1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005, tentang tujuan pendidikan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

Transkripsi:

1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003). Pendidikan nasional sangat berperan bagi pembangunan manusia karena dapat menginvestasikan perwujudan manusia Indonesia yang berakhlak mulia, berkarakter produktif, dan berdaya saing sehingga dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan kata lain pendidikan pada

2 hakikatnya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu proses pendidikan akan berusaha mengembangkan seluas-luasnya potensi individu sebagai sebuah elemen penting untuk mengembangkan dan mengubah masyarakat (agent of change) yang dilakukan melalui pemberian bimbingan, pengajaran, pelatihan dan motivasi. Memerhatikan tujuan dan esensi pendidikan IPS mencakup mata pelajaran Ekonomi,PPKN,dan Sejarah. sebaiknya penyelenggara pembelajaran IPS mampu mempersiapkan, membina dan membentuk kemampuan peserta didik yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat (Kosasih dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 1). Untuk menunjang tercapainya tujuan IPS tersebut harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Lebih lanjut Chaerudin, 2004 (dalam http://smpn1banjar-pdg.net) mengatakan bahwa dalam metode pembelajaran, ada dua aspek yang paling menonjol, yakni metode pembelajaran dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Dengan demikian, kedudukan media ada dalam komponen metodologi sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur guru. Oleh karenanya, salah satu tugas guru yang tidak kalah pentingnya adalah mencari dan menentukan media pembelajaran, sehingga dapat membantu peserta didik memproses pesan-pesan pendidikan atau bahan-bahan pembelajaran yang disampaikan, sehingga dapat mempertinggi hasil belajar yang diharapkan.

3 Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) pada dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Saat ini metode langsung (ceramah disertai tanya jawab) masih merupakan metode yang dipilih oleh para pengajar, termasuk dalam mata pelajaran ekonomi. Walaupun memiliki banyak kelemahan, metode langsung banyak diterapkan karena dianggap lebih sederhana dan mudah untuk dilaksanakan, tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Pengajaran langsung adalah suatu metode pembelajaran yang bersifat teacher centered atau pembelajaran berpusat pada guru. Pembelajaran teacher centered membuat siswa menjadi lebih pasif karena dalam pembelajaran siswa lebih banyak mendengar dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Jika metode ini diterapkan secara terus menerus maka dikhawatirkan dapat menghambat atau bahkan mematikan kreatifitas siswa yang nantinya akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

4 Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 3 Jati Agung, karena setelah pra survey dari sekolah Negeri yang lain yang ada di Jati Agung ternyata di SMP Negeri 3 Jati Agung nilai rerata siswa pada mata pelajaran IPS terpadu ekonomi masih tergolong rendah dan kurang dari nilai KKM. Berdasarkan pra survey yang dilakukan di SMP Negeri 3 Jati Agung.diperoleh data tentang hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII tahun pelajaran 2011/2012 sebagai berikut: Tabel 1. Hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Tahun pelajaran 2011/2012 No. Nilai Jumlah siswa Persentase (%) 1. 2. >76 50 30.68 <75 113 69.32 Jumlah 163 100 Sumber : Arsip Nilai Guru Bidang Studi IPS Terpadu Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII masih rendah. Siswa yang mendapat nilai < 75 sebanyak 113 siswa atau sebesar 69.32%, sedangkan yang mendapat nilai > 76 sebanyak 50 siswa atau sebesar 30.68%.Hasil tersebut menunjukan belum optimalnya kualitas proses belajar mengajar,dimana siswa dinyatakan tuntas belajar apabila 85% siswa mencapai nilai rata-rata 75. Metode mengajar yang biasa digunakan oleh guru IPS Terpadu dismp Negeri 3 Jati Agung adalah metode ceramah yang tidak disertai dengan pemberian latihan dan tugas rumah latihan, ternyata rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa masih rendah.

5 Rendahnya hasil belajar IPS Terpadu tersebut disebabkan oleh banyak faktor,diantaranya adalah kurang tepatnya penggunaan metode mengajar yang diterapkan oleh guru. Sampai saat ini penerapan metode mengajar yang tepat masih merupakan permasalahan yang belum bisa diselesaikan dengan baik. yang berarti belum ditemukan metode yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran.dengan adanya metode mengajar yang tepat,pelaksanaan kegiatan belajar mengajar akan terstruktur secara sistematis dan tujuan pengajaran yang diinginkan serta hasil belajar dapat dicapai. Metode ceramah selama ini banyak diterapkan oleh guru IPS Terpadu. Metode ceramah ini tidak disertai dengan pemberian latihan dan tugas dirumah. Menurut Slameto (2003; 21) Metode ini menghasilkan hasil belajar yang tidak sesuai dengan yang diharapkan guru.dalam metode ceramah,guru aktif dalam menerangkan bahan pelajaran,sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh guru sehingga siswa hanya menjadi pendengar dan pencatat saja, tidak ada umpan balik hal ini menyebabkan siswa tidak dapat berpikir dan malas belajar.penggunaan metode ceramah secara terus- menerus dalam waktu yang lama dapat melelahkan dan membosankan siswa, disebabkan tidak adanya variasi dalam penyajian bahan pelajaran,hal ini dapat mengganggu konsentrasi berpikir dan hasil belajar siswa tidak bisa mencapai 75% dari tujuan kurikulum. Tindakan yang dilakukan dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. salah satu tindakan yang dapat dilakukan dengan menerapkan latihan di kelas dan pemberian tugas latihan di rumah kepada siswa. Digunakan metode pemberian tugas, diharapkan dapat merangsang anak

6 untuk aktif belajar di kelas maupun di rumah,sehingga siswa dapat lebih memahami materi pelajaran IPS Terpadu yang telah diterangkan, dan dapat memberikan dorongan untuk dapat lebih meningkatkan hasil belajar. Selain itu, dengan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan akan memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa di sekolah melalui kegiatankegiatan di luar sekolah. Apabila kita ingin meningkatkan prestasi, tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Salah satunya yaitu dengan cara merubah paradigma pembelajaran yakni orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacing centered) beralih berpusat pada murid (student centered). Perubahan ini dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan baik dari segi proses maupun hasil pendidikan. Satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan ditemukan dan diterapkannya metode-metode pembelajaran yang dengan tepat mampu mengembangkan dan menggali pengetahuan peserta didik secara konkret dan mandiri. Sebagai upaya untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran yang kemudian berdampak pada pencapaian hasil belajar yang lebih baik adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Metode drill / latihan merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan - latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang - ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih

7 keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah - ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Karena hal semacam ini harapan pelajaran yang telah diberikan kepada anak didik dapat mengingat dengan baik Tiap-tiap metode pembelajaran memiliki langkah-langkah, kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangannya masing-masing. Guru hendaknya bisa memilahmilah metode pembelajaran mana yang tepat diterapkan dalam pembelajaran, tentunya penerapan metode pembelajaran yang bervariasi akan membuat siswa tidak merasa jenuh dan tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Diantara beberapa metode pembelajaran dipilih yaitu metode Drill dan metode Tugas Individu. Kedua metode tersebut memiliki langkah-langkah yang sedikit berbeda namun tetap dalam satu jalur yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dan guru berperan sebagai fasilitator. Metode drill / latihan merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan - latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang - ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah - ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Karena hal semacam ini harapan pelajaran yang telah diberikan kepada anak didik dapat mengingat dengan baik.

8 Metode pemberian tugas merupakan metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Untuk mengatasi keterbatasan waktu, guru perlu memberikan tugas diluar jam pelajaran. Tugas yang diberikan siswa dapat dilakukan di rumah, di sekolah, diperpustakaan, dan di tempat lainnya dengan mernpertanggung jawabkan kepada guru. Metode ini dapat merangsang anak untuk aktif belajar dan dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru sehingga pembelajaran akan berlangsung efektif dan melibatkan peran aktif siswa. Dalam memilih suatu metode pembelajaran, seorang guru juga harus memiliki pertimbangan-pertimbangan, misalnya materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa (kemampuan awal),sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Kemampuan awal peserta harus mendapat pertimbangan dalam proses pembelajaran. Kemampuan awal sangat dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, perbedaan lingkungan dapat mengakibatkan perbedaan kemampuan awal. Perbedaan kemampuan awal mengakibatkan perbedaan kemampuan untuk mengelaborasi informasi baru untuk membangun struktur kognitif. Pengetahuan tentang kemampuan awal siswa diperlukan oleh guru untuk menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajarannya di kelas. Dengan memahami kemampuan awal siswa ini guru dapat membantu siswa memperlancar proses pembelajaran yang dilakukan dan memperkecil peluang kesulitan yang dihadapi siswa. Adakalanya satu materi tertentu memerlukan prasyarat

9 pengetahuan sebelumnya. Jika pengetahuan prasyarat ini belum dikuasi dan guru sudah melanjutkan pada materi berikutnya bisa dipastikan bahwa siswa akan kesulitan mengikuti pelajaran. Hal ini bisa dideteksi melalui perilaku siswa. Siswa yang tidak dapat mengikuti materi yang sedang dibahas oleh guru cenderung berperilaku menyimpang seperti: melamun, menulis atau menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, berbicara sendiri atau kegiatankegiatan lain yang tidak terkait dengan isi pembelajaran. Berdasarkan kondisi di atas, maka perlu suatu penelitian yang bersifat reflektif yaitu tindakan-tindakan yang direncanakan. Tindakan-tindakan melalui penelitian dalam pembelajaran ekonomi adalah dikembangkan suatu perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai dengan metode pembelajaran yang dikembangkan dengan melihat perbedaan kemampuan awal siswa. Bertolak dari rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Semester Genap tahun pelajaran 2011/2012 maka peneliti memilih kemampuan awal sebagai variabel moderator dan memilih menggunakan metode pembelajaran yang inovatif yaitu metode Drill dan metode pembelajaran Tugas Individu. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul: Studi Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Penggunaan Metode Drill Dan Metode Tugas Individu Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII Semester Genap di SMP Negeri 3 Jati Agung Tahun Pelajaran 2011/2012.

10 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan seagai berikut: 1. Hasil pelajaran IPS Terpadu (Ekonomi) masih tergolong rendah. Hal ini Tampak dari jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. 2. Banyaknya siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar salah satunya disebabkan kesulitan siswa dalam penyampaian materi. 3. Hasil belajar siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat rendah. 4. Pembelajaran masih berpusat pada guru. Peran guru masih sangat dominan. 5. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang inovatif dalam proses penyampaian materi pelajaran yang mengakibatkan kebosanan dan motivasi belajar siswa menjadi rendah. C. Pembatasan Masalah Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada perbandingan hasil belajar IPS Terpadu antara siswa yang menggunakan metode drill dengan yang mengguakan metode tugas individu pada siswa kelas VIIIC dan VIIID di SMP Negeri 3 Jati Agung Tahun Pelajaran 2011/2012

11 D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (Ekonomi) antara penggunaan metode drill dengan metode tugas individu? 2. Apakah ada interaksi antara metode drill dan metode tugas individu pada? kemampuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi? 3. Apakah rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode drill lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan metode tugas individu? 4. Apakah rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode drill lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan metode tugas individu? 5. Apakah ada perbedaan efektifitas antara penggunaan metode drill dengan metode tugas individu pada mata pelajaran IPS Terpadu (Ekonomi ) SMP Negeri 3 Jati Agung?

12 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pembatasan masalah dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Terpadu antara siswa yang diajar dengan metode Drill dan siswa yang diajarkan dengan metode Tugas Individu untuk tingkat kemampuanawal (tinggi, dan rendah) siswa kelas VIII SMP N 3 Jati Agung. 2. Untuk mengetahui interaksi antara metode yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu (Ekonomi) pada siswa kelas VIII SMP N 3 Jati Agung. 3. Untuk mengetahui perbedaan rerata hasil belajar IPS terpadu (Ekonomi) antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode drill dan metode tugas individu pada tinggkat kemampuan awal tinggi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung. 4. Untuk mengetahui perbedaan rerata hasil belajar IPS terpadu (Ekonomi) antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode drill dan metode tugas individu pada tinggkat kemampuan awal rendah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung. 5. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang lebih efektif antara metode drill dan metode tugas individu untuk pembelajaran IPS Terpadu (Ekonomi) pada kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung.

13 F. Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis 1. Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran kepada guru mata pelajaran yang dapat diterapkan dalam meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa. 2. Memberikan wawasan pengetahuan kepada siswa tentang strategi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kegunaan Praktis 1. Secara praktis bagi guru mata pelajaran IPS Terpadu memperoleh inovasi dalam penggunaan strategi sehingga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi gurudalam proses belajar mengajar. 2. Bagi siswa dapat memberikan nuansa baru dalam kegiatan belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah metode drill, metode pemberian tugas individu dan hasil belajar IPS Terpadu. 2. Subjek Penelitian

14 Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIC dan VIIID di SMP Negeri 3 Jati Agung. 3. Tempat penelitian SMP Negeri 3 Jati Agung,Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan. 4. Ruang Lingkup Ilmu Ilmu pengetahuan sosial mata pelajaran IPS Terpadu. 5. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pejaran 2011/2012.