BAB I PENDAHULUAN. berasuransi, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dalam ajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

Persepsi Ulama di Banjarmasin Terhadap Asuransi Oleh: Tim Peneliti Dari Jurusan Asuransi Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai penuntun memiliki daya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB II ASURANSI JIWA DALAM HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. merugikan ( pure risk), seperti resiko bisnis, resiko kecelakaan, dan resiko sakit.

BAB I PENDAHULUAN. ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan asuransi dalam sejarah Islam sudah lama terjadi. Istilah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk masalah jual beli dan sewa menyewa. Islam selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

PERSEPSI ULAMA DI BANJARMASIN TERHADAP ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan berbagai macam perubahan

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. dapat menimpa mereka. Dalam industri jasa yang bergerak di bidang sektor. satu yang paling banyak diatur lewat regulasi pemerintah.

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h.398

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

yang berakad dapat mengambil pengganti dari apa yang telah diberikannya.

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kep

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER)

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB III PANDANGAN ULAMA TENTANG ASURANSI JIWA. masyarakat melalui premi asuransi dan memberi perlindungan kepada anggota

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

1. PENDAHULUAN. diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi risiko yang terjadi di masa yang

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

KONSEP AHLI WARIS RADD MENURUT MUHAMMAD ALI AL SHABUNI DAN HUKUM WARIS ISLAM (STUDI KOMPERATIF) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB V PENUTUP. harta milik tidak sempurna di Veeva Rent Car n Motor Malang maka peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Setelah berdirinya Bank Muamalah Indonesia (BMI) timbul peluang. untuk mendirikan bank-bank lain yang memiliki prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Padang sebagai urat nadi perekonomian Propinsi Sumatera barat mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI. Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanggungan merupakan sebuah institusi modern hasil temuan dari

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MANAJEMEN INVESTASI DANA PREMI DI PT. ASURANSI SYARIAH ALLIANZ LIFE INDONESIA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Islam sebagai norma yang mengatur tata kehidupan manusia yang telah sempurna dan mencapai seluruh aspek kehidupan manusia baik yang berkenaan dengan politik, hukum, social, budaya maupun tata kehidupan dalam berasuransi, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dalam ajaran agama islam. Pada era zaman sekaran ini hukum islam berada pada kategori hukum kontenporer (kekinian), melihat keadaan seperti ini diperlukan reletifikasi pada eksistensi hukum islam ditengah kemajuan problema kehidupan manusia untuk mencari jawaban atas masalah tersebut salah satunya dengan cara melalui metode kontekstualisasi dan pengendalian hukum secara mendalam teks teks yang memungkinkan adanya penafsiran kembali. Salah satu masalah kontenporer saat ini yang menjadi pembahasan secara intens adalah pembahasan yang berkaitan dengan asuransi jiwa yang masih mengalami perbedaan dibeberapa komunitas ulama islam. Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang pertanggungan sebuah initusi modern hasil temuan dari dunia barat, yang lahir bersamaan dengan adanya semangat pencerahan (reinaissance). Institusi ini bersamaan dengan lembaga keuangan bank yang menjadi motor penggerak ekonomi pada era modern dan berlanjut masa sekarang. Dasar yang menjadi semangat oprasional asuransi modern adalah berorientasikan pada

2 sistem kapitalis yang pada pada dasarnya bermain dalam pengumpulan modal dalam pengumpulan keperluan pribadi atau golongan tertentu dan kurang atau tidak mempunya akar untuk mengembangkan ekonomi pada tataran yang lebih komprehensif. 1 Asuransi sebagai lembaga keuangan non bank, Terorganisir secara rapi berbentuk dalam perusahaan yang berorientasikan pada bisnis, Kelihatan pada era modern bersamaan dengan semangat revolusi industri dikalangan masyarakat barat, banyak tuntutan untuk mengadakan sebuah langkah proteksi terhadap kegiatan atau aktifitas ekonomi. Pada hakekatnya lembaga asuransi tidak bisa lepas dari semangat sosial, karena manusia pada dasarnya berada dalam keadaan saling tolong menolong satu sama lain, status manusia disatu sisi sebagai mahluk individu dan disisi lain manusia sebagai mahluk sosial (dwi tunggal ) yang artinya saling membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa hidup sendiri, asuransi yang didalamnya yang melibatkan kelompok sosial telah melibatkan kelompok social dan memberikan gambaran antara bentuk pertanggungan antara anggota kelompok. 2 Di zaman yang modern seperti saat ini Asuransi sudah banyak terlembagakan menjadi sebuah institusi yang profesional dan menawarkan banyak hal. Adapun diantara yang ditawarkan oleh institusi asuransi adalah asuransi timbale balik yaitu beberapa orang memberikan iuran tertentu yang dikumpulkan dengan maksud meringankan atau melepaskan beban seseorang 1 AM. Hasan Ali, MA. Asuransi dalam prespektif hokum islam, cet ke -2, Jakarta : kencana, 2004.hlm.55 2.ibid. hlm. 7.

3 dari mereka saat mendapatkan kecelakaan, asuransi dagang yaitu beberapa manusia yang senasib bermunfakat dalam mengadakan pertanggungan bersama untuk menimpa kerugian yang menimpa salah satu anggota mereka, asuransi jiwa yaitu asuransi atas jiwa orang orang yang memepertanggung jawabkan atas jiwa orang lain yakni penanggung berjanji akan membayar sejumlah uang kepada orang yang disebutkan namanya dalam polis apabila yang mempertanggungkan meninggal dunia atau melewati masa masa tertentu, asuransi kesehatan (asuransi yang menimpa atas badan) yaitu asuransi pada keadaan keadaan tertentu pada asuransi jiwa atas kerusakan diri seseorang seperti: asuransi mata, asuransi tangan, asuransi telinya atau sauransi atas penyakit penyakit tertentu. 3 Allah Swt dalam kitab suci Al-quran memerintahkan pada hambanya untuk senantiasa untuk melakukan persiapan dalam menghadapi hari esok, Oleh karena itu sebagian dari kita dalam kaitan ini berusaha untuk menabung dan berasuransi. Menabung merupakan upaya mengumpulkan dana untuk kepentingan mendesak atau kepentingan yang lebih besar kelak. Sedangankan berasuransi digunakan untuk berjaga jaga ketika tiba tiba musibah datang menghampiri diri kita. Dengan demikian asuransi identik dengan antisipasi untuk menghadapi masa yang akan datang. Disisi lain manusia mempunyai sisi lemah dalam menghadapi kejadian yang akan datang. Sifat lemah tersebut berbentuk ketik tahuannya terhadap kejadian yang akan menimpa pada dirinya. Manusia tidak dapat 3 Suhendi hendi h. dr. MSI. Fiqih muamalah, Jakarta : PT. raja grafindo persada, 2005.

4 memastikan bagaimana keadaannya pada kemudian hari, firman Allah telah ditegaskan dalam QS. Lukman ayat 34 yang berbunyi: sesungguhnya Allah, hanya pada sisinya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia lah yang telah menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah maha mengetahui dan mengenal. (Qs. Lukman: 34) Kajian hukum Islam menyikapi asuransi asuransi yang ditawarkan sangat beragam ragam bentuknya dan banyak pula para ulama, diantara mereka ada yang membolehkan dan menghalalkan dan ada juga yang melarang dan mengharamkan asuransi hanya pada sebagian saja macamnya atau jenis jenis asuransi tertentu. Ulama yang mengharamkan asuransi diantaranya syeikh ibnu Abidi (mazhab Hanafi), syekh Muhammad Bakhit almuthi ie (ulama mesir) dalam kitab risalah ahkam as-syukurtah, syekh Muhammad al Ghazali (ulama mesir) dalam kitab Al Islam wal manaah hiji al-isytiraakiyah (Islam dan pokok pokok ajaran sosial), syekh Muhammad yusuf al_qardhawi (guru besar universitas qatar) dalam al halal wal haram fil islam, syekh abu zahro (guru besar univesiti kairo mesir), Dr. Muhammad muslehuddin (guru besar hokum islam

5 universitas london) dan masih banyak lagi ulama yang lain yang mengatakan asuransi itu haram 4. Yang mulia Syaikh Ahmad Ibrahim menfatwakan bahwa akad asuransi hidup tidak boleh. Beliau mengatakan sesungguhnya hakekat masalah dalam akad asuransi hidup adalah tidak sah.untuk menjelaskan hal itu saya katakan: sesungguhnya akad asuransi hidup jika mebayarnya secara mencicil pada masa hidupnya seseorang, ia berhak meminta kembali semua jumlah uang yang telah ia setokan secara bertahab,beserta keuntunganan yang mereka sepakati dengan perusahaan 5. Ulama yang menghalalkan atau membolehkan asuransi diantaranya: syeikh abdur rahman isa (guru besar universitas al-azhar), prof Dr. Muhammad yusuf musa (guru besar unuversitas kairo), syekh abdul wahab kholaf (guru besar hukum islam universitas kairo), prof Dr. muhammada al-bahi (mesir) ustad bahjah ahmad hilmi (penasihat pengadilan tinggi mesir), syaikh Muhammad dasuki, Dr. muhammadnajatullah siddiq, syaikh Muhammad ahmad, MA, LLB 6 Tentang asuransi jiwa syaikh abdul ghani ar Rajihi mengatakan pendapat para pengkaji memperbolehkannya berdasarkan pada pengertian pertolongan dan bantuan kepada seseorang atau ahli warisnya, disamping ada keuntungan bagi pihak badan asuransi yang tidak mengikuti cara yang terdapat pada masa ulama fikih pada periode pertama, seandainya masalah ini 4.sula Muhammad syakir, AAIJ, FIIS. Asuransi syari ah, Jakarta : gema insani, 2004 hlm, 58-70 5 Sabiq Sayyid, Fikih Sunnah, hlm. 186. 6.ibid. hlm,71-75

6 mendatangkan maslahat umat maka allah akan menetapkannya didalam syara. Pihak yang menentang dan mengharamkan asuransi jiwa ini disebabkan dia menilai asuransi ini mengandung kemadharatan dan perjudian perjudian serta menghilangkan rasa tawakal kepada Allah. Dr. Muhammad Yusuf Musa menegaskan tidak diragukan lagi bahwa asuransi dengan segala jenis yang mengandung unsur unsur kerjasama yang tinggi antara pihak yang berasuransi dan kerja sama ini tidak dilarang, yang dilarang adalah badan badan yang menjalankan urusannya pemerasan dan riba, karena asuransi tidak mengandung riba maka dihalalkan dan diperbolehkan menurut pandangan syara, disamping itu kita tidak menemui nas nas yang melarangnya didalam syari at Allah dan rasulnya. 7 B. Penegasan Judul Untuk menghindari interprestasi yang salah atas judul dan mengindari kesalahfaman dalam menafsirkan judul atau istilah yang terdpat dalam judul maka diperlukan maka diperlukan penegasan untuk member pengertian yang kongkrit dan lebih oprasional, adapun istilah yang diberi batasan adalah: 1. Studi adalah kajian atau tela ah 8, disini dimaksudkan untuk mengkaji atau menelaah judul yang diambil. 2. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya atau sebab musababnya, 7 prof. Dr. Ahmad shalabi, kehidupan sosial dalam pemikiran islam, hlm.427. 8 Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 193.

7 3. Asuransi adalah suatu lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang pertanggungan, yang dimaksud pertangungaan yaitu menanggung biaya nasabah asuransi. 4. Jiwa adalah nyawa seseorang. 5. Hukum adalah peraturan atau adat yang secara resi dianggap mengikat atau yang dilakukan oleh penguasaan pemerintah. 6. Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada itab suci Al qur an yang diturunkan kedunia melalui wahyu Allah SWT. 9 C. Rumusan Masalah Dengan berpijak pada alasan pemilihan judul skripsi diatas, maka untuk menghindari kemungkinan adanya kerancuan atau kekeliruan pembahasan,terlebih dahulu dirumuskan permasalahn yang akan dibahas sehingga akan lebih jelas tujuan pengkajian yang terarah terhadap pembahayannya yaitu sebagai berikut : 1. Apakah yang mendasari asuransi jiwa? 2. Bagaimana pandangan hukum islam tentang asuransi jiwa? 3. Bagaimana dampak asuransi jiwa bagi kesejahteraan? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penulis Dalam penulisan skripsi ini penulis mempunyai tujuan yang ingin dicapai : 9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, loc. cit

8 a. Untuk mengetahui alasn (dasar) yang melatar belakangi adanya asuransi jiwa. b. Untuk mengetahui Bagaimana islam menanggapi dan memberikan solusi dalam penerapan asuransi jiwa. 2. Signifikasi Penulis a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis di bidang ilmu hukum Islam serta memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang asuransi jiwa. b. Memberikan sumbangan pemikiran dan memecahkan permasalahan yang ada hubungannya dengan asuransi. E. Kajian Pustaka Usain Hamid Hisan, mengatakan Asuransi adalah sikap ta`awun yang telah diatur dengan sistem yang sangat rapih, antara sejumlah besar manusia, semuanya telah siap mengantisipasi suatu peristiwa, jika sebagian mereka mengalami peristiwa tersebut, maka semuanya saling menolong dalam menghadapi peristiwa tersebut dengan sedikit pemberian (derma) yang diberikan oleh masing masing peserta. Dengan pemberian (derma) tersebut mereka dapat menutupi kerugian-kerugian yang dialami oleh perserta yang tertimpa musibah. Dengan demikian asuransi adalah ta`awun yang terpuji, yaitu saling menolong dalam berbuat kebajikan dan takwa. Dengan ta`awun mereka saling membantu antara sesama, dan mereka takut dengan bahaya (malapetaka) yang mengancam mereka.

9 Dalam bukunya `Aqdu at-ta`min wa Mauqifu asy-syari`ah al Islamiayah Minhu, az Zarqa juga mengatakan, sistem asuransi yang dipahami oleh para ulama hukum (syariah) adalah sebuah sistem ta`awun dan tadhamun yang bertujuan untuk menutupi kerugian peristiwa-peristiwa atau musibah-musibah. Tugas ini dibagikan kepada sekelompok tertanggung, dengan cara memberikan pengganti kepada orang yang tertimpa musibah. Pengganti tersebut diambil dari kumpulan premi-premi mereka. Mereka (para ulama ahli syariah) mengatakan bahwa dalam penetapan semua hukum yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan ekonomi, Islam bertujuan agar suatu masyarakat hidup berdasarkan atas asas saling menolong dan menjamin dalam pelaksanaan hak dan kewajiban. Dengan demikian maka asuransi dilihat dari segi teori dan sistem, tanpa melihat sarana atau cara-cara kerja dalam merealisasikan sistem dan mempraktekkan teorinya, sangat relevan dengan tujuan-tujuan umum syariah dan diserukan oleh dalil-dalil juz`inya. Dikatakan demikian karena asuransi dalam arti tersebut adalah sebuah gabungan kesepakatan untuk saling menolong, yang telah diatur dengan sistem yang sangat rapih, antara sejumlah besar manusia, tujuannya adalah menghilangkan atau meringankan kerugian dari peristiwa-peristiwa yang terkadang menimpa sebagian mereka, dan jalan yang mereka tempuh adalah dengan memberikan sedikit pemberian (derma) dari masing-masing individu. Asuransi dalam pengertian ini dibolehkan, tanpa ada perbedaan pendapat. Tetapi perbedaan pendapat timbul dalam sebagian sarana-sarana

10 kerja yang berusaha merealisasikan dan mengaplikasikan teori dan sistem tersebut, yaitu akad-akad asuransi yang dilangsungkan oleh para tertanggung bersama perseroan-perseroan asuransi. F. METODE PENELITIAN Metode mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai suatu tujuan, dengan memakai teknik serta alat-alat untuk mendapatkan kebenaran yang objektif dan terarah dengan baik. 1. Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini penulis akan melakukan penelitian pustaka yang berbentuk pengumpulan data yang merujuk pada buku, majalah, media cetak dan elektronikyanga ada kaitannya dengan skripsi tersebut,berupa pendapat pendaat dan tulisan penulis. 2. Analisis Data Dalam metode ini, penulis akan akan menggunakan analisa data yang berisfat kualikatif, yaitu digambarkan dengan kata atau kalimat dipisah pisahkan menurut kategori untuk untuk memeperoleh kesimpulan. Pada analisis ini penulis akan menggunakan analisa kualikatif yang sistemnya lebih tertarik untuk melakukan pemahaman secara mendasar terhadap suatu permasalahan untuk kepentingan generalisasi. 3. Metode Komperatif Yaitu metode yang dilakukan terhadap sebuah kategori yang lahir kemudian membandingkan kategori tersebut dengan kategori yang lainnya. Pada awalnya, metode ini terkesan rumit karena data data yang

11 perlu dicari sangat tidak terbatas dan tidak beraturan, namun sesunggungnya metode ini dapat digunakan untuk semua jenis penelitian. Karena prisip kerja metode analisis komparatif hanya mencakup dua tahap pokok: kategori Pertama, Membandingkan setiap data untuk memunculkan berbagai Kedua, membandingkan dan mengintregrasi kategori kategori dari sifat sifatnya untuk memunculkan hipotesis dan memberika batasan teori 10. G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Untuk mengetahui isi atau materi skripsi secara menyeluruh, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut: 1. Bagian Muka, terdiri dari: Halaman judul, halaman nota pengesahan,halaman nota persetujuan pembimbing, Abstrak, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar dan halaman daftar isi. 2. Bagian isi, terdiri dari beberapa bab: BAB I yaitu Pendahuluan, Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skrpsi. 10 M. Atho Mudzhar, pendekatan studi islam dalam teori dan praktek, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 1998, hal. 52

12 BAB II yaitu Landasan Teori, Bab ini membahas tentang tinjauan asuransi jiwa, meliputi: pengertian asuransi jiwa, tujuan dan asuransi, jenis jenis asuransi jiwa, landasan hukum, dan prinsip prinsip asuransi jiwa. BAB III yaitu Objek kajian, Pada bab ini membahas analisis tentang asuransi jiwa dan manfaatnya, metode penanganan resiko, pendapat ulama dan para ahli mengenai asuransi jiwa. BAB IV yaitu Hasil penelitian dan pembahasan, Bab ini membahas analisis dan memnjawab permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya, penulis akan membahas mengenai asauransi jiwa menurut prespektif hukum islam, dasar pemikiran ulama dan penyelesaian sengketa. BAB V yaitu Penutup, sebagai penutup dari bab bab sebelumnya yang mencakup kesimpulan, saran-saran dan penutup. 3. Bagian Akhir, terdiri dari: Daftar Pustaka, lampiran

13 Daftar Pustaka Ahmad shalabi, kehidupan sosial dalam pemikiran islam. AM. Hasan Ali, MA. Asuransi dalam prespektif hokum islam, cet ke -2, Jakarta : kencana, 2004.hlm.55 Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 193 M. Atho Mudzhar, pendekatan studi islam dalam teori dan praktek, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 1998, hal. 52 Suhendi hendi h. dr. MSI. Fiqih muamalah, Jakarta : PT. raja grafindo persada, 2005. Hlm Sabiq Sayyid, Fikih Sunnah, PT. Alma arif, Bandung. Sula Muhammad syakir, AAIJ, FIIS. Asuransi syari ah, Jakarta : gema insani, 2004 hlm, 58-70