dalam Penciptaan Seni

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. a. Langer terkesan dengan pengembangan filsafat ilmu yang berangkat

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB V. Penutup. merujuk pada introspeksi diri dengan meninjau perbuatan dan reaksi hati nurani.

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB V PENUTUP. merasakan sensasi terbang dengan menggunakan ayunan. Sensasi terbang ini

BAB I PENDAHULUAN. seni memiliki peran terpenting di alam kehidupan manusia sesuai dengan. diungkapkan oleh Soedarso SP sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berpikir kreatif dan inovatif dalam berkarya seni patung baik dari segi teknik dan

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB V PENUTUP. Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek. melewati proses yang panjang, pengolahan ide, pengolahan bahan hingga

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

III. METODE PENCIPTAAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Lahirnya ide atau pemikiran sebuah karya seni adalah hasil interaksi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia

REPRESENTASI BENDA DALAM LUKISAN. Ega Budaya Putra 1 NIM Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

KELUARGA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: Dwi Febri Sariyanto NIM PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

AYAM SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN

I. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi

V. PENUTUP. A. Kesimpulan. penciptaan seni saya yaitu sebagai media berkomunikasi dan pembebasan diri dari

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen

BAB V PENUTUP. Fenomena batik lukis di indonesia, diawali di Yogyakarta, kemudian. merebak di Surakarta. Tahun 1970-an, Tanto Suheng merupakan seorang

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III GAGASAN BERKARYA

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

V. PENUTUP. dan ditinggalkan ketika seseorang merasa tidak bisa menghasilkan sesuatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa

Lirik Lagu Ismail Marzuki Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Pop Art JURNAL

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

11FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN. Setiap manusia memiliki kesenangan tersendiri dalam mengabadikan

BAB V PENUTUP. simple dan classic memberikan kesan tersendiri. stoneware sukabumi dengan menambahkan waterglass agar tanah cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Pemilihan suatu gagasan yang diwujudkan kedalam karya seni berawal

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

Transkripsi:

A. Imajinasi Tentang Ayam Dalam Lukisan B. ABSTRAK Oleh: Akhsan Rachman Hudaya 1012164021 ABSTRAK Berawal dari hobi memelihara ayam, sampai pada tahap peternakan hingga dikaitkan dengan hal berkesenian, itu semua merupakan salah satu contoh cara seniman dalam menjalankan proses kreatif. Memang, beternak ayam tersebut sudah keluar dari koridor berkesenian, tetapi dari hal tersebut diambil lah sisi-sisi positif yang berkaitan dengan pekerjaan seni, misalnya ayam tersebut dijadikan objek dalam lukisan, karena figur ayam tersebut sudah mewakili semua dari aspek nilai-nilai artistik. Sebagai contoh bulu-bulu ayam tersebut memiliki beraneka warna dan itu sangat indah bila dipandang. Melalui pengalaman tersebut, terjadilah rangsangan dan perasaan keindahan dalam diri yang timbul akibat seringnya berhadapan langsung dengan objek ayam tersebut. Ide-ide tersebut kemudian lahir melalui proses perenungan dan pemahaman akan karakteristik, gerak tubuh, dan kejadian yang muncul dari interaksi tentang ayam, sehingga dari setiap kejadian tentangnya mengandung peristiwa yang unik dan menarik. Imajinasi tentang ayam merupakan ungkapan ketertarikan atas perilaku ayam yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yang kemudian diproses secara personal dan simbolik dalam bentuk karya seni lukis. Kebentukannya menghadirkan objek ayam dan objek pendukung lainnya sehingga memunculkan

cerita, keadaan, atau kondisi tentang ayam yang dipresentasikan secara personal melalui komposisi elemen-elemen seni rupa pada bidang dua dimensi dengan figur objek yang telah mengalami proses deformasi. Chickens Imagination on Paintings Akhsan Rachman Hudaya 1012164021 Abstract Begins from the writer s hobby to nurture chickens until its stock raising and linked it to art is one of the writer s ways in conducting the creative process. Chicken farming is indeed has been out of the art corridor, but there are many positive sides that can be taken in its relation to the art works. Suppose that the chicken can be the object of the painting, because its figure has already reflecting all of the artistic values. For instance, the chicken s feathers have a various color and they are very exquisite to be seen. From this experience, there is an excitement that occurs in the writer s self due to frequently dealing with the object (the chickens). Those ideas then arise through the contemplation and comprehension about the characteristics, gestures, and activities from the interaction with the chickens, which every single event of it is unique and interesting. Imagination about chickens is an expression of interest from the chicken s behaviour which can be seen from daily activities. Thus, it also has been personally and simbolically processed to the art work in the form of paintings. Its creations present the chicken as the main object, and other supporting objects that bring out a story, a situation

or a condition about the chicken. They are represented personally through the fine arts elements composition in the two-dimentional fields with the figure of the object that has been through the deformation process. C. Pendahuluan Hobi di luar pekerjaan seni dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan apa saja dengan manajemen yang baik akan mampu mendatangkan pengalaman tambahan dan mungkin bisa menghasilkan pendapatan jika mampu memberdayakan dengan benar. Artinya membuat suatu hobi yang menyenangkan, dapat menghasilkan keuntungan finansial yang tidak ternilai harganya. Jadi tidak ada yang salah jika menggeluti hobi di luar pekerjaan seni, asalkan hobi tersebut mampu menghasilkan sejumlah prestasi, sebagai contoh ada yang hobi mengoleksi tanaman hias atau bunga, akhirnya tanaman tersebut bisa dijual dan mampu menghasilkan uang. Hobi yang lain yaitu beternak unggas seperti bebek atau ayam. Beternak unggas tersebut dapat menghasilkan telur dan dagingnya, atau bisa menghasilkan penggemukannya yang akan memberikan keuntungan yang luar biasa, setelah itu dijual dengan baik, sehingga menambah perekonomian dan kesejahteraan keluarga. Pencari dan penggali hobi akan mendapatkan keuntungan yang lebih jika kegemaran yang tersalurkan dan akan mendapatkan perhitungan dijadikan sebagai bisnis. Oleh sebab itu dalam perkembangan berkesenian seperti saat ini para seniman seharusnya bisa berinovasi dan berkreasi untuk bergerak dalam usaha yang sekiranya bisa buat pengalaman-pengalaman tambahan dalam proses

kehidupan yang kreatif. C.1. Latar Belakang Dalam proses berkesenian khususnya seni rupa, pengalaman disajikan dengan menarik secara visual sehingga menimbulkan rangsangan terhadap penikmat seni lewat inderanya terutama mata. Sebuah pengertian mengemukakan bahwa seni sebagai karya manusia yang mengkomunikasikan perasaan seniman, dari pengalaman yang dialami dalam hidupnya kepada orang lain. 1 Karya seni tercipta dari pengalaman yang diserap oleh indera, kemudian mengalami pengendapan serta diolah dengan kepekaan rasa, lalu diungkapkan dengan bahasa visual agar orang lain dapat memahami pengalaman atau rasa batin seniman. Pengalaman mampu menggerakkan seorang seniman untuk menciptakan karya, salah satunya didapatkan melalui interaksi dengan lingkungan sekitar yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Sebagian besar individu yang hidup dan berinteraksi dengan lingkungan, maka kehidupan dan aktivitas yang dilakukan juga dipengaruhi oleh lingkungan, seperti halnya manusia berinteraksi dengan binatang. Terkadang sebagai seniman menimbulkan pengalaman batin yang bisa menciptakan ide-ide terbaru untuk karya lukis tersebut berawal dari sesuatu yang sederhana, objek-objek yang berada di sekitar, seperti halnya objek binatang peliharaan contohnya ayam. Baru sekitar dua tahun yang lalu ternak ayam tersebut dijalani. Awalnya dari 1 Soedarso Sp., Tinjauan Seni, Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni, (Yogyakarta: Saku Dayar Sana, 1990), p. 2.

memelihara kucing dan berkembang sampai sekarang jadi beternak ayam. Berkat arahan dan bimbingan orang tua yang menuntut agar selalu menjadi pribadi yang cerdas, inovatif, dan kreatif dalam proses pendewasaan diri dalam kehidupan berkesenian, sehingga terpaculah pemikiran-pemikiran dan tindakan untuk segera melakukan suatu hal yang berguna demi diri sendiri dan kedua orang tua, yaitu ikut membantu mengembangkan usaha ternak ayam dari Ayah. Beternak ayam pada dasarnya sudah memiliki modal utama dalam proses berkesenian. Selain dijadikan objeknya, ayam juga sebagai ladang berbisnis guna memenuhi kebutuhan melukis. Hasil dari penjualan ayam tersebut untuk membeli peralatan untuk berkarya terutama melukis, karena dari usaha ternak ayam inilah bisa menjalani proses berkesenian. Hal tersebut merupakan hubungan simbiosis mutualisme dalam kehidupan berkesenian. Oleh karena itu ayam begitu berharga sehingga dijadikannya sebagai objek estetis yang dituangkan dalam karya seni lukis. Berbekal dari pengalaman memelihara, merawat, melihat, menghayati keseluruhan interaksi dan figur tentang ayam, hal tersebut mampu berperan sebagai pendukung pengembangan dalam penciptaan karya seni lukis. C.2. Rumusan Masalah Setiap penciptaan suatu karya memiliki permasalahan yang menjadi dasar pijakan dalam proses penciptaan. Adapun permasalahan dalam Tugas Akhir ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Imajinasi seperti apakah yang menarik ditampilkan melalui karakter ayam? 2. Bagaimanakah mewujudkan imajinasi tentang ayam dalam bentuk lukisan?

C.3. Tujuan dan Manfaat Tujuan : 1. Mengimajinasikan karakteristik bentuk-bentuk ayam dalam kreativitas baru. 2. Memvisualisasikan ayam melalui bentuk-bentuk personal, unik, dan khas, menggunakan bahan, alat, dan teknik untuk menciptakan karya lukisan. Manfaat : 1. Mengekspresikan gagasan tentang ayam ke dalam lukisan. 2. Memberi ruang apresiasi bagi penikmat karya lukisan tentang ayam sebagai salah satu objek yang menarik. 3. Memberikan kontribusi bagi eksplorasi lebih lanjut pada penciptaan karya Tugas Akhir kemudian. 4. Menjadikan sarana untuk meluapkan perasaan yang menyenangkan melalui objek ayam. C.4. Teori dan Metode a. Teori Seni rupa telah dikenal secara umum oleh masyarakat luas dan tidak selalu orang mempunyai pengertian yang sama, untuk memahami tentang seni bisa melalui berbagai sisi karena terdapat sekian banyaknya definisi tentang seni, dari beberapa pengertian seni salah satunya adalah : Seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan dalam arti bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan dan perasaan keindahan itu dapat terpuaskan apabila dapat menangkap harmoni atau satu kesatuan dari bentuk yang

disajikan. 2 Pernyataan Herbert Read tersebut menunjukkan bahwa perasaan keindahaan merupakan kebutuhan manusia dalam bentuk kesenangan dan tersajikan dalam bentuk karya. Hal yang sama dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yang mana seni dapat memengaruhi para penikmatnya, seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia lainnya. 3 Mengenai subject matter atau tema pokok Imajinasi Tentang Ayam Dalam Lukisan, tidak luput dari pengalaman-pengalaman keindahannya guna menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk menyenangkan adalah bentuk yang dapat memberikan konsumsi batin manusia secara utuh, dan perasaan keindahan kita, yaitu dapat menangkap harmoni bentuk yang disajikan serta mampu merasakan lewat sensivitasnya. 4 Perkembangan seseorang individu akan ditentukan oleh empiriknya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Seperti yang dinyatakan oleh Suharso dan Ana Retroningsih bahwa faktor ekstrinsik yaitu merupakan faktor dari luar diri, 5 dimana melihat fenomena berdasarkan pengalaman di luar atau melihat secara langsung objek yang menimbulkan ide untuk diwujudkannya dalam bentuk visual dua dimensional (lukisan). Faktor intrinsik yaitu faktor yang terkandung di dalamnya, 6 yaitu proses intutif yang mana bisa muncul dari imajinasi dan pengalaman yang pernah 2 Dharsono Sony Kartika, Seni Rupa Modern, (Bandung: Rekayasa Sains, 2004), p. 2. 3 Soedarso Sp., Op. Cit., p.2. 4 Dharsono Sony Kartika, Kritik Seni, (Bandung: Rekayasa Sains, 2007), p. 31. 5 Suharso dan Ana Retnoningsih, Op. Cit., p. 131. 6 Ibid., p. 188.

dialami. Timbulnya ide atau konsep tidak lepas dari faktor-faktor tersebut yang mempengaruhi jalannya proses kreatif. Herbert Read menekankan karya seni selain menjadi bentuk ekspresi juga usaha dalam harmonisasi dan pewarna keindahan. Seni berangkat dari kepekaan emosi, dan kepekaan seperti itu melahirkan bentuk terpola yang harmonis dan memuaskan rasa keindahan kita. 7 Uraian tersebut menunjukan bahwa seni berhubungan erat pada pengalaman yang akhirnya membuat seorang seniman sensitif terhadap objek disekitarnya. Dalam berkarya seniman mendapatkan pengalaman melalui pengamatan, kekaguman, serta kecintaan terhadap hal-hal tertentu. Pengalaman keindahan akan objek ayam hanya dapat ditemukan oleh orang yang dalam dirinya sendiri punya pengalaman yang bisa mengenali wujud bermakna dalam suatu objek (ayam) dengan getaran atau rangsangan keindahan. Kehadiran ayam sebagai ekspresi suatu ungkapan yang dapat dilukiskan sebagai pernyataan suatu maksud perasaan atau pikiran dengan suatu medium indera, yang dapat dialami lagi oleh yang mengungkapkan dan ditujukan atau dikomunikasikan kepada orang lain. Dari hal tersebut bahwa setiap ungkapan yang disampaikan mengandung suatu yang sebenarnya. Demikian juga tidak seorangpun akan dapat memahami karya kecuali lewat pencipta atau menikmati dan meneropong setiap karya lukis yang dibuatnya. Imajinasi, ekspresi atau ungkapan dari karya Tugas Akhir ini juga menggambarkan kejadian-kejadian yang menyenangkan, sebagai contoh pada karya yang berjudul Adu Domba, yaitu 7 Humar Sahman, Mengenali Dunia Seni Rupa, (Semarang: Semarang Press,1993), p. 18.

dalam pengertian hasutan dari pihak lain untuk dijadikannya bertarung, karena pada waktu itu ada teman seprofesi mengajak untuk berduel ayam. Tanpa berpikir panjang terjadilah pertarungan yang sengit antara kedua ayam tersebut, dari hal inilah muncul perasaan puas sekaligus menyenangkan. Selain itu mengimajinasikan kejadian yang unik mengenai hubungan antara ayam dengan ayam dan juga pemiliknya, seperti hubungan antara induk ayam dengan anak-anaknya yang pasti menarik untuk dideskripsikan ke dalam bentuk karya lukis, dan lain sebagainya. Ayam sebagai ide dan gagasan dari peristiwa atau kejadian-kejadian yang pernah dialami dari kehidupan sehari-hari tentang ayam, diimajinasikan sedemikian rupa secara spontan yang merupakan proses pembentukan gambaran tertentu mengenai ayam untuk dijadikan konsep penciptaan dalam proses melukis. Selain itu juga, konsep ini sebagai wujud rasa syukur atas nikmat-nikmat dan rejeki melalui beternak ayam guna untuk menunjang dalam proses berkarya yang diberikan oleh Tuhan karena telah dibekali cara untuk memuliakan suatu karya seni lukis khususnya. Karakteristik ayam tersebut pun sangat menarik dan unik jika dijadikan objek yang akan dituangkan ke dalam lukisan melalui unsur-unsur seni rupa yaitu warna, garis, simbol, bidang, dan tekstur. Mengenai simbol, dalam karya nanti akan menghadirkan pola ritmik dan artistik menggunakan garis-garis spontan yang berpengaruh terhadap objek tentang apa yang disajikan secara harfiah dalam bentuk yang sudah direncanakan. Arnold Toynbee, misalnya, mendefinisikan simbol dalam kaitannya dengan dunia intelektual, kepada cara bagaimana pikiran

manusia memandang objek atau benda yang ada dihadapannya. Dalam hal ini simbol menerangi atau sebagai penguat objek. 8 Buku Semiotika Visual, Peirce mencirikan ikon sebagai suatu tanda yang menggantikan (stand for) sesuatu semata-mata karena ia mirip dengannya, atau sebagai suatu tanda yang kualitasnya mencerminkan objeknya, dan membangkitkan sensasi-sensasi analog di dalam benak lantaran kemiripannya. 9 Dalam hal ini kepala ayam meliputi paruh, (jengger), (gembel), dan mata menunjukkan ikon dari ayam, yaitu merupakan tanda berdasarkan atas keserupaan atau kemiripan antara objek dengan karya lukisannya. Mengenai badan, sayap, ekor, dan kaki kurang menunjukkan kemiripannya, akan tetapi diolah sedemikian rupa supaya memiliki nilai-nilai artistik tersendiri. Secara pribadi ketertarikan pada objek itu muncul karena melihat komposisi tubuh ayam yang terkesan elegan. Itulah salah satu yang menjadi dasar pokok kenapa mengambil sosok ayam. Jadi dengan demikian dapat dikatakan konsep penciptaan dalam karya Tugas Akhir ini adalah ungkapan ketertarikan imajinatif atas perilaku ayam yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari, kemudian diproses secara personal dan simbolik dalam bentuk karya seni lukis. b. Metode Menciptakan lukisan tidak lepas dari elemen seni rupa salah satunya bentuk. Dalam konsep perwujudannya, bentuk yang akan dihadirkan tidak selalu sama 8 Acep Iwan Saidi, Narasi Simbolik Seni Rupa Kontemporer Indonesia, (Yogyakarta: Isac Book, 2008), p. 28. 9 Kris Budiman, Semiotika Visual, Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), p. 82.

atau tepat antara model dan wujud akhir yang dilukiskan. Dalam buku Tinjauan Seni Rupa, Soegeng mengemukakan tentang konsep perwujudan, yaitu: Karya seni menggunakan shape (bentuk) sebagai simbol perasaan seniman di dalam menggambarkan objek dari subject matter, maka tidaklah mengherankan apabila seseorang kurang dapat menangkap atau mengetahui secara pasti tentang objek hasil pengolahannya. Karena terkadang shape atau bentuk tersebut mengalami transformasi sesuai dengan gaya dan cara mengungkapkan secara pribadi seorang seniman. Bahkan perwujudan yang terjadi akan semakin jauh berbeda dengan objek sebenarnya. Itu menunjukan adanya proses yang terjadi di dalam dunia ciptaan bukan sekedar terjemahan dari pengalaman tertentu atau sekedar yang dilihatnya. 10 Mengamati dan merenungi kutipan di atas, karya Tugas Akhir ini adalah upaya untuk mewujudkan ide-ide yang lahir melalui proses perenungan dan pemahaman akan karakteristik, gerak tubuh, dan peristiwa yang muncul dari interaksi tentang ayam, sehingga menimbulkan sesuatu yang unik dan menarik bila dijadikan karya lukis. Mikke Susanto, dalam buku Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa mengungkapkan: Deformasi yaitu perubahan susunan bentuk yang dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan seni, yang sering terkesan sangat kuat/besar sehingga kadang-kadang tidak lagi berwujud figur semula atau sebenarnya, sehingga hal ini dapat memunculkan figur/karakter baru yang lain dari sebelumnya. Adapun cara mengubah bentuk antara lain dengan cara: simplifikasi (penyederhanaan), distorsi (pembiasan), distruksi (perusakan), stilisasi (penggayaan) atau kombinasi di antara semua susunan bentuk (mix). 11 10 Soegeng TM. ed, Tinjauan Seni Rupa, (Yogyakarta: Saku Dayar Sana Yogyakarta, 1987), p. 76. 11 Mikke Susanto, Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa, (Yogyakarta: Dicti Art Lab, 2011), p. 98.

Dalam mengungkapkan ide atau gagasan tentang ayam, yaitu memanfaatkan unsur-unsur seni rupa berupa bentuk, warna, garis, tekstur, dan komposisi yang uraiannya seperti di bawah ini: 1. Kebentukan dalam lukisan secara figuratif yaitu objek yang terbentuk memiliki kesamaan dengan suatu tanda tertentu (seperti manusia, hewan, tumbuhan atau lainnya) yang masih merujuk pada benda yang telah ada. 12 Sosok ayam tersebut yang dihadirkan secara figuratif dengan deformasi. Bentuk merupakan sesuatu yang kita amati, sesuatu yang memiliki makna dan sesuatu yang berfungsi secara struktural pada objek-objek seni. Bentuk yang dimaksud dalam karya ini adalah ayam sebagai figur pokok, manusia dan binatang peliharaan lain seperti kucing sebagai objek pendukung yang dipergunakan sebagai bahasa dalam memvisualkan dan mempertegas ide atau gagasan. Pengubahan bentuk sendiri yaitu dengan cara distorsi (pembiasan), distruksi (perusakan), dan simplifikasi (penyederhanaan) yang dipresentasikan sangat berbeda dengan objek aslinya. Selain itu juga menambahkan unsur-unsur dekoratif yaitu memiliki daya menghias yang tinggi atau dominan, 13 yang dimasukkan ke dalam objeknya sebagai bagian dari simbol dan nilai artistik. 2. Warna adalah getaran atau gelombang yang diterima indera penglihatan manusia yang berasal dari pancaran cahaya melalui sebuah benda. 14 Penggunaan warna tersebut memberikan pengaruh besar pada karya. Warna yang divisualkan pada karya seni lukis ini nantinya hampir sama 12 Ibid., p. 136. 13 Ibid., p. 100. 14 Ibid., p. 433.

dengan figur ayam aslinya, yaitu lebih banyak memakai warna-warna cerah karena disesuaikan dengan ungkapan perasaan yang menyenangkan. Kebanyakan dari sosok ayam tersebut warna dari bulu-bulunya cenderung jenis warna-warna panas juga dingin. Dalam bukunya, Sadjiman Ebdi Sanyoto mengutarakan, warna panas memberikan kesan semangat, kuat, dan aktif, warna dingin memberikan kesan tenang, kalem, dan pasif. 15 Oleh karena itu jika melihat bulu-bulu ayam secara langsung akan menimbulkan semangat sekaligus rasa nyaman dalam proses melukis. Selain itu juga dalam setiap karya memainkan komposisi warna yang menarik tanpa harus mengasosiasikan dengan sesuatu atau hanya sebagai ekspresi dalam berkarya. 3. Garis merupakan perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar atau batas limit dari bentuk. Dalam karya ini garis hadir sebagai penguat karakter dari setiap objek, dengan garis yang kuat menimbulkan nada dan nuansa tersendiri sehingga terkesan artistik. 4. Komposisi dalam setiap karya sangat dipertimbangkan secara matang. Untuk mendapatkan karya yang baik komposisi adalah hal yang patut dipertimbangkan secara matang. Komposisi yang dimaksud di sini adalah suatu integritas dari komponen objek-objek yang membangun kesatuan hingga menghadirkan kesatuan yang harmonis. Komposisi yang disajikan dalam karya ini sebagian besar komposisi nonformal. 15 Sadjiman Ebdi Sanyoto, Nirmana: Elemen-Elemen Seni dan Desain, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), p. 32.

Berdasarkan uraian mengenai elemen-elemen pembentukan karya seni di atas dapat dinyatakan bahwa konsep bentuk dalam penciptaan Imajinasi Tentang Ayam Dalam Lukisan adalah menghadirkan objek ayam dan pendukung lainnya sehingga memunculkan cerita keadaan atau kondisi dibalik kehidupan sehari-hari yang direpresentasikan secara personal melalui komposisi elemen-elemen seni rupa pada bidang dua dimensi dengan figur objek yang telah mengalami proses deformasi. D. Pembahasan Karya Lukisan adalah wujud akhir seluruh ungkapan perasaan ke dalam bidang dua dimensional yang berdasarkan dari ide atau gagasan yang memiliki wujud atau bentuk yang dapat dilihat dan diapresiasi oleh pencipta maupun penikmatnya atau orang lain. Proses yang paling menentukan dalam pembuatan suatu karya seni lukis yaitu proses pengerjaannya, proses tersebut melalui pengolahan bentuk, pewarnaan, garis, dan komposisi yang harmoni. Ide yang diangkat dalam Tugas Akhir ini adalah imajinasi tentang ayam dalam bentuk yang dideformasi, dengan menggunakan berbagai alat dan bahan serta teknik yang dipadukan dalam menciptakan karya lukisan. Disamping itu yang tidak kalah pentingnya atau merupakan inti dari fungsi sebuah lukisan adalah makna yang terkandung didalamnya yang akan menimbulkan sebuah pertanyaan bagi penikmatnya. Kemampuan dalam menerjemahkan visual karya ke dalam tulisan yakni salah satunya melalui deskripsi karya. Dalam deskripsi karya akan memaparkan hal-hal yang terkait erat dengan apa yang terlukiskan dalam lukisan, baik mengenai latar belakang, maksud, simbol,

teknik, hingga penyajian bentuk. Kedua aspek tersebut baik visual maupun makna dari sebuah lukisan merupakan satu dari kesatuan yang utuh dimana tidak semua orang merasakannya, sehingga sangat perlu sebuah ulasan atau tinjauan terhadap suatu karya lukisan yang berfungsi menjembatani komunikasi antara pelukis dan penikmatnya.

Among adalah istilah dari bahasa Jawa yang artinya pengasuh atau pemelihara. Dalam karya tersebut menampilkan seseorang beserta ketujuh anak ayam (kutuk)

yang dipeliharanya. Tujuh kutuk dalam karya tersebut dimaksudkan sebagai simbol pengharapan, keberkahan dan rezeki, angka 7 (tujuh) diambil dari bahasa Jawa (pitu) yaitu pitulungan yang artinya pertolongan bagi sang pemelihara karena dia memperoleh uang dari hasil beternak ayam. Kebentukan figur dalam karya ini dihadirkan secara deformasi yang pada ayamnya mengalami simplifikasi atau penyederhanaan karena disesuaikan dengan sosok anak ayam yang masih polos atau belum tumbuh bulu-bulunya, kemudian kebentukan orangnya mengalami distruksi. Teknik yang digunakan yaitu dengan teknik blok serta ditambahkan unsur-unsur dekoratif menggunakan teknik plotot yang berada dilukisan tersebut sebagai penguat objek dan untuk mencapai nilai-nilai artistik. E. Kesimpulan Penciptaan karya seni lukis adalah salah satu cara untuk mengungkapkan dan mengekspresikan pengalaman batin manusia sekaligus untuk memenuhi kebutuhan spiritual. Dalam mewujudkannya perlu adanya pemikiran, ketajaman perasaan, dan bakat yang dimiliki oleh seniman. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perwujudan lukisan yaitu faktor latar belakang, lingkungan, dan pendidikan, yang juga tidak bisa terpisahkan adalah pengaruh dari orangtua yang selalu mendukung sepenuhnya dalam proses kehidupan kreatif. Penciptaan karya Tugas Akhir ini muncul karena adanya keinginan untuk menyampaikan sesuatu tentang ayam, karena dari setiap peristiwa tentangnya mengandung kejadian-kejadian yang unik dan menarik. Tugas Akhir yang berjudul Imajinasi Tentang Ayam Dalam Lukisan ini adalah ungkapan

ketertarikan imajinatif atas perilaku ayam yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yang kemudian diproses secara personal dan simbolik dalam bentuk karya seni lukis, selain itu juga sebagai salah satu sarana untuk meluapkan emosi, perasaan, dan kegelisahan yang berkaitan dengan ayam yang sudah dikonsepkan secara matang. Dalam kebentukannya menghadirkan objek ayam dan objek pendukung lainnya sehingga memunculkan cerita, keadaan atau kondisi dibalik kehidupan sehari-hari tentang ayam yang dipresentasikan sangat berbeda dan personal melalui komposisi elemen-elemen seni rupa pada bidang dua dimensi dengan figur objek yang telah mengalami proses deformasi. Dari pemikiran kemudian diwujudkan dalam bentuk visual yaitu karya dua dimensional. Karya seni lukis ditampilkan melalui berbagai aspek estetis visual atau elemen-elemen seni rupa yaitu garis, warna, bentuk, bidang, tekstur, dan komposisi. Keseluruhan karya merupakan ungkapan maupun penyampaian peristiwa tentang ayam ataupun bersifat personal. Menggunakan sosok ayam sebagai objek dalam lukisan yang dikomposisi, dideformasi, dan diolah sedemikian rupa sesuai dengan imajinasi personal agar lebih unik, menarik, artistik, dan mudah dipahami apa maksud dan tujuan yang ingin disampaikan. Oleh sebab itu dalam berkarya apapun terutama melukis, janganlah terlalu pusing atau bingung mau melukis apa, karena Tuhan telah menciptakan segala sesuatu di Bumi ini sebagai objek estetis seperti binatang peliharaan (ayam).

Daftar Pustaka Budiman, Kris. 2011, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas, Jalasutra, Yogyakarta. Sahman, Humar. 1993, Mengenali Dunia Seni Rupa: Tentang Seni, Karya Seni, Aktivitas Kreatif, Apresiasi, Kritik, dan Estetika, Semarang Press, Semarang. Saidi, Acep Iwan. 2008, Narasi Simbolik Seni Rupa Kontemporer Indonesia, Isac Book, Yogyakarta. Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2010, Nirmana: Elemen-elemen Seni dan Desain, Jalasutra, Yogyakarta. Soedarso, Sp. 1990, Tinjauan Seni: Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni, Saku Dayar Sana, Yogyakarta. Soni Kartika, Dharsono. 2007, Kritik Seni, Rekayasa Sains, Bandung.. 2004, Seni Rupa Modern, Rekayasa Sains, Bandung. Susanto, Mikke. 2011, Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa, DictiArt Lab & Djagad Art House, Yogyakarta. TM. Soegeng, ed. 1987, Tinjauan Seni Rupa, Saku Dayar Sana Yogyakarta, Yogyakarta. Kamus: Suharso & Ana Retnoningsih. 2009, Kamus Besar Bahasa Indonesia, CV Widya Karya, Semarang.