Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DOMINO DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TATA BALOK GAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM HERMAWITA ABSTRAK

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

PERMAINAN KARTU HURUF DI TAMAN KANAK-KANAK AGAM ELIFIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG. Ramaini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PUTARAN GAMBAR BINATANG DI TAMAN KANAK-KANAK TUNAS BANGSA LUBUK BASUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI MENURUT CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN POHON PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK LUBUK BASUNG. Eva Mirmiyanti ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PIRING HURUF DI RAUDHATUL ATHFAL DARMA WANITA PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DADU ANGKA DI TK DHARMAWANITA PERSATUAN AGAM N U R M A I N I ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI TULISAN PADA MEDIA BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK BAITUL HAMDI PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN MAHYONG DI TAMAN KANAK- KANAK DHARMAWANITA LUBUK BASUNG. Rahmil Fuad

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN LEMPAR SUSUN DADU

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ISLAM KANITA TIARA BAKI SUKOHARJO

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI MEDIA KARTU KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK TELADAN PPI SRAGEN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI PERMAINAN GAMBAR DALAM BAK PASIR DI TAMAN KANAK-KANAK BINA ANAPRASA MEKAR SARI PADANG

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU KATA DENGAN KANTONG PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK GADIH RANTI AGAM

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH SEDAYU JUMANTONO

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK PEMATA BUNDA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

PENINGKATAN PENGENALAN KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN KALENDER DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM SILATURAHMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Nurmainis ABSTRACT

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK SATU ATAP BATU KUALI TALAWI SAWAHLUNTO

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI DONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK PEMBINA AGAM. Monalisa

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitar dan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MELENGKAPI HURUF MENJADI KATA TAMAN KANAK-KANAK AL HIKMAH AGAM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

*Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan 0 Universitas Negeri Padang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BROMO MEDAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A RA KM MIFTAHUL HUDA PULOSARI KECAMATAN PAPAR KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH II KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DINA NURHAYATI A

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU

Oleh: Dibimbing oleh : 1. Dema Yulianto, M.Psi 2. Anik Lestariningrum, M.Pd

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN ANGKA DI RAUDHATUL ATHFAL AL MUTTAQIN KABUPATEN AGAM ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KOLASE DARI DAUN NANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK AZARAH MA ARIF PARIAMAN IRAWATI

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S -1 Program Studi Anak Usia Dini

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA LAPTOP MAINAN DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH KECAMATAN TILATANG KAMANG ARTIKEL ILMIAH

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGISI POLA GAMBAR DENGAN DAUN KERING DI TK ANDESSA PARIAMAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Anak Usia Dini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Dengan Metode Bermain Lempar Gelang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang paling mendasar dan

Naskah Publikasi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Transkripsi:

1

2

3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU SUKU KATA DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH AGAM Wani Zuarny ABSTRAK Kemampuan membaca anak kelompok B3 di Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah Agam masih rendah. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan membaca anak. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang menjadi subjek penelitian adalah anak kelompok B3 Taman Kanakkanak Aisyiyah Agam yang berjumlah 20 orang, tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa melalui permainan dadu suku dapat meningkatkan kemampuan membaca anak kelompok B3 di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Agam. Kata kunci: Membaca; Anak; Dadu Suku Kata Pendahuluan Pendidikan merupakan faktor utama yang akan menentukan keberhasilan pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan bimbingan dan asuhan bagi anak dalam menuju kedewasaan, dimana nantinya akan menciptakan anak yang mampu menunjukkan individualitas diri yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan sekolah. Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Pendahuluan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009, yang menyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK) / Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 4-6 tahun. Sesuai dengan pendapat Aisyah (2010:1.3) yang menyatakan anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk awal pendidikan sekolah yang dikenal oleh anak didik. Oleh sebab itu, Taman Kanak-kanak perlu menciptakan situasi pendidikan yang memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak. Dan juga sebutan Taman pada Taman Kanak-kanak mengandung makna tempat yang nyaman untuk bermain.

4 Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan atau tanpa mempergunakan alat, yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, kesenangan dan mengembangkan imajinasi pada anak dalam Musfiroh (2006:6). Sesuai dengan pendapat Piaget yang menyatakan bahwa pada usia 4-6 tahun tingkat perkembangan kognitif anak berada pada tingkat pra-operasional konkret, dimana anak belum bisa belajar secara abstrak. Belajar akan lebih bermakna bagi anak bila melalui benda-benda konkret. Kementrian Pendidikan Nasional menjelaskan tujuan pendidikan TK adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar. Berdasarkan tujuan tersebut maka diperlukan tenaga pendidik yang profesional. Tenaga pendidik yang profesional adalah guru yang dapat menfasilitasi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Sehingga melalui pembelajaran tersebut diharapkan kemampuan dasar anak dapat berkembang. Salah satu kemampuan dasar yang harus dikembangkan dalam Kemdiknas (2010:48) adalah kemampuan bahasa yang bertujuan agar anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis. Dalam pembelajaran persiapan membaca di Taman Kanak-kanak dapat dilaksanakan selama dalam batas-batas aturan pengembangan pra-skolastik atau pra-akademik serta mendasarkan diri pada prinsip dasar hakiki dari pendidikan Taman Kanak-kanak sebagai sebuah taman bermain. Menurut Mulyati (2009:4.4) membaca merupakan proses merekrontruksi makna dari bahan-bahan cetak. Strategi pengembangan kemampuan membaca anak di Taman Kanak-kanak antara lain dengan menggunakan sarana pendukung yang berupa alat peraga atau alat permainan yang dapat digunakan oleh anak maupun guru dalam kegiatan pembelajaran. Alat tersebut sekaligus dapat memberikan informasi atau menghasilkan pengertian, memberi kesenangan serta mengembangkan imajinasi anak. Pada permainan ini menggunakan kartu gambar yang memiliki kata, sesuai dengan tahap-tahap membaca anak menurut Depdiknas (2000:6) yaitu tahap membaca gambar dimana anak dapat mengungkapkan kata yang bermakna dari kartu gambar yang dilihatnya. Selain itu dapat juga dengan menggunakan metode yang bervariasi, agar menarik bagi anak. Berdasarkan observasi peneliti di kelompok B3 Taman Kanak-kanak Aisyiyah Agam bahwa kemampuan membaca anak masih kurang, hal ini terlihat pada saat kegiatan

5 membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama (misal: kaki-kali), dimana masih banyak anak yang belum mampu dalam membedakan kata yang suku kata awalnya yang sama, bahkan masih ada yang belum mengenal huruf. Banyak anak yang diam-diam saja dan yang mampu membedakan hanya 2 sampai 3 anak saja. Hal ini disebabkan karena hanya menggunakan metode bercakap-cakap dan media yang digunakan kurang menarik karena hanya memakai kartu kata tanpa menggunakan gambar dan kartu huruf yang berukuran kecil, serta kemampuan guru mengelola kegiatan pembelajaran membaca sambil bermain masih kurang sehingga menimbulkan kebosanan bagi anak. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, maka dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran dan memotivasi anak untuk membaca, maka dalam penelitian ini dibatasi permasalahan pada aspek: Rendahnya kemampuan membaca anak dalam membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama. Sebagaimana permasalahan yang ditemukan maka peneliti merancang suatu permainan yang dapat meningkatkan kemampuan membaca anak. Rancangan pemecahan masalah yang akan peneliti lakukan adalah melalui permainan dadu suku kata dapat meningkatkan kemampuan membaca anak di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Agam. Pengenalan cara membaca pada permainan sesuai dengan pendapat Suyanto (2005:125) yaitu membaca menyeluruh (whole languege). Pada permainan dadu suku kata yang peneliti rancang kegiatan membaca anak dilakukan dengan membaca dari keseluruhan kata yang ada pada kartu gambar terlebih dahulu, kemudian anak diajak mencari kartu huruf penyusunnya (whole of part). Melalui kegiatan membaca seluruh kata itulah anak dapat mengetahui suku kata awal dari kata yang dibacanya. Adapun yang menjadi tujuan pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca anak melalui permainan dadu suku kata di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Agam. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (classroom action research). Menurut Darmansyah (2009:10) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut : Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kegiatan penelitian yang berupaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar melalui suatu tindakan berbentuk siklus bedasarkan pencermatan guru yang mendalam terhadap permasalahan yang terjadi dan berkeyakinan akan mendapatkan solusi terbaik bagi siswa di lingkungan kelasnya sendiri.

6 Menurut Arikunto (2008:2) ada tiga pengertian yang dapat diterangkan: 1)Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti, 2)Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa, 3)Kelas dalam tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Subjek dalam penelitian ini adalah anak Taman Kanak-kanak Aisyiyah Agam pada kelompok B3 dengan jumlah murid sebanyak 20 orang, terdiri dari 12 anak laki-laki dan 8 anak perempuan, umumnya berasal dari keluarga menengah kebawah karena sebagian besar orang tua bekerja sebagai pedagang dan bertani. Penelitian ini dilakukan dua siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan dalam 4 tahapan yaitu: 1)Perencanaan, sebelum melakukan penelitian, dimulai dengan merumuskan jadwal penelitian, dimana meminta persetujuan kepala sekolah dan guru kelas untuk melakukan penelitian, 2)Tindakan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yang bertujuan memperbaiki/meningkatkan hasil belajar3) Pengamatan, dilakukan secara bersama saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung, 3)Pengamatan merupakan serangkaian kegiatan mengenali, mendokumentasikan dan mengamati perubahan-perubahan yang terjadi serta hasil yang dicapai sebagai dampak dari tindakan yang dilakukan. Observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data selama penelitian berlangsung, 4)Perenungan merupakan upaya mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang telah dicapai setelah melakukan tindakan. Berdasarkan hasil perenungan peneliti memutuskan apakah akan berhenti atau melanjutkan ke siklus berikutnya. Tiap-tiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pelaksanaan siklus kedua sangat ditentukan oleh hasil perenungan siklus pertama. Data yang diperoleh dari hasil observasi belajar mengajar akan dianalisis dalam persentase dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Hariyadi (2009:24) sebagai berikut: x 100%

7 Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi aktifitas yang dilakukan N = Jumlah anak dalam suatu kelas Kemampuan membaca anak bisa dikatakan meningkat dapat ditentukan dari interprestasi aktifitas belajar anak berdasarkan kriteria penilaian yang dikemukakan Arikunto (2006:241) seperti berikut: 1. 81% - 100% : Sangat Tinggi (ST) dengan kriteria bekerja mandiri tanpa kesalahan atau anak sudah dikatakan mampu, 2) 61% - 80% : Tinggi (T) dengan kriteria mandiri tapi masih ada kesalahan atau berarti anak masih berkembang. 3. 21% - 60% : Rendah (R) dengan kriteria anak bekerja masih banyak kesalahan dan masih perlu bimbingan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan kemampuan membaca anak melalui permainan dadu suku kata ditandai dengan beberapa hal seperti: 75% anak mampu melakukan permainan dadu suku kata. 75% anak aktif melakukan permainan dadu suku kata. Hasil Hasil observasi kemampuan membaca anak kelompok B3 di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Agam pada kondisi awal (sebelum tindakan) sampai siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

8 No Tabel Hasil Observasi Kemampuan Membaca Anak Kelompok B3 Taman Kanak-kanak Aisyiyah Agam pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II (Kriteria ST dan T) Kondisi Siklus I Siklus II Aspek yang diamati Awal Ket 1 Anak dapat menemukan kartu gambar yang suku kata awalnya sama dengan suku kata yang muncul pada dadu f % F % f % 3 15,00 12 60,00 18 90,00 Meningkat 2 Anak dapat menyebutkan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu 3 10,00 13 65,00 18 90,00 Meningkat 3 Anak dapat menemukan kartu huruf sesuai dengan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu 4 Anak dapat menyusun kartu huruf sesuai dengan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu 4 20,00 13 65,00 18 90,00 Meningkat 3 15,00 13 65,00 18 90,00 Meningkat Rata-rata 16,25% 63,75% 90,00% Berdasarkan tabel observasi untuk sangat tinggi dan tinggi mulai dari kondisi awal sampai siklus II, dapat kita lihat peningkatan kemampuan membaca anak melalui permainan dadu suku kata dalam beberapa aspek, yaitu: Aspek pertama, anak dapat menemukan kartu gambar yang suku kata awalnya sama dengan suku kata yang muncul pada dadu, pada kondisi awal 15%, pada sikllus I meningkat menjadi 60%, pada siklus II meningkat lagi menjadi 90% dan sudah melebihi KKM. Aspek kedua, anak dapat menyebutkan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu, pada kondisi awal 10%, pada siklus I meningkat menjadi 65% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 90%. Aspek ketiga, anak dapat menemukan kartu huruf sesuai dengan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu, pada kondisi awal 20%, pada siklus I meningkat menjadi 65% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 90%. Aspek keempat, anak dapat menyusun kartu huruf sesuai dengan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu, pada kondisi awal 15%, pada siklus I meningkat menjadi 65%, pada siklus II meningkat lagi menjadi 90%.

9 Kemampuan membaca anak dalam membedakan kata yang suku awalnya sama, pada kondisi awal sangat rendah, hal ini terlihat pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Metode dan media yang digunakan guru kurang menarik bagi anak sehingga kegiatan pembelajaran pada kondisi awal tidak dapat mengembangkan kemampuan yang diharapkan. Pada siklus I mengalami peningkatan yang cukup berarti, namun semua aspek yang diamati belum mencapai KKM yang diharapkan yaitu 75%. Oleh karena itu penelitian ini dilanjutkan ke siklus II. Hasil yang dicapai pada siklus II sudah melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal yang diharapkan. Lebih jelasnya dapat kita lihat pada grafik berikut ini: 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Grafik Hasil Observasi Kemampuan Membaca Anak Kelompok B3 Taman Kanak-kanak Aisyiyah Agam pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II (Kriteria ST dan T) Kemampuan membaca anak dari kondisi awal sampai siklus II terus meningkat. Dari kondisi awal sampai siklus I meningkat sebesar 47,50%. Peningkatan yang terjadi dari siklus I sampai siklus II sebesar 26,25%. Sebaliknya penurunan terjadi untuk nilai rendah. Hasil observasi pada kondisi awal sampai siklus II untuk nilai rendah dapat kita lihat pada tabel berikut ini:

10 Tabel Hasil Observasi Kemampuan Membaca Anak Kelompok B3 Taman Kanak-kanak Aisyiyah Agam pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II (Kriteria Rendah) No Aspek yang diamati 1 Anak dapat menemukan kartu gambar yang suku kata awalnya sama dengan suku kata yang muncul pada dadu Kondisi Siklus I Siklus II Awal Ket f % f % f % 17 85,00 8 40,00 2 10,00 Berkurang 2 Anak dapat menyebutkan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu 17 85,00 7 35,00 2 10,00 Berkurang 3 Anak dapat menemukan kartu huruf sesuai dengan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu 4 Anak dapat menyusun kartu huruf sesuai dengan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu 16 80,00 7 35,00 2 10,00 Berkurang 17 85,00 7 35,00 2 10,00 Berkurang Rata-rata 83,75 36,25 10,00 Berdasarkan tabel observasi untuk kriteria rendah mulai dari kondisi awal sampai siklus II, dapat kita lihat terjadi penurunan jumlah anak yang memperoleh rendah dalam beberapa aspek, yaitu: Aspek pertama, anak yang dapat menemukan kartu kata yang suku kata awalnya sama, pada kondisi awal 85%, pada sikllus I berkurang menjadi 45%, pada siklus II berkurang lagi menjadi 10%. Aspek kedua, anak dapat menyebutkan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu, pada kondisi awal 85%, pada siklus I berkurang menjadi 35% dan berkurang lagi pada siklus II menjadi 10%. Aspek ketiga, anak dapat menemukan kartu huruf sesuai dengan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu, pada kondisi awal 80%, pada siklus I berkurang menjadi 35% dan pada siklus II berkurang lagi menjadi 10%. Aspek keempat, anak dapat menyusun kartu huruf sesuai dengan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu, pada kondisi awal 85%, pada siklus I berkurang menjadi 35%, pada siklus II berkurang lagi menjadi 10%.

11 Lebih jelasnya dapat kita lihat pada grafik berikut ini: 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Grafik Hasil Observasi Kemampuan Membaca Anak Kelompok B3 Taman Kanak-kanak Aisyiyah Agam pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II (Kriteria Rendah) Pembahasan Berdasarkan kondisi awal, kemampuan membaca anak dalam membedakan katakata yang mempunyai suku kata awal yang sama masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar anak tidak dapat membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama, menyebutkan kata yang ada pada kartu kata, menemukan kartu huruf sesuai dengan kartu kata dan menyusun kartu huruf sesuai dengan kartu kata. Kondisi tersebut membuat peneliti untuk melakukan upaya perbaikan dalam meningkatkan kemampuan membaca anak dalam membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama. Peneliti melakukan kegiatan perbaikan tersebut melalui permainan dadu suku kata. Kegiatan dilakukan mulai dari hal yang memudahkan anak hingga menuju yang sulit dalam anak mencari dan menemukan kartu gambar yang mempunyai suku kata awal yang sama. Selain itu kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan permainan yang menyenangkan bagi anak. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran di TK. Melalui permainan dadu suku kata kemampuan anak dalam membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama terlihat semakin baik dan semakin nyata hasilnya. Hasil tersebut dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan membaca anak sesuai dengan aspek yang diamati, dari kondisi awal sampai siklus II.

12 Kemampuan membaca anak melalui permainan dadu suku kata meningkat dengan rincian: 1)Kemampuan anak yang dapat menemukan kartu gambar yang suku kata awalnya sama dengan suku kata yang muncul pada dadu, pada kondisi awal adalah 15%, pada siklus I menjadi 60%, siklus II meningkat 90%,2)Kemampuan anak dapat menyebutkan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu, terjadi peningkatan dari kondisi awal yaitu 15% menjadi 65% pada siklus I, meningkat lagi pada siklus II menjadi 90%, 3)Kemampuan anak dapat menemukan kartu huruf sesuai dengan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu, pada kondisi awal adalah 20%, pada siklus I naik menjadi 65%, siklus II meningkat 90%, 4)Kemampuan anak dapat menyusun kartu huruf sesuai dengan kata pada kartu gambar yang suku kata awalnya muncul pada dadu, pada kondisi awal jumlah anak mampu adalah 15%, dan pada siklus I terjadi peningkatan hingga menjadi 65%, silklus II menjadi 90%. Permainan dadu suku kata ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan membaca anak dalam membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama. Pada permainan ini menggunakan kartu gambar yang memiliki kata, sesuai dengan tahap-tahap membaca anak menurut Depdiknas (2000:6) yaitu tahap membaca gambar dimana anak dapat mengungkapkan kata yang bermakna dari kartu gambar yang dilihatnya. Hal ini menunjukkan bahwa anak sudah memahami bahwa ada hubungan antara gambar dengan tulisan. Permainan dadu suku kata merupakan aplikasi dari salah satu cara membaca anak anak usia dini, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suyanto (2005:165) yaitu membaca menyeluruh (whole language), maksudnya cara mengajarkan membaca dari keseluruhan kata terlebih dahulu, kemudian anak diajak mencari huruf penyusunnya (whole of part). Adapun cara permainan dadu suku kata yang peneliti lakukan, adalah anak mencari kartu gambar yang suku kata awalnya sama dengan suku kata yang muncul pada dadu. Setelah didapat anak menyebutkan kata yang ada pada kartu gambar tersebut. Kemudian anak mencari dan menyusun kartu huruf sesuai dengan kata yang ada pada kartu gambar. Dengan membaca itulah anak mengetahui suku kata awal dari kata yang diucapkannya. Hal ini berarti permainan dadu suku kata sangat efektif dalam mengembangkan kemampuan membaca anak. Peningkatan kemampuan membaca anak tidak akan berhasil tanpa didukung oleh kemampuan guru baik dalam menciptakan permainan maupun dalam menyediakan media yang menarik. Apabila dilihat lebih jauh peningkatan kemampuan yang dialami oleh anak erat kaitannya dengan keberanian serta percaya diri anak dalam melakukan permainan dadu

13 suku kata. Oleh karena itu keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan membaca anak dapat dipicu oleh media dan suasana belajar sambil bermain yang menyenangkan bagi anak. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan yaitu: 1)Pembelajaran yang menyenangkan memberikan stimulus yang sangat baik terhadap fungsi otak dalam memproses informasi, 2)Keberhasilan memberikan ransangan kepada anak dalam proses pembelajaran membaca akan menambah perbendaharaan kata yang dimiliki anak dan mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca. Simpulan dan Saran A.Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil kesimpulan tentang peningkatan kemampuan membaca anak melalui permainan dadu suku kata di TK Aisyiyah Agam sebagai berikut: 1)Rendahnya kemampuan membaca anak dalam membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama, 2)Agar tujuan kemampuan membaca anak dapat tercapai maka diperlukan media yang menarik dan metode yang bervariasi, 3)Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaiki pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan membaca anak, 4)Permainan dadu suku kata dapat meningkatkan kemampuan membaca anak kelompok B3 di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Agam, dapat dilihat peningkatannya pada siklus I dan siklus II, yang hasilnya telah melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. B.Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini diajukan saransaran yang membangun demi kesempurnaan penelitian tindakan kelas pada masa yang akan datang, antara lain: 1)Kepada pihak sekolah sebaiknya menyediakan media yang menarik dan menciptakan permainan yang dapat meningkatkan kemampuan membaca anak, 2)Kepada guru diharapkan dapat menggunakan permainan dadu suku kata dalam pembelajaran sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kemampuan membaca anak. Guru harus memahami anak dan memberikan ide-ide kreatif dalam bentuk permainan baru kepada anak untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca anak dalam membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama, 3)Kepala sekolah hendaknya dapat mendorong guru untuk dapat meningkatkan kualitas anak dalam mengembangkan bahasa anak, khususnya kemampuan membaca anak, 4)Agar

14 pembelajaran menarik bagi anak, sebaiknya guru kreatif dalam merancang kegiatan yang disajikan dengan bentuk permainan untuk merangsang dan meningkatkan kemampuan anak serta dapat menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan, 5)Hendaknya guru mampu menggunakan berbagai metode dalam memberikan kegiatan pembelajaran, dengan demikian anak tidak akan merasa jenuh dalam belajar serta tujuan belajar tercapai secara optimal, 6)Bagi peneliti yang lain diharapkan dapat melakukan dan meningkatkan lebih jauh tentang kemampuan membaca anak melalui metode dan media pembelajaran yang lain, 7)Bagi pembaca, diharapkan dapat menggunakan skripsi ini sebagai sumber ilmu pengetahuan. Daftar Rujukan Aisyah, Siti, Dkk. 2010. Perkembangan dan Konsep dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Darmansyah, 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Padang: Sukabina Press. Depdiknas, 2000. Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas. Hariyadi, Mohammad. 2009. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya. Kemdiknas. 2010. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta. 2010. Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta. Mulyati, Yeti, Dkk. 2009. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. Musfiroh, Takdiratun. 2006. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta : Depdikbud. Suyanto, Slamet. 2005. Pembelajaran Untuk Anak TK. Jakarta: Depdiknas.