BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia diatur dalam undang-undang termasuk pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. samping menjadi fokus kebijakan pemerintah juga karena meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan di sebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Sabda Nabi Muhammad

PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM MEMBENTUK BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation character

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. macam keahlian guna untuk dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia diatur dalam undang-undang, termasuk pola pendidikan. Pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. dengan Tuhannya. Beberapa ulama fikih seperti Imam Abu Hanifah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem pembelajaran pendidikan pada umumnya sampai saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan karena di. taraf kemajuan peradapan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982) hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Hamdani menyatakan bahwa active learnig adalah strategi belajar

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SDLB NEGERI PEKALONGAN

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum. Segala bentuk aspek kehidupan manusia diatur dalam undang-undang termasuk pendidikan. Pendidikan di Indonesia mempunyai landasan hukum yang kuat, baik tertulis maupun tidak tertulis. Pendidikan diatur dalam UUD 1945, peraturan pemerintah tentang pendidikan, GBHN bahkan juga telah diatur dalam pembukaan UUD 1945. 1 Di dalam undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus cerdas, damai, merdeka, dan adil. Hal-hal yang disebutkan itu merupakan tujuan pendidikan yang harus diwujudkan. Tujuan tersebut secara eksplisit dijabarkan di dalam UUSPN Nomor 20 (2003) yang menyatakan bahwa siswa harus memiliki daya saing dalam menghadapi globalisasi. Lebih rinci lagi dijabarkan di dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 (2005) tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan siswa harus memiliki (a) Kualifikasi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (b) Dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, serta (c) memiliki kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan 1 Made Pidana, landasan Pendidikan, cet I, (Jakarta: PT Rineka Cipta,1997), h. 39 1

2 kecakapan vokasional. Menurut UUSPN (2003) untuk mewujudkan tujuan tersebut, pembelajaran dilaksanakan melalui olahhati, olahpikir, olahrasa & olahraga. Sementara menurut PP Nomor 19 (2005) pembelajaran dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik kemudian dalam, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS ) No 20 (2003) dijelaskan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi didiknya yang memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam mewujudkan pengembangan potensi tersebut membutuhkan proses mencapainya yaitu dengan kegiatan belajar, kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan. Berhasil tidak berhasilnya tujuan pendidikan itu banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai peserta didik. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan bagi peranan dimasa datang, dalam rangka usaha kita untuk mewujudkan suatu pendidikan yang berhasil dan menjadikan anak didik (siswa) semangat untuk belajar,maka perlu seorang pendidik yang profesional diantaranya yaitu selain untuk mempunyai strategi

3 sendiri di dalam cara mengajarkan cara belajar siswa,kenyataan yang kita hadapi selama ini banyak kita jumpai pengajar khususnya pengajar agama Islam dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan siswa sehingga terjadi kejenuhan atau tidak suka dengan pelajaran agama akan tetapi lebih suka dengan pelajaran umum padahal sebenarnya pendidikan agama sangat penting sekali dalam rangka membangun mental religius siswa Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan sebagai wahana investasi dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation Character Building). Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa pendidikan yang cerdas pula dan secara progresif akan membentuk kemandirian yang bertanggung jawab. 2 Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis multidimensi dan menghadapi dunia global. Berkaitan dengan hal tersebut sudah seharusnya bahwa berbagai hal yang berkaitan dengan proses pendidikan dan pembelajaran mendapatkan perhatian yang lebih serius. Ada beberapa komponen yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah guru, sarana dan prasarana, pendekatan pembelajaran, kurikulum, dan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan. Di antara komponen yang satu dengan yang lain saling mendukung demi mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan. 2 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS 2003, (Jakarta: Rmita Utama, 2003)

4 Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari rendahnya hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih memperhatinkan. Dari segi itu tuntutan pemenuhan kualitas pendidikan menjadi fenomena yang hampir terjadi dimana-mana, kualitas pendidikan sangatlah penting bagi anak bangsa, disamping menjadi fokus kebijakan pemerintah juga karena meningkatnya kesadaran dan kualitas pengetahuan orang tua pengguna jasa pendidikan. Tantangan perubahan sosial yang didorong oleh perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan tern global memaksa semua pihak meresponnya dengan meningkatkan mutu pendidikan, anak dan generasi muda merupakan investasi bangsa bagi meraih supremasinya. Pendidikan yang bermutu dianggap sebagai pintu masuk untuk menjawab tantangan dan tuntutan yang akan dihadapi dimasa yang akan datang Peningkatan mutu pendidikan dianggap sebagai salah satu pendidikan untuk melakukan perubahan pendidikan yang mempunyai tujuan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dan menguatkan kapasitas sekolah untuk menuju perubahan. Menurut Alama Haris (2002) bahwa inti dari perubahan perbaikan mutu pendidikan adalah melakukan perubahan kualitas proses belajar mengajar, perubahan kearah kualitas pendidikan mutu dilakukan dengan memperkuat kapasitas pedagogis, kepemimpinan yang berorentasi pada pembelajaran dan kapasitas untuk melakukan perbaikan secara terus menerus

5 perubahan tersebut terutama pada pendidikan agama Islam itu sendiri karena selama ini pendidikan agama Islam yang diperoleh siswa hanya transfer ilmu saja tanpa direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari Tugas utama seorang guru di antaranya adalah menciptakan suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Dengan iklim pembelajaran yang kondusif akan menantang siswa berkompetensi secara sehat dan memotivasi siswa dalam belajar, sehingga hal tersebut akan berdampak positif dalam mencapai hasil belajar yang optimal, sebaliknya tanpa hal itu apapun yang dilakukan guru tidak akan mendapat respons baik dari siswa. Adakalanya ketidaktepatan penggunaan pendekatan pembelajaran sering menimbulkan kebosanan, kurang dipahami, bergaya monolong dan monoton yang akhirnya menimbulkan sikap apatis dalam diri siswa. Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut sebaiknya guru memiliki kemampuan dalam memilih dan sekaligus menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat. 3 Ketepatan atau kecermatan pendekatan pembelajaran yang dipilih harus disesuiakan dengan beberapa faktor antara lain, tujuan, sifat, dan jenis materi, ketepatan waktu serta dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut. Pendekatan pembelajaran mempunyai kedudukan yang sangat penting karena ia menjadi sarana (pranata) dalam menyampaikan materi pelajaran 3 User Usman, Upaya optimalisasi Belajar Mengajar (Bnadung: PT. Remaja Rosda Karya, 1993). 120

6 sehingga dapat dipahami atau diserap oleh peserta didik dan menjadi pengertianpengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya. Dalam proses belajar mengajar siswa akan dapat menilai diri sendiri dan melakukan perbaikan terus menerus dan mereka harus belajar mengontrol belajar mereka sendiri. Mereka dituntut untuk proaktif dan belajar bertanggung jawab karena pada dasarnya yang mempunyai sikap positif terhadap belajar, hanya mereka sendirilah yang merasakan manfaatnya. Selama ini dalam proses pembelajaran kegiatan belajar terkesan masih mengikuti metode lama yaitu posisi guru sebagai subyek dan murid sebagai obyek, siswa hanya menerima atau mentransfer keilmuan belaka siswa dianggap sebagai orang yang tidak mempunyai pengetahuan apa-apa kemudian dimasuki dengan informasi supaya mereka tahu, padahal belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi kedalam benak siswa.belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri selama ini, metodologi pembelajaran agama Islam yang diterapkan masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal, demonstrasi dan praktek ibadah yang tampak kering,cara-cara seperti itu diakui atau tidak membuat siswa tampak bosan,jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar agama. 4 Adapun untuk mengatasi kejenuhan-kejenuhan itu seorang pendidik perlu memotivasi anak didik untuk membuat strategi pembelajaran yang sesuai dengan 4 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), Hal 3

7 kondisi anak didik,sehingga peserta didik akan semangat dalam belajar dan akan merasa senang tujuan dalam pembelajaranpun akan tercapai dan pendidik akan merasa puas dengan hasil yang mereka terapkan, menjadi guru yang kreatif dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif, hal ini sangat penting sekali terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan 5 Mengingat belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri, maka kegiatan pembelajaran hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal itu secara lancar dan termotivasi. Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif misalnya mengamati, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan dan sebagainya. Belajar aktif tidak dapat terjadi tanpa adanya partisipasi siswa, terdapat berbagai cara untuk membuat proses pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dan mengarah pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses pembelajaran dalam memperoleh informasi, ketrampilan dan sikap akan terjadi melalui suatu pencarian dari diri siswa 6 Karena belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manusia secara berkesinambungan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Akan tetapi suatu proses pembelajaran yang tidak benar akan membuat kita malas dan jenuh, 5 E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung:PT Remaja Rosda Karya,2005)Hal 95 6 Sutrisno, Revolusi Pendidikan Di Indonesia (Yogjakarta: AR-Ruzz Media,2005) Hal 93

8 telebih lagi pembelajaran terhadap anak, diperlukan metode atau cara belajar yang merangsang anak untuk termotifasi belajar dengan giat. Oleh karena itu, diperlukan metode atau cara yang tepat sehingga proses pembelajaran menarik dan menyenangkan. Dengan adanya permasalahan pendidikan dasar diatas, maka dengan ini perlu adanya pembaharuan dalam proses pembelajaran yakni dengan menggunakan strategi pembelajaran. Strategi merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran yang tidak dipuaskan dalam kegiatan proses pembelajaran, pengunaan strategi yang tepat dan sesuai dengan gaya belajar siswa akan membantu guru dan peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang sangat memuaskan dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang baik adalah yang mampu mengatasi segala sesuatu penghambat dalam suatu pembelajaran karena strategi pembelajaran menyangkut segala sesuatu yang dilakukan untuk memperdayakan orang untuk belajar Strategi pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran memegang peranan penting yang menentukan tercapainya tujuan yang ingin dicapai sangat ditentukan oleh strategi yang digunakan, strategi pembelajaran pada umumnya dirancang oleh guru sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran yang dikelolahnya salah satu strategi yang dapat diandalkan adalah strategi pembelajaran prediction guide (tebak pelajaran), Strategi ini sangat tepat untuk mendorong siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal hingga akhir. Strategi ini juga

9 sangat bermanfaat ketika diterapkan karena akan membantu peserta didik yang kurang memahami. Dengan diterapkanya strategi pembelajaran tersebut, diharapkan siswa dapat terlibat dalam pelajaran sejak awal pertemuan hingga akhir dan tetap mempunyai perhatian ketika pengajar menyampaikan materi. Selama penyampaian materi siswa dituntut untuk mencocokkan prediksi-prediksi dengan materi yang disampaikan oleh pengajar, sehingga proses belajar mengajar yang berlangsung dikelas akan menyenangkan dan peserta didik tidak akan bosan dan mampu memahami materi yang akan disampaikan karena dalam strategi tersebut tidak hanya guru yang berperan aktif tapi juga peserta didik ikut aktif, atas dorongan inilah ini penulis mengadakan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul : Pengaruh Strategi Prediction Guide (tebak pelajaran) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII Sidayu Gresik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengajukan rumusan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini, sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan strategi prediction guide (tebak pelajaran) pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII sidayu gresik? b. Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII sidayu gresik?

10 c. Bagaimana pengaruh strategi prediction guide (tebak pelajaran) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII sidayu gresik? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah ; a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan strategi prediction guide (tebak pelajaran) pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII Sidayu Gresik. b. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII Sidayu Gresik. c. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh strategi prediction guide (tebak pelajaran) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII Sidayu Gresik. D. Kegunaan Penelitian Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat bagi : 1. Akademik Ilmiyah Yaitu sebagai kontribusi dalam pengembangan dan peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam serta mampu menambah ilmu pengetahuan dibidang pengembangan pendekatan pembelajaran.

11 2. Manfaat Teoritis Untuk mengembangkan khazanah intelektual pada umumnya, khususnya dalam bidang pendidikan, yang koheren dengan kepentingan kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam mengelola pendekatan pembelajaran. 3. Manfaat Praktis a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Strata guna memperoleh gelar (S1) Sarjana Pendidikan dalam bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam b. Sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. E. Asumsi Penelitian Asumsi penelitian adalah Anggapan-anggapan dasar tentang sesuatu hal yang dianggap benar dan dijadikan sebagai pijakan dan bertindak dalam penelitian. Asumsi tidak perlu dibuktikan kebenarannya, sehingga peneliti dapat langsung menggunakannya. Adapun Asumsi dalam penelitian ini adalah peneliti ingin mencoba menerapkan strategi prediction guide pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, karena prestasi belajar siswa dalam belajar dan menerima pelajaran berbeda-beda. Ada yang prosesnya cepat dan ada juga yang lambat.

12 F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Dalam ruang lingkup penelitian diungkapkan aspek variabel yang diteliti, yaitu variabel apa yang menjadi sasaran penelitian, terutama variabel dalam rumusan masalah. 7 Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. 8 Dalam suatu penelitian ada dua macam variabel yaitu variabel independent (variabel bebas) dan variabel dependent (terikat). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi di sebut variabel penyebab. Variabel bebas dari penelitian ini adalah strategi Prediction Guide. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat dari penelitian ini adalah prestasi belajar siswa. Tabel 1 Variabel dan indikator penelitian Variabel Indikator Instrument Strategi prediction guide (variabel X o Guru memberi pertanyaan yang mempunyai beberapa kemungkinan jawaban o Guru memberi kesempatan o Observasi o Angket 7 Tim penyusun buku pedoman penulisan skripsi program sarjana strata satu (S-1) fakultas tabiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya 2008, pedoman penulisan skripsi, h. 26. 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h. 70

13 atau Independent Variabel) siswa untuk berdiskusi dalam kelompok kecil o Guru memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan jawabannya dan mendemonstrasikan sesuai dengan kemampuan mereka o Guru mengaktifkan siswa dalam belajar o Guru dalam ceramah menyampaikan poin-poinnya yang sesuai dengan materi dan isi kurikulum o Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dengan poin-poin tersebut o Guru meminta siswa mengerjakan tugas secara adil tanpa ada perbedaan golongan

14 Prestasi belajar Siswa (Variabel Y atau Dependent Variabel) o Nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) o Dokumentasi 2. Keterbatasan Penelitian Dalam keterbatasan penelitian ini, penulis menjelaskan adanya kualitas dan kuantitas sekolah di SMP Negeri 1 Sidayu. Adapun macammacam kualitas itu, meliputi : a) Gambaran umum SMP Negeri 1 Sidayu Gresik b) Visi dan Misi c) Struktur Organisasi d) Prestasi SMP Negeri 1 Sidayu Gresik Sedangkan yang termasuk kuantitas itu meliputi : a) Jumlah siswa dan guru b) Pengadaan sarana dan prasarana Begitu banyak macam kualitas dan kuantitas di SMP Negeri 1 Sidayu Gresik tersebut, namun dengan adanya keterbatasan penelitian yang berkaitan

15 dengan waktu, biaya, dan kemampuan peneliti, maka penelitian ini hanya dibatasi dengan meneliti visi dan misi, proses belajar mengajar, sistem penilaian, penataan organisasi (struktur organisasi) sarana dan prasarana belajar serta jumlah siswa kelas VII dan guru SMP Negeri 1 Sidayu. Itulah keterbatasan penelitian yang penulis teliti yang bertujuan agar tidak menimbulkan salah pengertian dari penelitian ini. G. Definisi Operasional Untuk menghindari agar tidak terjadi salah penafsiran, Maka perlu penegasan judul dengan maksud agar pembaca tidak mengambil pengertian lain, adapun istilah yang memerlukan penjelasan dalam skripsi ini sebagai berikut: 1. Pengaruh: Suatu daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak atau perbuatan seseorang 9.Dalam hal ini penulis ingin mengetahui adanya pengaruh atau akibat yang ditimbulkan oleh penerapan strategi prediction guide (tebak pelajaran) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam (PAI) 2. Strategi: Suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang ditentukan, dalam hal ini guru dan peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang baik dan efisien 10 9 Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka: 1976) Hal 664 10 Abu Ahmadi & Joko Tri P, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia,1997) Hal 11

16 3. Prediction guide (tebak pelajaran): Strategi sederhana yang dapat melibatkan siswa dalam pelajaran sejak awal pertemuan hingga akhir pertemuan dan tetap mempunyai perhatian ketika pengajar menyampaikan materi. Selama penyampaian materi peserta didik dituntut untuk mencocokkan prediksiprediksi mereka dengan materi yang disampaikan oleh pengajar. 11 Prediction guide ini adalah strategi pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar pada pelajaran pendidikan agama islam (PAI) siswa kelas VII di SMP Negeri I sidayu Gresik. Dalam hal ini bisa dilihat pada tabel 1 halaman 12 tentang indikator. 4. Prestasi Belajar Siswa Prestasi : Hasil yang telah dicapai; 12 Prestasi belajar : Salah satu ukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengalami proses belajar. Biasanya diukur dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga aspek, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam hal ini nilai PAI dalam raport masing- masing siswa. 5. Belajar: Adalah merupakan sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha melalui proses perubahan dalam kepribadian manusia, perubahan tersebut ditampakkan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas 11 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Akif (jogjakarta : Pustaka Insan Madani, 2008) Hal 4 12 Ananda Santoso dan A. R. Al Hanif, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Penerbit ALUMNI), 295.

17 tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,keterampilan,daya pikir dan kemampuan 13 6. Siswa: Subyek yang terkait dalam kegiatan proses belajar mengajar dikelas 14 7. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam: Satuan mata pelajaran yang merupakan salah satu materi pelajaran yang ada di sekolah menengah pertama. Disini yang dimaksud pendidikan agama islam adalah suatu bagian dari mata pelajaran disekolah yang didalamnya berisi tentang materi- materi agama islam, seperti fiqih, aqidah akhlaq dan lain sebagainya yang tentunya berdasakan pada Al-Qur an dan hadits. Dengan belajar PAI disekolah diharapkan siswa menjadi pribadi mandiri yang berakhlaq mulia dalam kehidupan sehari- hari. Jadi yang dimaksud dengan judul dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi prediction guide (tebak pelajaran) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 1 kelas VII Sidayu Gresik H. Sistematika Pembahasan Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mudah dan jelas serta dapat dimengerti maka didalam skripsi ini secara garis besar akan penulis uraikan pembahasan pada masing-masing bab berikut ini: BAB 1 : PENDAHULUAN 13 Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Balai Pustaka,2004) Hal 1 14 Dimyati, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,1999) Hal 22

18 Dalam bab ini, diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Asumsi Penelitian, Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Pembahasan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II ini akan membahas segala kajian yang berkaitan dengan: a. Tinjauan tentang strategi prediction guide yang meliputi pengertian strategi prediction guide, pendekatan strategi prediction guide, langkah-langkah strategi prediction guide, prinsip-prinsip strategi prediction guide, ciri- ciri strategi prediction guide. b. Bahasan tentang Prestasi Belajar Pengertian Prestasi Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yang meliputi faktor intern dan ekstern. c. Bahasan tentang Pendidikan Agama Islam meliputi: Pengertian Pendidikan agama islam, tujuan Pendidikan agama islam, landasan pendidikan agama islam (PAI) dan ruang lingkup mata pelajaran PAI. d. Kajian tentang pengaruh strategi prediction guide terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam (PAI) dan yang terakhir adalah hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN

19 Tediri dari jenis penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrument penelitian dan analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN Dalam bab ini berisikan tentang deskripsi data mengenai gambaran umum SMP, Visi dan Misi, Struktur organisasi, Keadaan sarana dan Prasarana, Keadaan guru, Karyawan, dan siswa kemudian Analisis data dan pengujian hipotesis yang menjelaskan tentang pengaruh penerapan metode pembelajaran prediction guide terhadap prestasi belajar siswa. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Pada bab lima ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Demikian sistematika pembahasan yang nantinya akan menjadi alur penulisan skipsi ini sesuai dengan urutan-urutannya dan setelah sampai pada penutup kami juga mencantumkan daftar pustaka beserta lampiran-lampiran sebagai penutup.