SMP kelas 8 - KIMIA BAB 4. ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKALatihan soal 4.4

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 : PENDAHULUAN. sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks atau relaksasi dan hidup mereka tidak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

2016, No Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lemb

BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara UPACARA BENDERA 17 JUNI 2013 TINGKAT KABUPATEN KULON PROGO Wates, 17 Juni 2013

2014, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Nega

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) kian mengerikan sekaligus memprihatinkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Adanya ketidakseimbangan antara perlindungan korban kejahatan dengan pelaku

REHABILTASI PADA NAPZA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan fungsi mental berupa frustasi, defisit perawatan diri, menarik diri

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

Kasus penyalahgunaan narkoba

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

- 1 - BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

17. Keputusan Menteri...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN TA- 100

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. laporan kinerja BNN pada tahun 2015 dimana terjadi peningkatan

STUDI KASUS REMAJA GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ZAT AMPHETAMINE ABUSE DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat menurut Undang-Undang

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

NAPZA. Priya - PKBI. Narkotika Psikotropika dan zat adiktif lainnya atau di singkat dengan NAPZA.

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan,

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

SMP Negeri 9 Purwokerto jl. Jatisari Nomor 25 Purwokerto Silakan klik tombol edit di kanan untuk mengubah header.

PENELITIAN TENTANG PENGETAHUAN HIV&AIDS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN BERISIKO HIV&AIDS

BAB 1 : PENDAHULUAN. Narkoba(Narkotika dan obat/bahan berbahaya) sebagai kelompok obat, bahan, atau zat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan teori teori yang berkaitan dengan pola asuh orang tua, remaja, narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB VI PENUTUP. penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah.

Zat Adiktif dan Psikotropika

III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN. Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :

1. Pernyataan berikut yang merupakan teori atom Dalton adalah... A. Atom adalah bagian terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi. B.

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

IDENTITAS RESPONDEN. Jenis kelamin : Laki-laki. Perempuan. Bersama Orangtua. Status Tempat Tinggal: Kost. Bersama Saudara/teman

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat

BAB IV PENUTUP. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk

DRUG ABUSE KELOMPOK 5

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN PRIBADI MELALUI POLA HIDUP BERSIH DAN ANTI NARKOBA

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN BAHAYA NARKOBA. OLEH Nurhafni, SKM., M.Kes

2011, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya.

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 4. ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKALatihan Soal 4.2

BAB II JENIS-JENIS NARKOBA DAN SIFAT PENGGUNANYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

Transkripsi:

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 4. ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKALatihan soal 4.4 1. http://latex.codecogs.com/gif.latex?mg^{2+} Suatu ion mempunyai 10 elektron dan neutron. Pernyataan yang benar tentang atom Mg adalah... Nomor atom Mg adalah 10 Jumlah proton Mg adalah 10 Nomor massa Mg adalah 24 Nomor massa Mg adalah 22 Kunci Jawaban : C http://latex.codecogs.com/gif.latex?^{24}_{12}mg^{2+} Dalam ionmg 2+ :jumlah proton = 12 jumlah elektron = 12 2 = 10 jumlah neutron = 24 12 = 12 Jumlah proton = jumlah elektron = nomor atom Jumlah elektron = nomor atom jumlah muatan Jumlah neutron = nomor massa - nomor atom http://latex.codecogs.com/gif.latex?^{24}_{12}mg Dalam atommg :jumlah proton = 12 jumlah elektron = 12 jumlah neutron =nomormassa-nomor atom = 24 12 = 12 Jadi, jawaban yang paling tepat adalah atom Mg memiliki nomormassa 24. 2. Selenium memeiliki nomor atom 34 dan nomor massa 79. Jumlah proton yang terdapat dalam atom selenium adalah...

34 45 68 79 Kunci Jawaban : A Nomor atom Selenium= 34, nomormassa= 79. Jumlah proton=nomor atom. Jadijumlah proton Selenium adalah 34, karenanomoratomnyaadalah 34. 3. Atom berikut ini yang memiliki jumlah elektrin 16 adalah... http://latex.codecogs.com/gif.latex?^{16}_8space;o http://latex.codecogs.com/gif.latex?^{32}_{16}s http://latex.codecogs.com/gif.latex?^{11}_5b http://latex.codecogs.com/gif.latex?^{32}_{73}ge Kunci Jawaban : B

http://latex.codecogs.com/gif.latex?^a_zx,, A menunjukkannomormassa (jumlah proton + neutron), Z menunjukkannomor atom=jumlah proton=jumlahelektron. Atom yang memilikijumlahelektron 16, berartimemilikinomor atom 16, danditunjukkandenganbagian yang ditunjukkanhuruf Z 16.Jadi, atom yang memilikijumlahelektron 16 adalah http://latex.codecogs.com/gif.latex?^{32}_{16}s 4. Bawang putih mengeluarkan zat allicin, yaitu... Zat yang dapat menyedapkan masakan Zat yang dapat memberi aroma Zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Zat yang dapat menajamkan warna Kunci Jawaban : C Bawang Putih mengeluarkan Allicin, yaitu zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehubungan dengan fungsi bawang putih sebagai pengawet. Zat yang dapat menyedapkan masakan adalah penyedap. Zat yang dapat memberi aroma adalah pemberi aroma. Zat yang dapat menajamkan warna adalah pewarna. 5. Pengaruh psikis yang dialami pengguna narkoba antaralain... Berat badan turun drastis Mata menjadi merah Mengeluarkan keringat berlebihan Menjadi sangat sensitif Kunci Jawaban : D

Pengaruh psikis adalah pengaruh pada jiwa atau mental seseorang. Berat badan turun drastis, mata menjadi merah dan pengeluaran keringat berlebihan merupakan pengaruh ke fisik. Sedangkan, apabila menjadi sangat sensitif berhubungan dengan jiwa atau psikis. 6. Urutan tahapan upaya kuratif bagi pemakai zat aditif adalah... http://latex.codecogs.com/gif.latex?\ri Terapi suportif rehabilitasi detoksifikasi http://latex.codecogs.com/gif.latex?\righ Terapi suportif detoksifikasi rehabilitasi http://latex.codecogs.com/gif.latex?\ri Detoksifikasi rehabilitasi terapi suportif http://latex.codecogs.com/gif.latex?\right Rehabilitasi suportif detoksifikasi terapi Kunci Jawaban : A Urutan tahap upaya kuratif bagi pemakai zat aktif adalah terapi suportif detoksifikasi rehabilitasi. Terapi suportif untuk yang sudah memiliki gejala overdosis atau sakau, dilakukan dengan resusitasi jantung dan paru. Detoksifikasi upaya penghilangan racun, tedapat dua cara medis (kurangi dosis, antagonis morfin), dan non medis. Rehabilitasi adalah upaya untuk mengeluarkan pecandu keluar lingkungan pecandu, agar tidak menjadi pecandu.

7. (UN IPA SMP Th.2014,Paket 1) Pengaruh psikis yang dialami pengguna narkoba antara lain... Berat badan turun drastis Mata menjadi merah Mengeluarkan keringat berlebihan Menjadi sangat sensitif Kunci Jawaban : D Pengaruh psikis adalah pengaruh pada jiwa atau mental seseorang. Berat badan turun drastis, mata menjadi merah dan pengeluaran keringat berlebihan merupakan pengaruh ke fisik. Sedangkan, apabila menjadi sangat sensitif berhubungan dengan jiwa atau psikis. 8. Kegiatan pramuka dan penyuluhan dari BNN merupakan cara penghindaran dari zat adiktif dan psikotropika secara... Preventif Penyembuhan Kuratif Suportif Kunci Jawaban : A

Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika dapat dihindari dengan dua cara, yaitu : 1. Preventif (Pencegahan) Tindakan menghindari narkoba secara preventif, dilakukan dengan cara : 1. Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam keluarga 3. Memperbanyak kegiatan yang positif 4. Bergaul dengan kawan yang baik dan tidak mudah terpengaruh bujuk rayu 2. Kuratif (Penyembuhan) Tindakan menghindari narkoba secara kuratif, dilakukan dengan cara : 1. Terapi suportif Dilakukan pada pengguna yang mengalami gejala sakau. Terapi dilakukan dengan melakukan resusitasi jantung dan paru. 1. Detoksifikasi Detoksifikasi adalah menghilangkan racun yang ada di dalam darah. Hal ini dapat dilakukan secara medis maupun non medis. Secara medis, detoksifikasi dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama, melakukan pengurangan dosis secara bertahap dan mengurangi tingkat ketergantungan. Cara kedua, menggunakan antagonis morfin, untuk mempercepat proses pengaturan kerja saraf (neoregulasi). Cara ketiga, menghentikan total penggunaan. Pada cara ketiga biasanya akan menimbulkan gejala putus obat (sakau). 1. Rehabilitasi Dilakukan proteksi dengan lingkungan dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu. 9. Penghilangan racun merupakan tindakan penyembuhan secara... Suportif Detoksifikasi Rehabilitasi Resusitasi Kunci Jawaban : B

Tindakan menghindari narkoba secara kuratif, dilakukan dengan cara : 1. Terapi suportif Dilakukan pada pengguna yang mengalami gejala sakau. Terapi dilakukan dengan melakukan resusitasi jantung dan paru. 1. Detoksifikasi Detoksifikasi adalah menghilangkan racun yang ada di dalam darah. Hal ini dapat dilakukan secara medis maupun non medis. Secara medis, detoksifikasi dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama, melakukan pengurangan dosis secara bertahap dan mengurangi tingkat ketergantungan. Cara kedua, menggunakan antagonis morfin, untuk mempercepat proses pengaturan kerja saraf (neoregulasi). Cara ketiga, menghentikan total penggunaan. Pada cara ketiga biasanya akan menimbulkan gejala putus obat (sakau). 1. Rehabilitasi Dilakukan proteksi dengan lingkungan dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu. 10. Terapi dan rehabilitasi merupakan cara penghindaran dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika secara... Preventif Pencegahan Kuratif Aktif Kunci Jawaban : C

Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika dapat dihindari dengan dua cara, yaitu : 1. Preventif (Pencegahan) Tindakan menghindari narkoba secara preventif, dilakukan dengan cara : 1. Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam keluarga 3. Memperbanyak kegiatan yang positif 4. Bergaul dengan kawan yang baik dan tidak mudah terpengaruh bujuk rayu 2. Kuratif (Penyembuhan) Tindakan menghindari narkoba secara kuratif, dilakukan dengan cara : 1. Terapi suportif Dilakukan pada pengguna yang mengalami gejala sakau. Terapi dilakukan dengan melakukan resusitasi jantung dan paru. 1. Detoksifikasi Detoksifikasi adalah menghilangkan racun yang ada di dalam darah. Hal ini dapat dilakukan secara medis maupun non medis. Secara medis, detoksifikasi dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama, melakukan pengurangan dosis secara bertahap dan mengurangi tingkat ketergantungan. Cara kedua, menggunakan antagonis morfin, untuk mempercepat proses pengaturan kerja saraf (neoregulasi). Cara ketiga, menghentikan total penggunaan. Pada cara ketiga biasanya akan menimbulkan gejala putus obat (sakau). 1. Rehabilitasi Dilakukan proteksi dengan lingkungan dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu. 11. Pertolongan pertama pada kondisi darurat terhadap pemakai zat adiktif dan psikotropika, kecuali... Mandi air hangat Diberi minum Dibaringkan Makan makanan bergizi Kunci Jawaban : C Untuk keadaan darurat, pertolongan pertama terhadap penderitaan yang dialami pemakai zat adiktif dan psikotropika dapat dilakukan. Caranya adalah dengan dimandikan air hangat, diberi banyak minum, diberi makan makanan bergizi dalam jumlah sedikit tapi sering, dan mengalihkan perhatian dari zat adiktif dan psikotropika.

12. Hal yang harus dilakukan oleh seseorang yang sudah terlanjur kecanduan psikotropika adalah... Mengatasinya dengan menahan diri dari menggunakan bahan tersebut meskipun ada rasa sakit yang berlebihan Datang ke rumah sakit tertentu untuk mendapat terapi penghentian penggunaan psikotropika Menggunakan bahan lain identik narkoba tapi tidak berbahaya,sehingga rasa sakit akibat kecanduan akan hilang Mengurangi dosis penggunaan psikotropika sesuai keinginan dirinyasendiri Kunci Jawaban : B Narkotika tidak dapat dihentikan secara manual oleh diri sendiri. Karena efek kecanduan yang berlebih terhadap barang ini. Penghentiannya adlaah dengan datang kerumah sakit tertentu untuk mendapatkan terapi untuk kecanduan narkotika.