BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/10/PBI/2013 TENTANG JUMLAH DAN NILAI NOMINAL UANG RUPIAH YANG DIMUSNAHKAN TAHUN 2011 DAN TAHUN 2012

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 17 / PBI/2000 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN SERTA PENCABUTAN DAN PENARIKAN UANG RUPIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang terdiri atas uang kertas dan uang logam, yang merupakan alat pembayaran

2017, No Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-U

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/14/PBI/2004 TENTANG PENGELUARAN, PENGEDARAN, PENCABUTAN DAN PENARIKAN, SERTA PEMUSNAHAN UANG RUPIAH

No.6/ 25 /DPU Jakarta, 30 Juni 2004 SURAT EDARAN. Perihal : Penukaran Uang Rupiah

PANDUAN PENUKARAN RUPIAH TIDAK LAYAK EDAR

No.10/8/DPU Jakarta, 28 Februari 2008 SURAT EDARAN

PROSEDUR PENGELOLAAN UANG RUSAK DI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SOLO

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/13/PADG/2017 TENTANG PENUKARAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. independen berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 7 /PBI/2012 TENTANG PENGELOLAAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

-2- Mekanisme yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini adalah bahwa Pembawaan UKA dengan jumlah yang nilainya paling sedikit setara dengan Rp1.0

BAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya manusia memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Mereka

No. 18/28/DPU Jakarta, 24 November 2016 Oktober Perihal : Tata Cara Klarifikasi atas Uang Rupiah yang Diragukan Keasliannya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/16/PADG/2017 TENTANG KLARIFIKASI ATAS UANG RUPIAH YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA

No Pengedaran, serta Pencabutan dan Penarikan, sampai dengan Pemusnahan Uang Rupiah. Dalam pelaksanaan kewenangan dan tugas Pengelolaan Uang R

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/19/PADG/2017 TENTANG PENYETORAN DAN PENARIKAN UANG RUPIAH OLEH BANK DI BANK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam perekonomian terdapat dua jenis transaksi, yaitu transaksi tunai dan

Uang Dalam Perekonomian

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No.13/ 9 /DPU Jakarta, 5 April 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 4 /PBI/2010 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN UANG LOGAM RUPIAH PECAHAN (SERIBU) TAHUN EMISI 2010

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.9/ 37 /DPU Jakarta, 27 Desember 2007 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SURVEI PREFERENSI UANG LOGAM

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

GUBERNUR BANK INDONESIA,

MEKANISME DISTRIBUSI UANG RUPIAH TAHUN EMISI 2016 PADA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI BALI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/7/PBI/2004 TENTANG SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/15/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARA JASA PENGOLAHAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/28/PBI/2016 TENTANG PENGELUARAN UANG RUPIAH LOGAM PECAHAN 200 (DUA RATUS) TAHUN EMISI 2016

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG [LN 2002/30, TLN 4191]

No.17/21/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

Sistem Pembayaran Tunai

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 18 /PBI/2009

BAB I PENDAHULUAN. bank lainnya. Beberapa jenis jasa lain yang ditawarkan oleh bank menurut

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

Pengendalian Kas Sistem pengendalian intern terhadap kas pada umumnya memisahkan fungsi-fungsi : - Penyimpanan - Pelaksana - Pencatatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.16/ 6 /DPU Jakarta, 17 April 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Bank Indonesia Sistem Informasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Analisis Struktur Industri Bisnis Uang Elektronik (Electronic Money) di Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

Boks 2. SURVEI KEBUTUHAN UANG KOTA JAMBI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu interaksi yang terjadi adalah yang disebut dengan transaksi. Transaksi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/14/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/10/PBI/2009 TENTANG UNIT USAHA SYARIAH

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/26 /PBI/2016 TENTANG PENGELUARAN UANG RUPIAH LOGAM PECAHAN (SERIBU) TAHUN EMISI 2016

BAB IV PENUTUP. transaksi menggunakan Rupiah logam sebagai berikut : Rp 1000,00 (seribu Rupiah) dan/atau Rp 1500,00 (seribu lima ratus Rupiah), dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS-TUGAS BANK INDONESIA. Mulyati, SE., M.T.I.

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

Sistem Pembayaran Tunai

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

No. 4/12/DASP Jakarta, 24 September 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKONOMI MONETER (EM) OK--OK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Uang Kertas. Pecahan. Dua Ribu. Pengedaran.

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang :

BAB I PENDAHULUAN. Pembayaran merupakan hal penting bagi manusia dalam menunjang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 12 /PBI/2012 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi. (google, wikipedia)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13 / 21 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke 21, terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI MARET 2012

BAB II BAB II KAJIAN PUSTAKA. biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departement atau lebih,

KEBIJAKAN PENGEDARAN UANG DI BANK INDONESIA BANK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam dunia bisnis maupun hiburan. Salah satu teknologi informasi yang

GUBERNUR BANK INDONESIA,

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jauh sebelum dikenalnya uang sebagai alat pembayaran, masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kasmir (2014:17), fungsi uang tidak hanya sebagai alat pembayaran, uang juga dapat sebagai alat yang multi fungsi uang juga bisa digunakan sebagai alat tukar penukar, satuan hitung dan dalam waktu yang bersamaan uang juga dapat digunakan untuk penimbum kekayaan. Dengan adanya uang maka kebutuhan akan terpenuhi. Oleh karena itu, uang merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat dalam proses pemenuhan kebutuhan. Uang merupakan alat pembayaran yang dominan didalam masyarakat untuk setiap transaksi baik jual beli secara langsung maupun tidak langsung, uang juga berperan sebagai alat yang dapat menunjukkan nilai barang dan jasa yang diperjual belikan. Dengan adanya uang maka proses transaksi akan lebih mudah dan tidak perlu lagi adanya proses transaksi barter yang mempertemukan langsung orang-orang yang memiliki kebutuhan ekonomi. Uang yang digunkan sekarang ini dijamin oleh undang-undang secara sah oleh bank sentral. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentng Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004, Bank Indonesia merupakan lembaga yang berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Negara Republik Indonesia. Sebagai pelaksana dari kewenangan tersebut, Bank Indonesia mempunyai visi untuk menjadikan uang rupiah sebagai alat pembayaran tunai yang berkualitas, dipercaya, dan diterima oleh masyarakat. Untuk mewujudkan visi tersebut. Bank Indonesia mempunyai misi yaitu dapat memenuhi kebutuhaan uang rupiah dimasyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar. 1

2 Bank Indonesia memiliki hak tunggal dalam mengeluarkan uang kertas dan logam. Bank Indonesia harus menjaga uang selalu tersedia dalam jumlah cukup, dalam kondisi yang baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sifat uang yang tidak permanen yang artinya uang dapat mengalami kelusuhan dan kerusakan seperti, sobek, terbakar, dan bila uang telah mengalami kerusakan maka uang tersebut dapat dikatakan sudah tidak layak edar, sehingga uang harus ditukarkan dengan uang yang layak edar supaya dapat digunakan kembali. Visi dan misi Bank Indonesia yang terkait dengan kewenangan untuk mengedarkan uang tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Bank Indonesia Pasal 8 No 14/7/PBI/2012, tentang Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan, dan Pemusnahan Uang Rupiah, masyarakat diberikan kesempatan untuk memperoleh layanan penukaran uang dari Bank Indonesia. Pelayanan penukaran uang rusak dilakukan di loket Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo dimana masyarakat datang sendiri dengan dilayani oleh petugas kasir untuk menukarkan uang yang rusak atau cacat, kemudian diganti dengan uang yang layak edar. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo melayani transaksi penukaran uang rupiah rusak atau cacat dari bank-bank umum dan masyarakat. Masyarakat umum dapat langsung menukarkan uang rusak dengan nilai nominal berapapun dengan kondisi uang kertas yang kerusakannya masih mencapai 2/3 (dua pertiga) dari ukuran aslinya dan ciri uang dapat dikenali keasliannya maka Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo akan menggantinya sebesar nilai nominal dari uang kertas tersebut.

3 Tabel 3.1 Perkembangan Data Inflow Tahun 2013-2015 Kantor Bank Indonesia Solo (Dalam Juta Rupiah) Bulan 2013 2014 2015 Januari 2.351.480 2.037.478 2.307.229 Februari 1.368.295 1.335.815 1.354.229 Maret 1.094.813 1.187.499 1.330.022 April 1.265.798 1.413.606 1.343.020 Mei 1.322.564 1.301.287 1.404.663 Juni 1.087.189 1.327.931 1.221.697 Juli 1.253.648 702.391 2.457.876 Agustus 3.010.866 3.742.334 2.025.870 September 1.337.859 1.515.024 1.341.604 Oktober 1.537.819 1.743.576 1.360.020 November 1.316.628 1.514.814 1.360.020 Desember 843.172 1.131.241 1.158.575 Jumlah 17.790.130 18.952.997 18.784.672 (Sumber: Bank Indonesia Solo) Dapat dilihat dari tabel diatas merupakan data perkembangan inflow dari tahun 2013-2015. Inflow sendiri merupakan informasi mengenai aliran uang kertas dan uang logam yang masuk dari perbankan dan masyarakat ke Bank Indonesia, terdiri dari setoran bank umum, setoran non-bank, kas keliling dalam rangka hasil penukaran, penyetoran dalam rangka kas titipan di bank umum, dan penyetoran lainnya. Karena banyaknya pemasukan uang yang dihasilkan dari masyarakat atau dari bank-bank umum lainnya maka akan dilakukan pengelolaan lebih lanjut.

4 Pengelolaan dilakukan dengan pemisahan antara uang yang tidak layak edar dan uang yang layak edar. Setelah hal tersebut dilakukan maka uang yang tidak layak edar selanjutnya akan melalui proses pemusnahan melalui cara peracikan atau dengan peleburan yang akan dilakukan oleh petugas kas dengan menggunakan mesin sortasi uang kertas dan mesin racik uang kertas. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, maka penulis ingin mendiskripsikan lebih dalam mengenai Prosedur Pengelolaan Uang Rusak di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo. Maka penulis mengambil judul PROSEDUR PENGELOLAAN UANG RUSAK DI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SOLO B. Rumusan Masalah Dari gambaran mengenai objek pengamatan diatas, maka dapat diambil pokok permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut ini: Bagamimana Prosedur Pengelolaan Uang Rusak di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo? C. Tujuan Pengamatan Pengamatan ini dilaksanakan dengan tujuan dalam melakukan pengamatan diatas dapat memberi manfaat yang berguna dan sesuai dengan yang dikehendaki. Adapun tujuan pengamatan ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui lebih jauh mengenai Prosedur Pengelolaan Uang Rusak di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo. 2. Tujuan Fungsional Hasil pengamatan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam perkembangan pengetahuan, khususnya dalam hal Prosedur Pengelolaan Uang Rusak di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, dan diharapkan dapat menjadi masukan bagi penulis, pembaca, maupun berbagai pihak.

5 3. Tujuan Individual Penulisan ini digunakan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh sebutan profesi Ahli Madya (A.Md) pada program DIII (Tiga) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Diploma Manajemen Administrasi. D. Manfaat Pengamatan 1. Bagi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Memberikan saran yang berguna untuk kemajuan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo serta sebagai alat untuk instropeksi atas kelemahan dari kegiatan layanan penukaran dan pengelolaan uang rusak di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo. 2. Bagi Mahasiswa Dari hasil pengamatan ini diharapkan dapat berguna, menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan Prosedur Pengelolaan Uang Rusak. 3. Bagi Pembaca Tugas Akhir ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan, pengetahuan, acuan, dan bahan masukan dalam penulisan Tugas Akhir bagi pengamat dengan tema yang sama serta menambah pengetahuan uang rusak dan cara pengelolaannya melalui layanan penukaran uang.