BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kasmir (2014:17), fungsi uang tidak hanya sebagai alat pembayaran, uang juga dapat sebagai alat yang multi fungsi uang juga bisa digunakan sebagai alat tukar penukar, satuan hitung dan dalam waktu yang bersamaan uang juga dapat digunakan untuk penimbum kekayaan. Dengan adanya uang maka kebutuhan akan terpenuhi. Oleh karena itu, uang merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat dalam proses pemenuhan kebutuhan. Uang merupakan alat pembayaran yang dominan didalam masyarakat untuk setiap transaksi baik jual beli secara langsung maupun tidak langsung, uang juga berperan sebagai alat yang dapat menunjukkan nilai barang dan jasa yang diperjual belikan. Dengan adanya uang maka proses transaksi akan lebih mudah dan tidak perlu lagi adanya proses transaksi barter yang mempertemukan langsung orang-orang yang memiliki kebutuhan ekonomi. Uang yang digunkan sekarang ini dijamin oleh undang-undang secara sah oleh bank sentral. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentng Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004, Bank Indonesia merupakan lembaga yang berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Negara Republik Indonesia. Sebagai pelaksana dari kewenangan tersebut, Bank Indonesia mempunyai visi untuk menjadikan uang rupiah sebagai alat pembayaran tunai yang berkualitas, dipercaya, dan diterima oleh masyarakat. Untuk mewujudkan visi tersebut. Bank Indonesia mempunyai misi yaitu dapat memenuhi kebutuhaan uang rupiah dimasyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar. 1
2 Bank Indonesia memiliki hak tunggal dalam mengeluarkan uang kertas dan logam. Bank Indonesia harus menjaga uang selalu tersedia dalam jumlah cukup, dalam kondisi yang baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sifat uang yang tidak permanen yang artinya uang dapat mengalami kelusuhan dan kerusakan seperti, sobek, terbakar, dan bila uang telah mengalami kerusakan maka uang tersebut dapat dikatakan sudah tidak layak edar, sehingga uang harus ditukarkan dengan uang yang layak edar supaya dapat digunakan kembali. Visi dan misi Bank Indonesia yang terkait dengan kewenangan untuk mengedarkan uang tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Bank Indonesia Pasal 8 No 14/7/PBI/2012, tentang Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan, dan Pemusnahan Uang Rupiah, masyarakat diberikan kesempatan untuk memperoleh layanan penukaran uang dari Bank Indonesia. Pelayanan penukaran uang rusak dilakukan di loket Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo dimana masyarakat datang sendiri dengan dilayani oleh petugas kasir untuk menukarkan uang yang rusak atau cacat, kemudian diganti dengan uang yang layak edar. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo melayani transaksi penukaran uang rupiah rusak atau cacat dari bank-bank umum dan masyarakat. Masyarakat umum dapat langsung menukarkan uang rusak dengan nilai nominal berapapun dengan kondisi uang kertas yang kerusakannya masih mencapai 2/3 (dua pertiga) dari ukuran aslinya dan ciri uang dapat dikenali keasliannya maka Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo akan menggantinya sebesar nilai nominal dari uang kertas tersebut.
3 Tabel 3.1 Perkembangan Data Inflow Tahun 2013-2015 Kantor Bank Indonesia Solo (Dalam Juta Rupiah) Bulan 2013 2014 2015 Januari 2.351.480 2.037.478 2.307.229 Februari 1.368.295 1.335.815 1.354.229 Maret 1.094.813 1.187.499 1.330.022 April 1.265.798 1.413.606 1.343.020 Mei 1.322.564 1.301.287 1.404.663 Juni 1.087.189 1.327.931 1.221.697 Juli 1.253.648 702.391 2.457.876 Agustus 3.010.866 3.742.334 2.025.870 September 1.337.859 1.515.024 1.341.604 Oktober 1.537.819 1.743.576 1.360.020 November 1.316.628 1.514.814 1.360.020 Desember 843.172 1.131.241 1.158.575 Jumlah 17.790.130 18.952.997 18.784.672 (Sumber: Bank Indonesia Solo) Dapat dilihat dari tabel diatas merupakan data perkembangan inflow dari tahun 2013-2015. Inflow sendiri merupakan informasi mengenai aliran uang kertas dan uang logam yang masuk dari perbankan dan masyarakat ke Bank Indonesia, terdiri dari setoran bank umum, setoran non-bank, kas keliling dalam rangka hasil penukaran, penyetoran dalam rangka kas titipan di bank umum, dan penyetoran lainnya. Karena banyaknya pemasukan uang yang dihasilkan dari masyarakat atau dari bank-bank umum lainnya maka akan dilakukan pengelolaan lebih lanjut.
4 Pengelolaan dilakukan dengan pemisahan antara uang yang tidak layak edar dan uang yang layak edar. Setelah hal tersebut dilakukan maka uang yang tidak layak edar selanjutnya akan melalui proses pemusnahan melalui cara peracikan atau dengan peleburan yang akan dilakukan oleh petugas kas dengan menggunakan mesin sortasi uang kertas dan mesin racik uang kertas. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, maka penulis ingin mendiskripsikan lebih dalam mengenai Prosedur Pengelolaan Uang Rusak di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo. Maka penulis mengambil judul PROSEDUR PENGELOLAAN UANG RUSAK DI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SOLO B. Rumusan Masalah Dari gambaran mengenai objek pengamatan diatas, maka dapat diambil pokok permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut ini: Bagamimana Prosedur Pengelolaan Uang Rusak di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo? C. Tujuan Pengamatan Pengamatan ini dilaksanakan dengan tujuan dalam melakukan pengamatan diatas dapat memberi manfaat yang berguna dan sesuai dengan yang dikehendaki. Adapun tujuan pengamatan ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui lebih jauh mengenai Prosedur Pengelolaan Uang Rusak di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo. 2. Tujuan Fungsional Hasil pengamatan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam perkembangan pengetahuan, khususnya dalam hal Prosedur Pengelolaan Uang Rusak di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, dan diharapkan dapat menjadi masukan bagi penulis, pembaca, maupun berbagai pihak.
5 3. Tujuan Individual Penulisan ini digunakan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh sebutan profesi Ahli Madya (A.Md) pada program DIII (Tiga) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Diploma Manajemen Administrasi. D. Manfaat Pengamatan 1. Bagi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Memberikan saran yang berguna untuk kemajuan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo serta sebagai alat untuk instropeksi atas kelemahan dari kegiatan layanan penukaran dan pengelolaan uang rusak di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo. 2. Bagi Mahasiswa Dari hasil pengamatan ini diharapkan dapat berguna, menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan Prosedur Pengelolaan Uang Rusak. 3. Bagi Pembaca Tugas Akhir ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan, pengetahuan, acuan, dan bahan masukan dalam penulisan Tugas Akhir bagi pengamat dengan tema yang sama serta menambah pengetahuan uang rusak dan cara pengelolaannya melalui layanan penukaran uang.