PENGARUH KOMPOSISI LUMPUR LAPINDO SIDOARJO TERHADAP MUTU BATU BATA BERDASARKAN SNI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2009

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Tambahan Pembuatan Batu Bata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan banyak

ANALISA PERBANDINGAN KUAT DESAK BATU BATA DARI TANAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR DENGAN BATU BATA DARI TANAH LIAT YANG BERASAL DARI PROPINSI JAMBI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batu bata biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dinding

TIM EJOURNAL. Ketua Penyunting: Penyunting: Mitra bestari: Penyunting Pelaksana: Redaksi: Jurusan Teknik Sipil (A4) FT UNESA Ketintang - Surabaya

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

PENGARUH TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA KOMPOSIT LEMPUNG/SILIKA RHA TERHADAP SIFAT FISIS (APLIKASI PADA BATA MERAH)

PENGARUH PENGGUNAAN LUMPUR LAPINDO BRANTAS DALAM CAMPURAN MORTAR TERHADAP NILAI KUAT TEKAN BATAKO

KUAT TEKAN (COMPRESSION STRENGTH) KOMPOSIT LEMPUNG/PASIR PADA APLIKASI BATA MERAH DAERAH PAYAKUMBUH SUMBAR. Oleh :

PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

Studi Awal Pemanfaatan Lusi sebagai Bahan Bangunan dengan Tambahan Tanah Sawah, Semen dan Kapur ABSTRAK

KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS DARI LUMPUR KERING TUNGKU EX LAPINDO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK FISIK CAMPURAN BATU BATA DENGAN MEMANFAATKAN ABU SISA PEMBAKARAN LIMBAH KAYU Oleh : I Made Nada. Ida Bagus Suryatmaja.

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN MEKANIS BATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

Sukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

VARIASI TANAH LEMPUNG, TANAH LANAU DAN PASIR SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATU BATA. Elianora*), M. Shalahuddin, Aljirzaid

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

BATAKO BERLUBANG GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

Batu bata yang beredar dipasaran belum

BATAKO LUMPUR LAPINDO SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL PASANGAN DINDING

PERILAKU VARIASI LIMBAH LUMPUR PADAT INDUSTRI KERAMIK TERHADAP KUAT TEKAN HANCUR, POROSITAS dan SIFAT TAMPAK BATAKO

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

Pemanfaatan Limbah Marmer dan Serbuk Silika pada Industri Bata Beton Pejal dan Berlubang

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Untuk Pembuatan Bata Beton Berlobang

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

OPTIMALISASI PENGGUNAAN KOMPOSISI CAMPURAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN DINDING PASANGAN BATA MERAH

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

LAPORAN PENELITIAN PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEMEN PORTLAND

FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB PEMUAIAN DALAM PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO

PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO DAN FLY ASH DENGAN MENGGUNAKAN FOAM AGENT

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR

STUDI AWAL PENGARUH PENAMBAHAN FOAM PADA PEMBUATAN BATA BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

KARAKTERISTIK BATU BATA TANPA PEMBAKARAN TERBUAT DARI ABU SEKAM PADI DAN SERBUK BATU TABAS

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun Karakteristik Fisik Bata Merah dan Kaitannya dengan Analisa Harga Satuan Pekerjaan

BATU ABU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PEMBUATAN TEGEL

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN PEMANFAATAN LUMPUR KERING TUNGKU EX. LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI SEMEN

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam

SKRIPSI KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH PADAT BIOSOLID SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF PRODUKSI BATU BATA TANPA PEMBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR LAPINDO DALAM CAMPURAN BETON NORMAL

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Pemanfaatan Pasir Telaga Sari dan Styrofoam untuk Pembuatan Batako Ringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

KUALITAS BATA BETON DARI BAHAN PASIR KALIJALI DENGAN CAMPURAN SEMEN PADA BERBAGAI VARIASI CAMPURAN LEBIH DARI 28 HARI

SNI Standar Nasional Indonesia

KUAT TEKAN BATAKO DENGAN PENAMBAHAN SEMEN MERAH DARI LIMBAH GERABAH

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB III LANDASAN TEORI

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

THE USE OF LAPINDO MUD AS MATERIAL SUBSTITUTING CLAY IN ROOF TILE PRODUCTION

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM DALAM PEMBUATAN MATERIAL DINDING BANGUNAN Abdulhalim 1) Riman 2) Dafid Irawan 3) M. Cakrawala 4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Praktikum. A. Judul : Pengujian Paving Block. B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block. 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS BATU KAPUR KRISTALIN TUGAS AKHIR PROGRAM SI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMAKAIAN LIMBAH GENTENG BETON TERHADAP MUTU BETON SEDANG. Warsiti

Transkripsi:

PENGARUH KOMPOSISI LUMPUR LAPINDO SIDOARJO TERHADAP MUTU BATU BATA BERDASARKAN SNI 15-2094-2000 Florentika Adonaranita 1, Mas Suryanto 2 1 Mahasiswi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Surabaya 2 Dosen Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya florentikaadonara@yahoo.com ABSTRAK Lumpur Lapindo Sidoarjo menyembur di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Balai Besar Keramik menyatakan lumpur tersebut sangat cocok untuk material dasar keramik seperti genteng, bata dan hiasan. Hal ini didasarkan pada penelitian Karimah (2008) bahwa pemanfaatan Lumpur Lapindo agar lebih maksimal menggunakan prosentase campuran Lumpur Lapindo di atas 35% dengan menambahkan bahan tambahan seperti abu sekam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terhadap syarat mutu batu bata berdasarkan SNI 15-2094-2000. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan variabel bebas terdiri dari prosentase Lumpur Lapindo antara lain 35%, 40%, 45%, 50% dan 55%, sedangkan variabel kontrolnya adalah mutu batu bata berdasarkan SNI 15-2094-2000. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada batu bata berbahan Lumpur Lapindo Sidoarjo yang memenuhi keseluruhan syarat SNI 15-2094-2000. Namun, batu bata dengan komposisi 40% Lumpur Lapindo Sidoarjo cukup baik untuk digunakan sebagai campuran batu bata, sebab benda uji C tersebut hanya tidak memenuhi syarat uji penyerapan air. Kata kunci: Lumpur Lapindo Sidoarjo, batu bata merah, SNI 15-2094-2000. ABSTRACT Lapindo mud Sidoarjo spurt out in Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, East Java. Balai Besar Keramik explained it was very suitable for base material of ceramics, like roof tile and brick. It based on Karimah s research (2008) that Lapindo mud utilization is more maximal, if presentese of it is up to 35% which added of other materials like rice husk. The purpose of this research to know the influence of Lapindo mud Sidoarjo composition about brick based on SNI 15-2094-2000. This research is experimental which Lapindo mud presentase at 35%, 40%, 45%, 50% and 55% as a free variable. Brick quality based on SNI 15-2094-2000 as a control variable. The conclusion from this research shows that no one brick completed all of the SNI 15-2094-2000 qualification. But,the brick with 40% Lapindo mud can used for material of brick, cause it only didn t complete water absorption qualify. Keywords: Lapindo mud Sidoarjo, brick, SNI 15-2094-2000 1

PENDAHULUAN Banjir Lumpur Panas Sidoarjo ialah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur sejak tanggal 29 Mei 2006. Semburan lumpur panas selama tujuh tahun lebih ini telah menyebabkan tergenangnya kawasan pemukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur, (BPLS, 2006). Menurut Karimah (2008), Lumpur Lapindo Sidoarjo dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan yaitu bata merah, dengan komposisi pemberian lumpur dalam lempung sebesar 15-25 %, menghasilkan batu bata kelas I dengan kuat tekan di atas 100 kg/cm 2. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sekitar dapat memanfaatkan Lumpur Lapindo Sidoarjo menjadi batu bata merah agar mengurangi volume lumpur yang menggenang. Selain limbah Lumpur Lapindo Sidoarjo dimanfaatkan sebagai batu bata, limbah lainnya yang perlu dimanfaatkan adalah sekam padi. Sekam padi mengandung lebih dari 70 % silika sehingga termasuk ke dalam bahan pozzolan merupakan bahan digunakan untuk bahan tambahan (admixture) dalam pembuatan batu bata, khususnya dalam meningkatkan kekuatan batu bata karena silika akan bereaksi dengan tanah liat dan air membentuk kalsium silikat hidrat yang dapat berfungsi sebagai perekat, (Subakti dalam Sudarsana dkk, 2011). Pada penelitian Karimah (2008) menyarankan bahwa pemanfaatan Lumpur Lapindo Sidoarjo agar lebih maksimal menggunakan prosentase campuran Lumpur Lapindo Sidoarjo di atas 35% dengan menambahkan bahan tambahan seperti abu sekam yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dari batu bata merah berbahan Lumpur Lapindo Sidoarjo. Permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimana pengaruh komposisi Lumpur Lapindo Sidoarjo terhadap syarat mutu batu bata berdasarkan SNI 15-2094- 2000. KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Batu Bata Batu bata pejal untuk pasangan dinding adalah bahan bangunan yang berbentuk prisma segi empat panjang, pejal atau berlubang dengan volume lubang maksimum 15 % dan digunakan untuk konstruksi dinding bangunan, yang dibuat dari tanah liat dengan atau tanpa dicampur bahan adiktif dan dibakar pada suhu tertentu, (SNI 15-2094-2000). Menurut SNI 15-2094-2000, batu bata merah pejal untuk pasangan dinding berdasarkan kekuatan tekan rata-rata terendah dibagi dalam 3 (tiga) kelas yaitu: a. Kelas 50 b. Kelas 100 c. Kelas 150 B. Syarat Mutu Batu Bata Syarat mutu batu bata menurut SNI 15-2094-2000, antara lain: 1. Sifat Tampak Batu bata merah pejal untuk pasangan dinding harus berbentuk prisma segi empat panjang, mempunyai rusuk-rusuk yang siku, bidang-bidang datar yang rata dan tidak menunjukkan retak-retak. 2. Ukuran dan toleransi Tabel 1 Ukuran dan Toleransi Bata Merah Pejal untuk Pasangan Dinding Tinggi Lebar Panjang Modul (mm) (mm) (mm) M-5a 65 ± 2 90 ± 2 190 ± 4 M-5b 65 ± 2 100 ± 2 190 ± 4 M-6a 52 ± 3 110 ± 2 230 ± 5 M-6b 55 ± 3 110 ± 2 230 ± 5 M-6c 70 ± 3 110 ± 2 230 ± 5 M-6d 80±3 110±2 230±5 3. Kuat tekan batu bata Tabel 2 Kuat tekan dan koefisien variasi yang diizinkan untuk bata merah pejal pasangan dinding. 2

Kelas Kuat tekan rata-rata minimum dari 30 bata yang diuji 30 kg/cm 2 Koefisien variasi yang kuat tekan ratarata yang diuji (%) 50 50 (5) 22 100 100 (10) 15 150 150 (15) 15 4. Kerapatan semu (apparent density) Kerapatan semu minimum bata merah pejal untuk pasangan dinding adalah 1,2 gram/cm 2. 5. Penyerapan air Penyerapan air maksimum bata merah pejal untuk pasangan dinding adalah 20 %. 6. Garam yang membahayakan Garam yang mudah larut dan membahayakan serta yang dapat mmenyebabkan terjadinya kerusakan struktural Efflorescence pada permukaan bala adalah Magnesium Sulfat (MgSO 4), Natrium Sulfat (Na 2SO 4), Kalium Sulfat (K 2SO 4) dengan total kadar garam maksimum 1,0%. Menurut SII-0021-78 dan PUBI-1982, syarat uji kadar garam yang boleh terkandung dalam batu bata adalah bata merah tidak mengandung garam yang daoat larut sedemikian banyaknya sehingga pengkristalannya (berupa bercak putih) menutup lebih dari 50% permukaan batu batanya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian percobaan (uji laboratorium), dimana pada penelitian ini menerapkan Lumpur Lapindo Sidoarjo dan sekam padi untuk dijadikan batu bata yang relevan dengan SNI 15-2094-2000. Variabel kontrol penelitian ini adalah syarat mutu SNI 15-2094-2000. Sedangkan variabel terikatnya adalah ukuran batu bata yaitu 230 mm x 110 mm x 50 mm.variabel bebas dijelaskan pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Variasi Campuran Batu Bata Lumpur Sekam Tanah Benda Sidoarjo Padi Liat Jumlah Uji (LS) (SP) (TL) A 0% 2,2 % 97,8 % 12 B 35 % 2,2 % 62,8 % 12 C 40 % 2,2 % 57,8 % 12 D 45 % 2,2 % 52,8 % 12 E 50 % 2,2 % 47,8 % 12 F 55 % 2,2 % 42,8 % 12 G 97,8 % 2,2 % 0 % 12 Instrumen penelitian ini antara lain: 1. Uji sifat tampak. 2. Uji ketepatan ukuran. 3. Uji kerapatan semu. 4. Uji penyerapan air. 5. Uji garam yang membahayakan. 6. Uji kuat tekan. Data yang diperoleh dari hasil pengujian akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, kemudian dianalisis dan dijabarkan secara mendetail sehingga akan diperoleh simpulan dari data tersebut diantaranya: 1. Ditinjau dari fisik dan ukuran, batu bata berbahan Lumpur Lapindo Sidoarjo layak atau tidak diproduksi secara masal sebagai batu bata merah. 2. Ditinjau dari segi kuat tekan, penyerapan air dan kerapatan semu, batu bata berbahan Lumpur Lapindo Sidoarjo termasuk sesuai atau tidak terhadap syarat mutu bata SNI 15-2094-2000. 3. Ditinjau dari segi kandungan garam, batu bata berbahan Lumpur Lapindo Sidoarjo termasuk memenuhi syarat SII-0021-1978 dan PUBI-1982 atau tidak. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Sifat Tampak Uji sifat tampak mengidentifikasi bahwa terjadi penurunan kualitas visual pada batu bata seiring dengan bertambahnya komposisi Lumpur Lapindo Sidoarjo. 3

Benda Uji 2. Kesesuaian ukuran Uji kesesuaian ukuran diidentifikasi bahwa batu bata mengalami penyusutan seiring dengan bertambahnya komposisi Lumpur Lapindo Sidoarjo, namun semua batu bata ukurannya sesuai dengan syarat SNI 15-2094-2000. 3. Berat jenis Uji berat jenis pada batu bata terjadi penurunan berat berbanding lurus dengan semakin meningkatnya komposisi Lumpur Lapindo Sidoarjo. Berikut tabel hasil pengujian berat jenis: Tabel 4 Data Hasil Uji Berat Jenis Batu Bata Volume Bata (mm³) Volume Bata (cm³) Berat Bata (gram) Berat Jenis (g/cm³) A 1.252.759 1.252,8 1.419 1,13 B 894.639 894,6 1.351 1,51 C 897.538 897,5 1.321 1,47 D 850.667 850,7 1.283 1,51 E 856.853 856,9 1.273 1,49 F 831.892 831,9 1.270 1,53 G 797.350 797,4 1.246 1,56 (Sumber: Hasil Pengamatan) berat jenis (g/cm³) 1,60 1,50 1,40 1,30 1,20 1,10 1,00 1,13 1,51 1,47 1,51 1,49 1,53 Gambar 1 Grafik Hasil Uji Berat Jenis 1,56 4. Penyerapan air Uji penyerapan air yang memenuhi syarat SNI hanya benda uji B yang memiliki komposisi 35% Lumpur Lapindo Sidoarjo. Berikut adalah Gambar 2 yang menunjukkan adanya peningkatan daya serap air pada batu bata yang mengalami peningkatan Prosentase Penyerapan Air komposisi Lumpur Lapindo Sidoarjo: 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 23,05% 20,30% 18,89% 15,80% 27,42% 29,66% 34,64% 20% 5. Kerapatan Semu Uji kerapatan semu menunjukkan bahwa semua benda uji memenuhi standar kerapatan semu SNI 15-2094-2000 yaitu 1,2 g/cm 3, sedangkan hasilnya lebih jelas ditunjukkan pada gambar di bawah ini: 6. Kuat tekan Uji kuat tekan hampir semua memenuhi syarat SNI 15-2094, hanya benda uji B yang memiliki sebesar 35% yang tidak memenuhi syarat, sebab kuat tekan di bawah 50 kg/cm 2. Sedangkan benda uji di atas 35% mengalami peningkatan kuat tekan, seiring dengan bertambahnya komposisi Lumpur Lapindo Sidoarjo. Kuat tekan ini dipengaruhi oleh daya lekat mortar dan kerapatan penyerapan air Standar SNI Gambar 2 Grafik Hasil Uji Penyerapan Air Qsch (gram/cm²) 2,60 2,40 2,20 2,00 1,80 1,60 1,40 1,20 1,00 1,56 2,34 2,13 2,18 2,01 1,94 1,83 1,2 kerapatan semu Standar SNI Gambar 3 Grafik Hasil Uji Kerapatan Semu 4

Kuat Tekan (kg/cm²) 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 (density). Berikut ini data hasil kuat tekan batu bata: 59,59 33,96 41,98 82,53 84,01 65,45 58,17 Gambar 4 Grafik Hasil Uji Kuat Tekan 7. Garam yang membahayakan Uji garam yang membahayakan menunjukkan bahwa semua benda uji memenuhi standar SII-0021-78 dan PUBI-1982. Seluruh batu bata memiliki bercak putih kurang dari 50% permukaan batu bata, seperti yang disyaratkan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitan pengaruh komposisi Lumpur Lapindo Sidoarjo terhadap syarat mutu batu bata berdasarkan SNI 15-2094-2000, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengujian sifat tampak batu bata yang sesuai dengan SNI adalah batu bata dengan komposisi Lumpur Lapindo Sidoarjo sebesar 35%, 62,8% tanah liat dan 2,2% sekam padi ( B). 2. Pengujian kesesuaian ukuran batu bata semua batu bata dengan sesuai dengan syarat SNI 15-2094- 2000, meskipun batu bata mengalami penyusutan. 3. Pengujian berat batu bata yang memiliki berat jenis paling besar adalah batu bata dengan komposisi Lumpur Lapindo Sidoarjo sebesar 55%, 42,8% tanah liat dan 2,2% sekam padi ( F), yaitu 1,53 g/cm 3. Berat jenis batu bata ini 50 Standar SNI Kuat Tekan dipengaruhi oleh sifat bahan dasar batu bata. 4. Pengujian kerapatan semu batu bata semua memenuhi syarat SNI 15-2094-2000, sebab batu bata memiliki kerapatan semu di atas syarat SNI yaitu 1,2 g/cm 3. Batu bata dengan sebesar 55%, 42,8% tanah liat dan 2,2% sekam padi ( F) adalah benda uji yang memiliki kerapatan semu paling maksimum sebesar 2,18 g/cm 3. Kerapatan semu ini dipengaruhi oleh sifat dasar batu bata. 5. Pengujian penyerapan air batu bata yang memenuhi syarat SNI 15-2094- 2000 adalah batu bata dengan sebesar 35%, 62,8% tanah liat dan 2,2% sekam padi ( B). Daya serap air pada batu bata dipengaruhi oleh sifat bahan dasar penyusun batu bata, berat jenis dan kerapatan semu bata. 6. Pengujian kuat tekan yang memenuhi syarat batu bata kelas 50 berdasarkan SNI 15-2094-2000 adalah antara lain batu bata dengan sebesar 40%, 45%, 50% dan 55%, sebab kuat tekan di atas 50 kg/cm 2, secara berturut-turut yaitu 59,59 kg/cm 2 ; 82,53 kg/cm 2 ; 84,01 kg/cm 2 ; dan 65,45 kg/cm 2 batu bata dengan sebesar 50%, tanah liat 47,8% dan 2,2% sekam padi ( E). Kuat tekan dipengaruhi oleh sifat bahan dasar penyusun batu bata, berat jenis dan yang paling mempengaruhi adalah kerapatan semu bata. 7. Pengujian garam yang membahayakan batu bata, semua benda uji aman untuk konstruksi. Hal ini disebabkan semua benda uji batu bata memenuhi syarat SII yang memiliki bercak putih kurang dari 50% luas permukaan batu bata. 8. Tidak ada batu bata berbahan Lumpur Lapindo Sidoarjo yang memenuhi keseluruhan syarat SNI 15-2094-2000. Namun apabila 5

ditinjau dari uji tampak, uji kesesuaian ukuran, kuat tekan, kerapatan semu dan berat jenis, batu bata dengan komposisi 40% Lumpur Lapindo Sidoarjo cukup baik untuk digunakan sebagai campuran batu bata, sebab benda uji C tersebut hanya tidak memenuhi syarat uji penyerapan air (mengalami penyimpangan syarat penyerapan air sebesar 0,30%). A. Saran Beberapa saran terkait dengan hasil penelitian pengaruh komposisi Lumpur Lapindo Sidoarjo terhadap syarat mutu batu bata berdasarkan SNI 15-2094-2000 adalah sebagai berikut: 1. Redimensi ukuran cetakan batu bata, sebab batu bata mengalami penyusutan setelah pembakaran. Sehingga dengan adanya redimensi, ukuran batu bata dapat sesuai dengan SNI 15-2094-2000. 2. Proses pencampuran bahan baku disarankan menggunakan mesin pengaduk, agar homogenitas campuran menjadi lebih baik. 3. Proses pengepresan batu bata disarankan menggunakan mesin cetak tekan/press, agar kepadatan bahan baku saat proses cetak menjadi lebih baik, selain itu dapat lebih menghemat waktu produksi. 4. Proses pengeringan batu bata perlu diperhatikan dan dijaga karena sering terjadi perubahan bentuk saat proses pembakaran. DAFTAR PUSTAKA Akbar, Said Jalalul dkk. 2012. Stabilitas Lapis Aspal Beton AC-WC Menggunakan Abu Sekam Padi. Teras Jurnal (2) no.4 : 312. BPLS. 2006. Banjir Lumpur Panas Sidoarjo. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/b anjir_lumpur_panas_sidoarjo. BSN. html, diakses tanggal 02 November 2013). 2000. Batu Merah Pejal untuk Pasangan Dinding. Jakarta : BSN. Dhirly. 2012. Chapter 1. (Online), (http://dhirly.mywapblog.com/ files/chapter-i.pdf, diakses tanggal 02 November 2013). Frick, Heinz dkk. 1999. Ilmu Bahan Bangunan (eksploitasi, pembuatan, penggunaan dan penggunaan). Semarang : Soegijapranata University Press. Karimah, Rofikatul. 2008. Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Tambahan Pembuatan Batu Bata. Forum Penelitian PBP, 2-11. Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nur, Oscar Fithrah. 2008. Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Batu Bata Berdasarkan Lokasi dan Posisi Batu Bata dalam Proses Pembakaran. Jurnal Rekayasa Sipil ISSN 1858-2133, (Online), Vol. 4, No. 2, (www.sipil.ft.unand.ac.id, diakses 23 Maret 2014). Pertiwi, Dewi dkk. 2012. Alternatif Penggunaan Lumpur Lapindo Sebagai Pengganti Sebagian Semen Untuk Bahan Bangunan. Jurnal IPTEK (16) no.2 : 67-73. Rochadi, Mochammad Tri dan F.X Gunarsa Irianta. 2007. Kualitas Bata Merah dari Pemanfaatan Tanah Bantaran Sungai Banjir Kanal Timur. Jurnal Wahana Teknik Sipil, (Online), Vol.12, No.1:42-50, 6

(www.polines.ac.id, diakses 3 Februari 2014). Sudarsana, Ketut dkk. 2011. Karakteristik Batu Bata Tanpa Pembakaran Terbuat dari Abu Sekam Padi dan Serbuk Batu Tabas. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil (15) no. 1 : 95-96. Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta Suprapto. 2005. Panduan Uji Bahan Bangunan. Surabaya: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Universitas Negeri Surabaya. 7