BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era saat ini keberadaan globalisasi ekonomi dalam rangka mewujudkan perdagangan dunia yang bebas melahirkan era persaingan dalam berbagai bidang usaha. Globalisasi ekonomi ini akan menciptakan suatu lingkungan baru serta kesempatan bisnis baru dalam berbagai bidang usaha, salah satunya yaitu sektor industri kimia. Sektor industri kimia sangat mempengaruhi pertumbuhan globalisasi ekonomi di Indonesia dimana Pembuatan, penjualan dan penyebaran produk kimia adalah salah satu keunggulan negara berkembang. Ahli kimia berperan penting dalam pembuatan, pemeriksaan dan penanganan produk kimia. Mereka juga bertanggung jawab dalam pengembangan produk dan manajemen umum. Sebagian besar perusahaan kimia memiliki bagian penelitian dan pengembangan. Perusahaan farmasi misalnya, memiliki laboratorium penelitian besar. Disini para ahli kimia menguji molekul untuk keperluan pengobatan. Produk dan proses baru ditemukan di laboratorium demikian lalu dipatenkan oleh perusahaan dan kemudian dijadikan sumber penghasilan yang keuntungannya sebagian dipakai untuk mendanai penelitian yang lebih jauh di lab mereka. Sejumlah penelitian yang dilakukan dalam industri kimia dapat disebut penelitian terapan. Hal ini karena tujuannya adalah memenuhi kebutuhan 1
2 perusahaan. Pembuatan rangkaian mikro elektronik misalnya, melibatkan hampir 100 langkah kimia dari awal hingga akhir. Karenanya, industri kimia berevolusi seiring perkembangan teknologi di dunia modern dan pada saat yang sama sering kali ikut menyumbangkan penemuannya pada pengembangan teknologi itu sendiri. Meningkatnya persaingan antar pelaku usaha dalam sektor industri kimia memberikan warna tersendiri bagi perekonomian Indonesia. Pergerakan ekonomi akan bergerak cepat akibat adanya persaingan yang disertai dengan perkembangan teknologi dalam sektor industri kimia dimana dapat diketahui dari laba atau rugi bersih. Fluktuasi pertumbuhan laba/rugi yang dialami oleh industri kimia saat ini memberikan kontribusi yang baik bagi pertumbuhan sektor kimia karena industri ini dikatakan mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional. Sehubungan dengan oriented profit motif, perusahaan inustri kimia haruslah menjadi lebih fleksibel dan kompetitif dalam mengantisipasi dan menghadapi berbagai perubahan dan kompetisi yang semakin ketat. Menjadi hal yang sangat penting juga bagi badan usaha ini untuk menjaga kinerja dengan baik, terutama dalam menjaga tingkat profitabilitas yang tinggi. Dalam rangka menilai kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Menurut Kasmir (2008:104) Rasio keuangan adalah suatu kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Hasil dari
3 rasio ini nantinya akan digunakan untuk menilai kinerja manajemen apakah sudah efisien dalam mencapai target yang telah ditetapkan atau belum. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan prediksi rasio keuangan dalam memprediksi laba sangat berguna dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut Lukman (2009:63) Return On Investment (ROI) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Indeks kinerja manajemen yang paling banyak digunakan adalah ROI, sekitar 85 persen dari semua perusahaan menghitung ROI dari berbagai segmen bisnis sebagai bagian dari proses penilaian kinerja. Semakin tinggi rasio ini, akan semakin baik keadaan suatu perusahaan. Dalam manajemen keuangan suatu perusahaan atau suatu kegiatan usaha baik yang bergerak di bidang jasa, industri, ataupun dagang tidak terlepas dari modal kerja. Sektor industri kimia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang barang dagang, pada dasarnya sektor ini memiliki karakteristik padat akan modal dan padat akan tenaga kerja. Seperti perusahaan yang bergerak di bidang industri ataupun dagang, perusahaan tetap memerlukan investasi dalam kas, piutang, maupun persediaan karena modal kerja dapat dikatakan sebagai motor penggerak di dalam sistem keuangan perusahaan. Dengan keberadaan modal kerja perusahaan akan mampu membiayai operasi kegiatan sehari-hari, membayar gaji pegawai, dan mengadakan pengembangan usaha sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
4 Ketersediaan akan modal kerja harus cukup jumlahnya, artinya modal kerja harus mampu membiayai setiap pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan adanya modal kerja yang cukup akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena memungkinkan perusahaan beroperasi seekonomis mungkin. Ketersediaan modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif sebaliknya ketidakcukupan akan modal kerja dapat saja menjadi sebab utama kegagalan suatu perusahaan. Likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek, dimana diperoleh dengan membandingkan antara kewajiban jangka pendek dengan sumberdaya jangka pendek. Kewajiban jangka pendek perusahaan terdiri dari utang usaha, wesel tagih jangka pendek, utang jatuh tempo yang kurang dari setahun dan beban-beban lainnya, sedangkan sumberdaya jangka pendek terdiri dari kas, sekuritas, piutang usaha, dan persediaan. Menurut Wild,dkk (2009:186) Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas dinyatakan dalam perbedaan tingkatan. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan memdapatkan keuntungan. Juga berarti pembatasan kesempatan dan tindakan manajemen. Masalah likuiditas yang lebih parah mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi dan aktiva dengan
5 terpaksa, dan dalam bentuk yang paling parah, mengarah pada insolvensi dan kebangkrutan. Apabila perusahaan tidak mampu menghasilkan profitabilitas yang cukup, maka perusahaan tersebut tidak mampu menjaga kelangsungan usahanya. Maka cara perusahaan untuk menjaga kelangsungan usahanya adalah mencari sumber dana dari luar perusahaan. Pemenuhan sumber dana dari luar perusahaan berupa pinjaman dana dari kreditur, bank dan lain-lain atau dapat pula dengan menerbitkan saham dan obligasi untuk ditawarkan ke masyarakat. Menurut Wild,dkk (2009:215) Semakin besar proporsi aktiva yang dibiayai oleh modal ekuitas saham biasa, semakin rendah rasio leverage keuangan. Untuk perusahaan yang berhasil menggunakan leverage, rasio leverage keuangan yang tinggi meningkatkan pengembalian ekuitas. Sejalan dengan hal tersebut, risiko terkait dengan perubahan dalam profitabilitas lebih tinggi jika rasio leverage keuangan lebih tinggi. Profitabilitas dapat dilihat dari profit atau laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan. Efisiensi dalam pengelolaan modal kerja juga menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mencapai salah satu tujuan perusahaan yaitu kemampuan memperoleh laba melalui perputaran yang dihasilkan dari kegiatan operasi. Hal ini berarti efisiensi modal kerja dapat dinilai atau diukur melalui perputaran modal kerja. Semakin pendek periode perputaran modal kerja tersebut berarti semakin cepat perputarannya atau semakin tinggi perputarannya sehingga dapat dikatakan semakin efisien penggunaan dananya.
6 Return On Investment (ROI) dapat ditingkatkan bila perusahaan mampu mengelola modal kerja secara tepat dan efisien. Menurut Darsono dan Ashari (2005:57) Semakin tinggi ROI yang dicapai perusahaan menggambarkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal kerja atau aktiva secara efisien dan efektif. Sebaliknya, menurut Lukman (2009:201) Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan sekali perusahaan berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus diliquidir (bangkrut). Dengan demikian, dari pendapat Darsono, Ashari, dan Lukman Syamsuddin di atas dapat disimpulkan bahwa efisiensi modal kerja menentukan profitabilitas perusahaan. Menurut penelitian Agus (2012) efisiensi modal kerja berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sehingga besar kecilnya profitabilitas yang diterima oleh perusahaan manufaktur dipengaruhi besar kecilnya efisiensi modal kerja dari perusahaan manufaktur, likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sehingga besar kecilnya profitabilitas yang diterima oleh perusahaan manufaktur tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya likuiditas dari perusahaan manufaktur. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sehingga besar kecilnya profitabilitas yang diterima oleh perusahaan manufaktur tidak dipengaruhi oleh besar kacilnya dari perusahaan manufaktur. Sebaliknya menurut hasil penelitian Asty dan Topowijono (2012) financial leverage (menggunakan rasio DER) mempunyai pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan variable lainnya, maka mempunyai pengaruh yang dominan
7 terhadap profitabilitas. Menurut Shopi (2008) likuiditas (menggunakan rasio LTA, FDR) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (rasio ROA). Menurut Sitorus (2012) manajemen modal kerja (yang terdiri dari average collection period, inventory turnover in days, dan average payment period) memiliki pengaruh terhadap profitabilitas secara negatif signifikan. Berdasarkan pada latar belakang masalah dan adanya fenomena-fenomena serta perbedaan hasil penelitian sebelumnya yang telah disebutkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan pembahasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah efisiensi modal kerja berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 2. Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 3. Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Tujuan penulisan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang akan dikaji oleh penulis, yaitu : a. Menganalisis pengaruh efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas. b. Menganalisis pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas.
8 c. Menganalisis pengaruh leverage terhadap profitabilitas. 2. Kontribusi Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi pihak perusahaan dalam rangka perencanaan strategi perusahaan di masa yang akan datang. Sebagai informasi mengenai seberapa besar pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas dan leverage dalam upaya memaksimalkan profitabilitas. b. Bagi Akademis Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur akuntansi keuangan di Indonesia terutama dalam bahasan mengenai profitabilitas pada perusahaan industri kimia dan dapat digunakan sebagai acuan pada penelitian selanjutnya.