BAB I PENDAHULUAN. Rakyat Syariah (BPRS). Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun dalam lalu lintas pembayaran.(salman, 2012:8).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di

Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi berdasarkan prinsip jual beli, titipan, sewa dan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah di Indonesia. Ini berarti secara yuridis empiris keberadaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. Telah menjadi pengetahuan umum bahwa perkembangan ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang berada dibidang keuangan. terutama dalam memberikan biaya investasi pembangunan.

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Sebagimana keinginan masyarakat indonesia akan hadirnya ke giatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah pada dasamya merupakan suatu industri keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasioanal muncul pada. tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya berlandasan Al-Qur an dan As-Sunnah. dilihat dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah.

BAB V PEMBAHASAN. secara parsial jumlah nominal deposito ib hasanah di PT. Bank BNI Syariah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sarana untuk mengelola dananya. Adapun pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. properti dapat pula dijadikan sebagai pentujuk mulai membaiknya atau. ekonomi secara umum yang sedang berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunikan secara prinsip dapat mendukung usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS,

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bank syariah di Indonesia diawali dengan munculnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara, yakni sebagai lembaga. perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan manusia untuk mengolah tujuan-tujuan hidupnya. Agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia pembangunan ekonomi tetap merupakan sentral dari

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank syariah merupakan Lembaga Keuangan Bank. Bank syariah dapat berbentuk Bank Umum Syariah (BUS) maupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah Indonesia, dijelaskan bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Bank umum syariah (BUS) adalah bank syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.(salman, 2012:8). Perkembangan bank syariah modern tercatat di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940, yang pada waktu itu adalah usaha pengelolaan dana jamaah haji secara nonkonvensional. Pada tahun 1940 di Mesir didirikan Mit Ghamr Lokal Saving Bank oleh Ahmad El-Najar yang dibantu oleh Raja Faisal dari Arab Saudi. Dalam jangka waktu empat tahun Mit Ghamr berkembang dengan membuka sembilan cabang dengan nasabah mencapai satu juta orang. Di Indonesia sendiri sudah muncul gagasan mengenai bank syariah pada pertengahan 1970 yang dibicarakan pada seminar Indonesia-Timur Tengah pada tahun 1974 dan Seminar Internasional pada tahun 1976. Bank syariah pertama di Indonesia adalah bank Muamalat yang merupakan hasil kerja tim perbankan MUI yang ditandatangani pada tanggal 1 November 1

2 1991. Perkembangan yang pesat pada bank syariah di Indonesia ini dianggap karena selama ini bank syariah mampu membidik pasar syariah loyalis, yaitu konsumen yang meyakini bahwa bunga bank itu haram. Para depositor sendiri sangat memperhatikan return atau keuntungan yang mereka peroleh ketika menginvestasikan uangnya di bank. Selain itu, pesatnya perkembangan syariah di Indonesia juga disebabkan karena tujuan ekonomi Islam yang tidak hanya terfokus pada tujuan komersil yang tergambar pada pencapaian keuntungan maksimal semata, tetapi juga mempertimbangkan perannya dalam memberikan kesejahteraan secara luas bagi masyarakat, yang merupakan implementasi peran bank syariah selaku pelaksana fungsi sosial. Namun dibandingkan dengan pertumbuhan perbankan syariah dinegara-negara Islam, pertumbuhan perbankan syariah Indonesia masih relatif tertinggal dan pertumbuhannya kurang stabil. Ketertinggalan ini terlihat dari pangsa Perbankan Syariah Indonesia terhadap Perbankan Nasional yang relatif rendah dibandingkan pangsa pasar Perbankan Syariah di negara-negara tetangga yang juga menggunakan dual banking sistem, terutama Malaysia. Pada 2016, market share perbankan syariah di Malaysia mencapai 40-50%, sementara di Indonesia baru mencapai 5% ( www.finance.detik.com ). Salah satu Bank Umum Syariah (BUS) yang memiliki peran penting dalam perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia adalah Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank Syariah Mandiri terbentuk karena

3 adanya konversi kegiatan usaha Bank Susila Bakti (BSB) menjadi bank umum syariah yang dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetuju perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 ( www.syariahmandiri.co.id ). Bank Syari ah Mandiri merupakan bank komersial Syari ah yang kedua setelah Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 1998 pasar bank syariah mulai diramaikan dengan hadirnya PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) anak perusahaan Bank Mandiri, bank BUMN terbesar di Indonesia. Bank Syariah Mandiri adalah salah satu lembaga perbankan syariah di Indonesia yang terus berkembang. Berdasarkan laporan posisi keuangan PT Bank Syariah Mandiri jumlah deposito mudharabah dari tahun 2011-2015 cukup stabil. Pada tahun 2011 jumlah deposito mudharabah sebesar Rp.23.524.711.784.493 namun pada tahun 2012 mengalami sedikit penurunan dengan julmlah deposito sebesar Rp.22.245.633.789 pada tahun 2013 sebesar Rp.26.834.253.735.592 dan pada 2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dengan jumlah deposito sebesar Rp.31.935.906.102.750 dan pada tahun 2015 jumlah deposito ebesar Rp.31.287.536.974.338.

4 Kebijakan pemerintah terhadap perbankan syariah di Indonesia terdapat dalam Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 tentang perbankan dan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992. Kebijakan tersebut terdapat dalam pasal 1 ayat 13 yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat baik berskala kecil maupun berskala besar dengan masa pengendapan yang memadai. Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana pihak lain yang pada saat tertentu akan ditarik kembali. Salah satu faktor yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan bank adalah dengan melihat besarnya dana pihak ketiga (DPK). DPK merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat baik individu maupun badan usaha. DPK yang telah dihimpun oleh bank akan

5 dialokasikan untuk kegiatan yang diperbolehkan menurut syari ah, untuk menghasilkan pendapatan. Selain itu, pengalokasian DPK mempunyai beberapa tujuan di antaranya adalah mencapai tingkat profitabilitas yang diharapkan, tingkat resiko yang rendah, dan mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas bank tetap aman. Penurunan DPK juga sedikit banyak akan mempengaruhi Pembiayaan yang Disalurkan (PYD). Dengan demikian, perkembangan suatu bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat. Sedangkan kemampuan Perbankan Syariah dalam menghimpun DPK dan bersaing dengan Perbankan Umum konvensional di tengah perubahan-perubahan kondisi makroekonomi Indonesia akan ikut menentukan besar-kecilnya peran Perbankan Syariah nasional dalam perekonomian negeri ini dan andilnya dalam Industri Keuangan Syariah Dunia yang kian membesar. Salah satu produk bank syariah yaitu deposito mudharabah. Deposito mudharabah adalah simpanan masyarakat di bank syariah dengan prinsip bagi hasil keuntungan dan pengambilannya sesuai waktu yang ditetapkan. (Rofi i, 2014:5). Terdapat beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah, diantaranya adalah inflasi, tingkat bunga, nilai tukar dan tingkat bagi hasil. Faktor pertama yang diduga berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah adalah inflasi. Inflasi dapat mengurangi hasrat masyarakat untuk menabung atau menyimpan uangnya dalam bentuk deposito, jika muncul

6 ekspektasi return yang lebih rendah dibanding tingkat inflasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anisah dkk (2013) bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap deposito mudharabah 1 bulan, namun hasil berbeda ditunjukkan oleh Andriyanti dan Wasilah (2010) yang menunjukkan hubungan positif terhadap jumlah deposito mudharabah. Faktor kedua yang diduga berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah adalah tingkat bunga. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Piliyanti dan Wahyuni (2014) yang meneliti pada perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia menunjukkan bahwa tingkat bunga tidak berpengaruh pada pertumbuhan deposito mudharabah. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa masyarakat tidak lagi memperhatikan besarnya suku bunga yag ditawarkan oleh perbankan ketika mereka akan menyimpan dananya pada perbankan. Masyarakat lebih memperhatikan pelayanan yang diberikan oleh bank serta kepercayaan terhadap bank tersebut. Namun hasil berbeda ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Diyanto dan Savitri (2015) bahwa secara parsial tingkat suku bunga BI berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah. Faktor ketiga yang diduga berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah adalah nilai tukar. Depresiasi Rupiah terhadap hard curerencies seperti Dollar Amerika Serikat (Dollar AS), dapat menyebabkan capital ourflow atau pelarian modal masyarakat ke luar negeri karena jika dibandingkan dengan mata uang negara lain maka ekpektasi return investasi di Indonesia lebih rendah. Penelitian yang telah dilakukan oleh Muttaqiena

7 (2013) bahwa kurs tengah Dollar AS terhadap Rupiah berpengaruh signifikan negatif terhadap DPK Perbankan Syariah. Faktor terakhir yang diduga berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah adalah tingkat bagi hasil. Penelitian yang dilakukan oleh Diyanto dan Savitri (2015) menunjukkan bahwa secara parsial tingkat bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suratman (2013) bahwa jumlah bagi hasil deposito mudharabah berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Selanjutnya peneliti memilih inflasi, tingkat bunga, nilai tukar, tingkat bagi hasil sebagai variabel dependen karena diduga mampu mempengaruhi jumlah deposito mudharabah. Hal yang memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui bagaimana hasilnya apabila variabel-variabel tersebut diterapkan pada Bank Mandiri Syariah sebagai objeknya. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah Analisis Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah Studi pada Bank Syariah Mandiri Periode 2011-2015. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan penelitian ini adalah: 1. Apakah Inflasi berpengaruh terhadap jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Mandiri Syariah?

8 2. Apakah tingkat bunga berpengaruh terhadap jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Mandiri Syariah? 3. Apakah nilai tukar berpengaruh terhadap jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Mandiri Syariah? 4. Apakah tingkat bagi hasil berpengaruh terhadap jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Mandiri Syariah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisa pengaruh inflasi tehadap jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Mandiri Syariah. 2. Untuk menganalisa pengaruh tingkat bunga terhadap jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Mandiri Syariah. 3. Untuk menganalisa pengaruh nilai tukar terhadap jumlahdeposito Mudharabah pada Bank Mandiri Syariah. 4. Untuk menganalisa pengaruh tingkat bagi hasil terhadap jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Mandiri Syariah. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai beikut: a. Bagi Akademik Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sumber pengetahuan bagi kalangan akademik. Penelitian ini erat hubungannya

9 dengan mata kuliah akuntansi keuangan syariah. Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih jauh lagi di penelitian selanjutnya. b. Bagi Bank Mandiri Syariah Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada bank Mandiri Syariah sehingga dapat lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kepada nasabah. c. Bagi Penulis Menambah wawasan penulis mengenai Pengaruh PDB,Inflasi,Tingkat Bunga,Nilai Tukar dan Tingkat bagi hasil Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah. d. Bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan pertimbangan maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai penambah wacana keilmuan. E. Sistematika Pembahasan Penyusunan skripsi ini akan disajikan dalam sistematika pembahasan yang terdiri atas lima bab, dengan tujuan mempermudah pembahasan serta untuk mempermudah pembaca memahami garis besar penelitian ini. Isi dan bahasan ini disajikan dalam bentuk sistematika sebagai berikut : Bab I merupakan PENDAHULUAN yang melatar belakangi penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Pada bab ini

10 dijelaskan alasan-alasan mengapa penelitian ini menarik atau perlu untuk diteliti. Bab II menjelaskan TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan teori yang mendasari penelitian ini yang terdiri dari teori klasik tentang tingkat bunga, teori floating market, teori tentang bank syariah, deposito mudharabah, inflasi, tingkat bunga, nilai tukar dan bagi hasil, tinjauan penelitian terdahulu, rerangka pemikiran teoritis, model penelitian serta pengembangan hipotesis. Bab III berisi pejelasan mengenai METODE PENELITIAN yang digunakan dalam penelitian ini. Pada bab ini juga dijelaskan jenis dan sifat penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel dan teknik analisis data. Bab IV menjelaskan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Bab ini berisi tentang hasil analisis dari pengolahan data baik analisis data secara deskriptif maupun analisis hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Hasil analisis dibahas untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Bab V merupakan PENUTUP. Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan hasil analisis data yang berkaitan dengan penelitian dan saran bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan variabel dalam penelitian ini.