BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang tetap di dunia ini, bahkan usiapun senantiasa bertambah.

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB IV ANALISIS DUA AKAD (MURA>BAH}AH DAN RAHN) DALAM PEMBIAYAAN MULIA (MURA>BAH}AH EMAS LOGAM MULIA UNTUK INVESTASI ABADI) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

Exploring Islamic Products by Comparing Aqad between Indonesia and Malaysia. Muhamad Nadratuzzaman Hosen dan Amirah Ahmad. Jakarta, 19 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI PEAKSANAAN PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia tapi

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

mura<bahah saja, namun sebetulnya terdapat akad wadi ah dan akad istishna,

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Implementasi Produk Jasa Letter of Credit (L/C) di Bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS DATA

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP UPAYA PENGOVERAN BUKTI FISIK TRANSAKSI MURA>BAH{AH DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

Materi 5 Operasional Lembaga Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

BAB IV TINJAUAN MASḶAHẠH TERHADAP PENERAPAN FATWA DSN NO. 29/ DSN-MUI/ VI/ 2002 TENTANG PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI DI BRI SYARIAH SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest Free Banking. 1 Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. unsur riba diharapkan mampu menjadi alternatif terbaik dalam mencapai

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS HYBRID CONTRACT PADA PRODUK GADAI ib EMAS DI PT. BRI SYARIAH KCP GRESIK

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang saling membutuhkan. Ia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

Konversi Akad Murabahah

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO A. Produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) di PT. BRI Syari ah KCP Sidoarjo Memiliki logam mulia (LM) yaitu emas dengan karat 24 sudah mulai menjadi kegiatan menabung baru bagi sebagian besar masyarakat, dan program kepemilikan LM ini semakin dipermudah dengan bantuan pendanaan dari lembaga perbankan. BRI Syari ah sebagai salah satu instansi perbankan syari ah meluncurkan suatu produk yang disebut Kepemilikan Logam Mulia (KLM) BRI Syari ah. Prinsip program KLM BRI Syari ah ini adalah pendanaan dari BRI Syari ah kepada masyarakat yang memiliki ketentuan: berusia minimal 21 tahun hingga 65 tahun atau telah menikah, memiliki penghasilan yang tentu saja mampu untuk membayar cicilan dan memiliki NPWP bagi yang mengajukan KLM BRI Syari ah senilai Rp 100 Juta. Jika seseorang termasuk dalam kategori ini, maka ia memiliki potensi untuk mendapatkan pendanaan dari BRI Syari ah untuk memiliki LM dengan cara mencicil setelah sebelumnya melakukan pengajuan pendanaan ke BRI Syari ah, membayar uang muka (Down Payment) minimal 15% dari total harga LM yang diajukan, biaya administrasi dan selain itu juga memenuhi persyaratan administrasi dan kelayakan yang ditentukan oleh 70

71 BRI Syari ah. Harga LM pun mengacu kepada harga yang dikeluarkan Aneka Tambang (ANTAM) yang dapat diakses di www.logammulia.com. Dalam aplikasinya, produk Kepemilikan Logam Mulia BRI Syari ah ini menggunakan dua akad, yaitu akad qard{ dan ija>rah. Akad pinjaman qard} digunakan untuk membantu nasabah guna memiliki logam mulia (emas) dengan metode pinjaman atau talangan dari BRI Syari ah dan disini pihak BRI Syari ah tidak mengambil ujra>h/ margin tetapi dengan ketentuan bahwa ketika akad, nasabah harus membayar down payment minimal sebesar 15% dari total harga logam mulia (emas) yang diajukan dan logam mulia emas nasabah yang diperoleh dari pinjaman qard} tersebut sisa pembayarannya harus melalui angsuran yang mana selama masa angsuran, emas tersebut disimpan oleh BRI Syari ah sebagai jaminan hingga kewajiban angsuran nasabah selesai. Disini akad yang digunakan ialah akad ija>rah yang mana dalam hal ini nasabah dikenakan ujra>h atas jasa pemeliharaan logam mulia emas tersebut. Sedangkan latar belakang pemakaian dua akad yakni akad qard} dan ija>rah dalam produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM), berdasarkan dari hasil interview dengan Bpk. Ubaidillah Hasan, selaku pimpinan BRI Syari ah KCP Sidoarjo, beliau menjelaskan; bahwa tidak dipungkiri BRI Syari ah adalah lembaga perbankan yang merupakan lembaga keuangan yang bersifat komersial. Oleh karena itu, dalam produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) BRI Syari ah itu tidak menggunakan akad qard{ saja tapi disini menggunakan akad qard{ wal

72 ija>rah karena akad qard{ adalah akad tabarru (tolong-menolong) yang mana dalam akad tabarru tidak diperbolehkan mengambil keuntungan, oleh karena itu pihak BRI Syari ah menggunakan dua akad (pinjaman qard{ dan ija>rah). B. Analisis Hukum Islam Terhadap produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) di PT. BRI Syari ah KCP Sidoarjo Pada dasarnya jenis muamalah dibolehkan dalam hukum Islam sampai ditemukannya dalil yang melarang. Sebagaimana kaidah khusus di bidang muamalah : Artinya: Hukum asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. 72 Maksud kaidah ini bahwa, dalam setiap muamalah dan transaksi pada dasarnya boleh seperti: jual-beli, sewa-menyewa, gadai, kerja sama (mud}a>rabah atau musya>rakah), wakalah (perwakilan), dan lain-lain. Kecuali terdapat unsur- unsur yang secara tegas menyebabkan terjadinya keharaman, seperti mengakibatkan kemud{aratan, tipuan atau riba. Pada prinsipnya berbagai jenis muamalah yang diciptakan dan dilaksanakan oleh umat Islam tidak bisa lepas dari pengabdian kepada Allah SWT disamping pula merupakan tuntutan demi terpenuhinya kebutuhan pribadi. 72 A. Djazuli, Kaidah kaidah Fiqih, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group., 2006 ),130.

73 Dengan demikian kaidah-kaidah umum yang berkaitan dengan muamalah tersebut harus diperhatikan dan relevan dengan ira>dah (kehendak Allah SWT). Kaidah-umum yang dimaksud di antaranya adalah: 1. Seluruh tindakan muamalah tidak terlepas dari nilai-nilai ketuhanan. Artinya, apapun jenis muamalah yang dilakukan oleh seorang muslim harus senantiasa berlandaskan pada pengabdian kepada Allah SWT. Implikasinya adalah: seluruh persoalan-persoalan keduniaan yang dilakukan harus selalu mempertimbangkan persoalan-persoalan akhirat. 2. Seluruh tindakan muamalah tersebut tidak terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan dan dilakukan dengan mengetengahkan akhlak yang terpuji, sesuai dengan kedudukan manusia sebagai khali<fah Allah SWT di muka bumi. 3. Melakukan pertimbangan atas kemaslahatan pribadi dan kemaslahatan masyarakat. Jika memang untuk memenuhi kemaslahatan bersama harus mengorbankan kemaslahatan individu, maka hal itu boleh dilakukan. 4. Menegakkan prinsip-prinsip kesamaan hak dan kewajiban di antara sesama manusia. 5. Menghalalkan sesuatu yang baik dan mengharamkan yang buruk, baik berupa perbuatan maupun perkataan, sebagaimana firman Allah dalam surat al-a ra>f ayat 157 yaitu:

74 Artinya: Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-qur an), mereka itulah orangorang yang beruntung. 73 Produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) BRI Syari ah merupakan salah satu dari kegiatan muamalah yang ada di BRI Syari ah KCP Sidoarjo dan lagi booming pada masyarakat akhir-akhir ini. Terutama pada kalangan masyarakat kelas menengah ke atas. Berdasarkan literatur yang didapat dan dibaca oleh penulis, maka akad yang digunakan oleh BRI Syari ah KCP Sidoarjo dalam produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) tersebut adalah akad qard{ dan ija>rah. Akad qard{ tersebut pada implementasinya digunakan oleh BRI Syari ah KCP Sidoarjo untuk membantu nasabah guna membeli logam mulia emas untuk selanjutnya dimiliki oleh nasabah, yang mana di dalam transaksi ini pihak BRI Syari ah tidak mengambil keuntungan sama sekali dengan pedoman bahwa akad qard{ merupakan akad tabarru (tolong-menolong) sehingga disini pihak BRI Syari ah hanya memberikan pinjaman murni. Namun nasabah diwajibkan membayar uang 73 Kementrian dan Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro., 1971), 246.

75 muka (down payment) sebesar 15% dari total pembiayaan pinjaman pembelian emas. Dengan demikian total pembiayaan yang diberikan oleh pihak bank BRI Syari ah KCP Sidoarjo kepada nasabah adalah 85% dari total harga logam mulia emas yang akan dibelinya. Adapun akad ija>rah dilaksanakan apabila nasabah telah menyetujui dan membeli emas dengan akad qard{ yang telah ditentukan oleh bank BRI Syari ah KCP Sidoarjo. Logam mulia emas hasil dari pembelian dengan metode pinjaman qard{ tersebut harus disimpan oleh pihak bank BRI Syari ah KCP Sidoarjo sebagai jaminan pelunasan, selama masa nasabah mengangsur sisa pembayaran pinjaman pembiayaan pembelian logam mulia emas sebesar 85% tersebut. Disinilah akad ija>rah digunakan yaitu sebagai akad sewa tempat penitipan emas selama masa emas tersebut dijaminkan. Apabila pihak nasabah telah melunasi angsuran tersebut maka nasabah berhak memiliki emas tersebut secara sempurna. Oleh karena terdapat akad ija>rah, maka pihak bank BRI Syari ah KCP Sidoarjo meminta kepada nasabah dana ujra>h sebagai imbalan atas jasa pemeliharaan logam mulia emas nasabah yang dijaminkan pada bank BRI Syari ah KCP Sidoarjo selama masa angsuran. Dapat peneliti simpulkan bahwa untuk mendapatkan pinjaman qard} KLM BRI Syari ah setelahnya nasabah harus melakukan akad ija>rah.

76 Dalam pandangan penulis tentang aplikasi akad qard{ dan ija>rah pada produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) BRI Syari ah tersebut, penulis berpendapat bahwa: 1. Persyaratan yang wajib dilakukan oleh pihak nasabah dengan menyerahkan dan menangguhkan emas yang telah dibelinya kepada pihak bank sebagai jaminan, sejatinya akad tersebut dapat dikategorikan sebagai akad ija>rah (sewa) dalam kajian fikihnya. Adapun indikator yang menguatkan bagi penulis untuk mengidentifikasi akad tersebut dengan akad ija>rah ialah adanya pihak bank yang menyewakan kepada pihak nasabah yakni tempat yang digunakan sebagai alat penyimpanan emas. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa nasabah telah mengambil manfaat dari tempat penyimpanan emas yang telah disiapkan oleh pihak Bank BRI Syari ah KCP Sidoarjo. Oleh karena itu, maka pihak bank boleh secara fikih untuk mengambil ujra>h (biaya sewa) dari pihak nasabah sesuai dengan kesepakatan antara keduanya. 2. Berkaitan dengan biaya sewa tempat penyimpanan Logam Mulia yang telah disediakan oleh bank BRI Syari ah KCP Sidoarjo dengan menggunakan istilah margin, maka Penulis berpendapat bahwa istilah yang dimaksud tidaklah sesuai atau relevan dan kurang lazim digunakan oleh bank BRI Syari ah dalam pandangan fuqaha> jika dibandingkan dengan istilah ujrah dalam konteks kajian muamalah. Hal ini disebabkan adanya istilah margin

77 dengan arti keuntungan (dalam ekonomi konvensional) yang didapat oleh pihak bank BRI Syari ah KCP KCP Sidoarjo. Dimana dalam sistem ekonomi konvensional tidak ditemukan adanya larangan dalam pengambilan keuntungan dengan sistem riba. Padahal disisi lain, kentungan yang dimaksud bukanlah keuntungan dalam arti riba, melainkan biaya sewa yang dikenal dengan istilah ujrah. Disamping itu, adanya istilah margin dalam arti keuntungan akan berimplikasi terhadap tidak adanya kewajiban bagi pihak bank BRI Syari ah KCP Sidoarjo untuk melakukan negosiasi dengan nasabah tentang keuntungan yang akan didapatkan, karena secara mutlak hak untuk mengambil keuntungan merupakan otoritas bank BRI Syari ah KCP Sidoarjo. Berbeda dengan istilah tersebut, istilah ujrah yang bermakna biaya sewa merupakan biaya yang harus disepakati bersama antara kedua belah pihak diawal terjadinya transaksi. 3. Dalam ujrah dengan menggunakan sistem persentase sebagaimana yang digunakan pada bank BRI Syari ah dalam produk KLM maka dapat ditemukan hasil penghitungan uang yang tidak dapat direalisasikan dalam bentuk uang, sebagaimana contoh simulasi penghitungan KLM pada skripsi ini, akan tetapi telah menjadi kelaziman (dimaklumi) pada masa kini jika terdapat hasil yang tidak dapat direalisasikan dalam bentuk mata uang maka hal tersebut dibulatkan dalam bentuk mata uang yang dapat disepakati kedua belah pihak.

78 4. Dalam pandangan penulis, akad yang digunakan oleh pihak bank dengan pihak nasabah tentang penyimpanan emas pada produk KLM BRI Syari ah sesungguhnya juga mengandung akad wadi< ah (titipan). Diidentifikasikannya akad produk KLM tersebut dengan akad wadi< ah (titipan) dikarenakan adanya kemiripan dan kesamaan antara keduanya, yaitu adanya pelimpahan kewajiban dari pihak nasabah kepada bank untuk memelihara dan menjaga keamanan dari emas tersebut. Oleh karena adanya kewajiban untuk menjaga dan memelihara, maka penulis berkersimpulan bahwa akad tersebut sama dengan akad wadi< ah dalam perspektif fikih. Adapun jenis akad wadi< ahnya adalah termasuk akad wadi< ah ya>d d{amanah. Wadi< ah ya>d d{amanah artinya muwadda (pihak yang dititipi) memiliki kewajiban untuk mengganti seluruh harta yang dititipkan kepadanya secara utuh. Akan tetapi, pihak bank sesungguhnya boleh menggunakan emas tersebut selagi didasarkan kepada kesepakatan antara keduanya. Mengenai s{afqataini fi< s}afqah wa>h{idah, dimana dalam hadis dijelaskan bahwasanya Rasulu>lla>h SAW bersabda: Artinya: Dari Abdurrahma>n bin Abulla>h bin Mas u>d dari bapaknya, ia berkata: Rasu>lulla>h SAW melarang dua akad dalam satu transaksi... 74 74 Ima>m Ah{mad bin H{anba>l, Musna>d Ima>m Ah}mad Ibn H{anba>l, jilid I, (Beirut: Da>r al-fikr, t.t.), 398.

79 S{afqataini fi< s}afqah wa>h{idah ini akan menyebabkan terjadinya two in one. Namun, hal itu tidak berlaku pada produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) BRI Syari ah KCP Sidoarjo. Walaupun, ketiga faktor ketentuan yang menyebabkan terjadinya two in one, yang terdiri dari; objek yang sama, pelaku yang sama dan jangka waktu yang sama terpenuhi disini. 75 Hal itu didasarkan dengan adanya kejelasan antara kedua akad, yaitu akad qard{ dan akad ija>rah yang dilakukan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu akad qard{ terlebih dahulu kemudian disusul dengan akad ija>rah. Dalam riwayat lain juga dijelaskan bahwasanya yang dilarang dalam s{afqataini fi< s}afqah wa>h{idah oleh Nabi Muhammad SAW adalah jual beli dengan dua harga yang tidak pasti. Adapun hadis tersebut adalah:. Artinya: Dari Sima>k dan dari Abdurrah{ma>n bin Abdilla>h bin Mas u>d dari ayahnya, ia berkata: Nabi SAW melarang dua akad dalam satu akad. Sima>k berkata: Yang dimaksud yaitu seorang menjual barang dengan mengatakan, kalau tempo harganya sekian dan kalau kontan harganya sekian. 76 75 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis dan Keuangan, 49. 76 Abi< Is<a> Muh{ammad bin I<sa> bin S aura>h, Sunan al-turmuz{i, Juz III (Libanon: Da>r Ihya> al-s u>rah al Araby, tt. ), 533.

80 Dari hadis di atas, dapat disimpulkan bahwasanya yang dimaksud dengan s{afqataini fi< s}afqah wa>h{idah adalah adanya dua harga yang berlaku dalam satu transaksi (jual beli) yang menyebabkan ketidakpastian. Bukan merupakan dua akad dalam satu transaksi, sebagaimana yang berlaku dalam produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) BRI Syari ah KCP Sidoarjo. Dari uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa; pertama, dua akad yakni, akad qard{ dan ija>rah dalam produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) BRI Syari ah KCP Sidoarjo sebagai prosedur yang telah ditentukan sebatas kewajaran, dimana merupakan sebagai wujud kehati-hatian pihak BRI Syari ah KCP Sidoarjo dalam menghadapi resiko tidak terbayar oleh nasabah (wanprestasi), sebagaimana dalam penetapan uang muka, penetapan margin, penetapan marhu>n, penetapan denda dan ketentuan lainnya, maka hal itu adalah tidak dilarang (boleh). Kedua, meskipun ketiga faktor ketentuan yang menyebabkan terjadinya two in one terpenuhi di sini, namun akad yang dilakukan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak tanpa adanya unsur paksaan. Selain itu, dalam hadis juga dijelaskan bahwa yang dilarang adalah jual-beli dengan dua harga dalam satu akad yang menyebabkab ketidakpastian. Selain itu, dalam menetapkan hukum bisa menggunakan metode mas}lah}ah mursalah.

81 Tinjauan hukum Islam yang diuraikan di atas dari berbagai segi dan aspeknya, maka dapat disimpulkan bahwa produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) BRI Syari ah KCP Sidoarjo adalah akad yang sah berdasarkan kesepakatan dan sesuai dengan akad dalam perspektif hukum Islam.